Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

[20]

Hay beb.

Q : "Kak, ijin bikin konten AU twit pake latar Reason boleh?"

Me : "YA BOLEH BANGET LAH, sksksks seneng banget aku malah. Btw janlup tag saya nder hehe."


*


"Lampu kelas A mati lagi."Kosei bergumam pelan. "Sepertinya Kaminari sudah kelelahan."


Kelas B tengah berkumpul di ruang tengah, memutar dengan selimut masing-masing menyalakan tiga lilin dan banyak senter, seperti tengah melakukan ritual.


Monoma babinya, yang lain jaga lilin kalo kata Kendo.


"Apresiasi kepada Kaminari, dia mampu menahan beban listrik satu asrama untuk waktu yang cukup lama."Juuzo nyengir, merapatkan selimutnya.


"Tumbal proyek."Komentar singkat dari Awase.


"Rasanya ada yang aneh, tadi mereka berisik sekali di luar."Kendo berkacak pinggang.


"Mungkin lagi ToD-an."Setsuna bergumam. Kepalanya berputar dekat lilin memberi suasana horor dan mistis.


"Hah? CoD an?"Sen menoleh kaget,


"ToD bego."Rin sebagai sohib yang baik dengan senang hati memukul kepala temannya itu.


"KITA HARUS MENUNJUKKAN KALAU KELAS B TAK KALAH KREATIF SAAT MATI LAMPU!"Monoma berteriak-teriak di tengah lingkaran.


"Monoma berisik."Yui berkomentar, merengut sebal.


"BENAR JUGA MONOMA, APA YANG HARUS KITA LAKUKAN!?"Tetsutestu berseru antusias.


Monoma berpikir serius atas pertanyaan Tetsutetsu. "KITA AKAN MEMBUAT ASRAMA JAUH LEBIH BERSINAR DENG-"


DBUG!


"Oke terimakasih kembali."Kendo membungkuk. "Teman-teman, jangan sampai kalian terkena hipotermia."


"Berpelukan..~"Kinoko dan Pony berpelukan menghangatkan diri.


"Apa liat-liat, risih aku."Kosei melotot geli ke arah Sen yang tiba-tiba meliriknya usai reka adegan teletabis Kinoko dan Pony.


"Ih paan sih, geer banget."


"Kalau kalian mau pelukan, tinggal pelukan aja. Ga usah gengsi."Awase berkomentar.


"HEH!"


"Enggak-enggak-enggak, mending aku pelukan sama tiang,"Sen bergidik, "Aku cuman penasaran, Tsuburaba, kalau kau memakai quirkmu untuk menghalau udara dingin bagaimana? Bisa kan?"


"Bisa sih, tapi aku nya yang males."


"Hadeh."


"Rasanya kelas A berisik sekali, apakah mereka pesta untuk menghangatkan diri?"Juuzo mengangkat alis, tertarik dengan riuh ricuh tetangga.


"Mungkin, ada yang bilang kalau anak hiperaktif tak pernah kedinginan."


"Astaga."


"Mau join?"Kuroiro mengernyit heran melihat tingkah Juuzo yang sedari tadi terus melirik bangunan sebelah.


"Enggak sih,"Juuzo menggaruk lehernya. Sedikit salting dilihat tingkahnya.


"Paling si Kaibara yang mau join. Dia kan doki-doki suki sama anak tetangga."Awase


"Ngaca bujank."Sen melempar sendal ruangan ke kepala suci Awase.


Juuzo masih melirik sebelah. Tidak mempedulikan sohib-sohibnya yang kini perang sendal.


ada yang aneh tapi mungkin hanya firasatku saja.


*


Bertemu dengan Todoroki dan Bakugo di saat ini tak pernah terlintas dalam rencana rinciku.


Gada di rencana A, B, C dan seterusnya.


Bisa dibilang menghancurkan keseluruhan rencana sehingga aku harus menyusun ulang tapi fokusku kacau tak bisa sinkron dengan tangisan teman-teman. Apalagi di tengah kondisi tubuh yang terus menerus turun tanpa ada penanganan yang berarti.


gini aja udah seneng kok. 


"Nah! Lebih seneng lagi kalau (Name) sembuh!"Hagakure berseru. Meyahut ucapan serak si biru tadi.


Penuh dengan luka dan memar dimana-mana, komplikasi dalam, kehabisan darah dan gejala hipotermia, ini adalah puncak kesakitan yang bisa ditahan tubuh lemah itu.


"Ayo dong.., kita kan belum sempat merayakan Festival Sekolah yang sukses, nunggu lengkap dulu,"Mina menangis.


Kalian kan, emang udah lengkap tanpa aku. Aku menghela napas. Semakin mati rasa, begitu banyak sakit yang diberikan tubuh ini sampai membuatku pasrah dan bingung mau menghadapi rasa sakit yang bagian mana.


Mungkin aku memang harus mengambil resiko lagi.


"A-air."


Tsuyu buru-buru membuka matanya dan mengambil air yang tadi sudah diambilkan oleh Sato dan Ojiro. Uraraka membantu (Name) duduk agar bisa leluasa untuk membantu gadis itu minum.


"Apakah tidak apa-apa?!"Sero menoleh ke Yaoyorozu.


"Mungkin air bisa membantu tubuhnya? I mean, kau tau, quirk (Name). semoga bisa membantu penyembuhan di tubuhnya."Jirou yang menjawab cepat, menyelimuti (NamE) dengan satu selimut lagi.


"Aku harap begitu,"Yaoyorozu menunduk. Melepas sarung tangan penuh darahnya, "Tapi aku takut..,"


Ketakutan terbesar mereka semua.


Bahkan jika dipikir secara logika, pastinya setelah ini, jika selamat, maka (Name) akan menjalani perawatan yang cukup panjang di rumah sakit. Dalam arti tertentu, tubuhnya sudah cacat. Meski Yaoyorozu hanya mengetahui ilmu kedokteran dasar tapi ia yakin bahwa secara medis, tubuh (Name) dapat dikatakan rusak. Rusak akibat obat-obatan aneh dan berbagai operasi yang entah apa yang villain-villain itu lakukan kepada (Na-


DZBT!


Gelap.


"Kaminari?! Daijobu?!"Midoriya reflek berlari ke arah Kaminari yang mukanya sudah setengah gosong menahan sengatan listrik dalam waktu yang cukup lama.


"G-gomen, Midoriya-"Kaminari meringis, muka saitama tapi tetap berusaha menjaga kesadaran dan kejernihan otaknya. Poor Pikachu kita semua :(


"Tidak-tidak! Jangan memaksakan diri!"Midoriya buru-buru menarik Kaminari menjauh, membiarkan lelaki itu beristirahat adalah hal terbaik karna mengisi daya listrik untuk satu asrama dalam waktu yang cukup lama memerlukan energi yang tidak bisa dibilang sedikit.


Gelap, listrik mati, otomatis penghangat ruangan berhenti, dan dingin badai kembali mencekam masuk ke dalam ruangan.


DEG. Aku meringis, sensasi ini lagi. selalu menyakitkan, rasanya seperti seluruh kulitku disayat perlahan dengan kesadaan yang semakin hilang dan udara ruangan mencekik tak bisa bekerja sama. 


Selalu menyakitkan, selalu menyedihkan, dari sekian rute takdir maka untuk menempuh jalan terbaik aku harus mencoba rintangan terburuk dulu.


Tapi sepertinya akan gagal haha. no problem, seandainya ini gagal, setidaknya aku berada di tempat yang tepat. 


benar, bisa sampai sini aja aku udah senang.


"A-AH!"Yaoyomomo terperanjat, buru-buru menciptakan senter, "(NAME)! (NAME)!"


Genggaman tangan terlepas, dalam gerakan dramatis, cengkraman gadis itu melemah dan terjatuh, menyisakan Yaoyorozu sepihak yang menggenggam tangannya.


Uraraka buru-buru berlari mendekat. Todoroki reflek mengaktifkan sisi kirinya, api berkobar menyala menerangi dan menghangatkan sekitar. "Apa yang terjadi!?"


Yaoyorozu mengecek denyut nadi di tangan sementara Jirou buru-buru mengecek detak jantung (Name) dengan tergesa-gesa.


" (Name)? (Name)!?"Hagakure menepuk-nepuk pipi dingin nan tirus itu dengan panik, "Jangan tidur dulu! Please! Please! Ayo bangun!"


T-tidak..., mungkin-


Jirou berhenti bergerak. Bahunya gemetar.


Tak ada pergerakan, tak ada nafas satu dua seperti tadi, tanpa detak jantung. Murni dingin membeku.


Panik ga?


Panik lah masa engga


"D-detak jantungnya-"


"Ashido-san! Tolong lakukan teknik CPR!"Yaomomo berteriak parau. Hasil yang ia dapatkan persis seperti Jirou. Gadis itu bergerak, mencoba membuka mata (Name).


Pupilnya membesar.


"Ayo lakukan teknik CPR!"


"A-aku takut salah!"Mina balas berteriak, tangannya gemetar tubuhnya mendadak kaku tak dapat melakukan apa-apa. Terlampau syok. URaraka dengan cepat menumpu dua telapak tangannya di atas tubuh terbujur kaku itu dan segera melakukan teknik CPR atau Resusitasi dengan sedikit tergesa-gesa dibalur kepanikan yang benar-benar meresahkan.


Kirishima berlari mendekat. Membantu Hagakure, mengusap dahi gadis yang matanya terpejam enggan terbuka. "H-hey, (Name), bangun yuk! Bangun, kumohon!"


"Jangan bercanda, gak lucu tau!"Sero ikut mendekat, menggoyang-goyangkan bahu (Name). tak ada respon.


Midoriya mengambil senter dari tangan Mina, dengan cepat membuka mata (Name), menyorotkan cahaya senter dengan tangan gemetar dan muka menahan tangis. Berharap adanya keajaiba-


Matanya tidak bereaksi terhadap cahaya.


serpihan kemungkinan yang kemudian hancur.


"Bangun! Ayo bangun!!"Uraraka berteriak pilu. kontras dengan tangan yang terus konsisten melakukan teknik CPR. "Please. Bangun.., (Name) kan kuat!!"


Tiga menit.


Tiga menit.


Waktu mereka hanya tiga menit rentang jantung dapat dipulihkan. Itupun kalau problematika kematia-..,n ini berasal dari arah jantung.


Todoroki berdiri membeku. Tak sanggup bergerak. Tubuhnya masih menjadi lilin alami membuatnya sedikit menjaga jarak, tak bisa membantu.


"COBA PAKAI DEFRIBILATOR!"Midoriya berteriak.


"AKU SEDANG BERUSAHA MEMBUATNYA!"Yaomomo berseru gusar. Tangannya gemetar dengan mata buka tutup berusaha mengingat-ingat fungsi dan bagian rinci defribilator agar bisa membuat benda itu dengan quirknya.


"AKU AKAN MENCOBANYA!"Kaminari berteriak, terhuyung pusing berlari ke pusat keributan, "Defri-apalah itu, intinya listrik kan!?"


"JANGAN ASAL!"Iida menahan, "Ukuran tegangan listriknya ada perhitungannya! Kau hanya akan membuatnya tambah paraH!"


"T-tapi apakah ini karna jantungnya? Bagaimana jika bukan? Bagaimana jika sebenarnya ini dari yang lain? Seperti pengaruh hipotermia?! Kalau begitu kita hanya perlu menghangatkannya bukan!?"Yaoyorozu berseru panik.


Pengaruh panik membuat Yaoyorozu tak bisa berpikir dengan jernih sekarang, ia merutuki kebodohannya, korban hipotermia tak akan bangun jika hanya diselimuti saja.


"ARGH!"Bakugo berlari mendekat setelah sekian nge freeze sebentar, "OI BODOH! JELEK! BANGUN! KUBILANG BANGUN!!"


Niat bangunin kayak ngajak tawuran


"KAU BELUM MATI KAN?! GAK USAH PAKAI BERCANDA-BERCANDA. CEPAT BANGUN, KAU MASIH BERUTANG NYAWA DENGANKU!"


Tak bergerak, bibir pucat itu hanya diam. Bergeming kaku. Tidak mengindahkan tubuhnya yang sudah digoyang-goyangkan kasar.


Dari sekian mimpi buruk Bakugo, kenapa harus ini yang terwujud?!


"Ini bohong..kan?"


Todoroki berdiri mematung. Di tengah keributan ini, disaat semuanya panik menangis meraung tak percaya. Todoroki hanya berdiri mematung dengan sejuta memori yang menyelinap melintas.


Hanya beberapa bulan.


Iya, secara logika mereka baru bersama beberapa bulan, bahkan belum ada setahun.


Hsk. Todoroki tak berniat menyeka sungai air mata yang mengalir tanpa sadar. Membiarkan melewati pipi dan menetes menimpa kaus putih lelaki tersebut.


Pemandangan yang begitu familiar, ini mirip sekali dengan apa yang terjadi dulu di I-Island.



Bahkan rasa sesaknya pun masih sama. Tidak, ini jauh lebih berdamage, untuk sesaat Todoroki merasa tak berpijak dan berharap seseorang membangunkannya dari mimpi buruk ini.



"Ma...af..,"


"I-ini salahku. Harusnya aku tidak berhenti,"Kaminari berlutut menjambak rambutnya. Muka saitama ilang digantikan dengan raut syok parah diiringi air mata yang enggan berhenti.


"Bangun."Kirishima masih tersenyum pahit mengguncang bahu (Name), "Bangun. Banyak yang menunggu disini-"


"Heh bocil! Bangun bodoh!! Ingat utang kaminari! Ingat kura-kuramu! Ingat berapa banyak tugas yang belum kau kerjakan! ingat buku tulis Mina!"Sero berseru parau, menolak menerima kenyataan,"Kau tidak bisa pergi sebelum utang-utangmu lunas! Woy bego! Aku belum potong rambut! Jangan.., pergi dulu-"


"ARGH SIALAN, BANGUN SEKARANG ATAU KUBUNUH KAU!"


"BAKUGO-KUN!"Iida berlari, dengan cepat menarik lengan Bakugo yang menggila agar menjauh dari tubuh kaku itu.


"DIA HANYA BERPURA-PURA, DIA HANYA SEDANG MENGERJAI KITA SAJA!"Bakugo berteriak, memberontak dari cengkraman Iida dan Ojiro yang menahannya.


"Bakugo-"


"SUSAH PAYAH AKU MENCARINYA KESANA KEMARI, MENGORBANKAN WAKTUKU, MERASA BERSALAH KARNA KEJADIAN BRENGSEK ITU DAN SAAT AKU BERHASIL MEMBAWANYA KEMBALI, DIA MATI?! LELUCON MACAM APA INI?!"


"B-bakugo! Tenanglah!"


"BERAPA BANYAK YANG HARUS AKU KORBANKAN LAGI!? KAU PUAS MENGAMBIL SEMUA PIKIRANKU?! SEMUA PERASAANKU?! SEMUA WAKTUKU HABIS HANYA UNTUK MEMIKIRKAN RASA TIDAK BERGUNA ITU! PUASKAH KAU SEKARANG, (NAME)?! APALAGI YANG INGIN KAU INGINKAN HAH?!"


Tangis Uraraka dan Mina bertambah keras mendengar curahan hati seorang Bakugo. Yaomomo hanya menunduk menggenggam tangan dingin itu. Berusaha menahan tangis. Tak kuat dengan seluruh penderitaan ini.


"KAU BARU BOLEH MATI KALAU LUKA BAKAR DI PUNGGUNGKU SUDAH TAK BERBEKAS! LUKA YANG KUDAPAT KARNA MELINDUNGIMU DULU (NAME)! KALAU KAU BENERAN SEORANG CALON PAHLAWAN MAKA TANGGUNG JAWAB DAN BANGUNLAH! KAU PIKIR BISA LARI SEENAK-"


"Bakugo. Tolong. Relakan."


Suara berat serak menahan tangis milik Todoroki terdengar. Pelan tapi sanggup membuat lelaki yang tengah menggila itu menoleh.


Bakugo mendengus kesal. Selepas berteriak menumpahkan seluruh emosi yang dipendam selama beberapa minggu terakhir ini. nafasnya menggebu masih siap untuk berteriak lagi.


"Ini berat.."Todoroki mengusap dahinya, terlihat benar-benar terguncang dilihat dari tangan lelaki itu benar-benar gemetar menahan perih perasaan dan kenyataan, "Sepertinya kali ini kita yang harus mengalah."


"Mengalah?"Bakugo bertanya serak, "Mengalah?! Dari sekian banyak yang sudah kulakukan dan sekarang aku harus mengalah lagi?!"


"K-kau lihat luka-lukanya bukan?"Bahu Todoroki bergetar, "Tuhan tak izinkan dia menderita lebih banyak lagi..., maka ini adalah jalan terbaik untukn-"


"HAH!? KAU BILANG KALAU MATI ADALAH JALAN TERBAI-"


"COBA LIHAT DARI SUDUT PANDANG (NAME)!"


Semuanya terdiam. Hagakure memeluk Mina kencang, tak kuat dengan kesedihan drama bucin ini


Todoroki tersengal menahan tangis, "KITA MEMANG TERSAKITI TAPI BUKANKAH DIA LEBIH TERSIKSA DARIPADA SIAPAPUN DISINI!?"


Sakit.


Rasanya sakit sekali. Todoroki jelas tidak ingin berpisah. Siapa yang bisa dengan mudah merelakan teman yang sudah mengukir jejak di perasaannya?


"Kalau memang ini yang terbaik. Kenapa tidak? Aku tidak ingin siapapun pergi dari sini, aku masih ingin bersama kalian semua tapi jika ini yang terbaik, kita bisa apa?"Senyuman tulus berbalur rasa perih terukir jelas.


Bakugo terdiam. Memejamkan mata, bertanya serak."Memangnya kau tahu apa tentang perasaan menyakitkan ini..?"


"Karna mungkin kita merasakan hal yang sama."Todoroki tersenyum tipis. nyesek sih tapi ya gimana lagi.


"Bodoh."Bakugo meringis sakit, melirik ke arah tubuh yang tengah terbujur kaku di sofa panjang itu. "Kesekian kali terlambat, argh sial, aku memang tak pernah belajar dari kesalahan."


"Yeah,"Sero nyengir pahit. "Ternyata ditinggal seseorang itu tidak enak."


Kaminari masih syok, hanya bisa berkata pelan, "Apakah memang ini akhirnya? Apakah benar-benar tidak ada kesempatan happy ending?"


Iida menghembuskan napas perih, "Setidaknya, (Name) senang bersama kita di saat-saat terakhirnya."


Level terberat dalam rute menyayangi seseorang adalah lapang dada merelakannya pergi untuk kebahagiaannya.


Midoriya menggigit bibir. Menyeka air matanya dan menoleh ke muka pucat tak bergerak itu.


Benar-benar hebat, bahkan di tengah akhir hidupnya, (Name) sama sekali tak mengeluh dan menanggung beban itu sendiri.



"Sayonara perempuan dengan pemikiran seluas lautan."


"Entah kenapa aku suka panggilan itu."


*

gila aku buntu di chap ini.


Guhek, ternyata AOT adalah manga romance berselubung. Sebagai shipper EreMika, aku merasa senang dan sedih dan terharu disaat bersamaan.


Ku sempet bikin (Name) AOT version dibantuin kahanamio TAPI GA SEMPET NGE LINEART TIBA-TIBA UDAH TAMAT HUHU.

yek, nem ekermen. Ngikutin animenya dari season 2 dan waktu tamat rasanya sedikit nyesek duh.


OKE Galery Olip!

artist :KamayaRyuuichi

HEH APA-APAAN INI?! MASA DIKATSUDON AMA SUNA HAHAHAHAHA haluku...


Terus dari artist yang sama eaa, sedikit kisah dari sudut pandang seorang teman kecil.

Gatau mau ngomong apa tapi bener-bener mewakili banget. Fiks ini butuh apresiasi banget, jadi pengen bikin ceritanya :( #JusticeForBayu


Oke sampai babai!

Owlyphia

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro