Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

•.06.•

Aku membuka pintu mobil Finn dan turun berjalan ke pintu rumahku.
Untung saja aku masih membawa kunci cadangan.

Aku membuka pintu kemudian melangkahkan satu kakiku kedalam. "Ayo masuk dulu, Finn." Finn mengangguk kemudian masuk rumah bersamaku.

Aku mempersilahkannya duduk dahulu dan dia meletakan tasnya di sofa, juga dirinya. "Gue ganti baju dulu ya."

"Iya."

Akupun segera menaiki anak tangga untuk pergi ke kamarku. Hanya berganti baju santai saja, crop top + long pants. Kemudian aku turun dan menemui Finn lagi yang ternyata sedang melihat sekeliling ruang tamu.

Aku berinisiatif untuk membuatkannya minuman. Jadi, aku memutuskan untuk membuatkannya teh.

Namun seketika aku terhenti ketika mendapati meja dapur yang sangat kotor. "Ah elah." Akupun dengan terpaksa harus membersihkan meja dapur sebelum membuatkan teh.

Finn tampak mendapati bass Jacob yang tergantung disalah satu sisi ruangan. "El, gue pinjem bass-nya ya."

"Iya pake aja." Jawabku santai tersenyum miring, karena itu milik Jacob.

Aku pun mulai membereskan dapur.
Mengelapnya dengan serbet hingga debu-debunya hilang, Finn tampak memetik senar demi senar gitar dengan harmoni yang indah didengar.

Ditengah alunannya, Finn bertanya seraya melihat gitar di tangannya. "Lo bisa main bass?" Aku menggelengkan kepalaku. "Itu punya Jacob."

"Ohhh." Dia kemudian memainkan bass milik Jacob itu lagi. Sudah kusangka, pasti jika dia datang ke rumahku yang pertama kali ia lirik adalah musik. Sama seperti Jacob dan Aidan.

Aku yang kembali membersihkan dapur mendapat pertanyaan dari Finn lagi "Lo suka seni?"

"Suka! Suka bangett."

"Seni apa?" Aku mengendikkan bahu. "Semua seni kayaknya gue suka."
Suasana hening sejenak sebelum aku menanyakan suatu hal pada Finn "Lo cinta banget ya sama musik."

"Soulmate." Ujar Finn tersenyum tipis memandangku.

Akhirnya kali ini meja dapur sudah bersih. Aku meletakkan lap pada tempat cucian yang akan kucuci nanti.

Sekarang aku ingin membuat teh, aku membuka laci berisi cangkir-cangkir dan mengambil satu.

CRACK!

Ya ampun, ternyata pegangan cangkir yang aku sentuh dengan dua jariku rusak sehingga lepas dan gelasnya pecah.
Serpihannya pun mengenai jariku. "Aduh!"

Finn yang sedang bermain bass langsung menghampiriku dengan wajah khawatirnya kemudian tanpa basa-basi dia menarikku duduk di sofa.

"Tunggu."

Dia berjalan cepat menuju salah satu lemari kecil yang terpaku di dinding dan mengambil kotak P3K didalamnya.

Dia kembali dengan memegang kotak P3K tersebut dan membukanya, mencari-cari sesuatu untuk mengobati lukaku.

"Finn.."
"Gue gapapa..."

Finn menolehkan wajahnya kepadaku "Gapapa gimana?"
"Nanti kalau lukanya nggak diobatin bisa infeksi." Lanjutnya kembali menggeledah kotak transparan itu.

Aku hanya mendengus kemudian Finn memegang jari telunjukku yang sejak tadi kupegangi karena terasa sakit. "It's just a small wound, Finn."

Finn mengalihkan pandangannya dari telunjukku ke wajahku dan menutup mulutku dengan satu jari. "Ssttt, Just shut up."

Karena wajah kami yang terlalu dekat, kami refleks bertatapan sejenak.

DEG.

Kenapa jantungku berdebar kencang seolah hampir lepas. Mata hitamnya sangat indah.

Ah, sudahlah kenapa aku ini.
Aku memutar bola mataku mengalihkan pandangan untuk mengalihkan topik. Dia juga melanjutkan memberi jariku plester dengan sangat hati-hati.

Diam-diam, aku menatap mata hitamnya dari atas. Senyumku perlahan bersemi seketika.
Dan aku terkejut ketika Finn sadar bahwa aku sedang memandanginya.

Aku membuang muka dan Finn hanya tersenyum hangat.
"Udah selesai." Aku melihat jariku yang ternyata memang sudah diberi plester oleh Finn.

"Makasih, Finn."

"My pleasure." Kami berdua saling membalas dengan senyum kikuk nan awkward.

Finn kemudian melihat ke jam hitam di tangan kirinya. "Eh, udah jam setengah lima."

"Gue pulang dulu ya." Ujar Finn berdiri dari duduknya begitu juga aku.

"Kok pulang? Nggak jadi minum teh dong."

Finn tertawa kecil, "Gapapa." Kemudian berjalan keluar rumah.

Aku hanya berdiri disamping sofa, kemudian setelah Finn memasuki mobilnya aku berjalan menutup pintu rumah.

°.୨♡୧.°

Aku membaringkan tubuhku dikasur yang sudah menjadi kesayanganku.
Sungguh hari yang melelahkan. Aku sendiri dirumah omong-omong.
Jacob belum pulang dan Sophia sekarang setelah pulang sekolah dia magang sampai jam 5 sore.

Mum and Dad? Hmm... mereka sibuk. Berangkat jam 6 pagi dan pulang jam 11 malam. Kerja. Tak apa, mereka masih menyayangiku. Setidaknya setiap hari spesial atau hari tertentu Dad dan Mum selalu mengambil libur.

Merasa bosan, aku membuka handphoneku.

"Goshhh." Ujarku setelah melihat tumpukan notif chat.
Aku tersenyum riang ketika ternyata itu adalah chat dari Millie dan Sadie! Sahabatku!!!

PRETTY CHIPMUNKS🐿️

Milliee
|Hii hiii🤩
|HOLAA ELORA && SADIEEE!!!
|eh aktif dongg🥺

Sadiezz
|holaa
|kenapa nama group chatnya pretty chipmunks deh?

Milliee
|soalnyaa...
|CHIPMUNKS LUCUUU

Sadiezz
|yes, but..
|why should be chipmunks?🙄

Milliee
|anything else?

Sadiezz
|x-men oh my god

Milliee
|they're not cute.
|chipmunks yes

Sadiezz
|MILLSSS!!
|THEY'RE COOL.
|VERY COOL.

Milliee
|IYA, TAPI.
|dahlah, pokoknya chipmunks.
|and di chipmunks im gonna be theodore😍😘

Sadiezz
|NO YOU'RE NOT!
|theodore is my baby.

Milliee
|kamu alvin

Sadiezz
|no, theodore.

Milliee
|ALVINNN!!!

Sadiezz
|WHY HIM?!

Milliee
|soalnya
|his hoodie kan merah, and red suit on you.

Sadiezz
|WDYM😭😭
|stop being random😭

Milliee
|adjahsksjc
|btw
|where is elora?

Sadiezz
|idk.

Milliee
|eloraaa??

hai haiii😀|

Sadieez
|aaaa akhirnya muncul.

Milliee
|dih, typingnya sok softie

Sadieez
|shut the FUCKING up.

Milliee
|nahhh ini baru sadiee🤡

kayaknya bukan sadie..|
tapi, 'sadieezzz'|
cool|

Milliee
|sadieezz

yeaa, sadieezz|
SLAYED|

Sadieezz
|naurr

Milliee
|😁😁
|bosen banget gue..

samaa:(|

Milliee
|videocall, yuk?

Sadieezz
|ayo ayo

sure!|
wait a sec|

Aku mematikan handphoneku dan meletakkannya di meja.
aku duduk di meja belajarku yang berwarna coklat beige.
Kemudian kubuka laptop dan memulai panggilan video atau videocall dengan Millie dan Sadie.

Millie tampak bersemangat dengan hoodie oversize-nya.
"Haiiiiii!!!"

"Halooo!"

"Hai Mills, hai Eloraa!" Sapa Sadie dan dibalas lambaian tangan olehku.

"Eh iya, im alone at home right now."

"My goshh, really??"
"Coba kalo gue sama Millie nggak dikasih tugas sama Mrs. Emma pasti kita langsung main ke rumah lu, El."

"Tugas?"

"Iya." Jawab Millie kepadaku yang bertanya pada Sadie.
"Stranger Things bakalan ada season 3, so for make sure Mrs. Emma suruh kita latihan gituu." Ujar Millie melanjutkan.

"Hmm.. Menarikk!" Pujiku menopang dagu. Sadie yang menyadari jariku yang diplester pun refleks bertanya.

"El, jari lo kenapa?"

Aku melihat jari telunjuk kananku, "Oh ini?"
"Cuma luka kecil aja, tadi kena pecahan cangkir." Dan diangguki oleh Sadie dan Millie dengan mulut berbentuk "O"

Kemudian aku melanjutkan perkataanku. "Untung ada Finn tadi."

......

KESALAHAN BESARKU.
Mereka malah mangap dengan sedikit senyum. "Lo diobatin Finn?!"

"My gosh, of course mills."

"you should be date him!"

"NO, FINN SHOULD BE DATE EL."
"because he's a boy."

"or man?"

"OH SHUT UP."
"Date date date, what do you mean?"
"Gue gabakal pernah date sama that annoying boy."

Millie tertawa kecil. "HAHA, padahal kalian berdua cocok lohh."

Ew, rasanya ingin muntah mendengar ujaran Millie. "No way mills!"

TING TONG

Terdengar suara bel rumah berbunyi beberapa kali. Aku menoleh kearah pintu kamarku yang sedikit terbuka.

"Eh, kayaknya Sophia udah pulang."

"Sophia?"

"Who is she?"

"Kakak guee."
"Yaudah gue udahan dulu ya, byee!"

"Okayy, bye El!"

"Bye sistaa!"

Akupun mematikan dan menutup segera laptopku kemudian turun dari lantai dua menuju pintu rumah.

Aku membukakan pintu untuk Sophia.
"Hi, Sophia."

"Helloo." Jawabnya seraya meletakkan tasnya di sofa.

"Huhhh, capek banget."
"El? Eh! Jari lo kenapa?!"

"Gapapa, cuma kena pecahan cangkir tadi pas mau bikinin teh buat Finn."

"Finn?"

"Oh iya, temen baruku."

"Oohhh."
"Oh iya, Jacob mana?" Aku mengangkat bahuku tidak tahu.

CKLEK

Baru saja kami membicarakan anak kedua dari tiga bersaudara itu, Jacob akhirnya masuk rumah setelah berjam-jam dari rumah Aidan.

Aku bersedekap. "Lama banget lo."

"Hehe, maaf."

Sophia, sebagai kakak yang protective pun bertanya kepada Jacob adiknya.
"Darimana lo?"

Jacob mengangkat kedua alisnya seraya melepas jaketnya. "Dari rumah Aidan, temen baru.."

"Lo pulang sekolah langsung ke rumahnya?"

Jacob mengangguk.
Sophia mendengus mendengar jawaban Jacob.

"Eh iya, sini duduk dulu." Sophia menyuruh kami duduk di dekatnya. Akupun duduk disebelahnya dan si Jacob duduk dikursi lain didepan kami.

"Nanti dinner-nya di restoran yuk!"

Aku mengernyitkan dahi. "Tumben.."
"Lu ada duit?"

Sophia mengangguk tersenyum, kemudian senyumnya perlahan pudar. "Sedikit."

Jacob dan akupun saling memandang satu sama lain kemudian tertawa.
Sophia hanya tersenyum kikuk melihat kami berdua.

"Udahlah, pokoknya nanti jam 7 kalian siap siap yaa!"

"Siap, kakak!" Ujar Jacob menggoda dengan tawanya.

°.୨♡୧.°

Hari berlalu, sekarang sudah pukul 18.30 malam dan aku akan bersiap untuk makan malam bersama dua kakakku.
Tunggu. Yang satu bukan kakakku.

Setelah sekian menit memikirkan ingin memakai apa, akupun memutuskan memakai dress.

Ini adalah dress yang diberikan Dad pada hari ulang tahunku yang ke-15 tahun. Tepat satu tahun yang lalu. Tak terasa, dalam hitungan minggu saja usiaku sudah bertambah tua.













Of course not, masih 16 tahun.

Oke, aku memakai dress sepanjang lutut tanpa lengan. Perpaduan warna navy dan kuning pada pinggang dan kancingnya membuat siapa saja yang memakainya tampak manis. Termasuk aku hehe.

Sebagai aksesoris, aku memakai bando mutiara berwarna putih dan tas selempang berwarna hitam.
Aku kemudian turun keluar dari kamarku dan berjumpa dengan Sophia dan Jacob yang sudah siap.

"Udah siap?" Aku dan Jack mengangguk.

"Oke, ayo berangkat."

Kami bertigapun keluar dan aku sudah memakai flat shoes berwarna hitam.

Di mobil, aku duduk disebelah Sophia yang sudah biasa menyetir mobil. Jacob dibelakang duduk sendiri.

Omong-omong soal menyetir, kedua saudaraku sudah bisa menyetir mobil sementara aku tidak.
Kata Mum and Dad sih...
"Sophia sudah 17 tahun, sayang."

"Lalu kenapa Jacob yang masih hampir 16 tahun boleh menyetir?"

"Karena dia lelaki, dan.... Dad hanya akan mengijinkannya pergi menggunakan mobil saat keadaan tertentu saja."

Yaa, begitulah kata mereka beberapa waktu lalu.

"Gimana hari pertama sekolahnya?" Tanya Sophia.

"Very good!"

"Very bad, exactly." Sophia yang mendengar jawabanku yang bertolak belakang dengan Jacob pun tampak khawatir.

Jack, dia memajukan duduknya dan meletakkan kedua lengannya pada senderan kursi mobilku dan Sophia.

"Bad? why?" Tanya Jacob.
Apakah dia pura-pura tidak tahu? Dialah penyebab semuanya!

"Lo yang bikin gue badmood, tau ngga!"

"Hah? Kok jadi gue?"

"Sssttt, Jack!"

"SOPHIE???"

Perdebatan kecil diantara mereka berdua pun berlangsung.

"JACOB!!"
"She is your little sister!"

"WHAT? No her not!"
"Elora sendiri yang bilang."
"Ya kan, El?
Aku mengacuhkannya. "ELORA!!"

"SHUT.UP!"
"ITS RIGHT, IM NOT YOUR LITTLE SISTER."
"But you know what?! Gue masih saudara lo."

"Kenapa sihh sebenernya kalian berduaaa???"

"Dia!" Aku menunjuk Jacob. "Dia ninggalin gue detensi sendiri sama Finn di kelas. And then? Dia malah main ke rumah temen barunya sampe sore."

Aku mendengus kemudian tak menghiraukan mereka yang berdebat kecil lagi.
Aku hanya menikmati pemandangan New York dimalam hari.

"Udah, diem." Sahutku memberhentikan mereka. Sekejap, mereka pun berhenti bicara.

Akhirnya aku mendapat ketenangan. Memandang gedung-gedung tinggi di NYC, cahaya-cahaya dari mobil berjejeran. Juga angin yang berhembus menerpa semak semak hias.

Beberapa saat kemudian.
Kami tiba di sebuah restoran bernama'Aloié restaurant´

Restoran yang cukup luas. Lampu-lampur berwarna kuning membuat restoran ini tampak mewah.

Aku dan dua saudaraku berjalan masuk menuju restoran itu. Tadinya aku berjalan diantara Sophia dan Jacob. Namun setelah itu aku menjaga jarakku dan Jacob karena aku sedang malas dengannya.

Kami duduk dikursi resto dengan meja bulat ditengahnya. Ada empat kursi dan aku duduk di sebelah Sophia yang duduk ditengah.

Jacob tampak melihatku dengan rasa bersalah, namun aku tak menghiraukannya. Hanya saja Sophia melihat kami dengan pasrah.

Seorang waiters berambut panjang datang dengan dua buku menu yang besar dan notes di kedua tangannya.

Dia memberi kami buku menu dan aku mulai mencari makanan apa yang akan kupesan.

"Aduh."
Astaga, mataku tiba-tiba kemasukan debu. Sophia menoleh. "Lo pesen dulu, gue mau cuci muka."

"Yaudah."

Aku berjalan pergi meninggalkan meja dan pergi ke kamar mandi wanita masih dengan mengucek mataku.

Di wastafel, aku mencuci muka dan mataku. "Huhh.."

Setelah mencuci muka aku mengambil tisu dan mengelapnya pada wajahku. Setelah itu membuangnya tentu saja.

Saat aku keluar, aku dikejutkan oleh Millie yang tampak memakai dress hitam putihnya.

"Millie?"
"Elora?"


✧°.୨♡୧.°✧

hi hi! its wednesday so happy wednesday :)
take care ur healthy n dont forget to give vote & comment, thankyou.🚦🐿️

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro