Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

ᬵ halaman terakhir

。 ∷ │𝐃𝐢𝐚 𝐡𝐚𝐭𝐢 𝐝𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐭𝐚𝐡𝐚𝐫𝐢𝐧𝐲𝐚

•••

Manjiro sedang dalam dilema. Haruskah ia tetap bersama dengan (Name), atau meninggalkannya saja?

Ada harga yang harus dibayar. Tidak ada yang gratis didunia ini.

Seperti orang yang bekerja demi uang, dan orang yang mengeluarkan uang demi makan.

Jika ia memilih bersama (Name), bukankah Manjiro jadi bertanggung jawab atas keselamatan gadis itu?

Tapi jika dia meninggalkannya, bukankah kau menjadi seorang antagonis kejam, Manjiro?

Kau meninggalkan seseorang tanpa memberinya alasan, dan menghancurkan hatinya.

•••

"Uwaa, (Name)-chin membuatkan bento untukku?"

"Iya, apa kau suka?"

"Enaaak!"

"Bagus—astaga, Mikey! Kau tidur?!"

"(Name)-chin, aku sakit."

"Sakit?!"

"Uhm, namanya penyakit rindu."

"Heh! Sejak kapan kau bermulut manis?!"

"Ahahaha, wajahmu merah sekali!"

"Mikey—!"

"Aku mau kita putus."

"Apa maksudmu?"

"Berhenti menggangguku!"

"Mi—"

"Kita sudah bukan siapa-siapa, bisa berhenti bersikap sok akrab?"

•••

Ingatan itu bertumpang tindih. Dari manis ke pahit. Ini seperti menaruh garam di atas luka. Sebenarnya, dari mana semua ini menjadi salah?

Apakah keputusannya untuk memutuskan (Name) tanpa alasan salah?

Ah, peduli setan. Manjiro merasa otaknya akan meledak sebentar lagi.

"Mikey!"

Pintu kamar dibuka secara tiba-tiba. Menampilkan Ken yang muncul dengan napas terengah-engah.

"Kenchin, apa—"

"(NAME)-CHAN SADAR!"

•••

Mikey berdiri di hadapan (Name) dengan senyuman khas. Wajahnya terlihat biasa walau dadanya bergemuruh. Antara takut dengan senang. Antara ragu dengan malu.

"Hai (Name)-chin. Mau bicara sebentar denganku?"

•••

Manjiro menyesal. Laki-laki itu merendahkan harga dirinya, dan menundukkan kepala pada sang gadis bermahkota hitam.

Kata maaf tidak sesedarhana itu. Kata maaf tidak sesepele itu.

Karena pada kenyataannya, kalian pun terkadang sulit untuk mengucapkan kata maaf bukan?

Maaf.

"Mikey-san."

Laki-laki itu belum juga mengangkat kepalanya.

Sebelum elusan lembut pada rambut terasa, ia menatap sosok pelaku yang tersenyum manis.

Ah, itu adalah senyum yang ia rindukan.

Itu adalah senyum yang selalu ingin ia jaga.

"Ada yang ingin kukatakan padamu, (Name)-chin."

(Name) tersenyum.

"Silakan."

"Mengibaratkan kita sebagai saturnus dan cincinnya, sangat tidak cocok bukan?"

Karena bukan kamu hanya kamu yang akan setia.

"Lalu?"

Manjiro tersenyum lenar.

"Aku menyukaimu!"

Rona merah dengan cepat menjalar ke seluruh wajah. Pipinya terasa panas. Perutnya geli, seakan ribuan kupu-kupu tengah bersemayam di sana. Dan jantungnya terasa tidak aman. Seakan kembang api raksasa tengah meletup di dalam sana.

Sebelum—

"TAPI BOHONG!"

—dasar gila, Mikey. Harusnya (Name) tidak menolongmu saja saat itu.

•••

"Pada akhirnya mereka baikan ya."

Takashi muncul dari belakang Ken dengan senyum tipis.

"Yah, bukankah itu hal bagus?"

Keduanya menatap dua orang yang tengah tenggelam dalam asmaraloka di bawah pohon. Pipi keduanya merona samar, dan tawa terus terdengar.

"Aku baru pertama kali melihat Mikey-san seperti itu," gumam Takashi. "(Surname)-san gadis yang kuat ya."

Ken terkekeh.

"Ya, dia kuat dengan caranya sendiri."

Nada suara itu terdengar sedikit asing. Kata-kata itu menyiratkan sesuatu, membuat yang mendengar merasakan perasaan asing yang menyentuh hati.

Takashi mengangkat kepalanya, hanya untuk melihat wajah Ken yang begitu rumit. Senyumnya terukir, namun matanya begitu sendu. Kurvanya tertarik, namun matanya tidak bisa berbohong.

"Draken, jangan bilang kau ... ?"

Ken menoleh, ia tersenyum sembari menaruh jari telunjuk di depan bibirnya.

•••

Lihatlah, kamu yang terlalu merendahkan diri. Kamu bukan pecahan bulan purba. Kamu bukan cincin sang saturnus.

Tapi kamu adalah matahari. Tidak sadarkah kamu?

Saturnus berpusat pada matahari, dan matahari adalah pusat tata surya.

Kamu menyinari segalanya.

Entah itu Sano Manjiro, Ryuguji Ken, atau mungkin seluruh dunia.

Kamu itu, berharga.

Termasuk kalian.

•••

•••


Omake

"Ngomong-ngomong, (Name)-chin, dulu kau pernah bilang kalau 'dia adalah mataharimu'. Siapa 'dia' itu?"

"Uh ... bukannya Ken?"

"Hah?"

"Eh?"

"Hahaha, itu kamu, (Name)ku! Kamu kok setidak peka itu?"

"Tapi ..."

"Lagipula aku kan tidak pernah bilang itu Kenchin."

"..."

"HAHA, KENA TIPU. LIHAT, KAMERANYA AKU BAKAR."

"Punya pacar kelakuannya kayak alien ya memang harus sabar."

•••

7 Juli 2021
©Lemo_Ra

-end

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro