[25]
Pagi!
UA mengadakan karya wisata di liburan musim panas untuk para muridnya. Kepala Sekolah berbaik hati memberikan beberapa opsi menarik yang bisa dikunjungi. Kelas A tahun pertama diminta Aizawa-sensei untuk memilih tempat yang akan mereka kunjungi.
1. Kebun Binatang
2. Liburan di pantai
3. Kamping di Pegunungan
Oh, dan seorang saqi berbaik hati muah, memberikan opsi lagi utk Alternate Universe liburan musim ini.
a. BNHA canon with quirk
b. BNHA non quirk Indo AU + bayu
Atau ada yng punya usulan lain?
Cincay gaes
*
Sebelum Pertempuran
"Yang berbahaya sementara ini adalah yang quirknya api biru. Karna model serangan yang berjangkau amat luas sehingga mungkin kita bisa langsung tumbanng sekali serang."Iida berseru.
"Benar, sebenarnya yang memungkinkan melawan api adalah musuh alaminya, air. Tapi di keadaan sekarang tidak memungkinkan jadi aku ganti dengan yang memiliki serangan yang luas juga."
"Serangan luas?"Sero berkacak pinggang, "Serangan... luas..., Todoroki, Kaminari...? Bakugo.., Ashido."
"Sepertinya kalau aku tidak deh."Mina buru-buru menggeleng, "Lingkup tembakan acid tidak sebesar serangan semesta Todoroki."
"Oh iya,"Sero mengangguk setuju, "Hanya Kaminari, Bakugo, Todoroki, Tokoyami jika saat malam, oh, Midoriya tapi jika menggunakan efek pukulannya. Dan Yaomomo jika pakai nuklir."
"Detik ini Sero dilarang bicara."
"HEH!"
"Kalau kelas B..., Kuroiro, Shiozaki, Kinoko dan Honenuki."Kendo bergumam. "Tapi sepertinya jamur Kinoko kurang ampuh untuk api dan iklimnya juga tidak mendukung."
"Itu cukup. Kita akan main keroyokan!"Kaminari berseru senang.
"Tidak-tidak."Midoriya reflek menggeleng, "Menurutku akan jadi kelemahan tersendiri jika menyerbunya secara bersamaan dan itu kurang efektif."
Lelaki si tokoh utama mengangkat wajahnya, "Letakkan Honenuki-kun dan Todoroki-kun untuk melawannya. Kurasa mereka berdua saja lebih dari cukup."
Dua murid rekomendasi versus Villain Rank-A? Itu akan jadi salah satu scene menarik. Uraraka mengangguk setuju atas usulan Deku. Kembali ke timeline sekarang, Ia dan Sero baru saja balik ke posisi awal di atap tenggara asrama kelas A. Memperhatikan area pertarungan pertama yang akan dimulai antara Dabi vs Todoroki dan Honenuki.
Ini memang baru mulai tapi setidaknya rencana awal sudah berhasil. Lubang nuklir- itu sebutan abal-abal dari Tsuburaba Kosei karna ukuran lubangnya berdiameter nyaris 4 meter dengan kedalaman tiga meter alias besar untuk ukuran anak asrama. Dan hebatnya, itu dibuat dalam waktu kurang dari lima belas menit demi mewujudkan strategi random dari Awase.
Jadi sebuah lubang nuklir dibuat sebagai perangkap. Lantas didalamnya dibuat stalagmit-stalagmit es sebagai senjata maut dan ditutupi dengan tanaman Shiozaki+tanah dan dialasi oleh salju tebal yang lantas diangkat oleh quirk float Uraraka dan dirapatkan oleh selotip Sero yang menyamar bagai salju.
Sumpah idenya ga nalar alias terlalu fantasi untuk diwujudkan tapi berhasil. Mereka tidak berharap Dabi atau Toga Himiko terkena stalagmit tapi itu lebih dari cukup untuk memisahkan mereka.
Yang gali siapa cuy? Siapa lagi kalau bukan tumbal negara alias sentosa yang quirknya udah sebelas-dua belas ama bor. Meski dibantuin sih tapi yang menggali pondasi ampe tiga meter ya Sen. Gapapa tumbal negara asal bukan beban keluarga :(
Todoroki menarik napas panjang berusaha agar tenang.
Tujuh nomu, melenceng sedikit lebih banyak dari perkiraan. Batinnya cemas. Kendo Itsuka ketua kelas B tadi mengatakan 'jika tak bisa menang, maka bertahan sampai bantuan datang. Tamaki-senpai dan Nejire-senpai akan memanggil guru dan kesini sebentar lagi.'
Masalahnya dalam pertarungan, waktu lima menit akan terasa seperti limat jam.
Tidak-tidak, Todoroki menggeleng berusaha tetap fokus tak terlihat gugup. Mereka menaruh kartu AS di dalam. Bakugo lebih dari cukup untuk melindungi (Name) sendirian.
"Kau siap?"Honenuki menekuk lengannya, "Aku akan membuat pertandingan gabungan kemarin menjadi satu sama."
Todoroki mengangguk sekilas, "Tenang saja. Cukup lakukan sesuai rencana."
Honenuki melambaikan tangan, lantas tubuhnya tenggelam di antara salju, tembus akibat quirk melelehnya.
Anak berambut perak itu menghilang.., Dabi bergumam pelan. "Sepertinya mereka ingin aku tetap waspada dengan serangan mendadak."
"Pintar juga...,"Dabi mengangkat wajahnya menyeringai dan berseru ke arah ekhem pengen spoilernya disana, "Sepertinya untuk kesekian kalinya, kita berjumpa lagi ya? Todoroki Shouto?"
"Simpan saja sesi perkenalan di penjara nanti."Todoroki berkata singkat. Tangan kirinya teracung cepat disertai hembusan api menyala berkobar menyerang target yang berada di bawah sana.
Dabi terkekeh ringan, dia sudah tak takut dengan 'api'nya ternyata, lantas mengangkat tangan kanannya, bersamaan dengan suhu yang tetiba meninggi menimbulkan kobaran si jago biru yang berkobar bergerak ke satu arah sama dengan kobaran jago merah Todoroki.
Mereka lagi adu ayam.
DBAM!
Satu elemen dua warna beda arah itu bertabrakan, hawa panas diiringi percikan bunga api menyebar dalam radius sekian meter. Membuat sebuah ledakan tinggi yang mencairkan cepat hamparan salju berkebul uap tebal. Menghalangi penglihatan.
Dabi menyeka tangannya yang mengepul akibat panas. Bergumam pelan,"Sebenarnya karna perbedaan suhu rawan terjadi frost bite tapi sudahlah, ternyata seorang Todoroki Shouto tidak memikirkan sampai situ."
Lelaki itu melompat cepat dari lubang nuklir. Tangan kanannya terkibas seiring dengan api untuk mengenyahkan asap hasil tabrakan udara panas dengan suhu yang amat dingin. Disini ia kaum minoritas harus berhati-hati terhadap rekan Todoroki yang tadi.
Todoroki menarik nafas, mengambil langkah ke posisi berikutnya dengan hati-hati diantara kepul asap. Sedikit merunduk menghindari kibasan api biru yang dilakukan Dabi untuk memperluas jangkauan penglihatannya. Meraih sakunya mengeluarkan kacamata inframerah yang dibekali oleh Yaomomo untuk dapat bergerak dalam situasi seperti ini.
Dabi melompat naik, maka Todoroki dengan cepat meluncur masuk ke lubang nuklir tadi. Sebelum tubuhnya benar-benar melompat turun, tangan kanannya menapak di sisi hole.
SCRASH!
Dabi menoleh, indra pendengarannya cukup peka disaat penglihatan tidak bisa diandalkan. Tubuhnya berbalik disertai tangan terbuka, api biru berkobar cepat menyambut dinding es yang menyapa kilat. Telat sedikit mungkin tubuh Dabi sudah terkoyak es-es tajam itu.
Dabi mengenyahkan tangan kanan dan mengangkat tangan kiri.
BRSH!
Api biru berkobar menyala terang membuat terang sejenak menyinari gelap menembus uap.
Todoroki merinding sejenak melihat kobaran api biru yang terlihat begitu buas mengerikan melesat cepat dari atas lubang.
Kaki kanannya menapak tanah, es menyelimuti tanah bergerak ke atas lantas menjadi tebing melesat cepat dengan target titik buta Dabi.
Dabi berbalik cepat, memiring tubuh lantas melompat mundur, sepersekian detik sebelum es membelah tubuhnya.
Matanya cepat menelusuri asal es. menyeringai kejam melihat ujung es yang mengarah ke bawah lubang.
"Good Job¸ my brother,"Bisiknya, melesat cepat menuju lubang. Dua tangan menyala terang, biru menguarkan aroma kematian, Dabi mengarahkan kedua tangan ke lubang dan-
BDAM!
"Kasihan sekali."Suara beratnya bergumam pelan. Menatap lubang dengan lidah api yang menjilat seisi lubang tanpa pandang bulu. Berjalan menjauh, latar kobaran si biru menyala terlihat jelas membuat sebuah efek backlight apik saat villain ikemen itu berjalan menjauh menuju ke Asrama Kelas 1A.
Kemenangan telak bagi Dabi?
O tentu tidak, yang namanya main character takkan mati dengan mudah. Sekarat iya. Mati tidak. Tergantung authornya masing-masing aja.
Todoroki memakai replika masker pelindung yang persis seperti milik kostum hero Juuzo. Juuzo memegangi lengan Todoroki, menahan agar mereka berdua tidak tenggelam lebih jauh di tanah lunak itu.
"terimakasih."
"No problem, dude."
"Dan Honenuki-kun bertugas sebagai back up."Midoriya menjelaskan rencananya saat itu.
"Aku tidak bertarung?"Honenuki bertanya.
"Hanya sebagai trapper."Kendou memukul bahu Honenuki akrab, "Jadi tugasmu adalah penjebak dan pelindung, membuat villain kesusahan dan tetap waspada sementara striker utama tetap Todoroki, bukan begitu? Midoriya?"
"I-iya!"Midoriya mendadak gugup, biasa cewe. lantas memasang muka serius lagi,"Pertarungan Todoroki-kun dengan villain Dabi mungkin dapat membahayakan yang lain. Jadi, yang kurencanakan adalah tahan villain sampai kami memastikan area aman untuk melancarkan serangan pamungkas."
Midoriya menamakan ini sebagai strategi 'Hide and Fight'. Sembunyi dan Serang karna seorang villain pun pasti punya batasan. Buat dia melampaui batasannya dan lelah dengan sendirinya.
Todoroki sempat protes tapi bagaimana lagi? Medan pertarungan dikuasai banyak orang. Sehingga ia tak bisa sembarang melancarkan serangan.
"sekarang."Mata Juzoo melirik.
"Oke."
Gigi rapi lelaki dua surai itu bergemeretak matanya menyipit serius. Bersiap kembali bertarung.
*
"Ow-ow, kalian memisahkan aku dengan Dabi?"Toga yang tengah terbang terseret tanduk itu berseru pelan. "Umm.., sebenarnya tidak masalah sih, aku tidak terlalu peduli kalau dia mati."
Seorang profesionalis kejahatan tidak lantas berdiam diri dibawa terbang. beberapa tanduk tak cukup untuk menahan seorang Toga Himiko.
Tanduk itu menyerangnya dari depan, menarik kedua sisi syal merah Toga yang memang terikat erat membuat gadis itu dibawa terbang ketarik dua tanduk. Sedikit mencekik, ditambah dengan gerakan manuver yang membuat Toga reflek nyaris terjungkal di udara.
Gadis villain imut itu menahan agar syal tidak semakin mencekiknya. Dua kakinya terayun-ayun bebas di udara mencari pijakan mesti itu mustahil. Toga menarik napas hingga pipinya menggelembung. Lantas dua kakinya secara bersamaan serentak mengayun ke belakang, mengarah cepat ke depan lantas belakang lagi. Dua tangannya memencengkram erat sepasang tanduk yang menyeretnya terbang.
"Satu..., Dua...,"Hitungnya riang seraya memperkuat ayunan kaki. Tangan kirinya multitasking mencengkram tanduk seraya memegang belati cantik.
"Tiga!"
Belati cepat merobek bagian lilitan utama syal. Membuat satu-satunya penyangga tubuh Toga pada tanduk itu goyah. Satu tanduk di kanannya tak sanggup menahan beban seberat itu membuat tubuh Toga dengan cepat meluncur jatuh ke bawah dari ketinggian sekian meter.
"HEY!"Pony reflek berteriak. Membuat Rin yang sedang bersamanya menoleh kaget. "That villain! Dia memaksa merobek syalnya!"
"Ugh."Rin meringis, dengan cepat menekan alat dari Yaoyorozu di telinganya. "Kendo! Rencana A gagal, Kelompok dua ganti ke rencana B. Kaibara! Tetsutetsu, kalian mendengarku?! Rencana B! Argh sinyal sialan!"
"Gausah ngumpat gobel."
"Oasu berisik kau spion."
"Ke arah mana!!?"Suara Tetsutetsu terdengar buram, pengaruh kondisi badai yang masih buruk.
"Persis sesuai dengan target!"
"Siap!!!"
"Catch it!"Pony melempar kacamata thermo seperti yang dipakai Todoroki, Rin sigap menangkapnya.
"Thanks Tsunotori."
"Anytime!"
Timing tepat saat Toga terjun bebas adalah posisi kaki yang tengah mengayun kuat ke depan membuatnya cepat bertindak saat jatuh. Kepala menunduk sampai jidat mengenai tulang belikat, dua kaki tertekuk dengan tangan yang reflek memeluk. Membuat posisi tubuh seperti bola. Hambatan gravitasi di perkecil, membuat tubuh Toga jatuh lebih cepat.
Salju akan menjadi tempat pendaratan yang nyaman jika ia tak salah perkiraan. Kalau berhasil alhamdulillah,kalau tidak ya sampai jumpa.
DBUG! Punggung mendarat terlebih dahulu, alas salju setinggi 40 senti menjadi tempat yang empuk untuk jatuh dari ketinggian. Toga reflek duduk, meregangkan pinggang menyingkirkan bekas salju yang menempel di badannya.
"Toga butuh yang hangat-hangat!"Gadis itu memeluk tubuhnya sendiri.
Dua mata kucing itu melirik ke atas. Bibir tipis manis itu membentuk seringai licik dengan raut sadis khas Toga Himiko. Menatap dua remaja laki-laki yang memasang ancang-ancang brtarung beberapa meter di depannya.
"Udah ketemu. Doakan selamat."Sen berkata singkat.
"Request air bunga atau air marjan?"
"Sialan."
Area kedua. Halaman depan asrama kelas B. Niat awal adalah menyeret gadis sikopet ini ke halaman depan kelas A karna disana sudah disiapkan jebakan tikus.
"Hai! Hai!"Toga berdiri melambaikan tangan antusias. "Ayo kenalan dulu! Toga desu! Toga Himiko!"
Sen bergidik. Reflek mundur, orang ini ga waras anjim.
"NAMAKU TETSUTETSU TETSUTET—"
"NGAPAIN KAU NGASIH TAHU, BODOH!?"Sen reflek memukul kepala Tetsutetsu.
"KAN DIA KENALAN!"
"YA GITU JUGA BEGO!"
Sen lelah.
Menurut sepaham Kirishima dan Midoriya Izuku kelas sebelah, gadis ini memiliki ketertarikan tidak normal terhadap darah. Handal menggunakan pisau dan alat tajam. Seorang yang memiliki kemampuan bertarung dalam jarak dekat.
Quirknya berhubungan dengan darah, dibuktikan pada saat Ujian Lisensi, Midoriya sempat berinteraksi dengannya dalam wujud Camie Utshusimi dari Shiketsu. Dan (Name) pernah cerita kalau Camie Utshusimi adalah Toga yang menyamar melalui quirknya. Jirou Kyoka juga bilang kalau saat menjebak (Name) di Festi, Toga memakai wujud dirinya persis setelah meminum darahnya.
"Artinya kita harus memakai orang yang bisa menjadi tameng sekaligus tombak dalam waktu bersamaan."Kendo bergumam pelan di konferensi meja bundar sebelum pertarungan dimulai. "Kirishima dan Tetsutetsu sepertinya orang yang paling cocok?"
"Benar juga, kita harus memilih orang yang minim untuk terluka. Berdarah bisa membuatnya semakin agresif."
"Tapi bukannya itu kurang efektif?"Awase bergumam pelan. "Mereka berdua memang bagus di bagian defense. Tapi quirk keduanya tak terlalu bagus dalam bagian offense sehingga alur yang terjadi hanyalah Tetsutetsu Kirishima bertahan dengan Villain yang terus menyerang bukan?"
"Kita butuh orang yang offensenya kuat tapi dia bisa bertahan gesit."
Dan Sen lah tumbalnya. Kirishima akhirnya bergabung dengan yang lain. sementara dia dipilih untuk mengalahkan-seenggaknya bisa selamat melawan villain Rank-A ini.
Meski Sen akui villainnya cukup imut. Sayangnya ga waras jadi skip.
Aduh maz, padahal doimu juga ga waras.
Sen mengaktifkan quirknya. Dengan badai sekuat ini, ia harus bertahan agar besok pagi tidak pilek. Iya kalo cuman pilek, kalo meninggoy gimana? Husbu olip ilang satu.
Bagian dari siku kanan ke ujung jari berputar cepat. Begitu pula dengan tangan kirinya.
"Kau bisa maju duluan."
"SIAP KAIBARA!"
"Ganbatte yo Kaibara, Tetsutetsu,"Suara Kendou terdengar di earsetnya, "Jika keadaan tidak memungkinkan, kalian harus mundur."
"Ya, beritahu Rin dan Tsunotori agar sigap menyelamatkanku disaat terdesak."
"Bego, kau bukan aurora anjir."
"Ya lu juga bukan pangeran philip."
"Fokus kawan-kawan."
Sen Kaibara menarik napas lantas menghembuskannya cepat. Dua kakinya berputar, siap memberi kecepatan penuh tuk lancarkan serangan maut.
"Yeah, aku juga tidak berencana untuk mati muda."
*
"Kelompok dua tengah menyerang Toga Himiko. Rencana B."Kendo berseru.
"Siapa yang ngerecover?"Midoriya bertanya.
"Rin Hiryu dan Tsunotori. Tenang saja."
Dinamakan pasukan inti, yang memback up seluruh pertempuran. Terdiri dari orang-orang yang memiliki kapasitas otak dan strategi yang mumpuni. Iida bergabung ke grup Ishida. Perubahan rencana karna yang dikirim tujuh Nomu sehingga memerlukan tambahan personil lagi.
Pasukan inti sekaligus dinding terakhir jika seluruh rencana gagal.
Setsuna dan Mina akhirnya terjun langsung ke pertempuran meski sudah dilarang. Midoriya meminimalisir terjunnya kaum hawa ke pertempuran tapi Kendo bilang Setsu dan Mina lebih dari kuat dan quirknya mereka bisa membantu. Shiozaki bergabung bersama Hagakure, Jirou, Koda, Aoyama, Shoji, Tsuyu dan Awase bagain recover versus Nomu yang dibagi ke tujuh bagian. Sero dan Uraraka bagian recover pertarungan maut Todoroki vs Dabi sementara Rin dan Tsunotori backup pertempuran villain perempuan.
"Aoyama-san berhasil mengalahkan satu Nomu!"Yaoyorozu berseru. "Ishida-san sedang one-on-one dengan Nomu yang paling kuat. Iida menggiring yang bisa terbang ke arah Jebakan Mineta."
"Mereka meremehkan kita ya?"Monoma menyisiri poninya dengan jari jemari membuat jidatnya telihat akjgksgkdjgs ganteng. "Mana yang katanya bisa ngomong?"
"Sepertinya tidak ada tipe seperti itu. Yang memiliki abilitas seperti (Name) saja tengah dihadapi combo Satou dan Ojiro."Kendou bergumam.
"Oy-oy-oy, lantas kenapa aku join di grup otak encer ini!?"Kaminari protes.
"Kami membutuhkan kekuatanmu Kaminari-kun, jangan merendah,"Midoriya menyemangati.
"Tujuh Nomu itu..., aku tidak yakin kita bisa bertahan."Yaomomo menunduk. "Meski terlihat sudah ditangani, ini masih terlalu berat. Apalagi masih ada kemungkinan dari gagalnya kelompok Todoroki-san dan Kaibara-san."
Bakugo hanya diam memperhatikan. Tidak tertarik merusuh meski si bangsat monoma daritadi mengomporinya terus. duduk di lengan sofa tempat si biru berbaring.
Tugasnya simpel. Jika terjadi masalah atau hal yang tidak diinginkan, maka ia lah yang akan membawa (Name) kabur dan bertanggung jawab atas keselamatannya. Karna Bakugo adalah pencetus taruhan ini jadi ia tidak masalah dengan amanah itu. Toh keadaan (Name) sudah jauh lebih baik. Sepertinya metode pengobatan mati suri itu efektif, gadis itu sudah bisa bernapas normal sekarang.
"Oi."
Bakugo menegakkan duduknya, menatap seluruh mata yang ada di ruangan.
"Villain yang mengalahkan (Name) di Festival Sekolah. Siapa dia?"
"Eh?"Midoriya mengernyit, "Bukannya itu villain yang kesini sekarang?"
"Bukan bodoh."Bakugo mendengus, "Telinga mengatakan bahwa ada tiga villain, si babi, cewe sok imut dan satu orang yang memakai kostum hitam putih menutupi seluruh badannya. Dan yang menyerang (Name) hanya orang itu. Siapa dia? Sekuat apa bajingan itu?"
Terlepas dari faktor bahwa gadis itu tengah demam, Jirou disandera dan air yang minim, orang yang mengalahkannya pastilah villain yang kuat. Teramat kuat.
Jirou juga mengatakan bahwa saat melawan, ia samar-samar melihat mata (Name) berubah. Artinya dia sudah masuk ke tahap seperti apa yang (Name) lakukan di pulau Nabu.
Siapa villain itu?
"Jangan mengabaikan bukti itu, bodoh. Mereka punya banyak orang mengerikan disana, jumlah tak menentukan kemenangan."
"Aku tidak ingin membuat keributan."Monoma mengangkat tangan, "Tapi jika keadaan tidak memungkinkan, aku memilih melepas (Name)."
"Kau ingin mati?"Bakugo menatap tajam.
"Rasional bung, kalau sebelumnya (Name) menyuruh kalian untuk melepasnya artinya dia punya rencana kan?"Monoma berkacak pinggang, "Dibanding mengorbankan nyawa lebih banyak. Sadar dong, kau sendiri tidak dalam kondisi prima kan, Bakagou."
"MATI SAJA KAU!"
Kaminari reflek menahan kedua lengan Bakugo agar tidak menerjang si pirang saat itu juga. "Tenang! Tenang! Harap Tenang!"
Kaminari disini malah jadi tukang lerai, demi apasi.
"Brengsek!"Bakugo melepas paksa Tangan Kaminari dari lengannya, "Jika kau tidak ingin membantu maka pulang saja sana!"
Monoma mengangkat bahu, "AKu hanya mengatakan hal-hal yang rasional, benar kan Midoriya?"
"Tetap saja kita akan berusaha terlebih dahulu!"Midoriya menengahi, "Masalah apa endingnya, itu adalah urusan lain."
"Yeah, gadis yang merepotkan."Tangan Monoma menepuk bahu Bakugo santai. "Itu hanya perkiraanku. Berdoa saja yang terbaik."
"Huh!"
Lelaki itu berlutut di depan tubuh yang tengah terbaring itu. "Katanya dia sedang mengaktifkan quirknya untuk pengobatan tak langsung ini kan?"
"Monoma, kau jangan macam-macam."Kendo berdiri, membawa sapu.
"Tenang saja, hanya melakukan sedikit percobaan."Monoma meletakkan telapak tangan di dahi (Name). "Kau tau bukan, dia dan Kaibara pernah memintaku untuk menolongnya."
"Ha?"Kaminari tak paham, "Menolong siapa?"
"(Name) memintaku untuk mencoba mencopy quirknya. Dan kau tau apa yang terjadi? Tidak bisa. Aku tak bisa mengendalikan air seperti yang anak ini lakukan."
"Tidak bisa..., dicopy?"Midoriya mengulang perkataan Monoma. "Kenapa tidak bisa?"
"Entahlah, dia bukan mutan.., atau yang energinya tak memungkinkan untuk kucopy. Tapi kurasa ini hanya quirk emitter biasa."Monoma melepas tangannya lantas memutar-mutar telapak tangannya sebelum mengarahkan tangan random ke kumpulan buku berserakan. "Abrakadabra."
Detik-detik yang lantas membuat si pirang bacot dari kelas sebelah membeku kaget. Begitu pula teman-teman yang lain. Yaomomo bahkan reflek menutup mulut tak percaya dengan apa yang terjadi di hadapannya.
Buku-buku yang melayang dengan semburat biru mengelilinginya. tak perlu banyak analisis untuk Midoriya menebak apa yang tengah terjadi.
Telekinesis
quirk umum yang bahkan disebut sebagai 10 quirk dominan dalam sebuah wacana observasi pemerintah tahun lalu.
Yang membingungkan, kenapa quirk ini ada pada (Name) yang merupakan seorang pengendali elemen air?!
"Sugoi!"Mata abu-abu itu menunjukkan antusiasisme atas percobaan kecil yang ia lakukan.
"Aku bahkan bisa merasakan detail-detail terperinci dalam buku-buku itu! Ini bukan telekinesis biasa!"
*
Ijin Hiat sementara buat PAS, thankies <3
Sampai babai!
Owlyphia
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro