Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

[33]

 ┍━━━━━━━✁━━━━━━━┑

"Jika ini hanya mimpi, bisakah aku tertidur untuk selamanya?"

┕━━━━━━━✃━━━━━━━┙

≪•◦ ❈ ◦•≫


"Mau nonton ga? Movie keduanya rilis hari ini lho."


"Aku skip deh,"Aku emnghela napas panjang. "Lagi.., males."


"Oke besok kiamat."Rea berkata datar, memasukkan buku-bukunya ke dalam tas."Sakit?"


"Kaga."Aku menggerutu, "Lagi pengen tiduran. Mager tingkat dewa, aku mau menyimpan tenaga untuk menghadapi thanos."


"Kalo maksud thanosmu itu Pak Hendra Kimia, selamat anda masuk neraka jalur prestasi."


"Ya gimana ya, sopankan bilang kalau aku kesurupan pak habibi gara-gara bisa jawab satu soal?"


Rea mengusap dahi, sebenarnya reaksi dia sama seperti guru kimia mereka, kaget. Masalahnya tuh, si (Name) lagi melamun, dipanggil maju maksud hati biar mampus. Tapi sampai depan malah bisa ngerjainnya. Ya doi emang pinter sih, tapi pinternya kondisional, kadar begonya malah lebih tinggi. Kaget aja gitu pas tau si (Name) bisa ngerjain, apalagi ini kimia. Salah satu mapel yang punya banyak haters.


"Serius gamau join? Si Mawar yang traktir lho."


"Suruh kasih mentahan duitnya aja."


"Dih sarap."


Aku terkekeh, melanjutkan membereskan tas, siap untuk pulang.


"Oh iya Re."


"Hm?"


"Kadang kamu ngerasa ga sih? Kalau aku terlalu bergantung banget dengan Bayu?"


Rea terkesiap, tapi dengan lihai tetap memasang muka datar, menoleh, "Aku gak paham?"


"Maksudku, tiap sekolah nebeng, kalau ada apa-apa dia siap sedia 24/7 buat bantuin, bareng terus dari zaman ingusan. Aku gabisa naik motor, kalau ada apa-apa mesti harus ngehubungin Bayu dulu. Kayak..., apa ya? Lama-lama aku seperti bergantung terus. Dan besok-besok kita kan gabakal bareng terus seperti ini. ada masanya kita punya kehidupan sendiri kan?"


Daripada kau yang bergantung, bukannya lebih tepat kalau dibilang Bayu yang justru terlalu bergantung?


Rea tak ingin mengungkapkan isi hatinya, ia hanya menepuk pundak teman karib dari masa rok biru itu. "Kalau gitu ngomong. Ngomong langsung. Kalau gak ngomong, masalahnya gak bakal selesai."


"Gak enak ah, nanti malah canggung."


"Tapi seenggaknya masalahnya selesai kan?"


"Iya sih."Aku mengusap dahi, "Aku takut aja gitu, kalau terlalu bergantung, gimana nanti kalau Bayu udah punya cewe? Yakali aku tetap nebeng dan sebagainya. Sebego-begonya aku, ga bakal mau sama yang namanya ngerusak hubungan lah."


Sebego-begonya elu itu mah yang ga nyadar kalau selama ini Bayu sukanya sama siapa, tolol.


Rea esmosi. Tapi dia maklum sama kapasitas otak temannya kalau soal ginian ga lebih besar dari kecebong.


"Kayaknya harus mulai jaga jarak ga sih?"


"Lakukan saja, abis itu nanti kalian saling salah paham."


Rea mengangkat tasnya, berdiri, "Kalau kau gak mau galau ya ngomong langsung ke si Yuyu anjir. Gak ngomong malah bikin salah paham. Emang menurutmu Bayu senang tiba-tiba disuruh jaga jarak? Kayak lagi pandemi aja sial."


Aku menghela napas, rasanya sikap blak-blakan Rea makin lama makin mirip Jirou.


Kalau ternyata aku benar-benar berteman dengan gadis rocker itu.


"Nanti aku coba bilang."


"Nah gitu dong, jangan kayak di cerita-cerita gitu. lagi gamau ngeliat drama."


"Ih."


Ponsel hitam Rea berdenting, membuat gadis itu reflek menoleh ke layar ponselnya.


"Aku dijemput, duluan ya."


"Eh, oke."


"Inget ya, kalo sampai lu berdua sampe ada apa-apa, aku yang jadi pelampiasan anju. Udah cukup, gamau jadi JNE lagi buat lu berdua. Makanya NGOMONG!"


"IYA IYAA!"


Rea mendengus berjalan ke pintu kelas sebelum akhirnya ia berhenti.


"Oh iya aku lupa bilang tapi, welcome back."


Sayangnya ia membelakangi (Name) jadi tak bisa melihat ekspresi apa yang dikeluarkan gadis itu.


≪•◦ ❈ ◦•≫


Kondisional, jadi kadang kalau lagi pengen olahraga ya kita ke sekolah jalan kaki. Tapi kalau lagi mepet dan mager, naik motor.


Karna motornya Bayu lagi dipermak, alhasilnya tadi pagi naik angkutan umum.


"Kalau udah lulus, rencananya lu mau masuk jurusan apa?"Bayu menoleh, pertanyaan random untuk mengisi keheningan dari tadi.


"Dokter."


"Ga percaya."


"Dokter Gigi Hewan."


"Meriksain gigi kambing gitu?"


"Meriksain taringnya buaya."Aku nyengir, "Sini buka mulut."


"Heh nyet, mana ada aku buaya!"


"Biasanya juga ngegombalin mak sayur!"


"Itu kan emak-emak!"Bayu protes, "Coba ya sini aku gombalin, awas kalo melting, ga nerima orang baper."


"Sini coba, nanti aku gantian."Aku tertawa, jangan diremehkan skill gombalku udah di upgrade ya.


Bayu ancang-ancang mengambil napas, sok banget pake nge smirk lagi.


"Ikan cucut ikan hiu."


"Cakep!"


"U'r so cute, I love you."


woah. Aku tertegun pelan. "HAH IH, SOFTIE BANGET SIAL, AHAHAHAAHAHAHA."Sudah lama aku tidak tertawa lepas, tapi lucu gitu karna Bayu ga pernah gombalin aku, paling sering mak-mak tukang sayur.


Sampai dulu aku ngira kalau seleranya dia itu janda kembang.


"Oke-oke coba gantian,"Bayu mengusap lehernya, mungkin salting. Mungkin. Mungkin juga malu. Mungkin.


"Ada ranting ada kayu."


"Cakep kayak aku."


"I'm nothing without you."


Bayu diam. Agak lama. Mungkin loading. Beberapa saat sebelum akhirnya ia berteriak, "HEH,  BELAJAR DARI MANA ANJIR!?"


"Ada deh."Aku tertawa, "Mantep ga?"


"Ngerasa gagal jadi buaya kalo gitu."Bayu bergumam kesal. "Coba aku mu ngulang, awas kalo sampai kau ga baper."


"Sini mana coba."Aku berkata dengan nada menantang.


Karna Bayu lama mikirnya, jadi aku jalan duluan, menaiki anak tangga terakhir sebelum tiba di trotoar selanjutnya. Meninggalkan Bayu yang masih stay di tangga. Masih sibuk mikir dia.


"Oh ketemu!"


"Kalo cringe, nanti bayarin cilok dua rebu."


"Kalo lu sampe baper, nanti malem traktir roti bakar."


"Deal."


Aku baru saja mau menoleh tapi Bayu keburu membuka mulut, menyuarakan gombalannya.


"Ubi ungu rasanya sendu."


Belum sempat dibalas 'cakep', remaja laki-laki itu langsung melanjutkan perkataannya.


"Kamu tau? Aku rindu."


≪•◦ ❈ ◦•≫


Aku menghela napas panjang.


Denting jam menunjukkan bahwa ini sudah larut malam. Jarum pendek sudah mendekati angka sepuluh. Aku harus sudah di kasur sebelum Mama datang menggrebek. Toh juga aku bukan tipe yang suka begadang.


Itu dulu sih, waktu disana kan hobiku bangun malam terus latihan tiap malam.


Iya kalau nyata.


Aku menutup buku binder, merebahkan kepala di atas meja. Merasa malas untuk pergi ke kamar mandi untuk bersiap-siap tidur.


Aku membuat dua rute teori.


Pertama adalah bahwa aku baru saja lintas dimensi itu sungguhan. Aku benar-benar berteman dengan karakter serial. Bukan apa-apa tapi jika itu benar-benar terjadi, setelah aku kembali, entah kenapa rasanya fiksi sekali. Membuatku sedikit bingung apakah ini nyata atau tidak. Aku menghela napas.


Maka kata kuncinya sudah ketemu kenapa aku bisa berpindah dimensi.


Mimpi saat itu menjelaskan semuanya. Bahwa Buku dongeng yang diberikan kepadaku saat di Pulau Nabu itu bukan buku dongeng semata.


Aku akan menelitinya besok-besok. Kalau niat. Toh tak ada yang tahu kapan mimpi itu datang lagi.


"Aku ngantuk..,"Aku menguap pelan, matanya sudah berat.


Belum mataku benar-benar terpejam, selintas pikiran lewat begitu saja.


Bagaimana kalau aku kembali kesana jika tertidur.


"Ugh-"


≪•◦ ❈ ◦•≫


Ini sudah lewat angka dua belas.


Bayu mah emang tipe malam, males banget sama yang namanya tidur. Rumah sepi, hari ini ia tidak menginap di rumah (Name), perkara gombalan tadi membuatnya mengurungkan niat untuk nebeng lagi. Rasanya sedikit kikuk.


"Emangnya kenapa sih anjir, lemah banget jadi cowo. Lu yang gombalin napa lu yang baper bego. Ih tolol banget jadi anak."Ucapnya kesal, bermonolog dengan dirinya sendiri.


"Lagian gimana kalo dia risih aish. Emang ganiat hidup ih ih ih."


Udah kayak orang stress.


Bayu mengacak rambutnya kesal. Merasa kesal karna berbuat memalukan tadi sehingga membuat dirinya bergegas mengambil ponsel. Berusaha mengalihkan pikiran.


Tidak terlalu banyak yang bangun malam-malam mengingat besok masih hari aktif untuk sekolah. sehingga lelaki itu memilih membuka aplikasi chatting dengan ogah-ogahan. Toh gada notif.


"Eh."


Pupil matanya membesar tatkalan melihat status online dari kontak (Name).


Monkey D. Bayu

|Belum tidur?


Mataku mengerjap-ngerjap menahan kantuk, sedikit mengernyit saat melihat notif masuk. Padahal ini adegan kesukaan dimana penyergapan The Pensieve ke kastil Miraz. Si Edmund gadanta anjir mainin senter, greget abis tapi mataku sudah capek banget sampai-sampai tidak ngeh kalau lagi playing adegan favoritku.


Sedikit membuka melihat siapa yang mengirimkan pesan membuatku reflek mengambil ponsel biru itu dan mengetikkan balasan.


Bayu jarang gugup, ia cenderung santai dalam hal apapun. Tapi melihat ada tulisan typing dari (Name) sedikit membuatnya deg-degan, penasaran dengan perihal kenapa gadis kebo itu belum tertidur jam segini.


Hippopotamus (Name)phibius

|Yu, vidcall


Loading dulu. Mata lelaki itu berkedip sesekali sebelum melotot melihat balasan yang masuk.


"HAH?!"


Ih anjir aaaaaaastaga monde sande, aduh aduh aduh, Bayu bolak-balik memastikan bahwa dirinya tak salah lihat.


Kayak orang pacaran, batinnya tapi dengan gesit lelaki itu menepis pemikiran anehnya.


Tangan Bayu dengan cepat menekan ikon video di room chatting mereka. Tangannya reflek merapikan rambut.


Mereka jarang video call, pake banget, dari dulu (Name) lebih suka disamperin langsung. Katanya, dia malah bingung kalo video call, sering kehabisan topik.


Sambungan menandakan berdering,


Ih bego, ngapain deg-degan


Begitu layar memulai hitungan waktu, muka (Name) tertampang jelas, terlihat lelah bersandar di meja.


"Kok belum tidur? Kesambet apa kau?"


"Kesambet daisuke kambeng."


"Kesambet doang, uangnya kaga."


"Hehe."


Bayu mengangkat alis, mendekatkan mukanya ke kamera, "Pucat amat? Sakit?"


"Kaga. Eh lu ngantuk ga? Kalau ngantuk ya dimute aja gapapa."


"Segar bugar kayak gini dibilang ngantuk, mata kau kelilipan?"


"Yaudah kalo engga, nemenin aja buat malam in-"Dihentikan karna gadis rambut hitam pendek itu menguap ngantuk.


"Mau aku kesana?"


"Gausah, nge repotin."


"Dih sok-sokan nggak enak, padahal tadi siang ngerengek minta kebab. lagi nobar apa?"Menyadari ada laptop menyala, dengan adegan-adegan sekilas yang membuat Bayu menyadari bahwa gadis itu sedang night movie.


"Narnia yang kedua."


"Gak bosen?"


"Ngeliat muka Edmund mana bosen."


"Anjir."


Terdengar suara tawa pelan dari sana. Terlihat gelap, hanya remang-remang cahaya laptop dan sedikit bayangan muka gadis itu dari layar ponsel Bayu. Menguap lagi- lantas bergumam entah apa.


Bayu nyengir, mengambil beberapa tangkapan layar, momen jarang yang wajib diabadikan


"Aku ngantuk banget."


"Yaudah tidur."


"Gamau tidur."


"Ribet amat sih lu kaum hawa."Kekehnya pelan. "Kenapa gamau tidur? Biasanya juga molor kayak kudanil. Besok bangunnya telat marah-marah."


"Oh gini aja.., aku mu cerita tapi besok kau lupain ya?"


"Cerita aja."tapi gabakal aku lupain, sans. Bayu memetik senar gitarnya, sedikit bersenandung pelan. Moodnya lagi baik malam ini.


Sepertinya (Name) sudah setengah sadar, matanya sudah merem-melek benar-benar terlihat ngantuk.


"Aku bermimpi panjang. Amat panjang."


"Sampai-sampai mimpi itu buat aku takut tidur lagi."


Bayu melirik sekilas, bertanya pelan, "Mimpi buruk?"


"Genrenya random, ada fantasy, ada action, slice of life, horor, comedy, dan romance. Oh sama thriller, untung aja kaga ada angst. mungkin," 


"Terus kenapa kau tak mau bermimpi lagi?"


"Karna aku takut gabisa kembali-"Menguap sekali lagi. "Aku takut kalau ternyata ini lah yang ternyata hanya mimpi."


"Kalau ini mimpi, memangnya apa yang akan kau lakukan?"


"Aku memilih untuk tertidur selamanya."


Suasana hening.


Sejenak Bayu mencerna percakapan apa yang barusan terjadi sebelum ia kembali berkata.


"Hey, If you have any problem, I'll listen."


Terdengar suara tertawa dari sana, "Maybe, I'm thinking too much, tapi tunggu sepuluh tahun lagi, nanti aku bakal cerita kok."


"Gak kurang lama tuh?"


"Enggak. Tunggu aja pas umur kita 26 tahun, nanti kau bisa nagih."


"Gua catat di memo, awas kalau besok ngeles."


"Hehe."


Hening sejenak. Sepertinya (Name) sudah tertidur, Bayu hendak mengambil kembali ponselnya sesaat sebelum terdengar lagi suara dari sana.


"Yu, menurutku kau bakal jadi professor terkenal deh. Yang sampai strata tiga gitu, terus apa namanya? Cumluade? Terus dapat tawaran beasiswa dimana-mana terus jadi pemateri handal di acara-acara penting."


"Yah, kau kira aku mau belajar sampai segitunya, boringlah anjir, lagian intuisi dari mana itu. Ngaco."Kekehnya pelan.


"Feelings aja gitu, intinya kau itu bakal jadi mahasiswa aktif, trus diincar banyak dosen. Mungkin bakal dapat akselerasi gitu. terus beasiswa ke Melbourne atau ke mana lah."


"Emang kau mau jauhan? Kemana-mana aja masih nebeng gua, udah sok-sok an bisa nganter ke Melbourne."Bayu nyengir, lagian (Name) aja masih ogah belajar motor. Katanya dia mau bikin papan terbang aja, biar gausah belajar motor. Kasian amat itu anak, mau ke Alfamaret aja mesti teriak-teriak minta dianterin.


"Gimana ya.., kalau lu udah sukses, udah dihormati banyak orang. Aku cukup jadi yang tepuk tangan aja udah seneng kok. Trus nanti aku mu bikin konten tentang Bayu yang dulu nangis gara-gara ga dibolehin masuk ke rumah tetangga."


"Ngaco-ngaco ini, toh aku ga tertarik jadi profesor atau apalah itu. Terlalu sibuk itu gak baik, nanti jatuhnya malah kayak Papa brengsek itu."


"Bener sih..,"


"Kalo kau sendiri? Mau jadi apa?"


Benar kata orang-orang, Bayu nyengir, semakin malam itu biasanya bahasannya bakal semakin berat. Semakin dalam. Dan ini jarang sekali mereka bicarakan. Jarang pake banget. Rancangan masa depan adalah privasi tersendiri menurutnya. Cukup kerja keras untuk meraihnya tanpa perlu mengumbar-umbar kemana-mana.


"Mau jadi apa ya...? Well, as long as, you're happy, I don't really care what else happens."


≪•◦ ❈ ◦•≫


Baperin dulu yekan sebelum konflik ahay papale.


Ilustrasi sedikit waktu mereka jalan pulang sekolah.

Batik supremacy asik

OKAY galery olip

Artist : @berlin_107 on IG

HEH KECE BANGET OUTFITNYA (NAME) AAAAAAA


asli kece banget. ih bagus banget uhuhuhu.

Artist : @itpaxh on IG

Tau ga si, kalau setiap ngeliat art yang nunjukin (NAme) lagi nangis. Semakin sering aku mikir yang enggak-enggak buat ending anjir ehehehehehehehehehe

Artist : @fiz._edtz on IG

Route di dimensi KNY, 

kayaknya enak kalau couple an ama Sabito deh. tpi sayang mayat :( 

Artist : Threeyaa17

Jiwa bi laik : hentikan tangismu mari kita jedag-jedug bersamaku.


TAPI ARGH, BAGUS BANGET AAAAAAAA gatau aku mau ngomong apa. terlalu lelah dengan mamak mastah satu ini huhu.

Artist : 123anikkaka

KIYUT BANGET SINI MASUK KARUNG,


 kenapa banyak yang ngirim fanart yg sedih-sedih ya? Saya merasa bau-bau tim sad ending nih, hmmm.


OKAY!

Sampai Babai dan Thankiess

Owlyphia

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro