16
β ada kesempatan buat chia. β
- william
Β° Β° Β°
Karena Jules mengunggah foto mereka di ulang tahun Chia, teman-teman sekolah Chia pun mengucapkan ulang tahun kepada Chia. Ada yang mengucapkan di Instastory, ada yang mengucapkan lewat chat, ada juga yang mengucapkan langsung kepada Chia di sekolah.
"Kok jadi rame gini..." Chia meringis. Yang tadinya dia tak ingin ulang tahunnya di ketahui, sekarang malah banyak yang mengucapkan ulang tahun kepadanya.
"Happy birthday, Chia!"
"Selamat ulang tahun, Chia!"
"Happy birthday, Chia! Wish you all the best!"
Dan Chia menjawab semua ucapan itu dengan kata "terima kasih".
"Chia! Ryan ngucapin selamat ulang tahun sama lo!" ucap Anna saat Chia tiba di dalam kelas pelajaran pertama.
"Ha? Ryan?"
"Iya! Temennya Val."
"Wah. Kirim ucapan terima kasih gue ya!" Chia tersenyum. Anna mengacungkan jempolnya dan mengedipkan sebelah matanya.
"Anna?!" Lauren dan Jules membelalak. Anna menatap mereka dengan kikuk.
"Eh..? Kenapa nih??" tanya Anna bingung.
"Lo punya nomor Ryan?!" tanya Lauren kaget.
"Emm, iya.."
"KENAPA BARU BILANG?!" tanya Jules dan Lauren serempak. Shay juga ikut terkejut.
"Ah, sial. Keceplosan." Anna menutup mulutnya dengan panik. "Emm, waktu itu dia minta nomor gue, makanya.."
"Oh my gosh." Jules terkesiap.
"Anna, are you okay?" tanya Lauren, masih membelalak. Dia memegang pundak Anna.
Sedangkan Anna nyengir dengan kikuk. "Sekarang iya. Waktu itu sih... enggak."
"Ryan siapa?" Jayden bertanya dengan bingung.
"Ryan yang sama Val waktu itu." Shay menjawab. Jayden pun bergumam, lalu manggut-manggut.
"Berarti, Anna, lo ada harapan buat jadian sama Ryan!" kata Lauren, tersenyum lebar.
"Betul! Jujur aja, gue lebih suka Ryan daripada..." Jules nyengir, "you know."
Anna mengangguk-angguk. Maksud Jules, dia lebih menyukai Ryan yang ramah daripada Val yang dingin.
"Chia, Val ngucapin ulang tahun sama lo gak?" tanya Shay.
Chia menggeleng. "Enggak."
"Yah.." Shay menghela napas.
"Hei, Chia!"
Chia dan kelima sahabatnya pun menoleh dengan kaget. Dua orang remaja laki-laki menghampiri mereka. Dan setelah melihat kedua remaja itu, Chia dan kelima sahabatnya, terdiam bersamaan.
Val dan Ryan menghampiri meja mereka. Ekspresi kedua remaja itu berbeda sekali. Ryan tersenyum hangat, sedangkan Val memasang raut wajah datar.
"Chiaaa, selamat ulang tahun ya! Akhirnya adkel gue 16 tahun. Semoga panjang umur! Maaf telat nih," ucap Ryan dengan bersemangat. Pipi Chia pun memerah.
Ryan sangat tampan. Rambutnya hitam dan sering berantakan. Matanya cokelat. Dia baik, ramah, penyayang, seru, dan lucu. Pokoknya asyik! Kebalikannya Val. Kalau Val dingin, Ryan hangat. Banyak perempuan yang menyukainya, walaupun masih banyak yang menyukai Val.
Tapi walau tukang ngelawak dan kadang tak bisa serius, Ryan juga jago dalam hal lainnya. Olahraga, musik, ataupun matematika. Sama seperti Val. Mereka serbabisa menurut Chia. Yaa, namanya juga Duo Meresahkan di sekolah. Bisa bikin siswi-siswi di sekolah ini pingsan.
"Terima kasih ya, Kak Ryan. Gapapa kok," ucap Chia malu.
"Panggil Ryan aja," kata Ryan, tertawa.
"Emm oke. Terima kasih, Ryan."
"Sama-sama. Oh iya. Halo, Anna!" Ryan menyapa Anna seraya melambaikan tangannya. Dan hal itu berhasil membuat Anna tersipu. Dia membalas lambaian tangan Ryan. Jules dan Lauren pun saling berpandangan sambil tersenyum-senyum.
Chia menahan tawa saat melihat Anna yang malu-malu kucing. Kemudian dia memandang Val yang hanya diam sedari tadi.
"Woi, Val! Ucapin lah," bisik Ryan kepada Val seraya menepuk-nepuk pundak Val. "Masa lo gak ngucapin sih."
"Males."
Ryan menatap Val sembari mengangkat kedua alisnya. "Val."
Val menghela napas. Lalu dia memandang Chia.
"Hei, Chia," panggilnya. Chia yang sudah memandang Val, terkejut. Jantungnya berdegup kencang tak karuan.
"Apa?" sahut Chia yang berpura-pura tenang, padahal hatinya sudah berbunga-bunga.
"Happy birthday," ucap Val, tersenyum tipis.
OH MY GOD.
Pipi Chia semakin memerah. Dia serasa ingin terbang tinggi sekarang.
"Emm, thank you, Val," balas Chia, tetap berusaha tenang.
Jules, Lauren, Anna, Shay, dan Jayden memandang Val dengan tak percaya. Lalu mereka mengulum senyum-kecuali Jules yang masih terperangah tak percaya. Mereka tak sabar menanyakan Chia.
"Yaudah. Kami pergi dulu ya. Dadah!" Ryan melambaikan tangannya dan pergi dengan Val. Chia dan kelima sahabatnya membalas lambaian tangan Ryan.
Saat Val dan Ryan sudah pergi jauh, Lauren, Anna, Shay, dan Jayden langsung menanyakan Chia.
"Chia, lo gapapa kan?" tanya Jayden, menatap Chia.
Chia yang menahan napasnya, menggeleng. Dia pun beranjak bangkit dari kursi dan pergi ke toilet dengan wajah yang masih memerah. Jantungnya masih berdegup kencang.
"She's not okay," kata Shay, tertawa sambil menggeleng-gelengkan kepala. Sahabat-sahabatnya pun ikut tertawa, termasuk Jules.
Β° Β° Β°
L
hey el!
hey chia!
hru?
i'm fine, thanks
hbu el?
same like you
oh ya
lo udah dapat hadiahnya belum?
udah kok
THANK YOU SM EL
gue mau nangis liat kadonya
AHAHA
maaf ya kalau kadonya ga sesuai sama ekspetasi lo
HEI
SESUAI BGT TAU
CHIA MALAH GA NYANGKA EL NGASI KADO ITU
HAHAHA
el
apa
lo..
knp ga dateng?
..
maaf
kan gue ga bisa nunjukin siapa gue
you know that..
hmm iya
tapi...
lo ga ada kepikiran sama sekali buat nunjukin siapa diri lo yg sbnrnya?
engga ada
ooh
sorry
nevermind hehe
Chia menghela napas berat.
Apa keinginannya semalam tak akan terwujud?
Oke. Lupakan dulu. Sekarang, Chia harus mandi agar berangkat ke rumah nenek. Seharusnya, dia berangkat tadi pagi. Tapi, karena dia lebih memilih sekolah (dan Mum bilang "tidak apa-apa"), jadi dia berangkat sekarang-jam setengah enam sore.
Seusai mandi dan memakai kaus putih yang dilapisi jaket navy, juga celana panjang hitam, Chia membawa tas koper dan tas selempang kecilnya keluar rumah. Dia mengunci pintu dan memasukkan kunci tersebut ke dalam tas selempangnya. Kemudian Chia duduk di teras sambil menunggu Mr Sean yang akan menjemputnya.
Mr Sean adalah sopir terpercaya Dad yang kadang disuruh mengantar ataupun menjemput Chia dan Mum jika Dad sedang sibuk. Dan sekarang, Dad menyuruh Mr Sean membawa Chia ke stasiun kereta api.
TING!
Mr Sean
nona chia, maaf ya..
saya tidak bisa menjemput sekarang..
anak saya sakit demam tiba-tiba..
yah, gapapa mr
semoga xavier cepat sembuh ya
oh iya mr, kan chia udah bilang, panggil chia aja
engga usah pake nona hehe
makasih ya chia
oh iya,, saya lupa nih haha
yaudah mr, chia nyari tumpangan lain aja
atau chia jadi naik kereta api
saya kasih tau mrs valerie dulu ya..
baik mr
makasih
sama-sama chia
hati-hati ya..
iya mr
Chia menghela napas panjang. "Gue naik apa nih, jadinya?" batin Chia bingung.
Dan tepat setelah Chia membatin, sebuah mobil berhenti di depan rumah Chia.
TIIN! TIIN!
"Chiaa!!"
Chia menatap orang yang berada di dalam mobil itu dengan terperangah. "Will??"
Itu William.
Oh, juga Louis di sebelahnya.
"Ayo masuk! Lo mau berangkat ke rumah nenek lo kan?" kata William, kembali menekan klakson mobilnya.
"Hmm iya. Kok lo tau?"
"Taulah. Gue kan cenayang. Ayo, mau gak kami anter?."
"Eh, enggak usah lah. Gue naik taxi aja. Cuman ke stasiun kok."
"Ngapain ke stasiun."
"Kan gue mau naik kereta api."
"Sendiri? Gak takut lo?" tanya William.
"Enggak."
"Udah. Dari pada lo ntar kenapa-napa, mending kami aja yang nganter."
"Jauh lo. 3 jam."
"Udah gapapa."
Chia pun berpikir keras dan akhirnya memutuskan, "Yaudah deh. Ngomong-ngomong, kenapa kalian nawarin gue tumpangan?"
"Enggak apa-apa sih. Karena kami baik, jadi kami nawarin tumpangan sama lo aja. Udah ah. Cepetan naik! Keburu kami tinggalin nih!"
"Ih! Kok maksa sih lo?!" Chia menatap William dengan kesal. Dia melirik Louis sebentar.
"Aduh, nyonya jangan lama-lama ya. Sini, biar saya bantu angkat barangnya-"
"Will!" Chia melotot kesal.
William terkekeh dan mengangkat barang Chia ke dalam mobil. "Naik sana!" katanya pada Chia yang berusaha merebut koper itu darinya.
Chia pun menuruti perkataan William dan naik ke dalam mobil. Dia membuka pintu mobil bagian tengah, tetapi...
"Eits! Lo... duduk di depan."
"Hah? Duduk di depan? Bukannya-"
"Kan Louis yang nyetir," kata William. Chia pun memandang Louis yang duduk di kursi sopir.
"Terus? Gue mau duduk di tengah," ujar Chia.
"No, no, no. Gue sendiri yang duduk di tengah. Lo duduk di depan, di sebelah Louis. Oke? Ngerti?" kata William. Membuat Chia kesal.
"Hhh! Yaudah!" Chia merengut dan duduk di depan, tepatnya di sebelah Louis.
"Hai," sapa Louis pada Chia yang masih merengut.
"Hai," balas Chia, tersenyum tipis.
Tak lama kemudian, mobil berjalan. Dikendarai oleh Louis. William yang duduk sendirian di belakang, memilih untuk bermain handphone. Sedangkan Chia, memilih untuk melihat pemandangan lewat jendela.
"Emm, how's your day, Chia?" tanya Louis, mulai berbasa-basi.
"Not too good. How about you, Loui?" Chia bertanya balik.
"Great like usual. Emm, ada yang bikin lo senang gak hari ini?" tanya Louis.
"Hmm, ada!" jawab Chia, mengangguk.
"Apa?"
"Val ngucapin gue ulang tahun," jawab Chia. Louis menatap Chia dengan kaget.
Louis sebenarnya tak terlalu tahu menahu soal Val. Jadi, dia hanya sedikit kaget. Beda dengan William yang terbelalak lebar.
"WHAT?! Chia, lo serius?!" tanya William yang tampak sangat kaget.
"Serius gue sumpah," kata Chia, mengangguk-angguk dan mengangkat jari telunjuk dan tengahnya.
"Val yang sedingin kulkas... bisa ngucapin ulang tahun sama adkel..." William memegang kepalanya, "itu mustahil!"
"Ini beneran! Val ternyata gak sedingin itu!" kata Chia.
"Hei, jangan pede dulu dong, Chia. Pasti ada Ryan di dekat Val, kan?" kata William, menyeringai.
"Hmm, iya sih. Ryan yang ngebujuk dia." Chia bergumam sambil manggut-manggut.
"Tuh kan!" William menepuk kursi Louis. "Kalau gak ada Ryan, pasti Val gak bakal kayak gitu."
Chia diam, memikirkan Val.
William benar. Kalau tak ada Ryan, pasti Val tak akan mengucapkan selamat ulang tahun padanya.
"Oh iya, Louis. Lo udah bisa naik mobil dari kapan?" tanya Chia, mendongak kepada Louis.
"Hmm, dari kelas sembilan," jawab Louis.
"Wah! Keren! Gue belum bisa." Chia nyengir.
Louis tertawa kecil melihat ekspresi Chia. "Kalau gitu... lo mau gue ajarin?"
"Lo ajarin? Boleh!" jawab Chia. Louis tersenyum.
Mereka terus mengobrol. Tak menghiraukan William yang sudah tertidur pulas sedari tadi.
Mereka sempat melewati jalanan macet. Waktu satu jam pun habis hanya karena macet.
"Kok berhenti?" tanya William yang tiba-tiba terbangun. Dia melihat sekeliling. "Astaga, macet bener."
"Iya nih. Kaya lautan mobil," tambah Louis, mendecak pelan.
"Pada mau kemana semua sih?" tanya Chia.
"Entah nih. Mungkin ke bandara. Padahal belum libur kan?" kata William. Chia dan Louis serempak mengangguk.
"Ganti radionya," kata William. Louis pun mengganti saluran radio. Dia mengubah-ubah sampai ke saluran radio yang memutar lagu ber-vibes malam. Ya, sekarang memang sudah jam delapan malam.
Yang harusnya mereka sampai pada pukul setengah sembilan, sekarang malah harus sampai pada pukul setengah sepuluh.
Chia menguap sebentar. Dia mulai mengantuk. Matanya berat. Dia mulai bersandar ke kaca mobil, mulai tertidur. Tetapi, Louis menepuk pundaknya.
"Ini bantal buat lo," kata Louis, mengulurkan sebuah bantal empuk kepada Chia. Chia membuka matanya, memandang Louis, lalu menerima bantal itu, "Makasih."
Chia pun tertidur dengan bantal itu. Dia tertidur pulas. Mungkin AC mobil yang mempengaruhinya sampai tadi dia mengantuk begitu.
Louis memandang Chia lamat-lamat. Dia mengulum senyummya. Tangannya mulai mengelus rambut coklat kehitaman Chia.
"Ehem."
Louis mendelik kepada William. "Apa sih."
"Gimana kalau dia belum tidur?" kata William usil.
"Hah?" Louis pun langsung menurunkan tangannya. William tertawa pelan. "Aduh, Louis. Mau aja lu gue tipu-tipu. Mana mungkin si Chia belum tidur. Tuh lihat, dia udah pulas banget gitu," kata William. Louis pun mendengus dan menatap William dengan kesal.
"Ya namanya gue takut ketahuan," ujar Louis.
"Ck, makanya ungkapin," kata William. "Sebelum dia diambil Val. Lo gak denger tadi apa yang dia bilang? Val ngucapin dia selamat ulang tahun. Dan asal lo tau, itu hal terlangka seumur hidup. Val gak pernah ngucapin selamat ulang tahun ke adkel, saking dinginnya dia. Berarti...? Ada kesempatan buat Chia."
Louis memikirkan perkataan William yang menurutnya benar.
Val sepertinya sudah membuka celah kesempatan untuk Chia.
Β·
Β·
Β·
don't forget to vote && comment !
sorry if there's something wrong :((
bye bye ! sys, ily β‘
BαΊ‘n Δang Δα»c truyα»n trΓͺn: Truyen247.Pro