Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

[31]

Jadi req kemarin beberapa minta JJK aka Jujutsu Kaisen.

Here we go, baby. (Name) on Jujutsu Kaisen but I make it genderband!

Kalo di dunia JJK, maka mungkin jadinya seperti ini.

(Name) punya kembaran cowo, teknik kutukannya sama-sama berhubungan dengan air dan teknik mereka saling melengkapi

M!(Name) adalah buaya darat, 

M!(Name) naksir Nobara, ngefans berat sama Maki, sering ngegodain Utahime-sensei

Love Interest F!(Name) adalah Fushiguro Megumi, bukan bapaknya. (Name) paling suka menirukan kata-kata tuna mayo okaka seblak bakso tahu ayam tempe nya Toge


udah mirip artsyle Jujutsu belum si?

*

Q : Kalau kau bisa mengulangi waktu, maka apa yang akan kau lakukan?

(Name) : mencegah trio di masa lampau naik kapal


Q : Kalau kau bisa mengulangi waktu, maka apa yang akan kau lakukan?

Bayu : Langsung berangkat sekolah tanpa ngejahilin Ella


*


"Kak (Name) udah pulang?"


Nejire mengusap-usap Eri yang saat itu tengah berpakaian tebal dan memakai selimut. Sedang bermain dengan Mirio saat mereka datang. Tamaki tengah berbincang-bincang dengan sobatnya menjelaskan bagaimana ia tiba-tiba kaget dengan sulur yang membawa surat dan terkait kondisi gawat saat ini.


"Tenang saja, nanti setelah badai, Eri bisa bertemu Kak (Name)."Nejire menunjukkan senyum pepsodentnya. "Kura-kura nya (Name) masih di Eri kan?"


"Iya, El lagi di akuariumnya, tadi aku mau ngasih air panas tapi kata Kak Mirio jangan, nanti El bisa mati kalau di kasih air panas yang baru mendidih."


Nejire kehabisan kata-kata. Hanya bisa mengiyakan.


Tamaki memegang bahu gadis itu. "Ayo."


"Kita duluan? Tidak bersama guru-guru?"


"Ini sudah terlambat sekali."Tamaki menghela napas, "Kau bisa bergerak di tengah badai?"


Nejire bergumam, merapatkan sweaternya, "Aku tak mau kalah dari Tokoyami-kun! Aku pasti bisa! Tapi kau?"


"Tenang aku sudah makan kripik domba."


*


Nejire berhasil menarik sosok yang tengah terluka itu di waktu yang tepat. Telat sedikit mungkin sekarang sudah ada (Name) geprek made by Nomu.


Tapi tetap saja, Nejire memang berhasil menarik (Name) dari target utama, tapi mereka tak berhasil selamat dari area pukulannya.


Terhempas oleh angin pukulan dengan puing-puing yang berterbangan. Bahkan dinding tebal yang sebelumnya sudah retak parah itu langsung rata oleh pukulan maut yang mengambil kekuatan dari serangan Bakugo.


"Ugh!"Nejire mengaduh kesakitan. Reflek mengeratkan pegangan pada kerah (Name) agar gadis itu tak lantas terlempar lebih jauh. Melayang berdua dan menjadi sasaran empuk bongkahan-bongkahan dinding yang berterbangan akibat pukulan Nomu.


Ajg gw kecekik


aku mengaduh. Meski tidak bisa bergerak, aku masih sadar, jelas-jelas begitu merasakan sensasi kecekik akibat tarikan senpai female strong di tudung jaket palkaku. Tapi gapapa, udah kebiasa.


Aku baru saja membuka mata pelan saat menyadari sebongkah material dinding melayang mematikan ke arah kami.


Ralat.


Kearah tangan Nejire dengan kerahku.


Dan saat itu juga, mataku membuka lebar menyadari hal buruk apa yang akan terjadi.


"HADO-SAN!"


Nejire menoleh. Matanya membuka lebar, menatap material yang sudah hanya berjarak beberapa puluh senti dari kami. Dengan target empuknya adalah tangan Nejire yang sedang memegang kerahku.


Kalo dianimasiin, pasti slowmo.


Aku tidak percaya kekuatan animasi dimana orang yang sebelumnya pingsan atau sekarat tiba-tiba bisa berteriak dan "memakai tenaga terakhir mereka" . Tapi aku baru saja berteriak padahal sebelumnya aku sekarat.


Yeah, apapun bisa terjadi dalam dunia serial. Aku hanya bisa mengangguk-angguk. Tapi sekarang bukan waktunya untuk berpikir seperti itu tolol.


Genggaman Nejire di tanganku reflek melemah. Tapi jujur aku tidak mempermasalahkannya, lebih baik Nejire langsung melepaskan pegangannya, toh paling nanti kelempar cuman ketabrak bangunan. Dan Nejire takkan sempat untuk menghancurkan material itu, benar-benar tak sempat. Satu-satunya jalan waras yang bisa diambil sekarang adalah melepaskan peganganku.


Tpi perkiraanku salah.


Genggaman tangan Nejire malah semakin kuat. Seakan tak peduli dengan material pembawa masalah itu. Tak berniat melepaskan tudungku sama sekali. Malah entah apa Nejire pikirkan tapi ia mendorongku maju, membuat kami berdua terdorong bersamaan ke depan.


Dan apa yang aku takutkan benar-benar terjadi.


Aku tak dapat melihat seluruh kejadian karna posisi tubuh ini adalah sedang membelakangi Nejire.


Tapi aku tak tuli, jeritan Nejire, hantaman batu yang kencang—sepertinya salah satu pecahannya menggores kulit kepalaku lantas membuat luka baru, dan..., aku meringis ngilu.


Bunyi retakan tulang terdengar jelas.


Aku menarik napas, tak mudah berbalik dalam keadaan sekarat dan melayang tapi karna kekuatan animasi, aku bisa.


Dan melihat Senpai rambut cerah itu-


Mataku membuka lebar. Alasan kenapa Nejire malah mendorongku dan bukan menarikku untuk mundur terlihat jelas.


Ia membuat seluruh bagian material yang seharusnya mengenai bagian belakang kepalaku dan tangannya, menjadi bagiannya dengan mendorongku maju. Membuat material itu mengenai tangan kanan Nejire utuh.


Suara retakan itu berasal dari sendi engsel antara tulang lengan atas, hasta dan pengumpil yang dihantam dari arah depan. Memaksa sendinya menekuk ke arah sebaliknya.


"Astaga-"Belum sempat aku dapat berpikir solusinya. Jarak kami dengan tanah bersalju halaman depan asrama- kami terlempar ke depan asrama, disana tempat bertarungnya Nomu, jarak kami dengan tanah semakin tipis. Membuatku siap untuk hantaman keras kesekian kalinya.


Simsalabim mati dini masuk Free


"I GOT YA!"


Saat dimana aku mau berwasiat, tiba-tiba punggungku tidak jadi menghantam tanah. Seseorang dengan cepat menyangga sendi lututku dan bagian bahuku. Mengambil tolakan dengan tanah sebelum kembali melompat.


Aku menghembuskan napas. "Kau memang pahlawan, Midoriya."


Midoriya tersenyum, tak peduli lebam lebam di seluruh muka serta luka robek di pipinya, berkata tenang, "Senang mendengar kau memujiku, (Name)-san!"


Aku memejamkan mata, sejenak menghembuskan napas leg- astaga! Mataku kembali membuk cepat dan menoleh ke belakang dengan gusar,"Hado-san!?"


"Amajiki-senpai sudah menyelamatkan tadi, aku merasakan sesuatu yang gawat akan terjadi, sehingga setelah membereskan Nomu, aku langsung menuju ke sini dengan Amajiki-senpai!"


Sesuatu yang gawat terjadi? Aku tersentak.


Danger sense?! Tapi seharusnya Midoriya menggunakan quirk itu pertama kali saat sedang perang bukan? Kalau tidak salah?


Ah bego, aku meringis, sindrom alurnya kambuh.


"Syukurlah."Aku menghela napas. Setengah lega meski masih merinding mendengar bunyi tulang Nejire tadi.


"Tunggu, mengalahkan Nomu?"Kali ini aku menoleh ke Midoriya. "Ka-u bisa mengalahkan Nomu?!"


Midoriya mengangguk, "Kuncinya bukan serangan terkuat. Melainkan serangan skala biasa tapi dilakukan secara beruntun tanpa jeda. Itu membuatnya tak bisa menyerap kekuatan dan melakukan regenerasi. Susah dan lama tapi aku bisa kembali tanpa luka parah seperti dulu."


Sebuah character development yang menakjubkan, sasuga MC 1. Aku meringis. Menghela napas. "Todo.., dan Baku-"


"Tenang saja, setelah ini aku membawamu ke Yaoyorozu, aku akan membantu Kacchan dan yang lain!"


Oke. Berarti aku ga perlu mikir lagi.


"Situasi?"


"Masih terkendali, hanya Kendo-san mengarahkan Tetsutetsu-kun untuk membantu Honenuki-kun melawan Villain Dabi karna di Latih tanding kemarin, Tetsutetsu-kun mampu menahan api Todoroki-kun. Monoma-kun bertarung sendiri, mnurut Yaoyorozu-san, Tokage-san yang akan membantu Monoma-kun."


Yah, mereka pintar dan jenius. Dan bisa diandalkan. Tidak seperti remaja-remaja di duniaku masih sibuk stalking mantan dan menyombongkan harta orangtua.


"Midoriya! Kau mendengarku?! Kami minta tolong, Tokage tak bisa membantu Monoma, apa kau bisa ke halaman kelas B sekarang? Monoma dan cewek villain itu sedang disana."


"Kendo-san, aku akan kesana setelah mengantar (Name)!"Midoriya berseru.


"Kendo ya.."Aku bergumam. Alat komunikasiku rusak karna hantaman tadi, tapi suara Kendo dari alat Midoriya terdengar begitu jelas."Midoriya, Turunkan aku disini."


"Hah?"


"Arahnya berlawanan. Akan memakan waktu jika kau membawaku ke Yaomomo dulu."


"O-oi, hanya memutar sebentar!"


"Kau bisa meminta tolong Sero atau siapapun untuk membawaku. Alat komunikasiku hancur. Dan kurasa area sini cukup aman."


Midoriya menggigit bibir, memikirkan berbagai kemungkinan terbaik yang bisa ia ambil untuk saat ini.


"Oke. Tapi kau takkan ikut campur dalam pertarungan."


"Deal."Aku mengangguk.


Midoriya mendarat luwes di tanah bersalju itu, lantas membuka pintu belakang asrama. Yang terhubung langsung dengan area kamar mandi laki-laki belakang. Dentum suara dan raungan Nomu terdengar jelas karna area pertempuran mereka berada di samping asrama kelas A.


"Jangan memaksakan diri."


"Tenang saja."Aku bersandar di salah satu pintu kamar mandi. Tak kuat bahkan untuk menegakkan tubuh.


"Mungkin setelah ini, aku akan bertanya banyak tentang warna mata dan mark di pipimu. Jujur dari tadi aku penasaran dengan hal itu."Midoriya menggaruk pipi. Merasa sungkan untuk menyatakan.


"Yeah, aku berhutang banyak penjelasan ke kalian."


Midoriya pergi dengan cepat. Aku merasakan aura hero memancar dari badan kekar anak SMA kelas 10 itu.


Aku bergumam pelan. Menghembuskan napas.


"Harusnya kau tadi meminta bantuanku, darling."


"Jika aku meminta bantuanmu, maka kontraknya akan langsung selesai kah?"


"Tidak sampai apa yang kau minta sepadan dengan dua nyawa. Nabastala menggurat, perjanjian itu terukir di tiang langit. Takkan terputus sampai ikatan gagal itu terselesaikan."


"Kau pikir aku percaya dengan kisah konyol itu."Aku terkekeh.


"Harusnya kau percaya. Ikatan benang takdir terlihat begitu jelas di dahi mu, my dear."


"Dahiku memang luas, gausah diingatkan."


Aku menghembuskan napas. Tak berani melepaskan sinkronisasi. Malas merasakan rasa sakit.


"Midoriya keren juga, bisa merasakan danger sense lebih cepat dari yang di serial."Aku terkekeh. Di serial , Midoriya merasakannya saat Gigantomachia datang.


Quirk yang berguna sekali, aku manggut-manggut setuju, dapat merasakan bahaya di sekitarnya. Jika Midoriya tak kesini, mungkin aku sudah remuk kayak roma kelapa. Untung quirk Danger Sense merasakan kawannya dalam bahay-


Eh.


Mataku membuka lebar.


Menyadari kejanggalan dalam cerita Midoriya.


"Aku tak mau tau, paksa tubuh ini bergerak. Ke atas. Sekarang."


"Kau membunuh dirimu sendiri, my dear."


"Aku sudah mati dua kali."


Gigiku bergemeretak.


Secara teori, Danger Sense merasakan bahaya atau ancaman di sekitarnya.


Tapi yang dirasakan Midoriya bukan karna aku yang mau terjatuh. Karna aku bukan bahaya atau ancaman bagi Midoriya.


"Sial."Aku tertatih berdiri, menyeret kakiku berusaha berjalan.


Ancaman itu, ancaman yang dimaksud Danger Sense Midoriya pastilah anggota League berikutnya!


*


"Hah? Jemput (Name)?"


"Ya, Midoriya bilang kalau dia ada di asrama belakang, kamar mandi laki-laki, kau bisa kesana Kirishima?"


"Oke, tenang, aku akan lewat dalam."Kirishima mengangguk paham. Sebelumnya ia disuruh membantu Tetsutetsu tapi langsung ganti tugas lagi ternyata.


Yaoyorozu dan yang lain sedang sibuk sekali. Dari kelas A belum ada korban yang benar-benar terluka- minus nem yang emang udah sekarat dari awal. Dari kelas B ada Sen Kaibara dengan lengan yang terkoyak, mungkin telat sedikit, lelaki itu harus kehilangan lengannya dan kehabisan darah akibat telat penanganannya, sebelumnya lelaki itu diobati di atap kelas B lantas dipindahkan ke kelas A dan Kosei Tsuburaba yang menurut informasi paru-parunya sejenak berhenti akibat melewati batas penggunaan quirknya meski pengorbanan cowo yang trauma dengan lidah Asui itu membuahkan hasil, mereka bisa memerangkap satu nomu.


Kirishima bergumam pelan, Ashido keren sekali saat bertarung tadi. Ia tak menyangka gadis humoris itu bisa terlihat luar biasa badaz saat one-on-one dengan Nomu. Membuat motivasinya bertambah.


"Kirishima, kau yang kesini?"


Kirishima berhenti berlari lantas berseru cepat, "Iya! Posisi kau dimana, (Name)?"


"Belakang asram-Ugh!"


"Oke, bertahan sebentar, aku akan segera kesana!"


Kirishima menyingkirkan seluruh lelah dan rasa sakit, ia amat yakin ini semua akan berlalu dengan cepat jika mereka berhasil memenangkan pertaruhan.


Kirishima tak sabar menanti hari esok semua kursi di kelas mereka terisi.


*


Midoriya merapatkan jaket hijaunya, ia semakin dekat dengan area bertarung Toga dan Monoma. Tak sabar mengalahkan gadis psiko yang sempat ia hadapi saat ujian Lisensi, dimana penjahat itu menyamar menjadi Camie anak Shiketsu.


Kaki Midoriya menapak di tanah bersalju, menoleh-noleh sedikit bingung kenapa suasananya begitu sepi.


Kok sepi.


Kok sepi.


Bagian depan asrama kelas B lengang. Pertempuran semua berpindah ke area kelas A sejak Nomu ke 4 berhasil dikalahkan. hanya tersisa Monoma dan villain perempuan itu.


"Kendo, kapan kau memindahkan Tetsutetsu?"


"Eh? Lima menit yang lalu.., sepertinya. Tidak-tidak-tidak, tiga menit yang lalu."


"Tiga meni- ASTAGA!"


"Kenapa Midoriya?! Ada apa?!"


Muka Midoriya terlihat pias, panik,


Sosok yang tergeletak dengan darah bersimbah tanpa henti, membuat salju putih itu ternodai bercak merah dengan bau anyir yang begitu menyengat.


"MONOMA-KUN!"


Midoriya berlari, membalik tubuh Monoma yang tergeletak tak sadarkan diri.


"Ugh."Midoriya menahan napas, "Satu- tidak tiga tusukan. Astaga, Kendo, Monoma tak sadarkan diri! Kau dengar aku?!"


"Ya tuhan!A-aku panggil Shiozaki, dia ada di atap kelas B sekarang!"


Midoriya mengecek denyut nadi lelaki pirang itu, masih hidup. Nafasnya sudah satu-dua dan darah yang mulai membeku ini memberi tanda bahwa Monoma sudah terkapar setidaknya di menit kedua sejak Tetsutetsu pergi.


Luka sayat bagian lengan, tusuk di perut kanan bawah, dan punggung, untung saja tak dalam. Pastinya Toga Himiko adalah orang yang terampil bisa-


"Tidak-"Midoriya tercekat, "Ini bukan serangan satu orang."


"MIDORIYA, SHIOZAKI- RIN- MEREKA TAK BISA DIHUBUNGI!"


Midoriya merasa nafasnya berhenti saat itu juga.


Kendo nyaris menangis. Ia panik luar biasa. apalagi Yaomomo di sebelahnya juga panik mencoba menghubungi Uraraka dan Sero yang lagi di atap kelas B.


"Aku akan kesana!"Kendo berseru, beranjak berdiri. Membersikan salju di sekitar bajunya.


"Aku ikut."Awase mengangguk, "Sepertinya ada yang salah."


"Ada detail yang terlewatkan."Shoji berkata pelan, "Aku akan ikut."


Yaoyorozu menghembuskan napas berusaha tenang, "Serahkan yang disini pada kami."


"Yui dan Shiozaki, disana kan?"Yanagi bertanya pelan.


"Ya, karna itu aku takut apa-apa terja-"


"YAOYOROZU-SAN!"


Yaomomo terkesiap, memegang alat komunikasinya, "Iida-san?"


"Kami tiba-tiba terteleport ke luar! Hutan buatan UA! Semuanya yang berada di pertarungan Nomu tadi! Aku tidak tahu apa yang terjadi tiba-tiba ada warp di bawah kami-dan..,"


"Dan sekarang, kami terpisah!"Suara Kaminari terdengar nyaring. "Aku tak bisa memisahkan jaringan lagi, kuhubungkan semua komunikasi, Iida dan yang lain sedang berusaha mencari tahu dimana kita sekarang."


"Jaga diri kalian,"Yaomomo tak tahu harus berkata apa. Dadanya tiba-tiba merasa sakit. Perasaan takut menyelusup. Membuatnya merinding gemetar.


"Yaomomo! Aku menemukan (Name)!"


"Ah thanks god, terimakasih Kirishima!"Yaomomo menghembuskan napas, merasa sedikit lega. Ada berita baik diantara semua kabar bising ini. "Daerah kamar mandi laki-laki kan?"


"Sekitar situ, syukurlah dia terlihat baik-baik saja!."Kirishima berseru, dari pendengaran Yaomomo sepertinya Kirishima tengah berlari, berusaha menghampiri (Name).


"Kirishima, aku akan mengambil alih Nomu yang dilawan Todoroki dan Bakugo di hutan buatan bersama Amajiki."Nejire yang lengannya tengah diberi penyangga berseru, "Todoroki dan Bakugo bisa menangani yang lain. quirk mereka serbaguna."


Karna seluruh penghubung disatukan oleh Kaminari membuat mereka bisa terhubung tanpa pandang bulu. Nejire yang baru memakainya juga turut mendengar percakapan Kirishima dengan Yaomomo.


"Yaomomo!"


Yaoyorozu reflek menoleh. begitu pula yang lain.


Dan mematung.


"(NAME), KENAPA KAU BISA DISINI?!"


*

*Nejire ama Tamaki di atas asrama kelas A, Tamaki memberitahu bantuan akan datang dan meminta Yaomomo mengobati Nejire yang terluka agar bisa kembali ke pertempuran.

*Kirishima hendak membantu Tetsutetsu dan Honenuki sebelum akhirnya menyusul (Name) dibelakang

*Bakugo dan Todoroki masih sibuk ama Nomu

*Midoriya pergi ke tempat Monoma

*FYI, yang karakternya ada disini adalah karakter yang memiliki peran dalam chap ini. 


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro