Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

[4]

Makin kesini aku makin nyadar...,



Kalo muka ilustrasi (Name) ngeselin banget bjir. padahal aku yang gambar :(



OKE GAES!

Chap ini mengandung spoiler manga tapi sudah berusaha kuminimalisir sebisanya huhuw.



[4]


"Hah?"



Hawks ternganga.



Dia kira yang ditanyain Jirou terkait dengan misinya. Atau mungkin si gadis mau minta tanda tangan.



Eh malah..,



"Sebentar..,"Hawks seketika migrain ringan. "Kenapa kau menuduhku yang merencanakan semua ini?"



"Itu bukan tuduhan."Jirou berkata pelan. "Ini seperti kesimpulan yang aku dapat..., maaf sebelumnya jika ternyata ini adalah kesalahpahaman."



"Bisakah kau bercerita kenapa kau mengira aku yang merencanakan semua ini?"



Jirou menggigit bibir.



Serius, aku yakin sudah memberinya obat yang benar! Yang kata Dokter Ojiko itu serum kejujuran, aku bawa yang cairan abu-abu! Dia sendiri yang bilang kalau acara kelas 1A itu jam dua siang.



Ucapan itu masih teriang-iang di pikiran Jirou.



"Dia sendiri yang bilang kalau acara kelas 1A itu jam dua siang."



Siapakah gerangan dia yang disebutkan oleh villain?



Siapa sebenarnya subyek yang dimaksud dalam kalimat itu?!



Dan dua hari yang lalu, Jirou mendengar saat ia sedang melewati ruang istirahat, di sofa pojok, Aizawa-sensei dan kepala sekolah sedang bertanya ke Bakugo apa yang (Name) lakukan di beberapa hari terakhir karna sebelumnya Aizawa-sensei dan kepala sekolah sudah bertanya ke nyaris semua anak di kelas.



Bakugo bilang beberapa hal diantaranya bahwa beberapa hari sebelum kejadian, (Name) dihubungi Hawks yang menanyakan kapan jadwal kelas A tampil.



Aizawa-sensei ber-oh pelan dan mengangguk paham kenapa Hawks datang telat padahal ia diundang untuk menjadi salah satu pro hero yang membantu keamanan sekolah. ternyata memang karna (Name) memberi informasi yang ngaco.



Dan sebelumnya Aizawa-sensei hendak memberitahu Hawks jadwal kapan ia bisa patroli di UA. Hawks bilang ia sudah diberitahu jadwalnya jadi mungkin karna padatnya waktu pro hero itu, Hawks akan patroli dari jam dua.



Villain kemarin juga menyangka bahwa acara kelas mereka adalah jam dua.



Hawks.



(Name).



Jam dua.



Villain.



Jirou menggelengkan kepala dan buru-buru pergi ke kamarnya.



Tidak, mana mungkin kakak angkat (Name) sendiri yang berada dibelakang seluruh kejadian ini



Dan sekarang, ia benar-benar merasa curiga atas apa yang sebenarnya tengah terjadi antara (Name), Hawks, Legue Villain, dan Jam dua.



Jam dua.



Jam dua...,



"Mereka bilang info yang didapat bahwa kelas kami akan tampil jam dua..,"Jirou menarik napas berusaha tenang, "Dan yang aku ketahui, hampir semua orang mengetahui bahwa pertunjukan kelas A adalah jam sepuluh. Tapi, Bakugo berkata bahwa saat kau menelepon (Name), (Name) bercanda memberitahu bahwa jam tampilnya adalah jam dua..,"



"Apakah itu cukup?"Jirou mendadak gugup sendiri.



Dia menuduh Pro Hero nomor tiga woy!? Mantep ga tu?



Hawks bergumam pelan, "Bisa kau menceritakan percakapan villain secara lengkap? Agar aku bisa menyimpulkan apa yang tengah terjadi sekarang?"



Jirou terdiam.



Lantas earplug nya bergerak ke kiri.



"Ayo bicarakan di ruang guru saja.., aku agak tidak nyaman dengan tatapan teman-teman..,"



*



Aizawa menghela napas.



Ia bersyukur Jirou sudah mau bicara tapi sayangnya dia tambah pusing dengan keterangan tambahan dari Jirou.



Jirou bilang, dia yang berinisiatif mengambil tas bassnya di gedung olahraga sebelum festival selesai, (Name) menemani. Menurut Jirou, biasanya mereka akan bertiga kemana-mana tapi Yaoyorozu tetap disitu karna harus menunggu pesana mereka bertiga.



Aizawa bisa memastikan bahwa unsur (Name) dan Jirou ke gedung olahraga lantas bertemu villain adalah suatu kebetulan. Tidak ada perintah dari siapapun.



Berarti memang tidak ada murid yang dicurigai sebagai penyebab dari kejadian ini.



Lalu Jirou masuk ke gedung olahraga dan mengambil tas bass nya di ruang tunggu kelas 1A saat festival sementara (Name) menunggu di luar.



Nah disini Aizawa paham karna di jam 12.10, Sero bilang kalau ia masih chattingan dengan (Name), kata Sero, dia mengirim komuk aib Bakugo ke (Name) dan gadis itu membalasnya tapi di chat terakhir yang Sero kirim, kontak (Name) sudah tidak aktif lagi. Dan ia melanjutkan bermain halang rintang dengan squadnya sebelum terlempar gara-gara Nomu.



Waktu yang dibutuhkan kira-kira lima belas menit setelah (Name) tidak aktif sampai dengan Nomu sampai.



Dan Yaoyorozu mendapat telepon dari Jirou sekitaran lima belas menit sebelum Nomu menyerang.



Yaoyorozu juga bilang, ia sempat curiga kenapa Jirou dan (Name) datang lama sekali, tapi ia menduga kalau Jirou dan (Name) pergi ke asrama dulu untuk menaruh tas gitar. Jadi saat Jirou menelepon, dugaan Yaomomo adalah antara Jirou salah sambung atau Jirou mau mengabari dia mau menaruh tas bassnya di asrama. Tapi karna sambungan langsung diputus, Yaomomo mengira itu karna salah sambung.



Dan sekarang, keterangan Jirou membuat jelas semuanya.



Ia masuk ke gedung olahraga, mencari tas bassnya dimana-mana sampai kemudian menemukan tergeletak ditutupi terpal yang berada di ruang tunggu kelas 1A. Karna itu tim musik tidak membawanya keasrama karna tasnya tertutupi terpal.



Lalu saat Jirou mau keluar, ia mendengar suara orang tengah bercakap-cakap persis di depan ruang tunggu yang membuatnya sungkan untuk keluar.



Tapi begitu ia mendengar percakapan orang-orang itu. Apalagi di titik percakapan villain perempuan yang bilang



Aku tidak punya sampel darahnya. Punya Izuku sudah kupakai saat bersama Shie Hassakai.



Shie Hassakai. Itu adalah kelompok mafia yang dilawan Uraraka, Tsuyu dkk untuk menyelamatkan Eri. Jirou tau ceritanya.



Jirou langsung bisa menyimpulkan dengan tepat bahwa yang berada di depan ruang tunggu adalah penyusup. Ia buru-buru menelepon Yaoyorozu tapi sayangnya ia lupa mematikan nada deringnya sehingga langsung tertangkap. Villain yang perempuan meminum darahnya dan berubah persis seperti sosok Jirou Kyoka dan setelah itu Jirou kehilangan kesadaran.



Nah. Kenapa Nomu baru dilepas lima belas menit setelah mereka menyergap Jirou?



Menurut Aizawa, jawabannya simpel. Mereka mau melumpuhkan (Name) dulu.



Jika Nomu dilepas bersamaan dengan waktu yang sama saat mereka melawan (Name), maka pertolongan akan lebih cepat datang jadi para villain sengaja mengulur waktu.



"Itu masuk akal."Hawks bergumam, "(Name) sedang demam ringan dan lawannya adalah Twice, villain Rank S dari Legue Villain. Pastinya tidak seimbang, meski (Name) termasuk kuat, level kekuatan (Name) yang sekarang belum menyeimbangi Twice."



Sekarang ia paham kenapa (Name) kalah, alasan selain demam tentu saja.



Wajar, bahkan dalam keadaan sehat pun, Hawks ragu apakah (Name) sanggup melawan Twice di tempat yang kadar airnya kurang. Karna gadis itu sangat bergantung dengan keadaan apabila bertarung. Sementara saat di gedung olahraga, kapasitas air untuk membantu (Name) bertarung amatlah sedikit.



Wajar kalah. Hawks bergumam.



"Apa saja yang diberitahukan villain kepadamu?"Aizawa bertanya ke Jirou.



Jirou memilin jarinya, menunduk dalam.



"A-aku tidak terlalu paham karna saat itu aku benar-benar sedang kesakitan.., tapi..,"Jirou menelan ludah. Mulai gugup..,



"M-mereka bilang (Name) adalah penjahat..,"Bahu gadis itu bergetar. "Me..mereka bilang, (Name) tidak pernah meng.. tidak pernah menganggap..,"Lidahnya kelu.



"Mereka bilang.., (Name) tidak pernah menganggap kami adalah temannya..,"



Jirou menggigit bibir. berusaha agar menahan air mata agar tidak jatuh untuk kesekian kalinya



Hawks menghela napas panjang.



Aizawa mengetukkan jari ke meja, "Itu.., tidak sepenuhnya salah."



Ya.., sejatinya Jirou sudah menduga. Gadis itu menghembuskan napas panjang.



"Tapi (Name) bukanlah penjahat."Hawks berseru.



"Hah?"



"Dia bukan penjahat."Hawks melanjutkan, "(Name) hanya berusaha bertahan hidup. Mungkin kau baru tau tapi (Name) kehilangan orangtua di usia muda. Yah, ada rentang setahun kira-kira sebelum ia bertemu denganku."



(Name) bukan villain. Dia yah.., vigilante mungkin? Tapi yang jelas, Hawks lebih dari paham selama (Name) di masa villainnya itu, dia tak pernah merugikan siapapun.



kecuali pejabat korup mungkin.



"Dan..,"Hawks menatap Jirou serius. "Aku tidak tahu kenapa Legue Villain bisa mengetahui percakapanku dengan (Name)."



"Ada kemungkinan ponsel kami berdua disadap."Hawks melanjutkan, "Aku akan memeriksa ponselku nanti. Tapi jika ponselku tidak disadap, bisa jadi itu dari ponsel (NAme) yang sudah hancur."



"Kali ini kita harus bersyukur karna (Name) menyebutkan jam yang ngaco."Aizawa menghembuskan napas. "Jika ia menyebutkan jamnya dengan benar, maka mungkin penyerangan terjadi saat kalian sedang tampil."



"Lalu..,"Hawks menghela napas, "Aku memang bukan siapa-siapa tapi aku berani menjamin. (Name) menganggap kalian semua temannya. Mukanya memang ngeselin tapi dibalik itu, sebenarnya (Name) bersyukur bisa mengenal kalian semua."



"Aku harap..,"Jirou menunduk, "Aku harap itu benar-benar terjadi..,"



"Aku setuju dengan Hawks."Aizawa mengangguk. "Oke Jirou, terimakasih untuk informasinya. Itu benar-benar membantu."



Jirou masih diam. Tapi ia lantas mengangguk pelan.



"Saya ijin pamit. Sensei, Hawks-san. Maaf jika ada yang kurang berkenan."Gadis itu berdiri lantas mmbungkuk.



"Oh, bilang ke teman-temanmu. Akan ada latihan gabungan siang ini. Bagi yang memodifikasi kostum harap segera mengambilnya."



"Haik, sensei."



Jirou menutup pintu ruang tunggu.



Menyisakan Hawks dan Aizawa-sensei didalam.



Hawks segera bersandar ke sofa. Mmenghembuskan napas panjang. "Demi apa, aku tambah pusing."



Aizawa diam. Masih memikirkan semua keterangan Jirou tadi.



Lantas menatap Hawks.



"Eraser Head, apakah aku boleh melihat pertandingan nanti siang?"Hawks bertanya, "Aku ingin mengecek sesuatu."



"Silahkan saja."Aizawa mengangguk, "All Might tidak bisa datang nanti, beliau sedang menghadiri undangan di Hiroshima. Jadi kau bisa menggantikannya."



"Apa ini latihan gabungan mendadak?"



Aizawa mengangguk lagi, "Aku sekaligus menjadikan ini sebagai tes untuk Hitoshi Shinsou. Dia mengajukan proposal pindah jurusan. Dan semoga saja pertarungan nanti bisa menaikkan mood anak-anak."



"Apa mereka bisa bertarung? Maksudku, dengan seluruh kejadian ini?"



"Aku punya rencana sendiri."



Hawks ber oh pelan, memilin rambutnya. Memainkan ponsel.



"Hapemu tidak disadap bukan?"Aizawa berkata datar.



"Eh?"



Aizawa menegakkan posisi duduknya. Menatap Hawks serius.



"Sekarang jawab sejujurnya. Apa yang sebelum ini kau rencanakan, Pro Hero Hawks? Jawaban sesungguhnya. Bukan seperti jawaban yang kau karang kepada Jirou."



Hawks diam,



Sejenak beberapa detik tidak ada pergerakan dari keduanya.



Pro Hero berumur 22 tahun itu menyandarkan tubuh lagi ke sofa. Sayap kanannya bergerak menutupi mukanya. Membuat Aizawa tak bisa melihat ekspresi yang ditunjukan lelaki bersahaja tapi misterius itu.



"Hahaha...,"



*



Bakugo berjalan ke departemen sebelah, Departemen Support. Ia memodifikasi kostum olahraga untuk menyesuaikan kelemahan quirk lelaki itu di musim dingin.



Latihan gabungan itu.., menurut Bakugo cukup berguna.



Tangannya gatal ingin melampiaskan seluruh rasa bersalah ini dengan bertarung.



Pengeun bunuh orang.ga



Bakugo benar-benar tidak nyaman dengan semua perasaan bersalah yang kini tengah menyelimuti dirinya.



Ia ingin menghilangkan sosok (Name) tapi itu pasti mustahil. Iya mustahil. Dimana-mana meski gadis itu sedang status unknown tapi Bakugo merasa dihantui kemana-mana.



Apalagi kalo ngeliat warna biru. Air. dan sayur.



Oh iya balon.



Langsung kebayang muka ngeselin (Name) yang lagi cengar-cengir minta dijitak.



Subhanalloh, inikah rasanya digentayangin?



Bakugo mendengus kesal. Menurut remaja itu, satu-satunya cara untuk menghilangkan rasa bersalah ini hanyalah terjun langsung ke lapangan dan membantu proses penyelidikan (Name).



Iya, dia harusnya ikut turun langsung tapi pasti ide itu ditolak mentah-mentah oleh sekolah. oh ayolah, Bakugo merasa dia lebih dari layak untuk terjun langsung!



Toh apa yang terjadi sekarang..., adalah salahnya bukan? Kesalahan terbesar Bakugo adalah tak bisa menggapai tangan (Name).



Kesalahan fatal yang membuat dia takkan bisa memaafkan dirinya jika gadis itu tidak selamat



BUG!



Bakugo memukul mukanya sendiri. Mendengus kesal.



(Name) pasti akan kembali selamat dengan cengiran khasnya yang menjengkelkan sejuta umat.



Iya. Bakugo menghembuskan napas, kembali berjalan ke departemen alat pendukung.



Semoga saja.



Lelaki itu kembali menampol kepalanya sendiri dan bersungut-sungut berjalan lagi.



"Kau biasa mengobrol dengan (Name)?"



Kuping Bakugo berkedut. Lelaki itu reflek mengambil posisi menempel di dinding. Peka sekali dengan kata (Name).



Ada yang sedang membicarakan gadis itu. Bakugo bergumam. Sumber suara berasal dari lorong belokan kiri. Bakugo bisa mendengar jelas karna posisi dua orang itu berada di dekat pertigaan lorong sementara Bakugo sedang berjalan lurus dari pertigaannya pun bisa mendengarnya dengan jelas.



Ah. Bagian toilet jurusan pahlawan tahun pertama. Dua orang yang sedang mengobrol di depan toilet putra. Sepertinya sedang bersiap pergi.



"Begitulah."Suara laki-laki yang satunya menjawab, "Yah.., sejak Ujian Lisensi."



"Berarti dibilang backstreet bisa dong?"



"Bukan backstreet anjim, kita cuman latihan pagi bareng."



"Kiti cimi litihin pigi biring. Ngaku aja, Kaibara. Btw, apa aja yang sudah kalian bicarakan berdua? Tentang masa depan?"



Bakugo sabar menahan diri agar tidak meledak saat itu juga.



"Gila lu ye?"Yang dipanggil Kaibara berseru jengkel, "Kagaklah, (Name) senang curhat aja. Aku mendengarkan. Udah gitu doang."



"Friendzone."



"Pikirin dulu hubunganmu sama Yaoyorozu!"



"Hiidih, curhat apa aja bro?"



"Ya gak boleh diberitahu dodol. Namanya curhat ya rahasia!"



"Yeu. Paling tentang keluarga yekan? Kenalan ama calon ipar?"



"Begitulah."Menghela napas panjang, "Keluarga.., quirk.., dan sebagainya. yah, setidaknya meski hanya sebagai pendengar, semoga saja beban (Name) sedikit berkurang."



"Kau tidak berniat menceritakannya ke Eraser Head? Siapa tahu itu penting?"



"Aku sudah berjanji tidak akan membocorkannya ke siapa-siapa. Toh Hawks-san paling sudah tahu bukan?"



Langkah kaki keduanya perlahan menjauh. Sepertinya mereka meninggalkan tempat. pergi ke arah sebaliknya.



Bakugo menahan napas.



Jangan dihembuskan bang.ga



Keluarga. Quirk.



(Name)(Surname)



Mata lelaki itu mengkilat penuh arti



Ada yang tahu masa lalu (Name) selain kakak sialannya itu.



*



"Nak Uraraka! Kau mau kemana?"



Uraraka menoleh. "All Might!"



Meski sudah dalam mode kurus, All Might masih terlihat riang. Uraraka tersenyum, "Aku baru saja mengantarkan tugas kelas 1A ke Midnight-sensei. Ini mau bertanya ke Aizawa-sensei karna abis ini pelajarannya. Apakah All Might melihat Aizawa-sensei?"



"Hmm.."All Might berpikir, "Tadi dia sedang di ruang kepala sekolah. tapi mungkin rapatnya sudah selesai."



Uraraka berterimakasih lantas berlari kecil ke ruang kepala sekolah.



Ruang kepala sekolah dengan tempat ia bertemu All Might cukup dekat. Hanya tinggal belok kiri sa-



"Karantina pemerintah?"



Suara vlad King. Membuat Uraraka menghentikan langkahnya.



Ada Vlad King, Uraraka jadi segan untuk lewat.



"Begitulah. Aku tidak bisa menego sama sekali. Departemen sialan."



Suara Hawks. Kakak angkat (Name).



Uraraka punya adab jadi ia segan menguping tapi penasaran sama topiknya. Maklumi, dia masi muda.



"Kita tak bisa menyelamatkan dari karantina pemerintah. Dan pastinya tak bisa menyembunyikannya disini jika (Name) sudah ditemukan."



Kali ini suara kepala sekolah, Uraraka hafal karna suaranya unyu untuk ukuran kepala sekolah. jadi dia hafal hehe.



"Aku tak bisa membiarkannya masuk karantina."Kali ini suaranya kakaknya (Name) lagi. "Ah sialan. Apa perlu diganti identitasnya?"



"Kau fokus saja dengan penyelidikannya."Kali ini baru suara Aizawa-sensei. Khas dengan nada malasnya. "Aku akan membantu memikirkan solusi terbaiknya."



"Solusi terbaik?"



"Yah.., menyembunyikan identitas atau menyamarkan kematian. Yang penting (Name) tidak masuk karantina bukan?"



Deg.



Uraraka membeku.



Reflek menutup mulut.



Syok.



A-apa yang barusan didengarnya!? Memalsukan kematian?!



"Lalu bagaimana dengan teman-temannya? Hei Eraser Head, kau tidak bisa memisahkan mereka seenaknya bukan?"Wali kelas sebelah itu berseru.



"Menurutku mungkin memang ini yang terbaik."Kali ini suara kepala sekolah terdengar. "Jalan terbaik buat semuanya. Kadang kala, untuk mengambil jalan terbaik, ada banyak pihak yang tersakiti bukan?"



Kepala sekolah menghembuskan napas."Hawks-san cukup fokus ke proses pencarian saja. Aku akan memikirkan caranya. Eraser head dan Vlad King mungkin bisa mempersiapkan latihan gabungan kelas A dan kelas B untuk nanti siang. (Name) belum ditemukan. Memikirkan hal yang belum pasti seperti ini hanya akan menambah beban pikiran kita."



"Benar."Suara Aizawa-sensei terdengar lagi, "Kepala sekolah benar. Meski menyakitkan, tapi pasti perlahan, kelas 1A akan terbiasa tanpa kehadiran (Name). Semoga saja ini yang terbaik untuk semuanya."



"Uraraka-san."



Uraraka menoleh kaget. "Eh Deku-kun??"



"Kau melamun."Midoriya menghela napas, "Kita harus segera ke area tanding."



Oh ternyata tadi Uraraka flashback.



"Ah iya, gomen-gomen!"Raut muka gadis itu seketika cerah. Menggantikan muka suram yang tadi ia tunjukkan saat lagi flashback.



"Apa ada masalah?"



Uraraka menoleh ke Todoroki. Lantas menggeleng sambil nyengir, "Aku hanya memikirkan beberapa hal, tenang saja, Todoroki-kun!"



Todoroki mengangkat alis setengah curiga.



Memalsukan kematian (Name).



Apa maksud jalan terbaik dari perkataan Aizawa-sensei?! Uraraka menggigit bibir.



Apakah masalahnya lebih rumit dari yang ia pikirkan?! Maksud Uraraka, apa sebenarnya yang terjadi sampai harus memakai jalan memalsukan kematian seseorang?



Seberapa rumit kasus ini?



Uraraka menelan ludah. Merasa pusing.



"Dimana kita akan latihan gabungan?"Todoroki menoleh ke Iida.



"Ground Gamma!"



*



"Auranya negatif."Togaru menceletuk.



"Kalo positif berarti hamil dong."Kosei



"Eh dodol."Kendo reflek menampol Kosei.



"Mereka harus melawan kita dengan seluruh kemampuan atau aku akan kesal."Tetsutetsu bergumam.



"Aku merasa kita itu seperti dijadikan penaik mood untuk kelas A."Yui berkomentar.



"Aku berharap kalian melawan kami dengan maksimal!"Monoma berseru sedikit keras. memancing perhatian dari kelas A.



"Kami harap juga begitu."Iida membungkuk. "Mari bertanding dengan adil."



Sen melirik anak-anak dari kelas A



Tubuhnya merinding untuk kesekian kalinya.



"Kedinginan bro?"Kosei menepuk bahu Sen.



"Gila. Hawanya kerasa sampe sini."Sen bergidik.



"Sepertinya kelas A sudah pada mengenalmu deh."Rin bergumam. Menoleh ke arah kelas A. beberapa anak memang sedang memperhatikan arah sini. Lebih tepatnya memperhatikan Sen sih.



"Aku sudah menebaknya, tapi ga nyangka sampe semenyeramkan ini."Sen bergidik untuk kesekian kalinya. "Ya tuhan semoga aku tidak melawan Todoroki atau Bakugo."



"Jangan kabulkan ya tuhan."Awase



"Diam kau tukang las."



Yah selamat Sentosa, anda merasakan apa yang (Name) rasakan di awal masuk dulu



"Kalian."



Seluruh personil murid kelas A kompak menoleh.



"Aizawa-sensei."



Uraraka menelan ludah. Seketika teringat perkataan tadi.



Memalsukan kematian... astaga.



Aizawa-sensei tidak mungkin sejahat itu. Uraraka menepuk pipinya, berusaha untuk fokus.



"Aku tahu."Aizawa memandang loyo seluruh anak didiknya. "Kalian pasti merasa aneh dengan latih tanding ini dan tidak bersemangat bukan?"



"T-tidak begitu, sensei, kami hanya..,"



"Nah maka dari itu."Aizawa memegang sebuah remot. "Keluarkan kemampuan terbaik kalian."



Aizawa-sensei suka melakukan hal yang nekat jadi Sero dkk udah was-was duluan.



"Aku sudah meminta departemen support membuat ini."Aizawa memutar remote control ditangannya, "Ini adalah kamera."



"Kita akan berfoto bersama setelah ini?"Kaminari



"Diem dulu dodol!"Kirishima



"Ada banyak kamera di Ground Gamma. Yang akan merekam seluruh pertandingan kalian nanti."Aizawa berseru. "Bertandinglah dengan serius."



Emang biasanya kan ada kamera dimana-mana. Semuanya berpikir heran.



"Rekaman pertandingan ini akan aku simpan."Aizawa melanjutkan, "Dan akan kutunjukkan ke (Name) jika ia sudah kembali. Jadi kalian harus berusaha agar tidak ditertawakan olehnya."



"Eh?"



"Serius?! Ancamannya itu gitu!?"



"Tapi diketawain (Name) ngeselin banget woy, gedek akutu."Sero



"Ini pemaksaan secara tak langsung..,"Mineta mengeluh.



Bagi Aizawa mungkin ancaman ini tidak berpengaruh untuk beberapa anak.



Tapi.., Aizawa melirik.



Disaat ini, yang perlu dinaikkan moodnya adalah orang-orang yang menyalahkan diri atas kejadian kemarin.



Yah. Semoga saja berhasil, siapapun kesal bukan jika ditertawakan (Name)?



Uraraka bergumam pelan. Menunduk. Teringat percakapan tadi untuk kesekian kalinya.



Apakah rekaman itu benar-benar ditunjukkan kepada (Name)? Atau sensei hanya basa-basi sebagai kalimat motivasi saja?



Uraraka overthinking



Hawks yang masing bertengger di salah satu tiang Ground Gamma bersiul. Ancaman Eraser Head emang beda. Bisa-bisanya kepikiran memanfaatkan situasi untuk menaikkan mood siswanya. Dia berbakat jadi guru yang hebat.



Iya, (Name) beruntung memiliki wali kelas sehebat itu.



Hawks menghela napas panjang.



"Oke, mari kita undi kelompoknya."Vlad King dan Aizawa-sensei usai memperkenalkan Shinsou kembali membawa kotak undian.



"Bagaimana dengan Shinsou??"Hagakure mengangkat tangan, "Apakah akan ada kelompok yang melawan lima orang?"



"Shinsou akan berpartisipasi di dua pertempuran."Vlad King menjawab. "Tapi tetaplah tim yang menangkap empat orang akan menang. Meski jumlah personil dalam tim itu lima orang. Kalian akan paham nanti."



"Keadaan untuk pertempuran ini adalah Para Pahlawan bergerak untuk mengepung Kelompok Penjahat dan menangkap mereka. Jadi kalian tidak harus mengalahkannya."Aizawa menambahkan.



Jadi jumlah anak yang mengikuti latih bersama adalah 41 anak termasuk Shinsou. Mereka dibagi ke lima pertempuran sehingga jumlah anak tiap tim adalah empat orang.



Shinsou sendiri akan dua kali bertanding. Pertandingan pertama untuk tim 1 kelas A dan pertandingan kedua untuk tim 5 kelas B.



Aturan mainnya sederhana. Kalahkan lawanmu atau tangkap dia dan masukkan ke penjara.



Cukup sampai situ, sekarang undiannya.



Sen berdoa setulus hati agar tidak melawan orang-orang tertentu. Oh ayolah, dia masih sayang nyawa! Saat mengambil bola di kotak undian, tangannya sampai bergetar.



"KELOMPOK SUDAH DITENTUKAN!!"Present Mic berseru. "CEPATLAH BERGABUNG DENGAN KELOMPOK KALIAN ANAK-ANAK! AKU PENASARAN!!"



"Tiga!"Sen berseru. Mencari kelompoknya.



Juuzo melambaikan tangan, menunjukkan bola nya yang bertuliskan angka tiga.



Setidaknya ada Juuzo di kelompoknya. Sen menghela napas. Juuzo anak rekomendasi dengan kemampuan yang hebat. Dia bisa sedikit menghembuskan napas lega.



"Kaibara!"Tsunotori dan Tetsutetsu berseru senang.



"Kelompok tiga?"Sen bertanya. Mereka kompak mengangguk.



Juuzo menoleh ke barisan kelas A, "Oke.., sekarang siapa lawan kita?"



Sen menoleh lantas mencermati.



"Astaga..,"



Lututnya seketika lemas.



"KELOMPOK TIGA KELAS B JUUZO HONENUKI VERSUS KELOMPOK TIGA KELAS A TODOROKI SHOUTOO!"



Awase, Kosei dan Rin dikelompok lain sontak menahan tawa.



*



Semangat Sen, nang ning ning nang ee



Jadi.., begitu iya begitu.



Aku gatau konflik di Reason #2 bakal rumit atau enggak tapi yang jelas kalo di Reason #1 dulu konfliknya hanya mencangkup (Name) dan quirknya. Kali ini mungkin sedikit berbeda karna akan menyeret kelas 1A, menyeret Hawks, departemen, UA, dan villain.



Anjim pusing gua.



OKE GALLERY OWLOWLOWL!


Artist : Chitato_pon

Jiwa shotaconku aktif kembali. eh tapi emang aktif terus ye?


 El adalah kandidat tokoh terpopuler di Reason mengalahkan Heroin padahal El hanya numpang nama saja huhuw.


TAPI SINI DEK, AYO SAMA TANTE!

Artist : Zuyyaa


Oh iya, setelah melihat ini, aku jadi pengen bikin ee..., cerita fantasy. Sebagai selingan karna jujur aja, tanpa dialog absurd (Name), aku merasa hampa hiks srot.


Tapi keren banget, bahkan sampai detail rambut twintail (Name) digambar! Aku lagi suka gambar karakter dengan rambut kuncir dua kanan kiri hehe, jadi visual (Name) fantasy bakal pake rambut twintail ehek.

Artist : Ryukiathanasius


GILA INI MAH VISUAL CHAP BESOK-BESOK!


Jadi, kalo kalian penasaran gimana muka (Name) saat jadi penjahat, maka suram kelam macam ini! Aku bener-bener suka matanya! Terkesan hampa banget, jadi feel depresotnya kerasa!


----


Oh iya, mungkin jika ditanya, siapa yang paling depresi diantara Todoroki sama Bakugo? Maka aku akan menjawab Bakugo.


Yah.., Todoroki masih bisa cerita ke Midoriya atau Iida, dia merasa bersalah emang, tapi masih dilampiaskan ke teori-teori ngaco. Todoroki memilih fokus untuk bagaimana cara agar dia bisa membantu penyelidikan untuk menemukan (Name).


Sementara kalo Bakugo lebih memilih menyimpan sendiri tanpa mau curhat kemana-mana. Bakugo terlalu terbenam dalam rasa bersalah dan menyebabkan ia galau sendiri. Akang ledak galau huhuw.


Jadi begitulah kawan-kawan, tapi besok saat latihan gabungan, mereka berdua akan menggila.



Menggila menggila menggila~



Oke sampai jumpa di chapter berikutnya! Maaf aku tidak bisa apdet harian kayak dulu :( tapi kuusahain selalu rajin apdet dua hari sekali !


Babai!

Owlyphia!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro