Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

[26]

Berapa kali olip membuat kalian oleng di book ini?

Unlocked Sheet Character! Reader Sport Uniform version

plis mukanya ngajak gelut :(

*

"Kau tidak bisa mengendalikan air?"Midoriya berlari mendekat ke arah buku-buku yang tengah terbang diselimuti binar cahaya biru. "Sugoi! Ini seperti quirk Yui Kodai!"


"Aku sedang mencobanya tapi air ini tidak mau bergerak, malah botolnya yang terbang,"Monoma menggerutu. "Coba kupegang lagi."


"Aku tau ada unsur controlling dalam quirk (Name)."Yaoyorozu bergumam, "Makanya dia sedikit berbeda dari Todoroki-san atau Kaminari-san. Meski tidak bisa menciptakan air sendiri tapi ia dapat mengendalikannya jauh lebih baik, tidak sekedar membatasi jumlah atau pergerakannya."


"Dulu, waktu aku bertanya ke (Name) juga, dia jawabnya seperti ini."Midoriya brgumam, "Mungkin daripada waterbending ini lebih cocok disebut pengendalian cairan? Karna (Name) memang bisa sampe ke titik berpindah ruang dengan menggunakan elemen air. bahkan yang terakhir tadi, teknik healing dengan cara memati surikan tubuh agar proses penyembuhan dapat berjalan maksimal, memindahkan kesadaran ke air. itu sudah..., di luar nalar."


"Dua..., quirk?"


Semuanya reflek menoleh ke Kendo, Bakugo mengernyit, "Apa maksudmu? Mustahil ada orang yang memiliki dua quirk."


Midoriya dengan blackwhipnya : I can explain


"Mungkin konsepnya seperti punya Todoroki?"Kendo menaruh telunjuk di dagu, "Es dan api, quirk Todoroki terlihat seperti dua kemampuan yang berbeda padahal pada kenyataaannya, itu merupakan dua kemampuan dalam satu quirk. Mungkin (Name) juga seperti itu."


"Sepertinya beda, kalau aku mencopy quirk si rambut dua aku bisa menggunakan dua-duanya."Monoma mengangkat bahu. "Apakah dia pernah memakai telekinesisnya didepan kalian?"


"Aku rasa (Name) tidak tahu fakta itu."Yaoyorozu menggeleng.


"Yah, aku sudah menduganya,"Monoma menghela napas singkat, "Oke mungkin aku akan mencobanya lagi."


Kendo menghela napas, memilih mengalihkan fokus dengan teman-temannya yang lain. Midoriya masih setia memperhatikan.


"Kaibara mundur, lengan kanannya terkoyak parah. Sekarang tinggal Tetsutetsu yang melawan villain perempuan itu."Kendo berseru.


"Todoroki-san dan Honenuki-san masih berusaha agar Villain Dabi tidak mendekat kemari."Yaoyorozu menambahkan.


"Bagaimana dengan Nomu?"Bakugo bertanya.


"Tiga berhasil tumbang, yang satu hancur gara-gara laser Aoyama, yang dua terjebak di jebakan Mineta dan berhasil dibuat tidur oleh cairan bius dariku."Yaoyorozu menambahkan, "Tapi Ojiro mundur, Togaru pingsan, Tsuyu-chan juga, dia tidak kuat dengan hawa dingin."


"Tsuburaba?"Monoma mengangkat satu alisnya, "Dia belum beraksi?"


Ih gila Monoma ngajak oleng :(


"Jangan ngadi-ngadi, itu bisa membahayakan nyawanya!"Kendo melotot


"Uhh, apakah guru-guru sekarang tuli!? Suara dentumannya keras sekali!"Kaminari frustasi.


"Ini badai hebat, mereka hanya mendengar suara-suara siur saja. Dan persiapan menembus badai juga tidak mudah. Itu pasti memerlukan waktu."


"Karna itu aku benci kata 'pahlawan kesiangan.'"


Monoma masih melihat-lihat tangannya, lantas melirik ke arah si biru yang masih tepar di saat-saat genting seperti ini. Tangannya bergerak hendak mencoba apa yang tadi ia lakukan sebelumnya.


"Tolong. Ketahui batasanmu. Monoma."


*


"ARGH!"


"Berisik anjir!"


"SAKIT BEGO! LU NIAT NGOBATIN ATAU NGAJAK BAKU HANTAM!?"Sen emosi.


"Sekarang aku tau rasanya jadi perawat di RSJ."Rin mengelus dada. "Masih untung tadi tepat waktu."


Sweater marun itu rusak parah, lengan kanan Sen sekarang bersimbah darah, mengalir dimana-mana, pisau Toga masih tertanam dalam. Rin mencoba menggerakkannya dan ia merasa bahwa pisau itu sudah mengenai bagian tulang lengan Sen.


"SAKIT!"


"Iya tau."


Tapi memang benar sih, Rin manggut-manggut, untuk ukuran luka, kelas mereka yang selalu aman jelas tak pernah terluka parah. Terlebih orang yang selalu berhati-hati seperti Kaibara. Paling sekedar retak, atau lebam-lebam.


Luka separah ini, siapa yang tidak syok jika mengalami untuk pertama kalinya.


Ini fatal, Sen mengeluh dalam. Meringis menahan sakit nyaris menangis. Dia yang hendak menyerang Toga yang sibuk meladeni Tetsutetsu tak memperhatikan bahwa gadis itu sudah bersiap dengan kedatangannya. Melempar pisau disaat lengannya masih berputar kencang membuat sayatan itu benar-benar melebar sesuai diameter lengannya.


"Argh! Darahnya! Darahnya! RIN!"


Rin sabar banget ini anak satu kalo udah terluka kayak emak-emak.


"Aku panik, serius aku panik."Sen gak main-main saat berkata itu. Tangannya gemetar, matanya berusaha tak melihat cairan merah yang terus-menerus membanjiri pangkuannya. Kepalanya pusing tak kuat melihat luka koyak itu.


"Just.., breathe."Rin tidak tau harus berkata apa.  Shiozaki dan Yui sedang kesini. Dia dan Tsunotori tak punya pengalaman medis sehingga mengalami apa yang biasa disebut 'freeze' alias tidak tahu dan terlalu takut untuk melakukan apapun kepada pasien.


"Kendo, tolong kami."Rin berkata pelan, agar sohibnya tidak bertambah panik. "Serius, lukanya benar-benar, parah, darah dimana-mana, aku tidak tahu, aku takut melakukan sesuatu, aku takut jika aku salah, Kendo tolong!"


"Tenang Rin, tenang. Jangan panik. Cukup Kaibara yang panik, kau jangan."Suara Kendo benar—benar terdengar tenang dan menenangkan.


"Oke dengarkan aku. Kaibara mengalami syok hipovolemik. Ini bukan soal rasa sakitnya tapi untuk bisa diobati dia harus tenang. Nafasnya tidak teratur?"


Rin melirik, "Iya, patah-patah."


"Oke, diagnosis sementaraku seperti itu."Kendo berseru, "Syok ini terjadi karna Kaibara panik. Dia kehabisan darah cukup banyak sehingga menimbulkan kekhawatiran tinggi. Jadi yang pertama kau harus lakukan adalah menenangkannya."


"T-tapi dia kayak sapi kesurupan!"


"SIAPA YANG KAYAK SAPI KESURUPAN BEGO!?"


"Tuhkan."


"Oke,"Kendo menahan tawa sejenak, "Dia panik. Jadi coba baringkan Kaibara dan tutup matanya agar ia tidak mengalami sinkop.. vasovagalkalau kata Yaoyorozu. Yang jelas itu akan terjadi jika Kaibara melihat darah terlalu banyak, ia akan bisa mengalami tekanan berat dan pingsan. Cegah itu terjadi."


"Oke,"Rin mengangguk. menghela napas, ia sendiri mual melihat darah begitu banyak tapi bagaimana lagi, liat muka si spion sudah pucat.



"Tenang bego, lu ga bakal mati."Rin memegang punggung Sen membantunya untuk tiduran lantas memberi bantalan di kakinya.


"Gua belum nikah ya gustii..,"


"Bacot."Rin meletakkan kain yang sudah dilipat di mata Sen, menutupnya. "Lu tenang dan cukup percaya saja sama kita."


"Masalahnya gua ga percaya sama elu, Rin."


"Bener juga sih,"


Sen akui saat matanya ditutup, ia merasa lebih tenang tanpa cairan merah dimana-mana yang membuatnya amat pusing. Tapi tetap pada rasa sakit yang sama.


"Monoma!"


"Hero sudah datang kawan-kawan!"Terdengar suara annoying Monoma menyapa. "Woah ada yang sudah tumbang. Daijobu ka, Kaibara? Mukamu terlihat pucat."


"Urusai Monoma."


"Monoma, kau disini untuk back-up Kaibara atau membawa dia ke bawah?"Suara Rin terdengar.


"Tidak-tidak, aku menggantikan Kaibara. Tetsutetsu butuh bantuan. Lagipula Yui akan kesini sebentar lagi. Tenang bodoh, kau tidak akan mati."


"Please, jangan ngeroasting dulu."Sen mengeluh.


"Oke guys¸wish me luck!"Tangan Monoma bergerak cepat, di balik sifatnya yang menjengkelkan, terdapat kemampuan luar biasa yang diakui banyak orang. Gerakan gesit tangannya menyentuh tanduk Tsunotori, mencopynya. Dua tanduk muncul di kepala Monoma dan bergerak cepat. Monoma melompat dengan tumpuan kedua tanduk, meniru gaya Tsunotori ketika berselancar dengan tanduknya.


"As always, unbelieveable."Tsunotori nyengir. "Ne-ne, Rin apakah aku masih perlu mengawasi mereka?"


"Lakukan saja. Untuk jaga-jaga."


"Oke!"


"Plis lu ngiket gausah pake dendam pribadii!"Sen mengeluh.


"Ini biar pendarahannya berhenti dodol,"Rin melotot. Sen kalo rese tu ngeselin banget.


Masih dengan mata ditutup, cowo itu berusaha tenang. Semakin gelap justru membawanya berpikiran yang tidak-tidak. Seperti apakah ia akan selamat, bagaimana dengan ulangannya, bagaimana dengan tugas kelompok, orangtuanya, uang jajannya. Overthinking.


Nafasnya mendadak menderu, telinganya simpang siur tak mempedulikan Rin yang berteriak memerintahkannya untuk tenang. Bodoh, siapa yang bisa tenang disaat-saat seperti ini. lengannya nyaris buntung sebelah dengan darah yang terkuras abis, meninggalkan luka sayat yang pastinya akan berbekas sampai mati.


Tapi yang benar-benar terus mendengung di telinganya adalah suara tawa psikopat gadis itu setelah nyaris membunuhnya. Tatapan mata haus darah. Suara nyaring berteriak penuh kesenangan saat melihat darah dari lengannya yang merembes begitu banyak. Menggema-gema menghancurkan mentalnya. Sen benar-benar ketakutan bagaimana pisau gadis itu akan menembus jantungnya andaikata tanduk Tsunotori tak menariknya.


Tangannya mendadak lemas kehilangan tenaga.


"C'mon Kaibara, lu jangan mikir yang aneh-aneh!"Rin berseru sedikit panik. Gejala syok jangan diremehkan, pada tingkat tertentu mampu membuat seseorang kehilangan kesadaran.


"Kendo bagaimana ini!? Kendo! Si onoh malah nethink!"Rin panik.


Beku. Meski sudah diperingati bahwa gadis yang mereka lawan punya kelainan mental, tetap saja ternyata begitu menakutkan.


Bagaimana cara menghilangkan gema tawa nyaring itu di kepalanya!? Suara Toga-desu! Toga Himiko mengiang-iang diiringi penggambaran wajah sadisnya saat menertawakan luka parah dari tubuh Sen.


"Hallo? Kaibara? Kaibara, kau mendengarku?"


Mata Sen mengkilat, kesadarannya kembali, "K..kendo?"


"Gausah dipikirin, ayo bayangin yang baik-baik saja."


"Suaranya gak mau hilang."Sen frustasi, "Udah jadi nada dering, lebih nakutin daripada conjuring..,"


"Ih lu ngomong apa ngelawak sih, bikin ngakak."


"Sumpah cin, lenganku nyaris buntung, dia cuman ketawa psiko doang!"


"Ya harusnya balik ketawain aja Sen."


"Ya mana bisa kaya git..—eh?"Sen terperangah


Tadi. Bukan. Suaranya. Kendo.


Hanya ada beberapa orang yang manggil dia pake nama kecil dan yang satu ini...,


Gila, halu gua muncul lagi


"Sen halo, tes satu dua, masih disana?"


"Njir, (Name), ada yang lagi mode Kaibara.exe has stop responding gara-gara denger suaramu!"


"Bener? Widih!"


Malah dibully.


"Kok.., udah bangun?"Sen bertanya patah-patah.


DIA TU KIRA NEM BAKAL LAMA BETI BANGUNNYA, KEK SEKARAT-SEKARAT DI FILM FILM GITU. KOK SEKARANG UDAH BISA KETAWA KAYAK KUNTI!?


"Udah dong, kenapa? Kangen?"


Meringis. Tersenyum tipis.


Hah, sial.


*


"Tolong ketahui batasanmu, Monoma."


"Eh?"


Monoma tercengang.


"KOK LU UDAH BANGUN!?"


"(NAME)!"Yaoyorozu reflek memelukku yang sedang berusaha duduk. "KAu tidak apa-apa?!"


"Efeknya lumayan, jantungku masih sakit tapi tidak apa-apa. Ini lebih dari cukup."Aku nyengir, "So gimana progessnya? Kukira aku bakal bangun di markas mereka."


"Dih ngarep."Baku berseru ketus. Mukanya menunjukkan bahwa tadi dia syok ngeliat ada yang baru bangun.


"Thanks banget udah mau bantuin."Aku tersenyum ke Kendo. "Aku ngerepotin yah?"


"Heh itu kan gunanya teman."Kendo memelukku cepat, "Yang penting kau baik-baik saja, dasar buronan UA."


"Ngaku sebenarnya quirkmu itu apa!?"


Aku melirik sekilas, sudah paham apa yang ingin ditanyakan Monoma, "Aku? waterbending biasa."


"Gausah bohong."Monoma berkacak pinggang, "Jelas-jelas—"


"Cukup tau sampai situ aja."Aku berkata pelan, melotot ke arah Monumen. Karna sejujurnya gw juga ga ngerti apa-apa njir.


"Jadi boleh spill rencana kalian?"Aku mengalihkan pembicaraan.


"Udah anteng aja gausah banyak tingkah."Bakugo menahan pergerakanku. "Mana kartu lisensiku?"


"Oh iya,"Aku merogoh saku jaket. "Ini."


"Yakin kalau kayak gitu gabakal hilang?"Itu salah satu pencapaian dirinya, Bakugo pasti khawatir.


"Tenang aja."Aku menaruhnya lagi di saku jaket. "Aman."


Kendo terlihat sedang berbincang-bincang serius lantas menoleh, "Monoma, kau back up Kaibara sekarang."


"Lukanya parah kah?"Monoma mengangkat alis.


"Kena mental cuk,"Kaminari yang sibuk membantu di bagian operator karna dia sumber listriknya berseru, "Syok dia."


"Yayayaya, oke-oke."Monoma mengangkat bahu. "Duluan."


Usai berbincang-bincang sejenak dengan Sen, jujur lucu sekali melihat cowok yang biasanya kalem itu sekrang terlihat frustasi gara-gara Toga.


Tapi toga emang psiko sih, wajar aja.


Aku bergumam pelan, menghela napas panjang.


"Kenapa?"


Suara serak berat Bakugo terdengar, menyadari perubahan raut wajah mungkin, entahlah.


"Berapa orang yang datang?"


"Dua villain totalnya."


Aku mengerutkan dahi, bersyukur hanya Dabi dan Toga, tapi aku merasa seperti ada yang kulewatkan.


Tapi apa?


"Bakugo."


"Hm?"


"Ayo pindahkan area pertempuran."Aku menatap serius. "Todoroki sedang bertarung dengan Dabi kan?"


Widi, family gathering


Bakugo menatap sedikit tidak suka, "Apa maksudmu memindahkan area pertempuran? Berbagai perangkap tak bisa dipindah begitu saja."


"Tujuh Nomu terlalu sulit."Aku bergumam pelan, "Seenggaknya, kau—tunggu sebentar, kenapa kau ada disini!?"


Iya maap, dia loadingnya lama emang


GILA aku baru nyadar! Kenapa Bakugo malah ada disini?! Dia kan termasuk pemeran utama yang punya plot armor gede! Oy samsuri tu OP harusnya dia tarung sekarang!. "Midoriya juga?!"


"Berisik, itu strategi dari si mata empat!"


"Yatuhan."Aku menahan napas, "Idih, jangan sok plis, aku baik-baik saja, posisi gini udah bisa bertarung seperti dulu. Cepat bantuin yang lain!"


Bakugo bergeming, tidak merespon apa-apa.


"Argh! Kalau begitu, ayo keluar! Aku tidak mau jadi beban yang hanya mengorbankan orang lain."Aku berseru kesal. Egois sekali. Aku sadar diri aku ga punya emosi, tapi nyawa adalah nyawa, orang lain tidak boleh mengorbankan nyawa berharga mereka demi makhluk sepertiku.


"Kalau kau terus yang menyelamatkan, kapan kau akan diselamatkan?"


"Huh?"


Bakugo mencengkram lenganku. Kasar, "Egois, yang selama ini kau lakukan membuat seluruh kelas bergantung pada kau. USJ, I-Island, Kamino, Nabu, sampai ke Festival Olahraga, semua kau yang selesaikan dasar sok! Dan apa yang terjadi, disaat-saat seperti ini, kami hanya bisa luntang-luntung tidak jelas. Tidak usah bikin orang jadi bergantung padamu dasar mengesalkan!"


"Entah karna kita yang selalu bareng sampai pada titik in atau aku yang sepihak terus menerus bergantung padamu tanpa sadar. Dan sampai saat ini? Sejauh apapun pencapaianku, yang terlihat hanyalah punggungmu, seakan terus menjauh."


Aku mengerutkan dahi. Sebercak ingatan akan perkataan emosional muncul, mengingatkanku pada senja kala aku mengambil keputusan penting saat itu.


Yang kulakukan selama ini kan hanya untuk diriku saja.


"Memangnya.., apa yang sudah aku lakukan? Aku hanya.., aku tidak berniat seperti itu."Aku berkata sedikit kesal, ugh sial jantungnya makin nyeri saja, "Dan kamu tau, aku tidak berniat melakukannya untuk siapa-siapa, jangan salah sangka."


Gila, apakah ini yang namanya penolakan? Bakugo berdecih marah, sebelumnya dia bilang 'ingin milindingi kiwin-kiwinnyi dan sekarang malah ngomong, iki tidik birniit milikikinnyi intik siipi-siipi, dasar cewe tidak punya pendirian.


"Lalu?! Sebelumnya kau menyuruhku keluar, bodoh! Itu artinya kau peduli dengan yang lain!"


"Aku menyuruh karna kau, Midoriya, dan yang lain adalah heronya, brengsek"


Aku menahan luapan emosi. Selalu terjadi jika memakai quirk di luar batas. Seakan-akan semua rasa marah, kesal, ingin menangis merasuk masuk.


Kejadian di Pulau Nabu tak berakhir secepat itu. Efek dari sinkronisasi 50% masih tersisa sampai sekarang, Hawks yang menghentikanku paksa saat itu tidak serta merta menghentikan semua proses, sekarang jika aku melebihi maksimum pemakaian quirk maka emosi-emosi lautan seakan muncul kembali. Membuat seorang (Name) kayak cewe lagi PMS mudah sensitif.


Aku capek.


Dosa apa yang kulakukan dimasa lalu hingga mendapat karma seperti ini?!


Oh iya banyak.


"Sepertinya kalian berdua butuh istirahat..,"Yaoyorozu, menarik lenganku. Berusaha menghentikan suasana yang semakin memanas di tengah udara beku ini. "Kau kedinginan, (Name)."


"Ngomong sama dia aja udah bikin panas."


"HEH!"


"Satu Nomu sudah berhasil di anestesi!"


"Serius?!"Midoriya berlari ke arah Kaminari. "Sugoi!"


"Tapi Tsuburaba pingsan! Kotak udara yang dia buat menyebabkan paru-parunya tak kuat menahan bebannya."Suara Awase terdengar benar-benar panik. "Aku tidak berbohong, napasnya satu dua!"


"Tsuburaba memakai quirknya untuk menangkap Nomu!?"Kendo panik, "Astaga, bodoh! Yang tadi hanya candaan Monoma saja!"


"Yui dan Shiozaki sedang ke tempat Kaibara, Aku dan Bondo tak berani kemana-mana dengan udara sedingin ini! Reiko, Komori juga tidak disini sekarang!"


Kendo melirik Yaoyorozu yang langsung mengangguk paham, "Aku dan Yaoyorozu kesana sekarang. Usahakan terus lakukan teknik CPR sampai kami tiba."


"Oh god, thanks!"


"Kenapa bukan aku yang pergi!?"Aku berseru sedikit kesal, "Aku bisa melakukan pengobatan dengan Tsuburaba!"


"(Name)."Kendo memegang pundakku, "Listen me, kau sudah berjuang, kali ini giliran kita."


"Ugh..,"


Sejahat-jahatnya aku, secuek-cueknya aku, sebodoh-bodohnya aku, tetap saja ngorbanin temen harus dihindari di situasi seperti ini. Aku sadar biasanya aku kabur, aku lari, aku pengecut memang. Pengecut dan menjaga nyawa itu beda tipis. Tapi semua itu kulakukan karna dulu aku paham dengan alur serial.


Sekarang?! Mana ada tokoh ngaco namanya (Name) (Surname) yang entah kenapa diincar villain mulu karna karmanya merusak alur.


Gamau tau intinya semua salah Hawks.


"Sebentar, tadi ada berapa Nomu yang datang?"Aku memijat pelipis pusing, tak bisa mencegah kepergian Yaomomo dan Kendo.


"Tujuh Nomu tapi yang empat sudah tumbang."


"Tujuh Nomu dan dua villain ya?"Aku bergumam, "Itu aneh."


"Aneh bagaimana?"Bakugo berkacak pinggang, nada suaranya masih ketus kesal gara-gara percakapan sebelumnya.


"Harusnya lebih banyak, Nomu yang sudah siap lebih dari sepul-"


Aduh.


Ada yang kelewatan.


Tadi sore, setelah dari Meta Liberation, Twice langsung pergi. Tidak ikut pulang ke markas dan laboratorium.


"Astaga."Aku reflek memegang lengan Kaminari.


"Ewh, eneng ngapain pegang-pegang, bukan muhrim!"


"Aku salah perkiraan!"


"Apa yang salah?"Midoriya mengernyit.


"Yang kuberitahu sebelum ini."Aku menggigit bibir, panik, "Sebelum ini! Aku salah perhitungan! Astaga, MIDORIYA! AKU MELUPAKAN LAB YANG PERTAM—"


BDAR!


Bagian pintu samping asrama hancur lebur akibat dentuman dasyat. Persis dibelakangku.


Njir jantungan


"Agh..khu men-emu..kannya.."


Muka seram tak berbentuk manusia lagi. Mutan mutakhir hasil karya dokter psikopat itu


Ini High End Nomu yang melawan Endeavor di alur asli.


"(NAME), LARI!"Midoriya reflek berteriak, memasang posisi kuda-kuda membelakangiku.


"OI, KAU TAKKAN BISA MELAWANNYA!"Aku berteriak kencang. Menahan lengan Midoriya.


GAP!


"BAKUGO!"


Tubuhku diangkat kayak karung beras, Terus dibawa lari kenceng, emang seenteng itu yak, kesel anjrit. Gausah dibayangin uwu-uwu, dia ngangkat gada sopan-sopannya.


"KAU MAU MENGUBAH AREA PERTARUNGAN KAN, BODOH?! SEKARANG WAKTUNYA!"


*

Tidak ngehate tapi aku bingung gimana mo masukin peran Hagakure plis

Bonus Fake scene :

Midoriya yang mau memasukkan data quirk (Name) ke buku plus ultranya

GENGS Finally aku bikin fake scene buat Reason! Uuhh gatau kenapa rasanya sedikit bangga ehehe.

Tulis scene Reason yang pengen kalian liat versi fake screenshotnya,

kalau waktu luang, insyaallah kubuatin asek

Okay, sampe disini, mari Galery Olip!

Credit artist : gengs aku lupa serius ini siapa yang ngirim plis DM me

Klo ada yang nanya kenapa namanya aqualetta

ya gatau kepikiran aja HAHAHA

Artist : @whitedeer018 on IG

Vibesnya kek rimuru uuwuu, bikin keinget mode zone di kurobas

artist : Kgh_Ap

Positif thinking aja dia abis motong orang

ih engga-engga motong sapi maksudnya

Artist : Alseraani

Kata Ica mirip si Shimizu, tenang aja. Ga bakal bisa disamain, satunya malaikat satunya lagi tukang colong mangga. kasta mereka udah beda :(

artist : makhluk_bulan

Iri? Bilang boss. Nem cangtip banget jadi pengen bungkus yang rambut cokelat :'(

artist : kahanamio

As always, GA PERNAH NGECEWAIN ARTNYA, Gengs aku suka konsep ini kyk pake fashion medieval asek

artist : @ellshxvnyaa on IG

IH KEINGET POSE LAMA, aduh rasanya makin kesini pengen ngeremake baju heronya tapi apa daya

mager :(

Artist : YukiAndi659

Serius itu bayu?

/Jerit

/mimisan

/syok

/pingsan


aku masih sisa seminggu ujiannya sih, bismillah crazy up tiga buku sekaligus. doain aja hehe

Sampai babai!

Owlyphia

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro