Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

𝐑𝐄𝐃𝐀𝐌𝐀𝐍𝐂𝐘

Warning!
-Typo.
-Alur nggak nyambung.
-ngecringe!

Happy Reading!

Angin malam berhembus menerbangkan surai kuning keemasan milik sang gadis yang sedang berada di alam liar itu.

Gadis itu sedikit mengosokkan kedua telapak tangan nya saat merasakan udara yang dingin bagi nya, menerpa diri nya.

Setelah menggosokkan kedua telapak tangan nya ia pun segera mengedarkan pandangan nya di tempat ia berada.

"Seperti nya sekarang aku ada di windrise" Batin sang gadis lalu menghela nafas.

"Seperti nya masih agak jauh dari kota mondstadt, apa aku harus istirahat dulu saja" Batin sang gadis kembali.

"Naa.. Na.. Naa"

Suara senandungan dari seseorang membuat sang gadis bersurai kuning keemasan itu memandang sekitar nya.

"Siapa? " Batin sang gadis kembali, namun beberapa detik kemudian suara senandungan yang di iringi dengan alat musik Lyre itu kembali terdengar.

Sang gadis pun berjalan ke arah sumber suara itu, dan ia menemukan seorang penyair yang sedang menyenandungkan lagu lagu nya di dekat patung the seven.

Sang gadis terhanyut dengan lagu yang di nyanyikan oleh penyair itu.

Merasa ada orang yang memperhatikan nya, sang penyair lantas menoleh lalu melihat sang gadis bersurai kuning keemasan itu.

Si penyair yang melihat sang gadis itupun lantas tersenyum lalu menepuk tanah yang berada di sebelah nya.

Mengerti kode yang di berikan oleh si penyair, sang gadis pun lantas duduk di samping sang penyair, sedangkan sang penyair sendiri melanjutkan lagu nya.

Selama si penyair menyenandungkan lagu nya, sang gadis hanya diam memperhatikan, tidak ingin merusak lagu yang dibawa si penyair, namun ia akhirnya tertidur di bahu si penyair karena angin yang berhembus di tambah dengan suara merdu sang penyair.

Si penyair yang melihat sang gadis tertidur di bahu nya pun tersenyum lalu berucap, "selamat malam nona" Ucap sang penyair sebelum ia membenarkan posisi sang gadis menjadi tidur di tanah, sedangkan ia menjaga gadis itu yang tertidur.

︶︶︶︶༉‧₊˚. ♪
Sinar matahari mulai menyinari dunia, begitu juga wajah sang gadis yang nampak sedang tertidur.

Merasa terganggu oleh cahaya matahari, sang gadis pun mengerjapkan mata nya, seolah mengumpulkan nyawa nya.

Setelah nyawa nya terkumpul ia lantas terduduk begitu menyadari ia tertidur di luar ruangan, dan juga ia teringat tentang penyair yang semalam ia temui.

"Ohayou nona, apa tidur mu nyenyak? " Sapa dan tanya seseorang di samping nya.

Sang gadis yang mendengar sapaan itupun lantas menoleh, dan ia melihat si penyair yang ia temui semalam.

"Uhm... Terima kasih" Jawab sang gadis dengan wajah menunduk dan juga memerah, ketahuilah si gadis memiliki sifat pemalu.

"Hee.. Padahal aku tidak melakukan apa apa, tapi Terima kasih kembali, ah iya nona ini untuk mu" Ujar penyair itu dengan senyuman khas sambil memberikan sebuah apel ke sang gadis.

"Apel? "

"Kau belum sarapan bukan? "

"Ta-tapi kurasa itu ti-tidak perlu" Tolak sang gadis.

"Ayolah nona, nanti kau bisa sakit" Paksa si penyair, dan karena sang gadis tidak mau meributkan suatu hal yang tak penting, akhirnya sang gadis pun mengalah dan menerima apel tersebut.

"Te-terima kasih"

"Sama sama ehe~" Balas penyair itu di sertai senyuman khas nya.

"Oh iya ngomong ngomong setelah ini kau ingin kemana nona? " Tanya si penyair begitu melihat apel yang dimakan sang gadis sudah habis.

"Sepertinya aku akan ke kota Mondstadt, sembari menunggu teman ku selesai dari misi nya" Jawab sang gadis.

"Waah tujuan kita sama nona, mau pergi bersamaku?? "

"E-Eh, Bo-boleh"

"Kalau begitu perkenalkan namaku Venti, aku seorang penyair dari kota Mondstadt"

"Sa-salam kenal Venti-san, aku Natsuhima Nohara, panggil saja Nohara" Ujar si gadis bersurai kuning keemasan yang bernama Nohara itu.

Si penyair yang bernama Venti itupun tersenyum khas nya, "salam kenal Nohara, ngomong ngomong tidak perlu berbicara se formal itu dengan ku. "

"Ha'i, akan ku usahakan"

"Baiklah karena kau sudah selesai makan mari kita pergi" Ujar Venti sambil memberikan tangan nya ke Nohara.

"Ha'i" Balas Nohara sambil memegang tangan Venti, lalu Venti dengan cepat men teleportasi kan dirinya dan Nohara ke kota Mondstadt.

Awal nya Nohara sedikit terkejut, namun untung nya tidak bertahan lama.

"Selamat datang di kota Mondstadt, Nohara" Ujar Venti begitu mereka memasuki kota kebebasan itu.

Nampak Nohara tersenyum begitu melihat kota yang menerapkan motto kehidupan bebas itu.

"Warga disini nampak begitu bebas" Ujar Nohara.

"Tentu saja, sesuai dengan nama nya yaitu kota kebebasan" Ujar Venti.

"Ayo Nohara biar aku yang memandu mu disini" Ajak Venti sambil menarik tangan Nohara untuk masuk lebih dalam ke kota Mondstadt itu.

Lalu Venti pun mengenalkan semua tempat yang ada di Mondstadt seperti Knight of Favonious, good hunter, dan lain sebagai nya.

Bahkan tadi Nohara bertemu dengan Amber, dan dalam waktu singkat mereka langsung akrab, bahkan mereka berdua berjanji akan berlatih panah bersama lain hari, mengingat senjata dan vision yang mereka gunakan sama yaitu Bow dan Pyro.

Bahkan Venti yang sedari tadi memperhatikan Nohara mengobrol dengan Amber pun tersenyum, disaat ia juga melihat Nohara tersenyum.

"Oh ya Nohara sebelum nya aku belum mengetahui dari mana asal mu loh~" Ujar Venti selepas Nohara selesai mengobrol dengan Amber.

"A-ah iya juga kalau di pikir pikir lagi aku memberi tau asal ku ya.. " Ujar Nohara sambil tersenyum.

"Sebenarnya asal ku dari Inazuma" Jawab Nohara.

"Waah pantas saja aku seperti mengenali gaya berpakaian mu itu" Ujar Venti, Nohara pun mengangguk sambil melihat pakaian nya.

Tidak ada yang spesial dengan Pakaian Nohara hanya Kimono warna putih dengan panjang rok nya sepaha dan juga Obi berwarna ungu muda di campur hitam, dan jangan lupakan celana panjang berwarna biru tua, dan sendal nya yang mirip dengan Nezuko dari anime sebelah.

"Lalu kalau boleh tau apa tujuan mu mengembara dari kota Inazuma hingga kesini? " Tanya Venti, sungguh ia penasaran dengan gadis di samping nya ini.

"E-Eh.., se-sebenarnya tujuan ku mengembara hanya untuk mencari kakak sepupu ku" Jawab Nohara walau tersenyum Venti dapat melihat sedikit kesedihan pada raut wajah Nohara, jadi ia tidak memutuskan menanyakan nya lebih lanjut.

"Begitu ya... Maaf telah bertanya hal seperti itu" Ujar Venti.

Nohara pun tersenyum, "tenang saja... Lagipula aku juga ingin membantu Tabibito-san untuk mencari saudara nya juga."

"Nah kalau begitu bagaimana jika kita pergi ke tempat yang menyenangkan" Ucap Venti mengalihkan pembicaraan.

"Tempat yang menyenangkan? "

Venti pun mengangguk lalu kembali menggandeng dan menarik Nohara dengan lembut tentu nya.

"Ayo akan ku tunjukkan padamu tempat yang menyenangkan di kota ini"

Sedangkan Nohara yang di tarik oleh Venti hanya bisa menahan rona merah di wajahnya, entah mengapa sejak pertama kali bertemu dengan si penyair ini jantung nya selalu berdetak lebih cepat dari biasa nya, lalu juga wajahnya memerah, dan sekarang tangan nya di pegang.

Oh.. Archon apakah ini arti dari cinta pandangan pertama yang sebenarnya??.

Dan disinilah mereka berdua sekarang.., di sebuah bar atau tavern milik keluarga Ragvindr.

"Tuan Diluc bisakah aku memesan satu botol Dandelion Wine" Ujar Venti begitu memasuki tavern.

"Tsk, bayar dulu utang mu" Ujar seorang lelaki bersurai merah dikuncir yang diketahui nama nya adalah Diluc.

"Hee... Padahal tiap hari aku membayar nya dengan laguku" Keluh Venti yang membuat Diluc menghela nafas, lalu manik mata merah Diluc tanpa sengaja melirik Nohara yang berdiri di belakang Venti.

"Kau membawa teman? " Tanya Diluc sambil mengernyitkan Dahi nya.

"Haha.. Begitulah perkenalkan nama nya Nohara ia berasal dari Inazuma" Ucap Venti.

"Nohara?, apa kau seorang putri dari clan Natsuhima itu? " Tanya Diluc tiba tiba.

"Eh bagaimana tuan tau?? " Tanya Nohara.

Diluc pun mengangkat kedua bahu nya, "entahlah tapi seperti nya belakangan ini aku pernah mendengar topik hangat yang sedang di perbincangkan, salah satu nya adalah clan mu"

"A-ah begitu ya... " Ucap Nohara bingung, sejujurnya ia tidak menyangka jika belakangan ini clan nya banyak di perbincangkan.

"Lalu mengapa kau datang kesini bersama dengan pengamen ini" Ucap Diluc.

"Hei" Protes Venti yang tidak Terima dikatai pengamen.

Nohara pun terkekeh, "tidak aku hanya ingin menemani nya minum saja" Jawab Nohara lalu duduk di samping Venti.

Sedangkan Diluc yang mendengar itu hanya menghela nafas.

Sudah beberapa jam Nohara duduk di bar ini, ia bahkan memperhatikan Venti yang sudah mabuk, sedangkan Nohara sendiri.. Ia tidak suka mabuk mabuk-mabukan maka dari itu sepertinya ia hanya minum air putih saja sedari tadi.

"Engh.. " Lenguh Venti di tengah tengah Mabuk nya, yang membuat Nohara menghela nafas.

"Uhm.. Tuan Diluc berapa semua harga minuman yang di minum oleh Venti? " Tanya Nohara kepada Diluc yang nampak sedang mengelap gelas kaca nya.

"Tidak perlu biar pengamen itu saja yang membayar nya sendiri" Tolak Diluc.

Nohara pun menghela nafas, se pemalu apapun sifat manusia, pasti juga punya sisi sifat kepala nya juga.

Nohara pun mengeluarkan satu kantung yang tidak terlalu besar tapi tidak terlalu kecil juga, yang dimana didalam kantung itu ada beberapa keping mora.

"Apakah segini cukup" Tanya Nohara.

"Sudah kubilang itu tidak perlu, lagipula itu terlalu ban-"

"Kumohon Terima saja, dan anggap saja sebagai pe-lunas hutang nya" Kukuh Nohara.

Diluc pun menatap Nohara dengan tatapan datar, siapa sangka Nohara yang ia dengar dari orang orang sebagai gadis pemalu memiliki sisi keras kepala nya juga.

"Terserah kau saja" Ucap Diluc melanjutkan mengelap gelas nya kembali, senyum tipis dibibirnya sedikit tersungging begitu mengetahui sifat unik milik Nohara.

"Tu-Tuan Diluc, kami permisi terlebih dahulu, sampai jumpa nanti"ucap Nohara yang entah sejak kapan sudah membopong Venti, lalu keluar dari bar.

Kini mereka berdua alias Nohara dan Venti sudah ada di salah satu penginapan, dengan perlahan Nohara pun membaringkan Venti di kasur, walaupun tdk pernah ia tunjukkan, namun Nohara cukup peka dengan perasaan orang orang disekitarnya, ia juga merasakan kesedihan di dalam diri Venti.

Mengelus surai hitam ujung hijau mint milik Venti secara lembut, sebelum akhirnya mencium kening nya pelan.

"Selamat malam Venti" Ucap Nohara lalu hendak keluar ruangan.

Namun ketika hendak keluar tiba tiba saja tangan nya di tarik oleh Venti, yang membuat ia terjatuh dan terbaring di samping Venti.

Nohara pun melihat ke arah Venti, ia dapat melihat manik mint milik Venti yang sedang menatap ke arah nya, dan itu membuat wajahnya merona.

"Engh.. Jangan pergi Nohara.. " Ucap Venti sambil mendusalkan hidung nya ke punggung tangan milik Nohara, yang membuat Nohara tambah merona.

"Nee.. Nohara" Panggil Venti.

"U-uhm.. "

"Kau tau Nohara, sejak pertama kali aku melihat mu aku tertarik pada mu, dan kau tau Nohara sepertinya aku sudah jatuh cinta padamu" Ucap Venti ditengah tengah mabuk nya, yang membuat Nohara memerah, ingat orang mabuk selalu berkata jujur.

"Maka dari itu tetaplah bersama ku" Ujar Venti.

Jantung nya sudah dalam jangkauan yang tidak aman namun ia memberanikan diri untuk berbicara, "a-aku juga merasakan hal yang sama dengan mu Venti.. Ku rasa aku juga menyukai mu" Ucap Nohara entah Venti mendengar nya atau tidak, tapi Nohara melihat Venti tersenyum kearahnya.

Lalu Venti pun memeluk Nohara dan pergi tertidur.

Nohara yang melihat Venti tertidur pulas pun tersenyum dan menyusul Venti ke alam mimpi.

𝙴𝚗𝚍.




𝗡𝗢𝗘 𝗡𝗢𝗧𝗘! :

Halo aku Noe alter ego dari ChongyunAi alias Ai ada disini.

First aku minta maaf kalau update nya late..., dan juga ini tidak ada Revisi ya.. Aku males sebenarnya...

Oke udah segini dulu aja... Semoga suka..

Btw book yang aether agak lama aku up karena idenya lagi pas pas-an

Oke sampai ketemu lagi di book milik Noe selanjutnya.

Dadah...

Bonus pict.

Venti Pacarnya Ai dan Noe!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro