Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

[19]

Qi, lu ngeship nem ama siapa?


Bayu dong.g


Maaf Baku, maaf Todo, aku terjebak di Second Male Lead kita bersama aka Spion Sentosa mwehehehehe,


Tapi tetep dukung bayu ;3


*


"Kalian minta dihukum?"



"Sebenarnya ini bukan murni salah kami."Dabi mengganti jaketnya, memakai jaket tebal basah gegara disiram air dingin itu tidak enak, ia tidak terlalu mempermasalahkan perihal dingin, toh tubuhnya sudah menjadi pemanas alami.



Shigaraki mendengus kesal, berkacak pinggang. Tidak setuju dengan pernyataan Dabi barusan.



"Kau yang menyuruh aku dan mereka mengawasi pergerakan Re Destro bukan? Coba kalau kita langsung kesini sekarang pastinya si air masih disini."



"Obatnya habis Tomura-kun, sepertinya dia belum meminumnya tadi siang karna si es cantik itu sehingga pengaruh efeknya habis deh."Toga masih riang gembirang. Tidak peduli atmosfer ruangann yang sedang tegang.



"Yasudah lah,"Shigaraki mengangkat bahu, melenggang tak peduli, "Mungkin sudah jadi mayat, ini badai dan tubuhnya sudah sekarat begitu. kemungkinan bertahan hidupnya minim."



"Bisa dibilang iya, tapi jika bertahan dari badai, toh Aqualetta akan tetap mati."



"Hah?"Shigaraki menoleh, "Oh Dokter."Melihat siapa gerangan yang sedang masuk ke dalam ruangan kumuhnya.



"Mati?"Toga memiringkan kepalanya, bertanya kawai, "(Name) akan mati? Kasian sekali."



"Persentase kematiannya tinggi, seharusnya ia sadar kalau hidupnya sekarang bergantung dengan alat-alatku."



"Wah."Dabi ber-wah pelan. "Jadi nya mati nih? Apes banget nasibnya."



"Ya kagak bego, sana diambil!"Spinner melempar pisau kesel. Dia dari tadi hanya memperhatikan percakapan tapi rada-rada kesel dengan sikap rekan-rekannya yang seenaknya sendiri.



"Ya, benar kata Spinner,"Shigaraki bergumam, "Sana jemput. Toh pertunjukan tidak akan sempurna tanpa si tokoh utama."



"Apakah perlu aku ikut?"Mr Compress angkat suara, "Quirkku pasti lebih berguna untuk itu."



"Hmmm..,"Shigaraki berpikir, "Sebenarnya bagus jika mengirimmu kesana, lebih cepat lebih baik."



"Tapi,"Lelaki itu melanjutkan, mukanya yang tertutupi tangan itu menyeringai, "Sepertinya semakin kacau semakin baik. Dimana letak koordinatnya sekarang, dokter?"



"Kau tak bisa menyuruh-nyuruhku seenaknya Tomura."Dokter Ujiko menatap Shigaraki dengan pandangan datar "Ingat perjanjiannya, jika kau bisa menguasai dia maka aku akan mengakuimu sebagai pewaris All for One."



"Tenang."Shigaraki melambaikan tangan, "Karna itu kita butuh peran (Name)."



Lantas lelaki itu menoleh ke Mr Compress, "Kau tetap disini, biar yang menjemputnya adalah orang yang bertanggung jawab atas kekacauan ini, benar begitu Toga? Dabi?"



"Haik, haik, terserah kau saja."Dabi mengeluh. Sementara Toga mengangguk semangat.



"Biar Kurogiri yang memastikan mereka tidak melalaikan tugas."Aura boss Shigaraki terasa, menoleh malas ke Kurogiri yang mengangguk paham. Toh kurogiri memang sudah biasa menjadi babysitter bagi para anggota League. Ini tugas mudah.



"Kita boleh membunuh disana??"Toga melompat riang, bertanya antusias.



"Asal bukan (Name), yeah, kau boleh berbuat kekacauan."



"Tidak apa-apa! Aku ingin menunjukkan mainan baruku pada mereka!"



"Mainan?"Mr Compress mengernyit heran, "Senjata tajam apalagi yang kau bawa, Toga..,"Menghela napas lelah.



"Bukan senjata! Ini bahkan sejuta kali lebih baik daripada senjata."Toga mengacak-acak tasnya, mencari sesuatu.



Lantas tangannya mengacung menunjukkan beberapa benda dengan bercak khas yang membeku akibat suhu ekstrim di luar sana.



Senyuman Toga melebar, gadis itu menyipitkan matanya, menghirup aroma memabukkan dari sesuatu yang amat-amat ia senangi di dunia ini.



"Aku membawa sampel darah baru!"



*



"O-oi, bagaimana bisa?! Maksudku, ini gila! Kalian gila!"Mineta berseru-seru kesurupan tidak percaya, "KENAPA KALIAN PULANG-PULANG BISA MEMBAWA (NAME)!?"



"Mineta! Tidak ada saatnya bertanya seperti itu!"Hagakure menegur, membawa selimut tebal dan membantu Kirishima menyelimuti Bakugo menggigil kedinginan, terengah-engah habis berlari.



Midoriya yang energinya masih tersisa banyak diantara mereka bertiga membantu Iida mengangkat tubuh si buronan yang hilang selama beberapa minggu ini dari pelukan Todoroki.



Kulitnya dingin sekali, Midoriya jelas khawatir, trlebih dengan bercakan darah beku di tubuh (Name), tapi ia menggelengkan kepala berusaha mengusir pikiran negatif. Midoriya dan Iida dengan cepat memindahkan tubuh (Name) ke Sero yang sudah bersiap, lantas setelah memastikan (Name) tidak akan terjatuh, si cellophone itu segera berlari masuk.



Iida menarik selimut yang dibawa Hagakure, dengan cepat menyelimuti tubuh Todoroki yang masih berusaha menyesuaikan suhu tubuhnya dengan mengaktifkan quirk apinya. Sementara Uraraka dengan cepat menyelimuti Midoriya yang sekarang tengah berusaha mengatur napas. Berlari di tengah badai salju itu bukan hal yang remeh.



"Telapak tanganmu terluka bro!"Kirishima berseru.



"Lengan Todoroki-kun juga!"Uraraka menambahkan.



"AYO MASUK WOY, KALIAN MAU JADI ES PUTER?!"Mineta mengomel, ia bersiap menutup pintu asrama. Membuat mereka yang diluar buru-buru masuk.



Jirou menahan napas, melihat kondisi yang luar biasa dari sahabatnya yang lama hilang ditelan rimba. Sero dengan hati-hati meletakkannya di sofa panjang.



"A-apa itu (Name)!?"Kaminari yang dipojok sana tengah jadi generator, berseru tidak percaya.



"Kaminari-kun! Tolong untuk kali ini jangan berhenti! Kita butuh pemanas ruangan sekarang!"



"...."



"Ini air hangatnya!"Mina dan Hagakure berlari membawa baskom berisi air hangat dan handuk kecil.



"Kalian kesana dulu!"Mina mendorong teman-teman yang masih penasaran, lantas ia dan Uraraka menarik tirai pembatas yang dibuat dadakan oleh Yaomomo untuk menutupi sofa tempat kawannya berbaring menggigil sekarat.



"Guru-guru.., guru-guru kemana?!"Bakugo yang masih kondisi menggigil hebat berlari ke sofa dan bertanya kasar.



"Sedang rapat di asrama guru, ketua komisi datang, dan sepertinya itu rapat yang penting, kita diminta tidak berbuat masalah tadi."Sero menjawab.



"Recovery Girl ikut!?"Todoroki ikut bertanya, "Kalau tidak ikut, kita bisa membawanya kesini!"



"Nekat lu?! Dia udah nenek-nenek!"Kaminari di pojok sana protes. "Membawanya di tengah badai seperti ini sama dengan nyari mati!"



Iida bergumam, "Sepertinya rapat sepenting itu layak diganggu untuk urusan seperti ini."



"Ganggu! Ganggu!"



"Yosh."Iida berdiri, "Aku akan ke asrama guru sekarang."Mengambil jaket tebalnya.



"Asrama guru?"Tokoyami mengernyit, "Iida, jarak antara Asrama guru dengan asrama ini benar-benar jauh. Sama-sama diujung."



"Itu layak dicoba,"Iida mengangguk mantap, "Disini yang bisa berteleportasi hanya (Name), tak ada jalan lain selain mencobanya."



"Apa benar-benar tak ada sinyal!?"Mineta bertanya, "Atau apalah yang bisa digunakan saat badai? Pake merpati pos punya Koda gabisa??"



"Jangan!"Koda yang panik.



"Dibandingkan pergi langsung, sepertinya lebih bagus jika kita membuat sebuah keributan yang menarik perhatian para guru?"Sero memberi usul, "Bukannya membuat keributan adalah salah satu keahlian kelas kita?"



"Itu cara efektif tapi seperti pedang bermata dua."Midoriya menggeleng, "Di tengah badai keributan apapun pasti mencolok dan..., itu memancing para villain kesini bukan?"



"Mustahil, sistem keamanan sudah diperbaiki. Sekolah sudah memperbarui data siswa dan penghuni sehingga siapapun yang bukan penghuni sekolah tidak bisa masuk kecuali dari gerbang melewati otoritas resmi."Todoroki berseru. "Bahkan teleport sekalip-"



Tunggu



"...-un."



"Kalian..., tadi teleport kan?"Kirishima menyadari ada kejanggalan, "Atau di luar gerba-"



"Tidak, kami langsung berpindah ke dalam gerbang."Bakugo membantah cepat, "Persis d- ARGH PELAN-PELAN!"



"Kau yang diam, Bakugo-kun!"Uraraka yang tengah mengobati telapak tangan Bakugo berseru jengkel.



"Kenapa..., kenapa tidak terdeteksi? Bukannya semua perpindahan ruang yang menargetkan koordinat di dalam UA tidak diijinkan?"Iida berseru, "A- tapi itu tidak terlalu penting untuk sekarang, kita akan membahasnya nanti-nanti, aku akan bersiap ke asrama guru. Kalian pastikan (Name) masih bisa bertahan sampai bantuan datang."



"Iida-kun! Bagaimana dengan mesinmu! Ini badai!"Uraraka berseru, "Sedikit berbahaya jika kau terjebak badai dengan mesin yang rusak!"



"Uraraka benar,"Kirishima setuju, "Bahaya mengirim orang kesana. Hanya akan menambah korban lagi."



"Sambil menunggu listriknya dan jaringan pulih, sepertinya kita bisa memulihkan (Name) disini sementara."



"Tapi lukanya parah sekali..,"Ojiro bergumam. Merasa kasian.



"Kalian tidak kasian denganku yang sudah seperti ini!?"Kaminari di pojok sana berseru.



"Semangat! Itung-itung penebusan dosa!"



Midoriya menyandarkan punggungnya ke sofa, dia tadi berlari menerobos badai, sedikit lama di gerbang karna harus melakukan prosedur umum untuk bisa membukanya, dan menemukan Todoroki, Bakugo dan (Name) sedang meneduh di depan gedung utama, lantas mereka bertiga maaf berempat kembali menerobos badai dan sampai dengan penuh perjuangan di asrama.



Midoriya yang menggendong gadis itu bahkan nyaris berpikiran negatif bahwa (Name) sudah tidak tahan mengingat ekstremnya cuaca. Syukurlah sampai di asrama, nafas (Name) masih tersisa satu dua.



"Semoga saja (Name) bisa bertahan.., setidaknya sampai bantuan datang."



Kirishima melirik Midoriya yang baru saja bergumam,"A-aku..., sedikit pesim-"



"Dia bakal bertahan kok."Sero memotong perkataan Kiri, ""Tadi dia sempat bilang gini waktu kugendong ke dalam, kesel setengah terharu. Masa sekian lama ga ketemu, yang (Name) bilang, 'Ser, belum potong rambut?'"Sero mengacak rambutnya, nyengir.



"Tapi sebelumnya, ia tidak mengenal kita."



"Hah?"



Todoroki mengangguk, setuju dengan perkataan Bakugo, menunduk, "Telapak tangan Bakugo, itu gara-gara (Name). ia benar-benar tak ragu menyerang kita, persis seperti orang lain."



"Itu luka sayatnya parah,"Uraraka yang membereskan perban usai mengobati lengan kiri Todoroki berkata pelan, "Bahkan sepertinya setelah ini harus dijahit, Bakugo-kun. "



"Hn."Bakugo bergumam cuek, matanya masih fokus memperhatikan tirai di seberangnya. Waspada mendengarkan apa yang tengah diributkan disana.



"Teman-teman, disini ada yang bisa menjahit luka?"Tirai tersibak, Mina keluar, bajunya penuh dengan darah, memakai masker dan sarung tangan latex. Sepertinya dibuat dadakan oleh Yaomomo. "Yaomomo bisa tapi dia sudah tidak kuat. Demi tuhan, luka-lukanya terlalu banyak."



"Luka-luka? Jangan-jangan pertarungan yang tadi??"Todoroki berseru.



"Bukan-bukan!"Hagakure keluar, "Ini seperti luka lama yang terbuka, kalau kata Yaomomo, luka operasi yang tidak terjahit dengan rapi. Adakah yang bisa menjahit luka?"



"Mereka kejam sekali, bahkan hanya dibalut dengan kain bekas."Jirou menggigit bibir.



"Oh kalo syal itu, Bakugo tadi, ngiketnya asal-asalan emang."Todoroki membenarkan. Menunjuk Bakugo, "Sebelumnya perbannya rapat dan tebal."



"Namanya juga panik!"



"Oke-oke, kembali ke topik. Ini serius. Sebelum (Name) kehilangan banyak darah lagi. Donor darah tak bisa dilakukan sembarangan jadi kita tidak memakai cara itu,"Jirou berkata serius, wajahnya terlihat tegang. "Tsuyu sudah lelah menahan efek hibernasi dan Yaomomo sudah tak kua-"



"T-teman-teman...,"



Semuanya menoleh. Mendengar suara patah-patah Yaomomo diseberang tirai, membuat Jirou reflek menyibaknya.



Todoroki terdiam. Bakugo menahan napas.



Pemandangan yang begitu menyedihkan.



Tokoyami memalingkan wajah, bergumam pelan.



(Name) yang tak pernah terikat pada siapapun dan tak berniat mengikat siapapun tapi apa yang gadis itu lakukan membuat semuanya terikat tanpa sadar. Sekarang.., sedang berada di titik batasnya.



Nope, aku senang berada di kelas ini tapi pada akhirnya kita semua akan menjalani kehidupan masing-masing kan? terlalu bergantung hanya akan membuat lemah. Mau gimanapun, kita hidup dan mati untuk diri sendiri.



Sisi humorisnya gadis itu hanya untuk menyembunyikan berbagai beban yang ia miliki. Entah disengaja atau tidak.



Dan sekarang, Tokoyami bisa melihat raut kelelahan di wajah gadis yang nafasnya memburu berusaha bertahan dari hamparan luka sekujur tubuhnya.



Tokoyami menghela napas, berbalik. Responnya paling cepat diantara teman-teman yang masih membeku melihat seberapa parahnya keadaan sekarang. Berjalan menjauhi sofa. "Iida, aku akan memanggil Aizawa-sensei."



"I-iya..,"Iida hanya bisa mengiyakan patah-patah, lantas menghembuskan napas, menepuk bahu Tokoyami, "Tidak-tidak, kau tidak usah memaksakan diri."



"Tidak ada yang memaksakan diri, kalau kita mau yang terbaik, maka harus ada pengorbanan yang setimpal bukan?"



Tokoyami left room chat



Ga, dia berbalik, dengan Dark Shadow yang muncul menepuk-nepuk bahunya. Menarik jaket tebal, bersiap menerjang badai.



Dark Shadow lebih kuat di malam hari, Tokoyami membuka pintu, ia mengambil keputusan dari potensi besar quirknya itu. Semoga semuanya baik-baik saja. Helaan napas terdengar, lelaki itu menutup pintu.



"Tokoyami!"Uraraka yang baru sadar buru-buru berlari hendak menyusul.



"Tolong biarkan Tokoyami-kun,"Iida menahan Uraraka, wajahnya pucat, "Todoroki-kun, Bakugo-kun dan Midoriya-kun sudah sampai sejauh ini, kita tidak bisa membiarkan kemungkinan terburuk terjadi. Jika badai mereda maka aku akan menyusul Tokoyami-kun."



"Apakah karna infeksi luka-lukanya?"Midoriya menoleh ke Yaomomo yang reflek menggeleng atas pertanyaan Midoriya.



Bahu Yaomomo terguncang hebat, tentunya dia tak pernah terbiasa melihat darah sebanyak itu. Sarung tangan latexnya sudah berlumuran darah, dengan tangan yang terus bergetar memegang jarum jahit.



"B-bukan, ini faktor lain."Yaoyorozu menggeleng, mengganti sarung tangan nya, "Gejala hipotermia, aku sudah memberi kompres hangat, tapi sepertinya (Name) terkena frostbite di beberapa titik sehingga diperlukan operasi pengangkatan jaringan mati. Tapi bukan hanya itu, saja, ada komplikasi dalam juga, aku tidak tahu bagaimana jelasnya, tapi yang jelas kita tak bisa menangani ini sendiri."



Mata Yaomomo sudah menahan tangis, "Aku tak berniat menyerah tapi ini mustahil untuk anak SMA seperti kita, apakah ada yang memiliki quirk tipe heal?"



Sero menghela napas, "Hanya (Name)..., saja."



"Hufh! Tidak masalah,"Yaoyorozu tersenyum, memantapkan hatinya, "Setelah jahitan yang ini, Aku akan membuat infus.", tangannya terangkat menyiapkan benang jahit sebelumnya.



"E-eh?"



Tangan kanan (Name) menahan tangan Yaomomo yang hendak menjahit lukanya. Matanya terpejam meringis menahan sakit.



"(N-name)..,"



"G-gausah dipaksain."



"Tidak! Aku masih bisa, banyak lukamu yang masih terbuka, (Name)!"Yaomomo berseru.



"Ng..ngeyel."



Hening.



Langkah kaki Bakugo berhenti. Reflek terdiam.



"Di saat kayak gini, kau sempat-sempatnya bercanda?!"Sero berseru. "Astaga (Name).., dilihat darimanapun emang gada yang berubah ya."



Kirishim tersenyum miris, "Yok bisa yok, bisa sembuh."



Gadis itu meringis,  tersenyum tipis. Memberi tanda bahwa ia mendengar apa yang teman-temannya sampaikan. Setelah berikutnya langsung mengernyit kesakitan kembali.



"Bawakan air..,"Tsuyu menoleh, matanya terlihat sayu menahan kantuk. "Sepertinya (Name) membutuhkan air..,"



Ojiro dan Sato reflek berlari ke dapur. Kaminari masih stay di pojok situ sudah mulai ber whuei ria



"Hey, aku besok bakal potong rambut, sumpah. Kau bisa memotong rambutku kan (Name)? Kayaknya ga asik deh kalo bukan kamu yang motongin."Sero mendekat, nadanya terdengar bercanda seperti biasa tapi sorot mata lelaki itu terlihat benar-benar berbeda.



Pastinya orang-orang yang dekat dengan (Name), termasuk Sero benar-benar terpukul dengan peristiwa ini.



"Benar tuh! Kalo gak salah besok pagi sarapannya pake susu, (Name), jadi kau harus semangat!"Kirishima menambahkan, mukanya nyengir ceria.



Todoroki menelan ludah, tak bisa berkata-kata lagi.



"Kau belum mengembalikan buku tulisku lho!"Mina ikut berseru ceria tak peduli bahwa isak tangis membuat kalimatnya sedikit tidak jelas.



"Tuhkan."Jirou ikut tersenyum menahan tangis, "Katanya kau mau belajar main biola."



"Iya bener, jangan mati duluu!!"



"HEH!"Hagakure reflek memukul kepala Mineta.



"Ya enggaklah, dia kan cewek kuat, tidur di kolam renang semalaman aja bisa!"



Ngomongnya kalimat semangat semua dengan muka yang sedang mewek.



"Hah...,"



Di tengah sakit yang membara, sempat-sempatnya aku terkekeh geli melihat reaksi mereka.



gapapa, aku sudah menunggu saat ini.



bajingan-bajingan itu membuatku mengomsumsi berbagai obat-obatan aneh dengan bau busuk, gimana tidak berpengaruh dengan tubuh ini. seperti kata Yaomomo—sumpah, aku kangen suaranya, terjadi komplikasi dalam tubuhku sehingga membuat semuanya menjadi rumit.



kalo sudah sembuh, aku ingin menampar anggota LOV satu satu.



kalo sembuh.



Tangan kiriku bergerak, entah memegang tangan siapa, aku tidak peduli.



Gausah diobatin segala. Sia-sia



Seperti kata dia, semuanya tinggal cerita saja jika ini semua berakhir.



Yang kuperjuangin tidak sia-sia, sekarang seperti apa yang aku inginkan terjadi, bisa berkumpul kembali dengan teman-teman meski kondisinya ancur parah. Tapi sumpah, rasanya kangen denger suara mereka. 



Mataku terbuka, meski buram, aku bisa melihat siluet-siluet orang-orang yang pernah mengisi hari-hariku di dimensi ini. Mereka tak berubah, masih menganggap aku temannya. 



"Gini aja aku sudah seneng kok."



*

Ga gantung yekan?


Oke galery Olip!

Artist : gretalya_

swag ala nem? hehehe gila inget megumi jjk, btw MAKASI AL, UDAH DIBIKININ HSHS SENENG BGT!

artist : Marjan_Maemuna

gegara gambar ini aku kepikiran bikin Demon-Angel AU, tapi kayaknya pasti angst deh. btw itu bakugo ngapain pegang pisau?! dia mau nyembelih siapa?!

artist : zzhwa21

Tadi Bakunem skrg todo nem, widih adil dong adil. ASTAGA SHOTO IMUT BANGET JADI PENGEN KAKAK PERTAMANYA DEH.

artist :  Chitato_pon

hehehe, ada todonem, bakunem, sekarang SEN NEM HAHAHAHAHA lu ganteng banget sih mas, motivasi nonton bnha s5 adalah untuk ngeliat sen nongol  

artist : KamayaRyuuichi

KEMARIN TSUMU SAMA SAMU, SEKARANG SUNARIN ADUH GANTENG BANGET SIH MAZ, jadi pengen tukeran tempat sama nem :(


besok tinggal kitashin.gagaga


Oke, jadi aku tu maraton coba bikin risen ala idol AU

nah, dari si sungchan, yujin sama si jihoon. terus pengen coba bikin ala risen-risen gitu hehe.

 sedikit kesalahan di baju Bakugo, warnanya kebalik AAAAA, aku minta saran ke gece, jadinya nem as Yujin, Todoroki as Sungchan, dan Bakugo as Jihoon. HEHEHE AKU NGAKAK ABIS WAKTU GAMBAR INI. maaf klo ga sesuai ekspetasi huhuw.

kalo aslinya mah kayak gini, bayangin aja sendiri mwehehe.

https://youtu.be/fO_ttix9vwo

oke, sekian chap yang gada faedah dan konfliknya ini, sampai jumpa di chap berikutnya!


Sampai babai!

Owlyphia

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro