Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

✦:・゚🍁 O1. Kenalan yuk!

Warn!

Bahasa kasar, kata tidak baku,
maybe OOC, typo.

────────「💌」────────

"Buat apa gue harus kenalan sama cewek tengil kayak lo?" ─ Bakugou Katsuki

────────「💌」────────

Senin pagi, (Name) sudah sampai di sekolah barunya saat ini untuk menempuh jenjang pendidikan SMA.

(Name) begitu semangat, sampai-sampai ia lupa bahwa dirinya sebenarnya mempunyai janji pada Kira, sahabat dekatnya. Mereka janjian untuk saling bertemu di depan gerbang masuk sekolah. Sedangkan (Name) saat ini sudah masuk ke bagian gedung dalam.

(Name) memperhatikan sekeliling, mencoba mencari sebuah tempat di mana mading sekolah berada, (Name) ingin tahu dirinya berada di kelas mana.

Setelah berkeliling selama beberapa menit, (Name) akhirnya menemukan sekumpulan orang-orang seumurannya sedang berkerumun di depan mading, tujuannya.

(Name) mendekat, suasana sangat ramai, ditambah tubuh (Name) yang mungil tak bisa menerobos orang-orang di depannya, sekali mendekat langsung terdorong ke belakang, begitu seterusnya, bahkan bisa saja jatuh.

"Woi, jangan dorong-dorong kayak gitu! Kasih kesempatan temannya buat liat juga!" Teriak seorang pria dari belakang membuat (Name) menoleh.

Sorot pandangan beralih kepada pria itu, yang tadinya berkerumun kini satu persatu perlahan mulai bubar.

(Name) memperhatikan celah yang bisa membuatnya melihat mading tersebut, sebelum ke sana, (Name) berterima kasih kepada pria yang berteriak tadi, kebetulan dia masih di belakang (Name).

"Anu Kak, makasih banyak ya." Ucap (Name) tersenyum senang, kemudian menundukkan kepalanya.

"Buat apa?" Tanya pria itu.

"Berkat kakak orang-orang pada bubar dan aku jadi bisa lihat papan pengumumannya."

"Gue teriak gitu bukan karena lo yang pendek ga bisa lihat papan pengumuman, tapi gue ga suka ada yang berkerumun sampai dorong-dorong kayak tadi!" Jelas sang pria, membalikkan tubuhnya dan berjalan pergi.

"Tapi itu aku anggap pertolongan dari kakak, jadi sekali lagi makasih banyak Kak." Teriak (Name) berharap suaranya terdengar, karena punggung pria itu sudah terlihat mulai menjauh.

Tak mempedulikan tanggapan dan pandangan sekitar, (Name) segera melihat mading untuk mencari namanya dan Kira. Dan sesuai harapan, mereka sekelas, (Name) sangat senang bisa sekelas kembali bersama Kira, karena sejak kelas SMP mereka tidak satu kelas, hanya satu sekolah saja.

Sebuah tangan menepuk pelan bahu (Name). "(Name), kenapa ga nungguin aku sih?" Ucap Kira yang baru saja sampai.

"Kira, maaf tadi kamu lama banget, jadi aku masuk duluan deh, hehe."

────────「💌」────────

Waktu istirahat yang harusnya mengisi perut, (Name) malah mendapatkan suatu pekerjaan dari seorang seniornya.

"Lo kumpulin semua data teman kelas lo, besok harus udah kelar!" Ucap pria bersurai runcing penuh perintah, tangannya menyodorkan tumpukan kertas kepada (Name).

"Maaf Kak, kenapa langsung besok? Ya kali ngumpulinnya cuma dalam satu hari Kak." Protes (Name) pelan, akan sulit mengumpulkan data teman kelasnya yang cukup banyak, ditambah lagi (Name) belum terbiasa beradaptasi di lingkungan baru.

"Gue ga mau tau, pokoknya besok saat gue balik lagi ke sini, datanya udah terkumpul semua! Selamat bertugas."

"Tunggu Kak!" Cegat (Name) saat pria itu hendak pergi meninggalkan kelasnya.

"Kenapa? Lo keberatan? Ada hukumannya!"

"Kenapa aku yang kumpulin datanya Kak? Kan aku bukan ketua kelas di sini, ga ada jabatan juga, harusnya ini menjadi tugas pengurus kelas kan?" (Name) lagi-lagi berani untuk protes.

"Lo punya hutang budi kan?"

(Name) mengernyitkan dahinya. "Yang tadi pagi? Jadi Kakak ini yang tadi pagi bantuin aku???" (Name) baru menyadari hal itu.

"Okey, siap Kak, aku kumpulin sekarang datanya, aku rela jam istirahatku ke lewat!" Ucap (Name) kemudian, memasang pose hormat.

Tak ada jawaban, sang pria lebih memilih untuk segera pergi.

"Lho, tunggu Kak... Yah, udah jauh." Kecewa (Name) menatap punggung pria itu yang kini semakin jauh.

"Nama Kakaknya siapa ya? Anak OSIS kah sampai nyuruh aku kumpulin data?" Gumam (Name).

(Name) memperhatikan lembaran kertas tadi, ia bingung harus mulai dari mana. Satu-satunya cara adalah meminta bantuan dari Kira, karena di kelas ini Kira lah ketua kelasnya.

(Name) menghampiri Kira yang sibuk dengan santapan bekalnya.

"Ra, bantuin aku dong." Ucap (Name) duduk di samping Kira.

"Apaan? Kamu disuruh ngapain sama kakak kelas tadi?" Tanya Kira, dia menyaksikan percakapan (Name) tadi, walau ia tak serius menyimaknya.

"Kumpulin data anak kelas, besok katanya harus udah siap." Jelas (Name).

"Oh, masalah kecil sih itu mah!" Kira menyimpan kotak bekalnya, lalu menyambar lembaran kertas yang dipegang (Name).

"Gimana caranya Ra? Kamu udah kenal semuanya?" Tanya (Name) bingung.

Kira membagikan satu persatu kertas kepada masing-masing orang yang ada di kelas. "Ini perintah dari Kakak OSIS, besok pagi harus dibawa, jangan sampai lupa!" Jelas Kira di depan kelas.

Kira menyimpan sebagian kertas yang tersisa untuk membagikannya lagi nanti, karena saat ini masih cukup banyak siswa lain berada di luar kelas.

"Cuma gitu caranya!" Bangga Kira kembali duduk.

"Kayak gitu aku juga bisa Ra, aku pikir kamu punya cara lain yang lebih cepat." Balas (Name).

"Kalau kamu yang ngumumin, aku yakin anak-anak pasti pada lupa."

"Kenapa gitu?" Heran (Name).

"Kamu tampangnya kayak meragukan (Name)." Tawa Kira.

"Eh? Dari mananya?"

"Sudah-sudah, btw kamu kenal Kakak tadi?" Kira bertanya serius.

"Hm, bukan kenal sih, kebetulan tadi pagi kakak itu nolongin aku Ra."

"Kamu sempat nyasar?"

"Engga, tadi pagi itu aku mau lihat papan pengumuman, tapi kehalang sama anak-anak lain, kakak itu datang dan teriak jangan berkerumun, mereka pada bubar deh, aku jadi bisa lihat papan pengumumannya.

"Itu bukan nolongin (Name) dia ga suka ada yang berkerumun kali, kebetulan aja itu." Simpul Kira santai.

"Yha, kok kamu bilang gitu juga sih, Ra?"

"Memangnya siapa selain aku yang bilang gitu?"

"Kakak itu..." (Name) memasang wajah datar.

Tawa Kira meledak mendengarnya, tangannya menepuk-nepuk pundak (Name). Sedangkan (Name) yang sudah tahu maksud tawa sahabatnya itu kini memasang wajah cemberut.

"Tapi kakaknya keren ya, Ra." Sahut (Name) tiba-tiba.

"Naksir? Pandangan pertama nih."

"Mm, mungkin..."

────────「💌」────────

(Name) baru saja keluar dari kelasnya setelah bel pulang berbunyi beberapa menit yang lalu. Pandangannya menangkap sosok senior yang baru tadi pagi dikaguminya, (Name) menghampiri orang itu.

"Kak." Panggil (Name) sedikit berteriak, agar pria dihadapannya itu berhenti.

Tidak sesuai harapan (Name), pria itu malah semakin jauh, (Name) mengejarnya, (Name) ingin tahu siapa nama pria itu. Langkah (Name) mendadak terhenti saat melihat sebuah buku tergeletak di lantai koridor, (Name) memungutnya, menatap buku itu dengan saksama.

"Punya siapa?" Gumam (Name), nyatanya koridor yang saat ini ia pijak sudah sangat sepi, satu-satunya yang baru saja melintas di sana adalah senior yang dikejarnya.

"Apa punya Kakak itu?" (Name) melihat ke depan, pria yang dicarinya terlihat berada di sisi kelas koridor, (Name) secepat mungkin menghampirinya.

"Siang Kak." Sapa (Name) tersenyum manis.

"Elo? Ngapain lo ke sini?"

"Tadi ku lihat buku Kakak kayaknya jatuh di sana." Jelas (Name) menunjuk.

"Bukan punya gue kali, sana pergi!" Usir sang pria.

"Coba dilihat dulu Kak." (Name) memberikan buku tulis yang terjatuh tadi.

"Iya, punya gue. Sana pulang!"

"Tunggu Kak, aku mau nanya dong."

"Nanya apaan? Ga penting mending pergi!"

Cakep, tapi kasar banget.

"Penting Kak, kalau boleh tau, nama Kakak siapa?" Tanya (Name) terang-terangan, padahal masih ada segelintir orang di kelas itu.

"Ngapain lo nanya nama gue?"

"Ya, ini namanya meng-akrab Kak. Kenalan yuk!" Ajak (Name).

Seorang lelaki lain datang dari belakang Bakugou sambil tertawa.

"Jangan kenalan sama bom idup ini, mending kenalan sama aku." Ucapnya kepada (Name) sembari merapihkan rambut.

"Etto..." (Name) tidak tahu harus merespon bagaimana.

"Kenalin, Kaminari Denki, salah satu teman akrabnya Bakugou." Jelas pria bersurai kuning, Kaminari. Dia menepuk pundak pria di sampingnya yang memasang wajah malas.

"Bakugou? Kakak ini namanya Bakugou?" Tanya (Name) menatap pria runcing di hadapannya.

"Kenapa lo?" Sinis pria yang diyakini bernama Bakugou itu.

"Gapapa Kak, aku suka aja liat Kak Bakugou. Ngomong-ngomong, kenalin Kak, aku (Fullname)."

Tangan (Name) yang terulur disambut hangat dengan Kaminari, bukan Bakugou.

"Kaminari Denki, panggil apa aja boleh." Senyum Kaminari.

(Name) tersenyum canggung. "Ah iya, halo Kak Kaminari."

(Name) menatap lagi Bakugou yang terlihat membuang pandangan. "Kak, kenalan yuk! Aku─"

"Buat apa gue harus kenalan sama cewek tengil kayak lo?"

(Name) terdiam, pernyataan yang cukup menusuk hati, namun pertahanannya tak akan runtuh!

"Ayo Kak, kenalan. Aku anggap Kakak itu malaikat penolong lho."

"Maksud lo?"

"Malaikat penolong yang datang di saat aku kesusahan dalam kerumunan tadi." Jawab (Name).

"Malaikat, ahahhahahaha." Tawa Kaminari menunjuk wajah Bakugou.

Bakugou mengusap wajah Kaminari, kemudian membalas (Name). "Udah gue bilang bukan? Gue ga suka kerumunan, jangan ge-er!"

"Engga, pokoknya itu aku anggap pertolongan!"

"Terserah!"

Bakugou berlalu ke dalam kelasnya.

"Yha, Kak." (Name) ikut masuk ke kelas tersebut.

"KELUAR!" Teriak Bakugou.

"Pinjam dulu bukunya Kak Bakugou." (Name) merebut buku yang dipegang Bakugou, dikeluarkannya pena lalu menuliskan sesuatu di sana.

"NULIS APAAN LO???"

"Ini id Line-ku Kak, nomor ponsel besok aja ya." Senyum (Name).

"GUE GA BUTUH, CEWEK SIALAN!! PERGI LO!!" Usir Bakugou.

"Hehe, Kak Bakugou harus tahu satu hal ini. Aku suka sama Kak Bakugou, akan aku pastikan Kak Bakugou menyukaiku balik. Dah Kak, aku izin pulang."

(Name) berjalan meninggalkan kelas tersebut dengan senyuman manisnya, ia tak peduli betapa banyaknya sorot pandangan menatapnya. Jujur (Name) sedikit terkejut melihat orang-orang menyaksikan aksi gilanya tadi. Sejak kapan jadi ramai? Entahlah, (Name) tak peduli hal itu.

Setelah hari itu, (Name) terus datang ke kelas Bakugou, sampai-sampai orang-orang hafal betul kapan gadis itu akan datang dan apa maksud tujuannya.

Bakugou tentu saja risi. Bagaimana keseharian Bakugou di hari seterusnya?

────────「💌」────────

🍩 ; Shia
1506 words
07 Januari 2022

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro