Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Seventeenth Trouble

Wu Xie duduk di bangku di luar pintu teater dan berusaha keras untuk tidak mengingat film itu.

Bukannya ia tidak pernah menonton film mengerikan, tapi tidak pernah menonton bersama seseorang yang membuatnya cemas dan merasa aneh. Dia menggelengkan kepala untuk melepaskan pikiran itu, lantas tertawa serak.

Zhang Qiling duduk diam di sampingnya, terlihat ragu-ragu, mungkin bertanya-tanya bagaimana perasaan Wu Xie sekarang.

"Apakah film itu terlalu menakutkan bagimu?" dia bertanya-tanya.

"Ya," Wu Xie setuju. "Kurasa aku hanya pengecut."

"Menggelikan," Dia mengerutkan kening.

"Aku tidak berpikir kau akan selemah ini."

Wu Xie mengangkat bahu. "Hanya takut."

Dia mencoba bersikap sedikit santai. "Itu adalah film paling menakutkan yang pernah kulihat. Aku berani bertaruh kita akan mengalami mimpi buruk malam ini."

"Tidak diragukan lagi," sahut Zhang Qiling berusaha menjaga suaranya tetap normal. Tidak dapat dipungkiri bahwa ia memikirkan sesuatu dalam kepalanya.

"Kupikir kau membutuhkan seseorang untuk menemanimu tidur."
Senyuman melintas di wajahnya dan langsung hilang lagi.

"Sshhh, diamlah Xiao ge," Wu Xie membenturkan bahunya sedikit pada tubuh Zhang Qiling.

"Lalu, kemana kita akan pergi sekarang?" Zhang Qiling menyeringai.

"Aku tidak peduli."

"Baiklah. Ayo kita ke mobil."

Tidak dapat disangkal fakta bahwa hari ini lebih panjang dari yang Wu Xie pikirkan. Untuk pertama kalinya, Wu Xie benar-benar menikmati suatu kencan. Zhang Qiling memberitahukan padanya sesuatu yang belum pernah dia  rasakan kepada siapa pun sebelumnya. Sikapnya mengatakan bahwa Wu Xie membuatnya merasa lebih berarti.

Itu hampir sama dengan dia mengatakan kepadanya bahwa dia memiliki perasaan yang dalam untuk Wu Xie.

Wu Xie tidak begitu yakin apakah itu hal yang baik, malam ini bahkan belum berakhir.

Keduanya masuk ke dalam mobil satu per satu. Itu melegakan berada di dalam mobil sementara dia merasa kedinginan selama di dalam teater. Suhu meningkat sedikit hangat saat ini.

"Wu Xie yang malang," desah Zhang Qiling, membelai rambut Wu Xie saat ia duduk di kursi penumpang dengan wajah masih pucat.

"Kau masih takut sekarang?"

Mendengar tuan tampan terus mengejeknya, Wu Xie mendengus perlahan. Menggigit bibir sedikit cemas, ia berkata tegas, "Ayo lemparkan dadunya."

Zhang Qiling terkesiap dalam sikap terkejut yang pura-pura.
"Woww, kau sudah sangat tidak sabar rupanya."

Zhang Qiling mengambil dadu dari saku jasnya, seperti sebelumnya, dia melempar dan menangkapnya di telapak tangan.

Dia bahkan tidak mengedipkan mata.

"Lihat, apa yang muncul sekarang?"

Telapaknya membuka perlahan.

"Party!" Wu Xie melebarkan mata. Namun berikutnya dia menampilkan ekspresi merengut.

"Tapi aku tidak sedang ingin ke Niteclub."

"Aku juga tidak ingin," Zhang Qiling setuju. Dia memvoutkan bibirnya.

"Haruskah aku lempar sekali lagi??"

"Eh, jangan!" Wu Xie memaksakan tawa kecil, dia menahan tangan Zhang Qiling yang nyaris bergerak kembali untuk melempar dadu.

"Aku tahu kemana kita harus pergi, tempat yang meriah. Tidak ada bedanya dengan pesta."

"Tempat apa yang kau maksud?" Zhang Qiling merengut, dia memasukkan dadunya kembali ke dalam saku.

"County Fair," Wuxie mengedipkan sebelah mata.

"Pasar malam?" Telapak tangan Zhang Qiling naik menutup mulutnya yang tercengang.

Astaga, aku tak percaya ini...

"Percayalah. Di sana akan sangat menyenangkan. Aku tahu ada county fair di Cherry Blossom Park, biasanya berlangsung semalam suntuk. Kau mau pergi kan?" Wu Xie berkata riang.

"Tentu saja," Zhang Qiling menanggapi dengan muram. Dia menyalakan mesin dan mulai mengemudi, matanya menyipit tertuju ke depan ke jalan raya yang mulai lengang. Dia melirik jam digital dalam mobil yang berkelip dalam cahaya hijau.

Pukul 00.30 lewat tengah malam.

Wu Xie menyadari perubahan mood Zhang Qiling. Tapi mau bagaimana lagi, dadu itu menunjukkan kemana mereka harus pergi, sesuai kesepakatan sebelumnya. Untuk sesaat Wu Xie merasa sangat kecil, tidak pengertian, dan pengecut. Tapi tuan tampan menyebutnya manis, dan memberitahunya bahwa dia tertarik padanya seakan tidak terganggu oleh sifatnya yang tidak peka dan menjengkelkan.

Dan tidak  pernah terjadi pada dirinya sebelumnya.
Satu emosi yang membuat semuanya menjadi menakutkan, sekarang.

East Lake Cherry Blossom Park
Wuhan Night Walk
01.00 AM

Kehidupan malam di Wuhan Night Walk cukup ramai dengan adanya county fair, banyak orang berkeliaran di jalanan bahkan pada jam seperti ini. Jalanan dipenuhi orang-orang yang berdiri di stand makanan atau minuman dan sisanya memainkan permainan melempar anak panah, roussian roulette, memilih  cendera mata dan menaiki Ferris wheel. Saat itu pukul satu malam, tetapi jalanan bahkan lebih ramai daripada siang hari.

Zhang Qiling dan Wu Xie bersandar di jendela mobil, menatap pemandangan malam dalam diam. Wu Xie lah yang menyarankan ini, jadi Zhang Qiling hanya berdiri bingung, melihat-lihat suasana, seolah-olah itu adalah misi yang penting.

Wu Xie merasakan keramaian dan semangat yang familiar di tempat ini, mengingatkannya pada hari-hari di mana ia menghabiskan waktu di keramaian dengan menjadi tourist guide. Dia bertanya dengan ceria "Apakah kita akan naik ferris wheel?"

Zhang Qiling memutar bola mata, melihat ke cermin mata Wu Xie dan berkata, "Aku mengikuti keinginanmu kemari, tapi tidak untuk ferriswheel."

"Kau takut?" Wu Xie mengerling, "Apa kau juga akan lompat dari ketinggian karena stress oleh masalah pekerjaan?"

Puncak ferriswheel itu sangat tinggi mengingatkannya pada menara tempat kantornya berada, itu mengirim sensasi bergidik pada punggung Zhang Qiling. Pemuda itu meringis.

"Jika aku mati, siapa yang akan membayar makananmu?" ia menyeringai tanpa gairah.

"Hehee..  Kau pintar."

Wu Xie berjalan meninggalkan mobil, mulai berbaur di jalanan setapak berlapis batu tempel diantara keramaian county fair.

"Apakah ada sesuatu yang ingin kau beli?" Zhang Qiling bertanya, mengimbangi langkah Wu Xie di sampingnya.

"Tidak, aku hanya suka melihat orang banyak." Kata Wu Xie. Dalam hal ini, dia berbeda dengan Zhang Qiling yang ingin menghindari kerumunan karena dia merasa sulit untuk mengatasi rasa malas bersosialisasi dengan orang-orang, khusus sisa malam ini, sebenarnya ia hanya menginginkan kedamaian dan ketenangan.

"Sayang sekali, Pang Zhi tidak berada di sini untuk acara spesial ini." Wu Xie melambai pada Zhang Qiling, "Lihat, ada banyak toko di sini. Mereka menjual banyak barang langka."

Ketertarikan Zhang Qiling bukanlah pada toko-toko yang dipasangi lampion terang, melainkan dia menangkap kerlip lampu-lampu perahu dengan sudut matanya, matanya yang muram berbinar dalam sekejap, "Aku ingat, bukankah ada danau di dekat sini?"

"Iya. Jika kita belok kiri di depan dan berjalan sekitar dua puluh menit, kita akan sampai di danau."

"Aku ingin pergi kesana."

Tidak seperti biasanya, kepekaan Wu Xie meningkat. Dia mengamati bahwa tuan tampan sangat bosan dengan gayanya memilih barang di toko atau gagasan menaiki feriswheel. Jadi dia menyetujui keinginan Zhang Qiling, mengabaikan keinginannya sendiri.

Saat itu gelap, jadi tepi danau pada dasarnya kosong. Mereka hanya melihat dua orang tukang perahu mengobrol dengan cangkir kertas berisi kopi di tangan. Mereka belum pernah ke danau ini sebelumnya, ekspresi bosan pun meleleh dengan cepat, menampakkan ekspresi kekanak-kanakan. Wu Xie melepas sepatu dan kaus kakinya, melompat dan berlari di atas pasir yang lembut.

Angin disini terasa hangat bahkan di malam hari, serasa ada yang menggelitiknya saat angin bertiup menerpa wajahnya. Wu Xie bermain di air sebentar, lalu dia keluar dan menarik tangan Zhang Qiling.

Danau itu tampak besar, tetapi cukup kecil untuk menjadi jembatan merah pudar yang membentang melintasinya ke tepi lain. Danau yang  berkilauan terbentang dan dikelilingi oleh barisan pepohonan.

Di salah satu tempat di tepi danau, sebatang besar pohon sakura menjulang tinggi dengan bunga-bunga lebat berwarna putih.
Sebuah stand menyendiri di sana. Sepertinya menjual beberapa macam cenderamata. Seorang wanita berusia sekitar tiga puluhan duduk di sisi meja.

"Wanita yang di sana dari tadi menatapku terus," Zhang Qiling berbisik di telinga Wu Xie.

"Kenapa kita tidak menghampirinya dan berhenti buang-buang waktu," Wu Xie menanggapi, tersenyum miring.

"Kenapa tidak? Dia menjual benda-benda unik. Mungkin cocok dengan seleramu yang aneh."

Mereka tertawa dan berjalan beriringan menuju standa yang dijaga wanita itu.

"Tuan Casanova, kurasa dia mengincarmu," gumam Wu Xie saat mereka makin mendekat, di pihak lain si wanita mengamati Zhang Qiling dari ujung kaki hingga kepala. Sesaat kemudian  beralih menatap Wu Xie.

"Aku tidak suka wanita," desis zhang Qiling, mencibir.

Di atas meja terdapat papan kecil berdiri, di sana tertulis 'Madam Zoya, paranormal'.

"Woww," Wu Xie terkesiap sekaligus antusias. Mereka menghampiri meja disambut senyuman si wanita bernama Madam Zoya.

"Apa kau paranormal?" ekspresi Wu Xie agak sangsi, melihat dandanan wanita itu yang lebih mirip seorang fotomodel dengan riasan lengkap dan warna lipstik menyala.

"Itu yang dipercaya keluargaku," Madam Zoya tersenyum.

Zhang Qiling dan Wu Xie duduk di sebuah bangku depan stand.

"Kenapa kau tidak mencoba memberitahu sesuatu tentang kita?" Zhang Qiling menantang.

Madam Zoya menatap dua pemuda itu bergantian, senyumnya kembali terkembang, kelihatan sangat luwes dan mampu meyakinkan seseorang dengan ekspresinya. Dia bahkan belum mengatakan apapun. Pertama-tama dia melihat Zhang Qiling dan berkata,

"Temanmu ini, dia akan segera menikah."

"Hahh? Apa katamu?" Zhang Qiling tersentak, di lain pihak, Wu Xie melirik ganas dan berpikir dengki.

Dengan Liu Sang itu! Tidak diragukan!

Dia berdehem keras lantas menanggapi, "Apa pikirannya dipenuhi dengan sex?" ia memasang ekspresi mengejek yang imut.

Madam Zoya tertawa, "Sedikit."
Dia menekan telunjuk dengan kuku ibu jari.

Uhukkk!

Zhang Qiling tercekik, di sampingnya Wu Xie tertawa riang dan sangat puas.

"Ah, maafkan aku. Tapi kau paranormal yang sangat buruk," Zhang Qiling berkomentar sebal. Dia lalu menggerakkan dagu ke arah Wu Xie.

"Bagaimana dengan dia?"

"Hmmm--dia memiliki sedikit masalah dengan komitmen. Tapi, sama denganmu, dia juga akan segera menikah."

Wu Xie mengangkat kedua telapak tangannya di depan dada, "Maaf madam, apapun yang terjadi, aku tidak ingin menikah."

"Tidak, sayang. Kau akan menikah," Madam Zoya bersikeras, namun ekspresinya santai.
"Dalam waktu dekat, mungkin dua atau tiga bulan."

"Sungguh? Aku sangat terkejut."

Wu Xie menyentuh tangan Zhang Qiling, memberikan isyarat.
"Kau harus bayar paranormal ini."

Astaga--

Zhang Qiling mencibir, tak percaya bahwa orang bisa melakukan apapun untuk uang. Dia mengeluarkan dompet dan mengambil beberapa lembar.

Madam Zoya menahan tangannya, menolak uang yang dia berikan.
"Tidak perlu. Simpan uangnya untuk pernikahan kalian nanti."

Wu Xie nyaris terjungkal dari bangku mendengar ucapan Madam Zoya.

"Maksudmu? Kami akan menikah?"

Madam Zoya menjawab dengan senyuman penuh teka-teki.

Apakah ramalannya akan jadi kenyataan?

To be continued
Please vote for Pingxie
❤💛❤💛❤

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro