Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

[31.2]


Kubagi jadi dua bagian biar serasa dobel apdet hehehe


*


"Hei, apa kita takkan membalut luka mereka? Atap ini sudah seperti lautan darah."Twice bergidik. Tubuh-tubuh tergeletak tak sadarkan diri. Bau anyir yang menyengat.


"Secara logika, mereka begitu karna kau, bego."Spinner bergumam malas.


"Secara visual, yang melakukannya adalah Toga-chan! Toga-chan! Bukan aku!"


"Tapi kau yang mengkloning toga-toga itu."


"Benar juga sih."


Kurogiri menghela napas, "Aku sudah memindahkan yang masih bugar, di atap gedung sebelah hanya ada tim medis-sepertinya, dan siswa yang terluka."


"Bagaimana dengan Toga?"Mr Compress memutar-mutar dua kelereng di tangannya. Sejauh ini mereka berhasil bergerak.


"Sedang melakukan tugasnya dengan riang gembira."


*


"Aku? Kirishima?"Aku menunjuk diriku, "Aku dijemput Kirishima? Lelucon macam apa itu, aku dari tadi hanya berusaha naik kesini."


"Kirishima bilang tadi, kau menghubunginya dan bilang kau sedang di lantai bawah!"Jirou berseru.


"Alat komunikasiku hancur gara-gara Nomu."Aku menunjuk telingaku yang berdarah.


Astaga.


"Yaomomo, perintahkan Kirishima agar menjauh dari sana! ITU BUKAN AKU!"


Yaoyorozu tersentak, otak jeniusnya langsung bisa mencerna apa yang tengah terjadi. "KIRISHIMA, KAU MENDENGARKU? JAUHI (NAME)! SEKARANG!"


"Hah?"Kirishima menghentikan larinya, "Lah kok?"


"Kembali. Sekarang!"Aku berseru di alat komunikasi Yaomomo, "Jangan ketahuan (Name) yang kau maksud, sekarang kembali!"


"Lho, itu suara (Name)-astaga."


Latah yang setelah itu diikuti dengan suara teriakan kesakitan dari seorang Kirishima.


SHIT. Aku membeku. "SIAL!"


Entah kekuatan animasi apa yang menyertaiku, langkahku serasa ringan tanpa beban. Tubuhku lemas tapi masih bisa diajak bekerja sama, membuatku berlari kecil ke pinggir atap.


"KALIAN JANGAN KEMANA-MANA, MENGERTI?! JANGAN MENCOBA KE ASRAMA SEBELAH!"Aku berteriak panik.


"Apa yang kau maksud!? Mereka butuh bantuan disana!"


"Tolong Kendo, dengarkan aku."Aku memandang Kendo dan Awase. "Kalian takkan kesana, kalian. Tak. Boleh. Kesana."


"(Name).."Awase berjalan mendekatiku, "Disana tidak bisa dihubungi, tugasku mengecek apa yang akan terjadi."


"Mereka tidak sedang baik-baik saja. "Aku memejamkan mata. "Aku akan kembali."


"(NAME) TUNGG-"


Tubuh (Name)(Surname) sudah menghilang. Melipat ruang dan jarak berusaha memenangkan taruhan dengan takdir.


*


Kirishima membeku. Tubuhnya tak sanggup bergerak. Seonggok pisau masih tersangga di perut bagian lambungnya. Merobek tipis organ tersebut. Membuatnya reflek memuntahkan darah akibat pendarahan di lambung.


Depannya ini (Name), suaranya juga suara (Name), tapi (Name) inilah yang barusan menusuk perutnya tanpa ragu. bahkan jika Kirishima lengah, mungkin pisau itu sudah tertanam di jantungnya sekarang.


"Ug-gh."


"Rasanya darah itu nikmat sekali..., aku begitu menikmati muka kesakitan teman pirang kalian saat aku menusuk perutnya lantas menyayat lengannya, membuat cinderamata spesial! Ah kau tau rasanya mengasikkan sekali melihat raut kesakitan dan menyerahnya, membuatku ingin sekali memutilasi tubuhnyaaa!"Toga berkedok (Name) itu bergidik riang. "Bahkan saat aku mengambil alat komunikasi ini, tidak sengaja telinganya terluka, dan rasa darahnya manis! Darah cowok ganteng memang benar-benar berbeda dari yang lain.. hmmm!"


"Kau Kirishima Eijiro bukan? Kau hebat sekali! Aku jarang melihat orang yang sama sekali tak berdarah karna quirkmu itu saat melawanku! Dari dulu, aku selalu bermimpi tentang rasa darahmu lho, Kirishima Eijirou!"Toga melompat riang.


"K-kau..,"Kirishima meringis, menahan muntah anyir, membuat tubuhnya serasa tak berpijak akibat rasa sakit yang begitu menyengat ini. "Kau tak mempunyai perasaan!"


"Oh ya?"Toga bergumam pelan. "Waaa!! Toga dibilang tidak berperasaan! Padahal aku bukan (Name)!"


Gadis itu melompat menerjang Kirishima, tak peduli dengan luka di tubuhnya, memajukan mukanya, Kirishima tak bisa bergerak, ia seperti mati rasa. Kakinya susah sekali digerakkan. Hanya bisa meringsut mundur saat gadis itu bergerak . 



"Kalian harusnya tahu! Kalian harusnya melihatnya! Kalian harusnya ada disana!"Toga memajukan mukanya.


"Toga masih punya perasaan! Toga bukan (Name)!"


"Jaga ucapanmu."Kirishima berkata geram. Berusaha menyingkirkan rasa takut dan rasa sakit serta tetap berusaha sadar.


"Uuh! Kalian harusnya melihatnya! Melihat bagaimana cara teman kalian itu membunuh banyak orang dengan kejam! Aku menyimpan videonya di markas! Haruskan kuambil sekarang? Saat (Name) menggerakkan tangan, maka puluhan orang-orang langsung berhenti bernapas! Dan tubuhnya pecah! Seperti balon air! pembunuhan tanpa jejak yang benar-benar hebat bukan?"


"Oh iya, lupa. Kalian kan tidak berteman dengan seorang pembunuh."Toga mengikik lucu.


"Iya kan, (Name)(Surname)?"


Menyadari keberadaanku.


"Aduh,"Toga menepuk dahinya, "Aku lupa mematikan alat komunikasi, yaaahh, kedengaran semuanya dong. Maaf ya semuanya! Aku lupa kalau kalian tidak mau berteman dengan seorang pembunuh!"


"Bacot sia."Aku menggerutu. "Maju sini kalo berani."


Aura +62nya keluar.


"Wah (Name)!! Kenapa kau tiba-tiba pergi! Kau kan sudah berjanji takkan meninggalkan kami!"Toga berlari-lari riang.


"Jangan pake tubuhku, Toga. Itu menjijikkan."Aku bergidik.


"Tidak mau!"


"Coba (Name), ceritakan sedikit bagaimana kau membunuh banyak orang! Aku yakin banyak yang ingin mendengarnya."


"Cara yang sama dengan aku membunuh kalian nanti."


Sejak detik ini, aku menghembuskan napas, aku tidak punya muka lagi untuk bertemu teman-teman. Masalahnya apa yang Toga ceritakan itu benar, dan saat itu aku dalam keadaan sadar.


Yaudahlah bodo amat, ngapain juga dipikirin.


"Itu tidak mengejutkan,"Toga menyeringai. "Temui kami di depan asrama ini setelah ini. kita selesaikan semuanya (Name). Terimakasih."


Dan gadis itu menghilang. Dengan warp kurogiri. Kartu AS League ternyata sedang berada disini sekarang. Sesuai perkiraanku.


"KIRISHIMA!"Aku berlari ke arah Kirishima, bersamaan dengan Kirishima yang langsung ambruk tak kuat dengan aura menyeramkan Toga.


"Tahan, sebentar saja,"Aku memejamkan mata. Menarik pisau dari perut kirishima, membuat laki-laki itu berteriak kesakitan.


Tangan kananku bergerak, cahaya biru cemerang terlihat. Memulai proses penyembuhan.


"(Name-"


"Tenang saja, setelah ini semua akan berakhir. Kau bisa beristirahat."Aku memotong ucapan Kirishima.


Aku memapah Kirishima, lantas kita berdua berteleportasi ke tempat Yaomomo.


Dimana semua orang tengah memandangku syok.


"Maaf, tolong Kirishima."Aku menunduk, menghindari tatapan mereka. "Kendo, aku sungguh minta maaf untuk semua teman kelas B. Setelah ini, semua akan berakhir."


Jirou berjalan mendekat  dengan cepat dan memelukku.


"Gausah mau dikompori, (Name). Bakugo membunuh lebih banyak semangat orang asal kau tahu!"


"Thanks."Aku tersenyum tipis.


"Jangan menemui mereka!"Kendo menahan lenganku.


"Aku tak mau menyesal seumur hidup untuk kedua kalinya, hehe."Aku mengusap darah yang berada di pipiku. "Kemana Hado-san dan Amajiki-san?"


"Tadi-"Yaomomo teringat, lantas memandangku panik. "(Name)! guru-guru sudah datang! Tadi Amajiki-san dan Hado-san membuat rencana untuk menjebak para villain, mereka tengah memberitahu guru-guru sekarang!"


"Itu bagus."Aku bergumam, "Aku bisa jadi pancingan."


Tak mau berlama-lama, aku memeluk Jirou sekali lagi, sebelum tersenyum dan pergi.


"Tenang saja, setelah ini semua akan baik-baik saja."


*


"Kau memaksakan tubuhmu lebih dari yang ku bayangkan."


"Setelah ini, aku mau tertidur panjang dan menyadari kalau semua ini hanyalah mimpi."


Muncul persis di halaman depan asrama.


"Aku tau kau sedang memegang dua temanku, Mr Compress yang terhormat."Aku berkata kesal. "Cepat selesaikan negosiasi ini!"


"Kau terlihat buruk sekali,"Spinner bergumam, "Sejak kapan kau cat rambut merah?"


"Aku disini bukan untuk mendengarkan roastingan kadal. Sorry."


Mr. Compress menghela napas, "Dua persyaratan. Dua bola. Bagaimana (Name)?"


"Pastikan itu bukan bola material. Aku tak mau menyelamatkan bongkahan batu."


"Gadis perempuan berambut cokelat sebahu, dan anak laki-laki yang dikepang."Mr Compress memutar-mutar dua bola itu.


Aku bergumam pelan. Memejamkan mata.


"Satu."


Memulai negosiasi.


"Minum obatmu."


"Aku sudah membuangnya,"Aku berkata datar.


"Kami punya banyak."Dabi terkekeh. "Jangan khawatir, kami punya banyak."


"Kenapa bajingan ini bisa selamat."Aku menggerutu.


"Karna teman-temanmu lemah."Dabi melempar pil itu.


Aku menangkapnya. Menghela napas kesal. melihat jumlah pil yang dilempar Dabi


"Fuck, kalian berniat membunuhku."


"Tiga obat takkan membuatmu mati, dude, hanya overdosis biasa."


Disaat-saat seperti ini, entah kenapa, aku malah seperti sedang memainkan game. Game dimana aku lah sang tokoh utama. Tak takut apa-apa karna ini semua hanyalah sebuah permainan.


Aku tak tahu apakah para villain tahu, tapi sekarang nyaris di sekitar kami, sudah siap orang-orang yang akan menangkap League. Yang kulakukan hanyalah menjadi pancingan saja.


Tanganku terangkat, menegak langsung tiga pil obat.


Tanpa jeda.


Sialnya tanpa air-anj, aku gabisa minum obat tanpa air.


"Sudah."Aku berkata pelan. "Dua."Meminta persyaratan yang kedua.


Mr Compress melempar satu kelereng. Aku menangkapnya cepat.


Siluet anak laki-laki. Berarti tinggal Uraraka saja yang masih di tangan Mr Compress. Aku bergumam pelan. Hanya tinggal menunggu waktu sebelum efek obatnya terasa. Aku tak bisa mengulur waktu lebih lama lagi.


"Dua. Kau tahu apa yang harus kau lakukan,"Suara Kurogiri bergaung. Membuatku reflek memejamkan mata. Tak kuat jika harus melakukan syarat kedua.


Persis setelah kalimat Kurogiri selesai, sosokku dengan jiwa Toga, melesat cepat dengan pisau yang mengarah ke tubuh ini.


*


"Menunggu?!"Bakugo berbisik kesal. "Mereka sudah tahu kalau kita ada disini-sensei!"


Aizawa menghembuskan napas. Ia, Todoroki dan Bakugo tengah berada di lantai kedua asrama mereka. Siap menerjang villain dari balkon kamar Tokoyami.


Tak sempat menunggu bantuan, akhirnya para guru memutuskan untuk bergerak saat tahu Nejire dan Amajiki sudah pergi. Aizawa langsung melesat ke asrama kelasnya setelah mengantarkan Tokoyami ke Recover Girl untuk mengobati radang dingin dan hipotemianya.


Sebelum mereka sampai, Nejire dengan lengan terluka dan Tamaki memberitahu kondisi sekarang dan mengarahkan untuk rencana berikutnya. Guru-guru terbagi menjadi dua sisi, yang mengevakuasi asrama-asrama lain, dan yang akan ikut penyergapan.


"Diam."Aizawa berkata pelan dan tegas. Membuat Bakugo menggerutu sendiri.


Todoroki menghembuskan napas pelan, memilih untuk tenang dan mengamati situasi.


"Villain memberikan satu bola murid."Aizawa berkata pelan lewat alat komunikasinya.


"Diterima. Bersiap untuk penyergapan."Suara Ectoplasm terdengar.


Baru saja Todoroki hendak meregangkan tangannya. Sosok yang diketahui meniru penampilan (Name) berlari cepat, menerjang hendak menusuk (Name) yang sedang lengah.


"SEKARANG!"


Prioritas penyergapan ada dua. Yang pertama rencana A, dilakukan apabila murid yang disandera sudah berhasil didapatkan semua, yang kedua rencana B, dilakukan saat keadaan gawat.


Dan ini keadaan gawatnya.


Bakugo sudah melompati pagar balkon, Todoroki baru saja hendak berdiri, Aizawa malah sudah sampai ke halaman hendak menyelamatkan (Name), begitu pula yang lain dari tempat mereka bersiaga.


Saat sebelum semua baru menyadari bahwa tubuh mereka tak bisa digerakkan.


Aku mengangkat tangan.


"Sudah."


Menghentikan gerak seseorang bukan termasuk kemampuan quirkku, definisi ilmiahnya adalah aku menghentikan aliran darah pada saraf target membuatnya tak bisa menggerakkan badannya. 


Hero memang cerdas, tapi Villain lebih licik. Aku hanya bisa menghela napas, padahal sebelumnya berharap mereka tak terpancing keluar akibat Toga yang hendak menyerangku pura-pura.


Mr Compress melempar satu bola. Kali ini siluet perempuan.


Lantas ia menjentikkan jarinya, dua bola itu langsung berubah menjadi dua orang yang tersungkur dengan sekujur darah di tubuhnya.


Rin Hiryu dan Uraraka Ochako.


Aku reflek berlutut.


"Hah...,"


Jantungku berdegup kencang, rasanya organ itu memaksa keluar dari tempatnya, membuatku mengernyit sakit tiap ia berdetak. Kepalaku makin pusing, berputar, seperti penderita vertigo. Mataku memburam cepat.


Lepaskan mereka semua.


"As you wish, my lil sister."


"Kita dapat targetnya."Dabi memegang bahuku yang sedang berlutut menahan sakit.


"Pertarungan ini selesai. Malam yang cukup panjang."Kurogiri bergumam, tak peduli di sekitarnya sudah bergerak dan merangsek maju hendak menyerangnya.


Warp muncul dengan diameter yang cukup luas melingkupi aku dan seluruh anggota League.


"Waktunya tidur."


Sergapan rasa sakit menyerangku saat aku melepas sinkronisasi. Gelap menyelimuti pandanganku, dan merasakan tubuhku terjatuh, tersungkur tak sadarkan diri, yang terlihat sekilas hanyalah pandangan panik Midnight-sensei yang tengah berlari ke arahku.


Oh, dan sebuah tangan dari balik tanah bersalju yang tiba-tiba menarik Kurogiri.


*

Selesai juga arc ini. jujur aja aku lagi stuck di arc ini, tapi besok sudah masuk ke flashback (Name) selama di League.


Oke galery Olip!

Artist : @Ahtiax._on IG

Ekspresiku saat mendapat gambar in langsung AHAHAHA GILA SOFTIE BANGET! Dan astaga! colouringnya mantul banget bikin nangis T^T


Artist : CumiGoreng28

Mungkin buat yang lupa, iini adalah dress yang (Name) pake di I-Island.

Jujur aja waktu itu aku ngedesainnya rada asal-asalan tapi astaga bisa jadi sebagus ini di fanart orang :((

Artist : CumiGoreng28

AKU PERNAH KEPIKIRAN GAMBAR SCENE INI ASTAGAAAA, TERNYATA UDAH ADA YANG SUKARELA BUATIN! MAKASI BANYAK! 

ekspresi (Name) terlihat tertekan ya bund

Artist : CumiGoreng28

 Gue dukung BayuxNem mau apa kalian 

Iya si, dukungnya Bayu, tpi yang disakitin pertama juga Bayu. dasar aku.


Artist : Meycurut

Mau ngeredraw art ini juga?? BOLEH BANGET LAH! GILA AKU SENANG BANGET ADA YANG MAU NGEREDRAW HUHU

Extra panelnya feel angstnya kuat sekali bund, ngena di kokoro T^T


OKE sampai babai!

Owlyphia

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro