Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

[32]

┍━━━━━━━✁━━━━━━━┑

Welcome to New Arc

-CHOICE, CHANCES, CHANGES-

"Make a Choice, take a Chance or life will never Change"

┕━━━━━━━✃━━━━━━━┙

Akankah ia menyelesaikan apa yang sudah dimulai?

Atau diam di zona aman menunggu takdir berjalan?

≪•◦ ❈ ◦•≫


┍━━━━━━━✁━━━━━━━┑

╰┈➤Keterangan Arc :

- Timeline bersamaan dengan Match Gabungan Kelas A dan kelas B

- Jika tidak paham kenapa tiba-tiba sampai ke dunia (Name) dulu, maka coba baca chapter 11 Reason #2

- Karakter Rea disini seumuran dengan (Name)

- Full Pairing Bayu (Name) OwO, aku baek

- Tapi genrenya angst :3


╰┈➤Keterangan Cover

- Dua orang yang ada di cover merupakan (Name) Pikiran

- Cover menggambarkan keseluruhan isi chapter


╰┈➤Ada yang bisa mengira maksudnya?

┕━━━━━━━✃━━━━━━━┙

≪•◦ ❈ ◦•≫

Aku juga mau bertanya, please buat menjawab :

╰┈➤ Pada seneng ga si? Kalau aku kasih ilustrasi art ku sendiri hampir tiap chapter? Kalau tidak nyaman dan malah berpikir itu mengganggu please speak up.


≪•◦ ❈ ◦•≫


Bayu berjalan cepat, melawan arus dimana rata-rata siswa-siswa dengan pakaian batik sekolah menuju kantin dan lapangan bawah. Hendak melakukan rutinitas istirahat yang notabene disukai seluruh siswa. Digunakan untuk jajan, dan spesifically modus untuk kalangan tertentu.


Remaja laki-laki itu menggulung lengannya, bahkan baju batiknya sudah berantakan keluar dari sabuk celana. Padahal baru istirahat pertama, dasar. Ketemu guru konseling, mampus sia.


Ruang kelas MIPA 3 berada di lantai dua utara pojok. Mereka tak asing dengan sosok nyentrik berjepit itu, sudah paham meski sebenarnya bingung karna biasanya (Name) dan Bayu istirahat bareng, tumben remaja laki-laki itu yang menghampirinya.


"Permisi!"Bayu membuka pintu kelas orang, "Do you wanna build a snowman?"


"Jangan teriak-teriak."


"Marah-marah mulu, kaya eyang aku lama-lama."


Kelas sepi, mayoritas anak-anak memilih pergi ke kantin daripada berada di kelas yang jenuh. Rea duduk di kursi tengah. Menggerutu, tengah mengetik sesuatu entah apa di ponselnya, mengabaikan Bayu yang berjalan mendekat.


"Re-"


"(Name) lagi ke kamar mandi."


"Oh makasih, eh lu tau g-"


"Iya, (Name) udah kayak dulu kan? Gausah senyum-senyum, lu udah kayak orang kurang vitamin D aja."


"Re, hari ini galak banget, udah ngeteh belum?"


"Nyet."


Bayu menarik kursi asal, lantas duduk di depan meja Rea. "Respon kau terus gimana?"


"Paling ingatannya sudah kembali,"Rea mengangkat bahu, "Tapi ya gitu, jadi melamun terus sepanjang pelajaran, untungnya saat dipanggil maju, (Name) bisa ngerjain soalnya. Buset heran kenapa tu cewe jadi pinter banget, besok-besok aku mau kesandung mangkok juga deh."


"Melamun terus?"


"Sibuk coret-coret juga, kalau coret-coret di bukunya sih ga masalah, ini coret-coret di bukuku anjir. Kurang ajar emang."Rea menggerutu, mendorong buku bahasa Inggrisnya ke arah Bayu, menunjukkan halaman belakangnya.


"Kenapa dia malah bahas anime?"Bayu meneliti hasil oret-oretannya, "Mau rewatch Akademi Pahlawanku apa gimana?"


"Mungkin, entahlah aku bukan wibu."


Rea meletakkan hapenya, menatap lelaki itu serius, "Aku tak tahu apa yang terjadi, tapi yang jelas, ada yang aneh dari semua ini."


"Toh ingatannya sudah kembali, apa yang harus dikhawatirkan?"


"Kondisi tubuhnya."Rea mengetuk-ngetuk meja, "Aku sudah berteman dengannya dari SMP, dan (Name) jelas tak punya riwayat sakit pada saluran pernapasan. Insiden kehilangan ingatan itu yang jadi pemicu. Jadi, untuk sementara, kita gak bisa langsung tenang."


Suasanya menjadi dingin. Bayu menghembuskan napas panjang, sebelum bersandar di punggung kursi.


"Aku mau coba menyusulnya. Kamar mandi mana?"


"Yu, bangsat lu ye, itu kamar mandi cewe."


≪•◦ ❈ ◦•≫


Aku stress.


Stress luar biasa.


Watashi depresot pengen ngesot astaga gimana sih takdir seneng banget nyusahin anak orang


Cuci muka berkali-kali, memastikan bahwa aku tidak sedang bermimpi. Tapi semuanya terlihat ama nyata jika dibilang mimpi. Bahkan terpaan angin saat aku dan Bayu ke sekolah. itu nyata. Air nya juga kerasa.


Aku menarik rambut, menghembuskan napas gusar. Kembali meraba pipi.


"Ini aku dulu."


Rambutnya kembali pendek, pipiku tambah chubby. Tidak seperti yang rambut biru, tubuh itu memiliki pipi yang lebih tirus. Dan kurasa, aku tidak merasa terlalu tepos.


"Tapi bagaimana bisa!?"


Aku kembali menjambak rambut, frustasi.


Apa itu semua hanya mimpi? Atau aku yang lagi bermimpi sekarang?


Sulit membedakan mana ilusi, mana realita. Membuatku sedikit mencubit pipiku sendiri.


Oke, tenang (Name), coba anggap semuanya bukan mimpi. Aku menarik napas, berusaha mengendalikan diri.


Mataku terpejam.


Di dunia serial, ingatan terakhirku melayang pada festival sekolah, kami baru selesai mengadakan konser. Sukses, tapi entah kenapa aku malah mewek, pake dipeluk Todoroki lagi, serasa picek me anjir.


Terus, aku bergumam, Yaoyorozu memesan minuman susu untuk kami bertiga. Lantas tas gitar Jirou tertinggal di gedung pertunjukan.


Dan disana ada villain, mungkin aku sedang demam saat itu, sehingga tak bisa bertarung maksimal. Jirou juga ada disana, lantas diakhir si dabibangsat itu menusuk perutku dan membawaku pergi bersama Toga.


Oh, ada Todo dan Baku disaat-saat terakhir, aku mengingatnya.


Aku mengusap dahi, kembali menatap cermin di toilet lantai satu bagian tangga yang emang sepi.


Kabarnya dulu ada yang mati minum wipol disini, tapi ya mana ada orang stress yang minum wipol. Orang stress minumnya baygon.


Berarti kondisi tubuhku disana sekarang tengah di kandang villain.


Aku memejamkan mata. Tak kuat membayangkan.


"Apa yang sebenarnya mereka incar?"Tanganku memijat ujung hidung, kebiasaan lama saat sedang pusing. "Kenapa harus aku?"


Apa karna aku menarik perhatian saat Jiwa menguasai tubuhku di insiden Kamp Pelatihan Musim Panas. Tapi yang kulakukan itu simpel, aku tidak mengalahkan All For One sama sekali, aku hanya- hanya hoki. Salah satu serangan si Jiwa berhasil mengenai All For One dan membantingnya telak. Kurasa aku tak melukainya sama sekali.


Dan itu bukanlah sebuah kebanggaan bagiku. Memukul mundur bukan berarti mengalahkan, jika aku tak mengambil resiko kabur, pasti kami berlima sudah mokad di tempat.


Apa, aku bergumam pelan.


All For One, mengetahui hal-hal aneh yang terjadi padaku? Tapi kurasa ia takkan sempat berdiskusi karna setelah itu All For One langsung bertarung dengan All Might.


Aku menghela napas, semakin pusing rasanya.


Tapi Dokter Ujiko sudah menandaiku sebagai subyek incaran. Sebenarnya apa yang dia incar? Uang aja masih ngemis.


Jika ingin merekrut anggota, seharusnya mereka buka pendaftaran anju. Kan banyak yang mau ngelamar.


Apa ada kaitannya dengan All For One yang sekarang tengah di tartarus?


Aku menggeleng-gelengkan kepala, merasa itu opsi yang mustahil.


"Apa yang sudah kulakukan..,"Aku menghembuskan napas panjang. Berjongkok di lantai kamar mandi yang untungnya bersih. Menenggelamkan muka di lutut. Tangan kananku menjambak rambut pelan, tangan kiriku berpegangan dengan westafel, mencengkramnya kuat.


Aku ingin menangis. Tapi rasanya tak bisa. Dadaku sesak ingin meluapkan sesuatu, aku tak kuat lama-lama dengan semua ini.


Jadi mana yang hanya ilusi, mana yang benar-benar kenyataan.


Apakah aku benar-benar bersahabat dengan tokoh serial?


Apakah aku benar-benar mempunyai kekuatan?


Apakah itu nyata, Aku mengusap mata. Kembali menunduk. Dulu itu terasa nyata, kenapa sekarang makin memburam, seakan aku hanya bermain dengan imajinasi. Aku mempunyai tingkat khayal yang tinggi. Aku susah membedakannya sekarang.


Apakah aku benar-benar berteman dengan mereka?


Dariawal semua ini adalah kesalahan. Aku mengusap leher. Beranjak berdiri, kembali menatap cermin.


"This is all justsome big nightmare, right?"

Benar, dariawal ini salahku tidak bisa membedakan mana yang perasaan asli, mana yang hanya imajinasi.

≪•◦ ❈ ◦•≫


"Kamar mandi deket tangga deh, tadi gua lihat dia masuk ke sana."


"Oh, thanks bro."


"Bagi contekan waktu ulhar sosio jangan lupa Yu!"


"Aman ndan, dijamin Bu Endang ga bakal manggil lu buat remedial!"Bayu melambaikan tangan, berlari kecil.


Ini gila, Bayu memang gila, tapi dia tak pernah segila ini, istirahat hampir selesai dan (Name) masih belum kembali ke kelas. Sepertinya tadi pagi tak ada yang iseng menaburkan boncabe di sarapan deh.


Ia mesti menjelaskan rinci agar Rea tak salah paham tentang 'poin menyusul ke toilet'. Bayu anak baik, tak mungkin ia masuk sengaja ke toilet perempuan.


Mungkin sih, tapi gagaga.


Tadi pagi, tumben sekali gadis itu tak terbangun padahal angka sudah menunjukkan waktu enam lewat lima belas. Bayu sih tak masalah mau bolos, tapi (Name) yang sering keberatan kalau terlambat. Pagi tadi, malah dia yang bangun kesiangan.


Mama gadis itu menyuruhnya membangunkannya, karna emang kalo udah tidur mesti cosplay jadi batu. Mau gempa, banjir, longsor, diskon gede-gedean, gabakal kebangun.


Anehnya saat dibangunkan, (Name) membuka mata, menyebut namanya kaget, terlihat syok, lantas tertawa aneh, berkata 'aku pasti sudah gila' lantas tertidur lagi.


Kampret emang. Bayu menggerutu. Mempercepat langkahnya. Lihai gesit memiringkan tubuh saat hendak menabrak anak-anak yang sedang melintas.


Moodnya benar-benar bagus. Bertahun-tahun Bayu berteman, ia jarang merasa antusias ketika hendak bertemu gadis itu.


Apa karna dia sudah kembali, ingatannya sudah kembali, Bayu seakan merasa baru bertemu seseorang setelah sekian lamanya.


Jadi ini perasaan apa? Antusias? Senang? Bahagia? Atau malah rindu?


"Aku pasti sudah gila."Gumam lelaki itu, mengacak rambutnya tak terima dengan apa yang ia pikirkan barusan, memperlambat gerakan kakinya saat mendapati bahwa dirinya semakin dekat dengan kamar mandi dekat tangga.


Sepertinya memang disini, Bayu bergumam. Ia berdiri di depan pintu masuk ke ruangan yang berisi beberapa toilet dan westafel perempuan. Tangannya menjulur hendak mengetuk pintu saat kemudian ia membeku mendengar suara lemah dari pita suara yang amat ia kenal.

≪•◦ ❈ ◦•≫

Bayu enak banget dibuatangstnya ya gusti maafkan aku

Oh ini bonus.

Buat yang nanya kemana aja, Kemarin aku sibuk di Pragma ehehehe, udah tamat tuh, gass baca.

Okay galery OLIP!

Artist : young_lim

Saat melihat ini aku langsung bergumam.

'Pasti kena quirknya Shinsou'

Tapi lucu juga sih pake Cheerleader kostum, jadi pengen Art Trade juga huhu.

Artist : @g_gabyyyy on IG

Selamat, anda memberiku inspirasi dalam membuat desain mode Jiwa kalau di tubuh (Name) huhuhu

Artist : @berlin_107on IG

AAAAAA ASTAGA, BAGUS BANGET. Hebat banget bisa gambar tradi sedetail ini yagustii angkat aku jadi muridmu suhu :(


Artist : @roarwl on IG

No comment, tersungkur melihat masterpiece satu ini. Aku lelah melihat art bagus dari kalian, aku butuh banyak guru T-T


Artist : @nzuuq_on IG

Aku mikir, kayaknya kalau ada route dimana (Name) jadi traitornya UA seru juga tuh. Konfliknya lebih bejibun asek.


Artist : @istephila on IG

Asli aku teriak, SOFT BANGET COLOURNYA! Pembaca Reason mastah semua anjir aku ga kuat huhuhuhu


Artist : Alseraani

Jadi pengen ikut bikin versi bikini, Summer Time Reason gass ga nih? Mayan buat Mineta uhuk


Artist : @annie_melanie23 on IG

Oke Google, Bagaimana cara menukar jari? Aku pengen belajar shading di teknik tradisional kayak gitu mak, bagus banget :((


Artist : jejeajeng

TERLALU CANTIK, TERLALU WAH, TEPAR AKU LAMA-LAMA AAAAAA MASTAH BANGET UAAAA

≪•◦ ❈ ◦•≫

Sampai Babai

Owlyphia

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro