[28]
New Sheet Unlocked!
Jadi, kemarin aku buka pertanyaan di IG tentang 'ekspresi (Name) yang akan kubuat selanjutnya' dan rata-rata jawabannya adalah 'senyum, or ketawa, or happy,' aku mikir, kayaknya emang aku jarang banget bikin si onoh senyum
Sorry banget buat efek quirknya, aku susah bikin efek elemen air, jadi maaf seadanya huhu
*
Orang cerdas suka mempelajari banyak hal tapi orang jenius lah yang bisa menerapkan pengetahuan dalam kehidupannya.
Aku bukan orang jenius, aku bukan orang cerdas. Bahkan strategiku bisa dibilang rata-rata. Sebagai orang yang terlahir di dunia tanpa kecamuk perang ataupun kekuatan, aku tidak memiliki kemampuan analisa dan perencana yang mengesankan seperti layaknya Midoriya, Yaoyorozu, dan semua anak di kelas. Aku hanya mengambil opsi kemungkinan yang memiliki persentase resiko terendah tanpa berniat untuk memenangkannya.
Bagiku, lebih baik memilih opsi dengan resiko kegagalan terkecil, daripada opsi kemenangan terbesar tapi dengan resiko kegagalan yang sama besarnya.
"Aku yang cover dari belakang."Aku berbisik. Todoroki mengangguk setuju.
"B..bunuh... Semuaa-aanya..,"Suara monster itu menggaung membuat bulu kuduk merinding.
Skema kekuatan High End Nomu nyaris semua diatas rata-rata. Apalagi kekuatan regenerasi yang membuat semuanya tambah rumit.
Satu lengan Nomu terkibas ke depan, menjulur panjang dengan kecepatan tinggi dan kekuatan besar. Siap menghancurkan aku dan Todoroki yang berada beberapa meter di depannya. Todoroki tak gentar masih dengan muka stoic ikut mengarahkan tangan ke depan, gletser es raksasa bergerak menerjang lengan Nomu.
BDAM!
Aku mengangkat tangan, terbangan serpihan-serpihan es hasil tabrakan dua pihak yang bersiap mencabik-cabik kami sontak menjadi air,
Tangan Nomu hancur, mutan itu menarik kembali ke tubuh asalnya sambil beregenerasi memulihkan diri.
"Beneran regenerasi,"Todoroki berdecak. Aku menghembuskan napas. Setidaknya daya kekuatan gletser Todoroki mampu menghancurkan Nomu itu. "Apalagi yang kau ketahui, (Name)?"
"Dia bisa terbang, tubuhnya elastis tanpa mengurangi daya hancurnya sama sekali, dan punya jet- itu yang menyebabkan dia bisa terbang. beberapa bisa menkloning dirinya, tapi sepertinya yang ini tidak bisa. Kemampuan regenerasi membuatnya bisa menumbuhkan bagian tubuh sendiri sebagai tambahan. Dan poin terburuknya, yang ini bisa mikir."
"Kita sampingkan jetnya, jika ia punya pastinya sekarang ia sudah terbang."Todoroki mengibaskan apinya cepat, membuat High End itu berteriak kepanasan sebelum balas menyerang.
Berarti kami melawan versi down dari yang kulihat di serial.
Aku memegang lengan Todoroki, kita berpindah ke titik buta Nomu sebelum tangan penghancur mutan itu mengoyak tubuh kami. "Jujur saja, aku tak tau tentang kelemahannya, kecuali ia bisa hancur dengan satu serangan pamungkas. Mutan ini didesain untuk melawan All Might."
"Tidak mengherankan."Todoroki masih dengan sikap tenang, tanpa kami sadari aura pertarungan sedikit terkendali karna tidak ada rasa panik sekalipun, "Aku akan coba membelahnya menjadi banyak, siapa tahu sistem regenerasinya seperti Tokage, akan melemah saat banyak yang terpotong."
"Ide bagus."Aku bergumam, tanganku mengayun pelan, titik-titik air terangkat dan berkumpu, meruncing, lantas kuubah menjadi sebuah pisau-pisau es sebesar lengan tangan, bergerak melaju cepat menghantam Nomu yang reflek mengangkat tangan melindungi titik vitalnya dari pisau-pisau es tersebut. Di serial, ada scene dimana Endeavor pernah mencoba untuk membagi Nomu-nomu itu menjadi banyak dengan jaring api dan waktu yang diperlukan untuk menyatukan bagian-bagian tubuh memakan waktu yang cukup lama. Tapi pertanyaannya, apakah Todoroki bisa meniru teknik Endeavor itu?
"Todoroki, beri dia gletser seperti yang kau pakai saat melawan Sero di festival olahraga."
"Kau yakin sebesar itu?"
"Percayalah, mutan seperti dia takkan mudah melewatinya."
"Honenuki kau mendengarku?"Aku memegang alat penghubung komunikasi di telinga, meminjamnya dari Todoroki sebelum kami melompat keluar.
"Kau perlu bantuan?"
"Sedikit,"Aku mengacungkan tangan membuat serbuan ombak menerpa Nomu yang tadi melompat menerjang hendak mencabik kami, "Hitungan ketiga, tolong tenggelamkan Nomu. Tidak banyak, kakinya saja sudah amat cukup."
"Oh oke."
Ombak itu masih menahan Nomu, meski kekuatannya tidak sebanding tapi lebih dari cukup untuk melambatkan pergerakan kilat tersebut.
Nomu itu tidak semenakutkan apa yang kubayangkan. Tapi sepertinya itu adalah versi lemah dari apa yang kupikirkan. Gerakannya yang di serial dideskripsikan secepat Hawks dengan kekuatan lengan seperti Muscullar, ternyata tidak sehebat itu. Perbedaan jet ternyata mempengaruhi sekali. Mungkin yang ini setengah gagal.
"Satu,"Aku menghitung pertama, kedua telapak tanganku masih mengarah ke Nomu untuk menahannya memberontak dari cengkraman ombak yang berdebur kencang.
"Dua,"Todoroki memasang kuda-kuda, mengikuti hitunganku. Bersiap menyerang.
"Tiga. Sekarang!"
Tanganku terangkat begitu pula dengan ombak yang membungkus Nomu. Tanah dibawah Nomu melunak disertai turunnya mutan raksasa itu, tenggelam masuk, meraung marah. Tiga lengannya menjulur menerjang ke arah kami, bersiap mencabiknya.
SCRASH!
Monumen es High End Nomu, itu judulnya. Meski tidak sebesar saat menyerang Sero, tapi ini lebih dari cukup untuk membuat Nomu terperangkap. Aku mengangguk-angguk tak heran dengan kekuatan Todoroki.
"Apakah dia akan menghancurkannya dari dalam?"Todoroki bergumam, hawa panas mengepul dari tubuh kirinya, sedang menyeimbangkan suhu.
"Ini lebih dari cukup."Aku memejamkan mata.
Ini adalah teknik yang bisa dilakukan selama lawannya tidak melawan. Aku bergeming. Kedua tangan reflek terangkat, dengan telapak menghadap ke arah Nomu.
Hancurkan, dari, dalam.
Partikel air, itu ada disetiap makhluk. bahkan untuk mutan seperti Nomu. Meski bukan manusia, tapi pastinya cairan darah, saraf otak, dan sebagainya penting bagi mereka. Apabila aku berhasil menguraikannya kadar cairan di tubuhnya, semua makhluk pasti akan mati seperti layaknya tikus di rumahku kala itu. Ini teknik yang mematikan, aku sudah bersumpah mati pada kepsek untuk tidak memakai teknik ini lagi. Dan teknik ini tidak memperbolehkanku memakai jurus lainnya. membuat penggunanya tidak mempunyai pertahanan sama sekali. Seperti layaknya pedang bermata dua. Karna itulah aku tidak menggunakannya saat melawan Nine, Dabi, atau All for One kala itu. Resikonya lebih tinggi daripada tingkat keberhasilannya.
Bagian tangan Nomu yang terulur mulai teruai, dari luar aku bisa melihat bahwa mutan itu sedang kesakitan setengah mati. Sayangnya, ia berada dalam es yang membuat proses penguraiannya berjalan lama, tak secepat saat aku menguraikan tikus ataupun Nomu bersayap itu.
"AWAS!"
"Huh?"Fokusku hancur dengan teriakan Honenuki. Tanah bergemeretak kencang. Disertai getaran-getaran yang tidak biasa.
"MENUNDUK!"
Todoroki melompat menarikku untuk minggir dari area tadi.
"Ap-"
BUM!
Empat- tidak lima lengan Nomu. Mereka keluar dari tanah tadi kupijak, melesat siap menusuk siapapun yang berada di atasnya tanpa pandang bulu. Mungkin telat sedikit, aku sudah jadi sate sekarang.
"Wah."Aku bergumam pias. Sedikit terkejut.
"Kau tidak apa-apa?"
"Hanya sedikit kaget."Aku menarik napas, "Sepertinya memang tidak bisa diremehkan."
"Kata Aizawa-sensei, kita tak boleh meremehkan lawan, (Name)."
"Aku tahu,"Aku bergumam kesal kenapa Todoroki menanggapinya begitu serius.
"Strategimu gagal,"Todoroki bergumam, "Bagaimana sekarang? Apakah kita benar-benar harus memotongnya menjadi banyak?"
"Mungkin?"Aku bersungut, "Sepertinya iya. Aku akan coba memotongnya, kau incar saja otaknya."
"Bagaimana caramu memotongnya?"Todoroki menoleh, kakinya baru saja dihentakkan tuk tepis tangan tajam yang siap mengoyak kami tadi.
"Lihat nanti, tapi aku juga belum pernah mencoba teknik ini."Aku mengeluh, apalagi di depan sana, Nomu sudah berhasil menghancurkan dinding es Todoroki. Melelahkan.
"K..kau khiraa seperthi ithu bisghaa mengalaghkankhuu?"Bariton Nomu menggema, diikuti suara tawa setelahnya.
Todoroki mengibaskan tangannya, semburat api muncul, berputar dan melesat membakar Nomu yang reflek meloncat menghindari.
"Tahan."Aku memegang bahu Todoroki, "Aku akan coba teknik ini."
"Jangan dipaksakan."
"Ini teknik mudah."Mungkin
Dulu, di saat aku masih SMP, aku mempunyai hobi hunting film, ngopy dari punya teman, saudara, menyelami web-web ilegal-plis jangan ditiru. bahkan ada hardisk untuk film sendiri, kualitas paling rendah 720p. Aku pilih-pilih orangnya sedikit enggan menonton film dibawah itu. Teman-teman menjulukiku bandar film. Jika Bayu lebih senang dengan serial-serial anime dan animasi. Aku lebih suka drama dan movie-movie.
Kakakku meracuniku dengan Avenger Age of Ultron, lantas kemudian aku demen ngeliatin Captain America sampai merambah ke serial Avenger lainnya. Bahkan mencoba Marvel.
Move on dari Steve, aku oleng ke Peter Parker. Aku menyukai banyak hal mengenai karakter yang diperankan Tom Holland itu, bahkan aku sempat berpikir untuk mencoba digigit laba-laba. Kekuatan laba-laba ternyata bisa semenakjubkan itu, aku tak pernah berpikir sampai sejauh itu.
Laba-laba.
Pernah mendengar bahwa ada jaring laba-laba yang bahkan lebih kuat daripada kevlar atau material yang biasa digunakan untuk membuat rompi anti peluru. Jika belum, maka kalian harus ke madagaskar dan bertemu dengan Caesrostris Darwin, penenun benang terkuat di dunia.
Ahli Biologi Evolusioner, Ingi Agnarssonm, direktur museum Zoologi di Puerto Rico dan timnya lah yang pertama menemukan laba-laba tersebut. Jaringnya bahkan bisa menangkap mangsa yang lebih besar seperti ukuran kelelawar dan burung.
Kala itu, aku membacanya di jurnal ilmiah, yang tidak sengaja terselip saat sedang mencari informasi tentang quirk. Fakta bahwa jaring laba-laba Darwin lebih kuat dari kevlar membuatku tercengang saat membacanya. Membawaku ke nostalgia di masa-masa aku bermimpi mengeluarkan jaring dari tangan.
Aku berpikir, jika kertas yang ringan mampu merobek kulit, apalagi sebuah benang silet?
Dua tanganku terangkat, telapak menghadap kebawah, dengan jari-jari yang menekuk layaknya seorang pengendali boneka dalam pertunjukan anak-anak.
Air berputar mengumpul di ujung-ujung jemari, saling menyatu satu sama lain membuat sebuah string yang saling berkesinambungan, melebar, meraih diameter yang lebih luas hingga area pertempuran.
"Spider Web : Water String."
*
"Addiction."Dokter Ujiko mengangkat telunjuknya. "Itu ampuh. Layaknya bom tanam yang akan meledak setelah ditunggu lama. Sulur sudah merambat, tinggal menunggu timing saja. Dan who know bahwa ini adalah waktu yang paling tepat."
"Kecanduan?"Shigaraki mengernyit, "Apa pengaruhnya? Lagipula, kita bukan mafia pengedar narkoba, dokter. Ayolah yang kutanyakan adalah apakah efektif mengirim sebanyakitu hanya untuk mengembalikan (Name), apakah dia memang sepenting itu?"
"Aku mempunyai banyak rencana,"Dokter bergumam, "Tapi melibatkan Aqualetta adalah cara paling ampuh untuk membebaskan mastermu, Shigaraki Tomura."
"Masih banyak cara lain, aku tak mau mengeluarkan banyak sumber daya untuk muka ngeselin itu."
"Percaya saja, ini takkan sia-sia."Dokter Ujiko terkekeh. "Kita lihat siapa yang mengendalikan dan siapa yang dikendalikan."
"Aku mengatur pemakaian pil merah sehari dua kali bukan tanpa sebab, sudah beberapa minggu Aqualetta mengonsumsi obat itu secara rutin. Pastinya seperti apa yang kuperkirakan, tubuh gadis itu sudah mengalami ketergantungan akut tanpa ia sadari,"Dokter berjalan ke arah jendela. "Dan gejala kecanduan, bukan hanya pada nafsu si pemakai. Seperti halnya obat-obatan, mungkin kita tak pernah menginginkannya tapi sejati tubuh kita terus mendamba."
"Hm,"Shigaraki menggaruk lehernya, bergumam pelan, "Kau membuat obat-obatan yang kita konsumsikan paksa pada (Name) seperti layaknya Narkoba? Mempunyai efek adiktif?"
"Cerdas,"Dokter mengangkat telunjuknya, "Gadis itu tak akan merasakannya, tapi tubuhnya yang membutuhkannya."
"Dan, Shigaraki Tomura,"Muka culas pria tua itu tersenyum licik, "Kau tau apa bagian terbaiknya?"
"Apa itu?"
"Zat Adiktif memiliki efek samping. Ah, itulah kenapa aku suka sekali melihat pengguna narkoba yang tersiksa karna efek kecanduan."
*
Jika jaring laba-laba ditakdirkan setajam pisau bukan selengket lem castol, maka apa yang terjadi? Mungkin akan banyak sekali kasus kematian diakibatkan jaring laba-laba.
Itu pikiran anehku dulu.
Dan keterangan itu juga yang kuincar.
Aku beruntung, aku memiliki quirk yang multifungsi dengan pengendalian yang tidak terbatas meski efek samping yang sama besarnya juga sih. Orang yang bilang beruntung belum tahu rasanya jantung tersumbat oleh apalah itu namanya.
Air-air mengalir dan mengencang dari kesepuluh jari jemariku, bergerak seiring dengan jarinya. Bentuk pipih menambah ketajaman dari benang-benang air itu. Melingkupi seluruh area pertarungan.
"Todoroki! Mundur!"
Todoroki menoleh, lantas meloncat cepat ke belakangku. Meninggalkan Nomu yang ikut berlari mengejar mangsa yang menjauh. Berlari persis ke arahku dan Todoroki.
Aku merentangkan tangan. Benang-benang air itu bergerak kilat, suara gemerisik berdentangan saat satu sama lain saling bertabrakan.
SCRASH!
Nomu itu terpotong benang-benang menjadi bagian-bagian kecil.
Gotta, Aku nyaris bersorak riang.
"Sugoi,"Todoroki bergumam pelan, "Jika aku maju, kau yakin benang-benang itu takkan memotong tubuhku?"
"Aku jamin tidak, ini seratus persen berada di bawah kendaliku."
"I..ithu, tagh kan bisa.., mengalaghkan.. akuugh."Suara raungan Nomu terdengar lagi. Tubuhnya kembali beregenerasi, menyatukan potongan daging, urat, saraf dan tulang menjadi satu bagian.
"Kau serang otaknya, aku urus sisanya."Aku berseru.
Todoroki mengangguk, melesat cepat dengan serbuan api dari tangan kirinya.
Ini seperti saat Pak Anto menjadl dalang di pertunjukan wayang perumahanku. Tapi daripada dalang, aku lebih seperti melakukan Kugutsu no Jutsu Sasori. Dan ini lebih mudah daripada membuat kabut radar. Sial, kenapa baru terpikir sekarang.
DEG!
Gerakan jariku berhenti. Tangan kanan reflek menekan kulit area jantung.
"A-apa tadi-"
DBAM!
"AAARGH!"
Seakan ada efek suara berdebam dari dalam tubuhku. Langsung menyergap disertai rasa sakit bak kulit tersayat-sayat pelan, dengan jantung yang seakan diremas kuat.
Kakiku langsung gemetar tak sanggup menahan beban tubuh, langsung membuat tubuh limbung dan jatuh tersungkur.
"SIAL!"
"(NAME)!"Todoroki berteriak. Bergegas berlari mendekat
"FOKUS TODOROK- ARGH!"Aku berteriak kesakitan, tidak cukup dengan jantung yang mendadak berdegup dengan rasa sakit tiap detaknya, perutku seakan dililit, dihujam dengan tusukan-tusukan cepat.
"Jan..jangan sekaran-g..,"Aku bergumam kesakitan, gemetar menggigit bibir berusaha menahan jerit perih akibat efeknya. Mataku terpejam erat berusaha untuk menghilangkan rasa sakit.
"(Name)! (Name)! kau perlu pertolongan!?"Honenuki berseru, aku dapat mendengarnya di sela-sela denging dan rintihan sakit.
"Ti..dak! Fokh-fokus ke Nom- urgh!"Aku memukul-mukul dada dengan kencang. Berharap rasa sakitnya berpindah.
"Aku akan bawa kau ke tempat yang am-"
"TIDAK USA-SIAL! KENAPA HARUS SEKARANG!?!"Aku menjerit kesakitan, rasa menyayat ini membuatku gila. Tanganku tak bisa berhenti gemetar, menekan perut dengan sekuat tenaga agar rasa sakitnya berpindah.
DEG!
Tubuhku terbanting keras, aku reflek melakukannya, rasa sakit itu sekarang menghujam kepalaku. Membuatku ingin sekali membentukan kepala ke tanah, agar rasa sakit itu hilang.
Honenuki muncul dari balik tanah. Berlari cepat ke arahku. "O-oi!"
"HONE-"
"KAU FOKUS KE PERTARUNGAN!"Honenuki berteriak, membalas seruan Todoroki.
"Apa yang terjadi!?"Honenuki menarik tanganku yang sibuk memukul-mukul perut, menghalangiku dari melukai diri sendiri.
"H-hanya efek sebent- ARGH!"Aku kembali tersungkur memegangi perut, berdentum rasa sakit seakan palu godam memukul perutku kencang. Belum lagi dengan rasa tersayat-sayat dan menusuk-nusuk di sekujur tubuh.
"Just! Breath!"Honenuki membantuku duduk, tanpa sadar aku mencakar lengannya kuat membuatnya ikut meringis sakit. "Aku akan membawamu ke asra-"
"Jangan!"Aku berteriak, meringis menggigit bibir, dengan kaki yang menghentak-hentakkan ke tanah untuk menyalurkan rasa sakit."Ini bukan apa-apa!"
"Tapi kau sampai menangis seperti itu!"
"DIAM IH!"
Kek cewe pms anjir
Honenuki bergumam kebingungan, ini seperti orang sakaw. Tapi, kalau seperti ini, biasanya ada penangkalny-
"(Name), mungkin ini obat untuk membantumu!"Honenuki mengambil pil merah yang tergeletak di tanah, "Tadi jatuh dari sakumu!"
Aku sontak menoleh. melotot horor.
"BUANG ITU!"
"H-hah?"
"BUANG ITU SEKARAN- ARGH!"Aku menjerit kesekian kali, "ITU HANYA AKAN MENAMBAH PARA-"
Jantungku berdenyut kencang sekian kalinya. kembali membuatku memberontak tak kuat akan rasa sakitnya.
Obat itu akan membuat rasa sakit ini hilang, tapi sama saja setelah itu aku akan reflek tertidur, kehabisan tenaga. Dan the fuck, aku sudah menghindari konsumsi obatnya tadi pagi dan tadi siang. Aku tidak tahu kalau ada efek sampingnya.
League sialan, aku pasti akan menjambak rambut mereka satu persatu besok!
"Kalau ini membuatmu lebih bai-"
"Honenuki, tolong buang saja!"Aku menarik kerah Honenuki, tidak peduli muka yang penuh dengan air mata kesakitan. "Buang saja!"
Akal sehatku menyuruh mengonsumsi obat itu, tapi seperti layaknya narkoba, aku takkan bisa lepas dari jerat mereka jika menuruti kemauanku. Ugh sial, kenapa efeknya bisa semematikan ini?!
Muka Honenuki masih terlihat ragu, Aku dengan cepat menarik tanganku dan mengarahkan ke dada. Semburat biru terlihat, proses alamiah saat aku sedang menyembuhkan diri sendiri, "Lihat! Aku bisa menyembuhkan diri sendiri-ugh!"
Bohong. Honenuki menggigit bibir, jelas-jelas tangan gadis itu gemetar, semburat proses healing tak kokoh, goyah dan bahkan tidak menyembuhkan sama sekali. Tapi mungkin saja obat tadi adalah penyebab kenapa (Name) sekarang bertingkah seperti orang sakaw. Sehingga Honenuki dengan ragu menenggalamkan pil tadi.
Mati.
Aku mau mati saja.
Sial.
Tak tahan lagi.
Mataku berkunang-kunang. Telingaku berdenging kencang tak lagi mendengarkan suara backsound pertempuran maut Todoroki.
Ternyata aku bukan kehilangan kesadaran karna obat, tapi karna kesakitan. Mantap, sebuah alur yang bagus dari rencanaku.
"Hone.. nuki bawa Todoroki pergi!"Aku mengcengkram erat lengan lelaki itu.
"Apa maksudnya?!"Honenuki berteriak, "Todoroki bisa menanganinya, kau yang harus mendapatkan peraw-"
"KAU SUDAH BERJANJI!"
Aku berteriak. Menatap tajam Honenuki yang tersentak kaget.
DEG!
Tuhkan, sakit lagi.
"CEPAT, HONENUKI, AKU BAIK-BAIK SAJA!"
Baik-baik saja, darimana dasar cewek!Honenuki bergumam kesal. "Kau harusnya ta-"
"CEPAT BRENGSEK, KAU SUDAH BERJANJI!"
Selera Kaibara aneh, batinnya mengheran. Tapi memandang (Name) sekali lagi mencari jawaban, malah balik dipelototin. Honenuki lantas tenggelam di tanah lunak yang kemudian mengeras.
Todoroki yang merasa janggal menoleh, "Oi, kemana Honen-"
ZLAP!
Tangannya ditarik, dari bawah tanah, dan menghilang tenggelam sebelum sempat berteriak.
Serangan Nomu tak mencapai sasaran, sebagai gantinya dia memandang ke arahku yang tengah tertatih berusaha berdiri.
"(Name).., harus.., pulangg."
"Rumahku bukan disana bego!"Aku mengernyit kesakitan. "Sial! Sial! Sial! Ini lebih buruk daripada tercekik dulu."
Kepalaku terasa pusing, rasanya seperti telah dihantam palu besar. Dengan jantung yang diremas kuat. Perutku terasa seperti diputar tertusuk-tusuk. Belum lagi pisau kasat mata yang terasa menyayat kulitnya di sekujur tubuh.
"Aku selesaikan ini sekarang."Mataku memandang tajam Nomu yang tengah berjalan lunglai bersiap menangkapku.
ternyata, memang harus secepat ini. Aku memejamkan mata, berusaha mempertahankan keseimbangan agar tidak jatuh kembali. Memulai fokus.
Debur ombak seakan tengah berada di telingaku, suaranya bergaung memenuhi ruang telinga. Aku tak bercanda sama sekali saat bilang kalau tubuhku kini rasanya tengah melayang tak karuan, tidak berpijak.
Sensasi tercekik terasa kembali, langsung menyerang membuatku reflek tersedak. Kepalaku pusing terasa berkunang-kunang. Mata kananku langsung perih, rasanya seperti ditusuk-tusuk. Sayatan-sayatan, sensasi yang familiar kurasakan kembali, membentuk pola di wajahku.
Efek tenggelam yang dulu pernah jadi familiar dalam diri ini.
Memandang sayu Nomu yang tengah berjalan, menyeringai lebar ke arahku. Kedua tanganku terangkat pelan. Aku sudah siap.
"Sinkronisasi 25% tahap kedua : Trisula Sang Purnama."
*
Question buat kalian semua, pengen dibikinin (Name) versi baju apa nih? mumpung niat wkwkw
Trus, kan bentar lagi ada movie tiga, butuh story versi Reasonnya ga? Kalo pada mau, nanti kubuat Side Story lagi hehe. tapi nunggu movie tiga tayang
Btw setelah sekian lama menunggu semua komplit, aku akhirnya berhasil menyelesaikan template Ultra Archive (Name)!
ga keliatan? zoom aja :( . Aku ga pake bahasa inggris, karna..., aku gabisa bahasa inggris jadi takut kalo grammarnya salah dan aku yakin kalian juga males baca kalo teksnya pake bahasa inggris.
artist : Alseraani
Halo El tampan :D, kalo dulu jadi shota, sekarang jadi ikemen yuu
artist :eva_san187 on IG
percaya atau engga, mbaknya ngirim ke aku pagi setelah aku ngeshare (Name) Hero Costume Remake Version. plis anda gercep sekali, aku terharu :(
BADASNYA KERASA BANGET PLIS, KECE BADAI
artist : rinajg
ADUH KIYUT BANGET SIH, JADI PENGEN KARUNGIN
terus buang ke tempat sampah. gagaga
OKE see you next time
Sampai Babai
Owlyphia
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro