[ 1 ]
Hai!
Ini masih hanya pembukaan sih.., jadi lebih seperti flashback-flashback gitu. gila aku stuck banget kalo suruh buat awalan cerita huhu.
Oiya pesanku itu..,
Jangan terlalu berharap banyak dengan kemampuan menulis othor huhu, takutnya kecewa karna tak sesuai ekspetasi :(
Mari kita mulai!
[1]
Langkah kaki itu berjalan sedikit cepat ke gedung olahraga.
"Sudah kosong."Intipnya sedikit, mengamati bagian dalam.
Dini hari, ia pergi ke gedung olahraga tempat pertunjukan kelas A siang tadi.
Membuka pintu pelan lantas berjalan mengitari dindingnya dan menemukan satu obyek yang dicarinya.
Tangan terjulur, mengambil sulaman kain berjuntai itu.
Mata Sen memandang syal itu penuh arti, lantas tersenyum pedih.
entah kenapa semua terasa begitu menyedihkan sekarang..,
Sen memejamkan mata lantas kepalanya mendongak memandang ke langit-langit.
"Dimanapun kau berada sekarang, kuharap baik-baik saja..,"
*
4 hari pasca Festival Olahraga
*nb : Sudut pandang tetap orang ketiga meski alih pikiran diambil oleh Midoriya jadi penamaannya karakter tetap sesuai dengan author.
Midoriya menghela napas panjang. Bersandar di sofa.
Ia lelah.
Fisiknya lelah. Batinnya lelah. Emosinya lelah. Pikirannya lelah. Semua terasa lelah sekali.
Astaga.., ini padahal baru hari keempat..,
ini bahkan belumm lewat seminggu..,
Hari pertama, mereka semua tak bisa tidur, menunggu kabar baik. Aizawa-sensei dengan tegas menyuruh semuanya masuk ke asrama tanpa terkecuali. Membuat dispensasi sendiri bagi kelas A tidak ikut membereskan sisa pertempuran untuk meminimalisir perbuatan nekat keluar dari sekolah dan menambah masalah baru.
Yah.., hawa pertarungan masih terasa. Todoroki dan Bakugo menjadi saksi dan dimintai keterangan rinci. Mereka baru kembali saat menjelang malam dengan muka keduanya suram tak tertebak.
Jumlah korban kebanyakan dari siswa reguler yang terkena dampak saat Nomu menyerang. Yeah, dua Nomu menyerang area reguler, bukan area siswa jurusan hero. Bahkan jikalau disana ada murid jurusan pahlawan, mereka gentar menghadapi mutan mengerikan seperti itu. Tapi Midoriya tetap bersyukur karena di dua posisi itu, kebetulan ada Bakugo dan kawan-kawan sementara di kawasan satunya, ia dan beberapa teman-teman sekelas berada disana sehingga bisa meminimalisir kekuatan.
Korban luka parah adalah Jirou yang nyaris kehabisan banyak darah. Salah satu kakinya patah dan dua lengannya terkoyak hebat.
Setelah Todoroki dan Bakugo sampai di gedung olahraga, berikutnya yang datang persis setelah (Name) dibawa adalah dirinya, Iida dan Tokoyami yang datang bersamanya, Kaminari dengan muka setengah korslet, Sero, Kirishima dan Uraraka yangg datang dari arah berlawanan.
Dan mereka melihat dengan jelas. Jejak-jejak pertarungan dengan air dimana-mana. Todoroki yang berlutut dengan muka syok hebat, dan Bakugo yang berteriak, meraung marah setengah kecewa dengan dirinya yang tak mampu menyelamatkan (Name).
Dengan Jirou yang terkapar di antara genangan kecil darah dari kedua lengannya yang terkoyak parah seakan dimainkan oleh benda tajam.
Emang dimainin benda tajam si.
Midoriya tak sanggup mendeskripsikan seberapa parah luka itu, tapi yang jelas Uraraka sampai mual hebat dan syok tak sanggup melihat darah sebanyak itu.
Kaminari yang sudah selesai tahap korsletnya, berlari kecil ke arah Jirou disaat yang lain masih tercengang tak percaya. Dengan cepat melakukan aksi pertolongan pertama untuk menghentikan aliran darah menggunakan jaket yang sedang ia pakai. Lantas dengan cepat mengangkat Jirou yang nafasnya sudah satu-dua. Membawanya dengan cepat ke ruang kesehatan tanpa banyak kata-kata, diikuti Uraraka, Sero, Tokoyami yang sama paniknya.
Midoriya ingat sekali, saat membawa Jirou, baju Kaminari sampai basah oleh darah.
Kenapa para villain bisa sekejam itu...,
ya namanya villain pasti kejam dong.
Ia dan Iida segera membantu Todoroki berdiri sementara Kirishima berlari ke arah Bakugo yang sedang duduk terpuruk dengan beribu umpatan penyesalan terhadap dirinya sendiri.
Midoriya benar-benar belajar arti dari roda kehidupan di hari itu.
Paginya mereka menunjukkan konser yang berhasil dengan cemerlang. Sorenya keriangan itu hilang tak berbekas. benar-benar terjadi dengan begitu cepat.
Mereka masih berharap banyak, sehingga hanya terlihat muka-muka tegang menunggu kabar baik.
Hari kedua Aizawa-sensei datang meminta mereka menyegarkan pikiran, dan menjenguk Jirou yang sudah sadar di ruang perawatan UA.
Midoriya ingat sekali, semuanya memasang ekspresi palsu. Bagaimana Mina, Sero, Kaminari, Kirishima bermuka ceria padahal dalamnya benar-benar sedang terpukul. Bagaimana Yaoyorozu sebagai sohib akrab bercerita riang di depan Jirou padahal Yaomomo sendiri benar-benar sedang down karna (Name) juga salah satu teman terakrabnya.
"A-aku minta maaf...,"Jirou menunduk dalam.
Bagi gadis itu, melihat ekspresi palsu dari kawan-kawannya justru lebih menyakitkan. Apalagi jika ia mengingat bahwa dirinyalah yang menyebabkan (Name) sekarang hilang.
Menyalahkan diri sendiri atas semua yang tengah terjadi.
Semuanya terdiam. Uraraka yang siap melontarkan humor jenaka langsung membeku. Perlahan gemetar menahan isak.
"M-maaf..," Tangan Jirou meremas selimut ruang perawatan, "I-ini terjadi karna aku tidak kuat.., ini terjadi karna aku lemah.., karna ak—ku.., (Name).., (Nam—e)..,"
Isakan tangis akhirnya lepas dari diri seorang Jirou Kyoka. Membuat sebuah simfoni nada menyayat.
Pastinya berat menahan rasa bersalah sebegitu besarnya.
Todoroki keluar dari ruangan tanpa pamit. Bakugo tidak ikut dari awal, menolak mentah-mentah tawaran Iida untuk menjenguk Jirou.
Uraraka terduduk, menangis kencang, begitu pula Hagakure. Mereka berdua dipeluk Tsuyu yang mengeluarkan air mata tanpa suara juga.
Mina tersendat-sendat, berdiri menahan isak tangis. Kirishima mengelus bahunya menenangkan padahal dia sendiri menahan air mata agar tidak jatuh.
Yaomomo memeluk Jirou. Napasnya sesak menahan tangis.
Sero keluar ruangan, tidak kuat dengan kondisi melankolis seperti itu. Kaminari memandang kosong suasana sedih itu. Tokoyami menghela napas. Iida juga.
Yeah, setelah menahan rasa semalaman, mungkin memang inilah waktu yang tepat bagi kelas 1A untuk mengeluarkan seluruh perasaan dengan kejadian kemarin.
"Aku tidak bisa bernyanyi bro.., Suaraku jelek kayak Kaminari."
"Soalnya tidur di kolam renang itu lebih tenang dibanding tidur di kamar hehe..."
"SUSU NYA JANGAN DIBUANG KE LAUT WOY!"
"Aku tidak demam, aku hanya sedikit kedinginan."
Aizawa-sensei mengeluarkan pandangan yang sulit diartikan. Menghela napas lantas keluar dari ruangan.
Midoriya dan Iida dipanggil setelah itu.
Jejak LoV benar-benar menghilang.
Aktivitas Nomu dan lain-lain juga tidak terdeteksi, lenyap bak buih di lautan.
"Besok, UA akan mengadakan konferensi pers terkait masalah ini."Aizawa menghela napas, "Tapi yang jelas, aku minta kepada kalian, jangan sampai kalian menonton TV. Tolong bilang ke yang lain agar menon-aktifkan media sosial terlebih dahulu."
"U..untuk apa, sensei?"
"Akan ada banyak hujatan, cercaan dann kritikan yang masuk. Kondisi yang lain masih belum stabil bukan? Membaca berita-berita seperti itu hanya akan membuat mereka semakin galau. Kalian bisa melakukannya bukan?"Aizawa berbalik, beranjak meninggalkan mereka berdua.
"Tunggu, Eraser Head-sensei!"Iida tiba-tiba teringat sesuatu, memanggil Aizawa.
"Hn?"
"A-ano, apakah..., apakah.."Iida kesulitan memilih kata-kata, membuatnya diam berpikir cepat mencari kata-kata yang pas, "Apakah penyelidikannya.., maksud saya, penyelidika-"
"Doakan saja yang terbaik."
Muka Aizawa menyiratkan jawaban sebenarnya.
Penyelidikannya tidak membuahkan hasil yang berarti.
Ah..,
Midoriya tahu bahwa setelah itu, akan ada yang berbeda dari senyum mereka semua.
Hari ketiga, UA mengadakan konferensi pers, menghadapi cercaan media, cercaan masyarakat.
Sepertinya UA dicerca habis-habisan.
Ya.., pastiny banyak sekali cercaan kepada UA yang sebelumnya sudah diperingati untuk tidak mengadakan acara besar dalam kondisi seperti ini.
Nama baiknya dipertaruhkan.
Dan yang Midoriya ketahui dari percakapannya dengan Ibunya adalah konferensi dihentikan paksa. Hawks-san alias wali (Name) naik ke tribun, mengambil alih mic. Berbicara menggantikan paksa Midnight –sensei yang sedang menjelaskan apa yang UA lakukan di situasi saat itu.
Yah, karna peristiwa ini juga, media baru mengetahui bahwa ternyata (Name) (Surname) adalah adik angkat dari Hawks, sejenak fokus publik tertuju pada fakta bahwa korban adalah adik angkat dari Hawks karna Midoriya paham identitas (Name) cukup disembunyikan oleh UA dan tidak dijadikan komsumsi publik.
Pengalihan isu yang cukup unik. Terimakasih.
Jirou sudah pulang ke asrama, mukanya benar-benar seperti robot, tak ada ekspresi sama sekali.
Yah.., siapapun tahu bahwa Jirou disandera hari itu, (Name) yang ternyata sedang mengalami demam sehingga tak bisa bertarung dengan baik, dan Todoroki Bakugo melihat jelas bagaimana (Name) dibawa mereka.
Midoriaya dengar, Aizawa-sensei dan Kepala sekolah datang ke kamar perawatan Jirou, sepertinya mereka bertanya beebrapa hal terkait peristiwa itu tapi Jirou bungkam. Lidahnya kelu.
Hagakure bilang Jirou tidak menyentuh gitarnya. Hening diam sepanjang hari padahal biasanya terdengar alunan nada petikan gitar dari kamar itu.
Midoriya paham, luka fisik mudah disembuhkan, tapi sayang trauma akan luka itu begitu mendalam. Apalagi jika dikaitkan dengan Jirou yang trauma ketinggian sejak jatuh dari ketinggian saat kejadian I-Island menandakan bahwa gadis rocker itu termasuk orang yang mudah trauma.
Dan kejadian kemarin lebih dari cukup untuk membuat gejala traumatis tersendiri.
Yang ia tahu, Todoroki sempat bilang saat ia dibujuk untuk menceritakan apa yang terjadi, bahwa sebenarnya (Name) mau berlari ke arah mereka, meminta bantuan. Tapi punggungnya langsung ditusuk dari belakang, menyebabkan gadis itu seketika lengah lantas terbawa villain.
Todoroki tetap dengan muka stoicnya, Bakugo juga masih emosi seperti biasa. Orang awam akan melihat bahwa mereka berdua terlihat tak terpengaruh dengan kejadian kemarin.
Tapi bagi kelas A, muka mereka berdua sekarang tanpa emosi. Benar-benar datar dan hanya menjalani rutinitas biasa.
Jujur, Itu jauh lebih mengerikan dan menyayat hati dibandingkan Jirou yang mendadak irit bicara.
Kosong tanpa arti. Sorot mata yang awalnya hidup itu perlahan menghilang.
Berubah menjadi manusia tanpa rasa. Mereset mereka ke kehidupan kelas 1 sebelum dekat dengan (Name)
Kirishima bilang ia mendengar suara marah Bakugo saat malam hari diiringi dengan bantingan barang-barang. Sero bercerita bahwa Todoroki termenung di kolam renang sendirian saat tengah malam.
Keduanya jelas amat terpukul tapi mereka berdua menampilkan ekspresi palsu di depan mereka semua.
Kemarin, Midoriya dan Iida memisahkan barang-barang berbau (Name) di asrama. Kura-kuranya ia titipkan ke Eri yang hanya tau bahwa kakaknya tengah pergi untuk sementara. Iida dan Midoriya dengan telaten memisahkan hal-hal dengan aura (Name), Terutama benda-benda bernuansa biru. Diganti dengan tujuan agar tidak mengingatkan teman-teman mereka kepada nasib (Name) sekarang.
Bahkan susu di lemari pendingin, Iida berikan ke Aizawa-sensei, untuk jadi simpanan di asrama guru. Anak perempuan bisa murung bahkan jika melihat susu kotak di lemari pendingin dapur asrama.
Midoriya tahu bahwa kepala sekolah Nezu mendatangi tiap asrama. Kecuali asramanya.
Berbicara dan meminta secara khusus agar jangan ada yang menghujat kelas A. Karena kelas A sendiri tengah terpukul hebat.
Yah, aksi heroik kelas 1A yang terlampau nekat berhasil mencegah terjadinya kerusakan dan meminimalisir korban.
Benar-benar tidak layak jika kelas itu harus menerima berbagai hujatan karna label kesialan yang menempel pada anak didik Aizawa-sensei.
Nejire dan Tamaki datang ke asrama, Iida dan Tokoyami menemuinya. Mereka berdua meminta maaf tidak bisa menyelamatkan (Name). andaikata Nejire dan Tamaki bisa bergerak dengan cepat, pasti gadis itu tak hilang.
Iida mengambil role ketua kelas dengan amat baik. Lelaki itu bilang bahwa apa yang sudah terjadi adalah takdir terbaik. Baginya Nejire-san dan Tamaki-san peduli saja sudah amat membantu.
Satu kalimat dari Tamaki. Membuat Tokoyami terdiam dan Iida terperangah.
"Setidaknya, (Name) bukan gadis lemah."
Yah, Midoriya sendiri sedikit bersyukur bahwa target mereka adalah (Name). meski terkesan ugal-ugalan, (Name) memiliki pendirian teguh dan idealisme yang cenderung dipegang kuat. Apalagi quirknya termasuk overpower. Eh meski, karna quirk itu ia diincar villain.
Dan senja ini..,
Iida mengumpulkan seluruh teman-teman di ruang santai. Semuanya, bahkan Bakugo yang menolak ikut, harus ditarik paksa agar mau ikut. Minus Jirou yang malam ini kebetulan tidur kecepaten malem ini.
"Maaf, aku baru mengumpulkan kita semua sekarang."Iida menarik napas. "Harusnya aku melakukan ini dari kemarin-kemarin. Maafkan keteledoranku."
"Oke,"Iida menatap teman-temannya yang mengeluarkan aura tanpa rasa semua, "Dengan berkumpulnya kita ber.., hah..,"Iida menarik napas panjang.
"Dengan berkumpulnya kita berdua puluh sekarang—"Iida menghela napas.
"Ada beberapa yang ingin aku sampaikan terkait kejadian beberapa hari yang lalu."
"Bisakah kita tidak usah mengungkitn—"
"Justru ini lah yang harusnya kita lakukan."Midoriya menambahkan, "Kawan-kawan, kita semua memang sedang bersedih. Sedang cemas. Sedang menunggu kabar baik. Sedang berdoa untuk keselamatan (Name)."
Rasanya setelah menyebut nama itu, lidah Midoriya mendadak kelu. Lantas ia menarik napas dan melanjutkan, "Karna itu Iida mengumpulkan kita disini semua sekarang. Jangan sampai kejadian itu membuat kita menjadi individu yang menyimpan keresahannya sendiri. Kita teman sekelas bukan?"
"Yah, begitulah yang dikatakan Midoriya,"Iida menghela napas, "Aizawa sensei memberitahu padaku. Aku pikir, seharusnya ini diberitahukan ke kalian semua. Karna kita adalah teman sekelas."
"Jejak penjahat yang kemarin menyusup kesini menghilang."Iida menambahkan, "Semua kegiatannya lenyap. Maksudku, seperti Nomu-nomu, aktivitas energi mencurigakan. Itu benar-benar lenyap."
"Apa maksudmu bilang seperti itu?"Bakugo berseru, "Kau ingin bilang kalau si bodoh itu takkan kembali?!"Nada suara Bakugo menaik.
Anjir dibilang bodoh.
"Aku tidak bilang seperti itu."Iida berseru, "Masih ada kemungkinan (Name) ditemukan. Selalu ada kemungkinan dan harapan! Kita masih bisa berharap. Dan kita sekarang pastinya tak bisa membantu kepolisian menemukan (Name). yang perlu kita lakukan adalah menjalani hari-hari seperti biasanya. Dengan itu, kita bisa meringankan sedikit beban Aizawa-sensei dan sekolah."
"Sebenarnya aku sudah lama ingin bertanya ini,"Ojiro angkat suara, "Tapi kenapa harus (Name)? Maksudku.., quirknya kuat, tapi ia tak pernah terang-terangan mempubikasikannya bukan? Harusnya mereka tidak ta—eh..,"
"Kejadian di USJ..,"Shoji menjawab, "(Name) garda depan bukan? Dia menahan langsung mutan itu?"
"Iya, dia terkena warp dan terteleport ke tengah langsung. Mungkin dari sana?"
Mina menghembuskan napas, "Tapi diawal target villain yang itu kan All-Might, bukan (Name)."
"Tapi dari sana mereka mengenal (Name), yah siapa yang tidak tertarik dengan kemampuan gadis yang diatas rata-rata anak SMA."
Kirishima terdiam. Yah mungkin USJ adalah permulaan tapi jika dikaitkan dengan kejadiannya. Saat peristiwa USJ, yang melawan Nomu dan Shigaraki langsung adalah dirinya, Midoriya, Bakugo, Todoroki dan (Name) yang dariawal sudah di area.
Mereka berlima adalah orang-orang sama yang diculik saat penyerangan di Kamp Pelatihan juga..,
Ah ternyata semua ini memang saling berkaitan..
"Daridulu aku penasaran,"Sero menoleh, "Apa yang terjadi saat kalian berlima diculik? Saat peristiwa Kamp Pelatihan?"
"E-eh?"Midoriya tersentak, "Itu ano.., Ad-"
"Oi muka burung,"
Semua menoleh ke Bakugo yang berseru ketus.
"Aku?"Tokoyami bingung.
"Kau biasa berlatih dengan gadis itu bukan? Apakah alasan kenapa si air itu pingsan setelah latihan bersamamu adalah karna dia tidak terkendali?"Bakugo melirik Tokoyami sinis.
Entah kenapa auranya terasa lebih menyeramkan dari biasanya.
"Aku tidak bisa bilang."
"Di situasi seperti ini, kau masih sempat bilang seperti itu?!"Nada suaranya menaik. "Oi.., dengan segala hal merepotkan yang telah terjadi, kau dengan santai berkata seperti itu?!"
"Untuk apa kalian tahu?"Tokoyami menghela napas, "Aku sudah memberitahu hal ini kepada sensei. Tapi aku merasa tidak enak kepada (Name) karna bagi dia, ini adalah rahasia."
"Bentar-bentar,"Mineta pusing, "Apa maksud dari 'tidak terkendali' yang dibilang Bakugo? Mabuk? Kesurupan? Atau berubah jadi god mode?"
"Seperti.., level upgrade dari quirknya, mungkin?"
"Oke, hentikan topik ini, kawan-kawan. Kita harus tetap menjaga privasi (Name)."Iida menghentikan topik, "Inti dari yang ingin kusampaikan adalah.., ayo kita kelas 1A bersama-sama meringankn beban guru dengan beraktifitas biasa tanpa berusaha melakukan hal nekad atau terlihat terlalu terpuruk."
"Aku tidak terlalu yakin..,"Mina bergumam sedih, "(Name) hilang.., dan kau menyuruh kami beraktifitas seperti biasa, Iida? Tidakkah itu membuat kita terlihat seperti biasa saja dengan peristiwa ini? Bahkan aku tak yakin apakah (Name) sekarang baik-baik saja.., uh...,"
"Kita selalu berdoa yang terbaik untuknya, Ashido-san. (Name) bukan gadis yang lemah iya kan?"
"Tapi dia selalu menyerah..,"
Semua menoleh ke Yaomomo yang kini menunduk dalam, baru bersuara. Terdengar bergetar dan.., rasanya sedih sekali.
"(Name) bilang kepadaku...,"Lidah Yaoyorozu kelu, "Aku pernah bertanya, kenapa (Name) lebih senang menyerah. Dia bilang..., dia bilang..,"
Mata Yaoyorozu mulai berkaca-kaca. Bahunya bergetar tapi lantas ia menarik hembuskan napas, berusaha agar tenang.
"D-dia bilang, baginya, dengan menyerah, semua akan baik-baik saja. Bagaimana jika dia memilih menyerah disana? bagaimana jika (Name) tidak kuat? Apakah dia memilih untuk meninggalkan kita? Apakah dia memilih untuk menyerah?"
Iya.., bagi mereka saja, apa yang tengah terjadi sekarang adalah pukulan berat.
Apalagi bagi si air yang mengalaminya secara langsung.
"(Name) tidak selemah itu,"
Semua mata memandang Tokoyami.
"Dia tidak lemah,"Tokoyami memutuskan angkat suara setelah tadi debat sebentar dengan Bakugo. Matanya memandang Yaoyorozu yang tersendat-sendat sibuk menahan tangis.
"Aku yakin, sekarang dia sedang merancang rencana dan kita bersyukur karna meski (Name) dengan segala sikapnya yang unik, dia adalah salah satu siswa terhebat dikelas ini bukan? Menurutku.., dia pasti tahu kapan waktu yang pas untuk menyerah."
"Tapi dia sendirian!"Uraraka berseru sedih, "Apakah mungkin suatu saat, kita yang harus melawannya? Maksudku, dia di villain skarang. Bagaimana jika ingatannya dihapus? Atau dikendalikan? A-apakah suatu saat dia yang akan menjadi musuh kita?"
"Uraraka..., kau berpikir terlalu jauh,"Iida menghela napas, "Hey, ini hari keempat. Aku yakin para hero akan menemukannya segera."
"Bagaimana kalau ti-"
"Cukup."
Suasana mendadak kelam seketika
Todoroki berseru pelan. Mukanya terlihat jengah dan tidak nyaman dengan perkataan overthinking Uraraka yang membuatnya justru berpikiran banyak, mukanya semakin terlihat dingin. Berdecih berkali-kali.
Yah.., pastinya disini yang merasa paling bersalah dan frustasi adalah Todoroki dan Bakugo.
"Ayo berpikir positif!"Iida menengahi "(Name) akan segera pulang kesini lagi. Aku yakin itu. Banyak pro hero dua puluh besar yang turun langsung. Dengan begitu, pastinya (Name) akan segera ditemukan. Dia akan kembali kesini segera."
"Kenapa harus selalu kelas kita, kero...,"
Tsuyu menunduk dalam.
"Apakah kita memang kelas pembawa sial?"Wajah yang biasa terlihat tenang itu sekarang benar-benar sedang sedih. raut muka Tsuyu yang muram dengan apa yang ia katakan tadi benar-benar membuat seluruh teman-temannya sedih juga
"Bukan kita yang mau ini terjadi bukan, kero.., kita hanya ingin belajar dengan tenang disini..., tapi kenapa semuanya seakan menyalahkan kelas 1A?"Tsuyu berusaha menahan tangisnya. "Apa sebenarnya salah kita? Apa salah kelas ini? Apa salah (Name) sehingga ia harus mengalami semua ini sendirian, kero..,"
Shit.
Bakugo mengumpat pelan.
Gadis katak itu benar-benar mewakili isi hatinya.
Apa salah (Name) sehingga ia harus mengalami kejadian menyakitkan ini?
Ya.., salahnya banyak si.., tapi kenapa harus (Name)?
"A-aku ingin menangis,"Hagakure terisak memeluk Uraraka yang menangis juga. "Tapi aku sudah lelah menangis..., aku benar-benar sudah lelah menangis dan murung seperti ini. Aku ingin tertawa seperti dulu lagi..., Aku ingin tertawa dan bercanda dengan (Name)..,"
"Iya.., aku masih utang dengan (Name)."
"Gila bro, belum dibayar sampe sekarang?"
"Kenang-kenangan bro."
"Jangan bilang seperti itu."Bakugo berkata ketus, "Kalian bilang seakan gadis bodoh itu sudah menjadi mayat saja."
"Bakugo!"
"(Name) akan segera kesini, aku yakin dengan itu."Iida menghela napas, "Kita akan berusaha yang terbaik disini. Agar (Name) juga mampu bertahan sampai pahlawan menyelamatkannya. Menurutku, dia adalah tawanan berharga, jadi (Name) pasti sekarang baik-baik saja!"
Yah..., yah...,
Yah..., gitu deh
"Iya benar!"Sero kambuh, "Jika (Name) jadi penjahat, kita bisa memukul kepalanya dengan kamus agar dia sadar!"
"Tuangkan seember susu ke sungai! Niscaya akan langsung tobat."
Yaoyorozu perlahan mengusap matanya yang berair, mulai tersenyum.
Iya, (Name) sedang berjuang disana dan seharusnya yang mereka lakukan bukanlah galau memikirkan nasib (Name) melainkan berjuang juga meski dalam konsep yang berbeda.
"Nah!"Iida tersenyum, ia merasa senang dengan semangat teman-teman yang mulai pulih kembali.
Yah, kelas 1A sedang berada dalam posisi serba salah sekarang.
Jika mereka berusaha agar terlihat seperti biasa, maka akan banyak yang menghujat 'apakah kelas A tidak merasa kehilangan?'
Jika mereka galau berkepanjangan maka itu akan memperlihatkan sisi lemah kelas A, dan bagi Iida, itu hanya membuat orang-orang berpeluang menghina mereka.
Yang perlu dilakukan hanyalah bersikap biasa dan menjadikan itu semangat untuk bisa menjalani hari-hari yang mungkin cukup berat akhir-akhir ini.
Iida yakin, (Name) juga pasti menginginkan suasana seperti ini.
Bakugo menghembuskan nafas muram.
Ia membanting bantal di pangkuannya ke muka Sero, lantas bersungut-sungut kesal berdiri.
"O-oi, Bakugo kau mau kemana?"
"Muka senyum palsu kalian itu terlihat menjengkelkan. Aku kesal melihatnya."
"Bakugo-kun!"
"Jangan tunjukkan ekspresi seperti itu lagi. Aku muak melihatnya!"Bakugo berkata kasar, "Dia disana sedang bertahan hidup sementara kita disini malah tertawa-tawa. Haha, jokes yang lucu. Aku pergi."
"Bakugo-kun,"Iida menghela napas, "(Name) pasti ingin kita tetap ceria dan berjuang menjadi seorang pro hero seperti biasa. Dia pas—"
"Bohong."
"H-hah?"
"Bohong, dia ingin keluar dari UA, bodoh!"Bakugo menggigit bibir lantas menarik napas, "Yang dia inginkan justru berpisah dengan kelas ini, hidup bebas di luar tanpa dikekang siapapun! Hah, terkejut? Sekarang aku bahkan ragu apakah si pendek itu benar-benar menganggap kita temannya. Atau hanya sekedar orang numpang lewat saja?"
"JAGA UCAPANMU!"
Sekelas sontak menoleh kaget.
Todoroki berdiri dengan napas terengah-engah baru saja berteriak marah, mukanya terlihat emosi. Menatap tajam Bakugo, "Jaga ucapanmu. Kau tahu apa hah?!"
Bakugo menyeringai pedih, "Hahh.. emangnya kau sendiri tahu apa? Kita tak tahu apa-apa tentang seorang (Name)(Surname). Tidak tahu apa-apa karna kita emang bukan siapa-siapa baginya."
Asek gelut
"(Name) menganggap kita temannya. Dia bersyukur berada di UA."Todoroki berusaha menahan emosinya, "Dia bilang sendiri saat itu! Kau yang hanya bisa menghinanya lebih baik diam saja."
"Todoroki-kun, Kacchan, tenan--"
"Kau yakin itu bukan omongan palsunya?"Bakugo menatap Todoroki dengan muka menantang.Tidak memedulikan Kirishima dan Iida yang berusaha menarik dan membuatnya tenang.
"Terus selama ini, kenapa kau dekat dengannya hah?!"Todoroki emosi. "Jika kau tidak percaya dengan (Name) kenapa kau dekat dengannya?!"
Membuat suasana mencekam sekali lagi.
Ini masalah perasaan dan bagaimana cara menyelesaikannya.
Dari awal, seharusnya perasaan psikologis mereka berdualah yang harus diperhatikn
Bakugo berusaha agar mengenyahkan rasa bersalah dan frustasi karna tak bisa menyelamatkan (Name). Ia benar-benar lelah dengan seluruh rasa itu dan memaksa hatinya agar tak peduli dengan (Name) dan memaksa berpikir bahwa (Name)(Surname) tidak pernah menganggap mereka teman. Bakugo memilih cara sakit agar rasa bersalah dan frustasi itu hilang dengan cepat tak peduli bahwa yang ia lakukan hanya melukai perasaannya sendiri.
Todoroki yang sedang berpositif thinking tersinggung. Jelas ia marah. Wajar ia marah melihat Bakugo yang seakan meledek seluruh perjuangan (Name). Todoroki merasa Bakugo tak seperti dirinya yang menyalahkan diri sendiri karna tidak bisa menyelamatkan (Name). Todoroki justru merasa Bakugo menuding (Name) adalah penyebab dari semua ini.
Bakugo yang berusaha melupakan dalang dari asal muasal ia frustasi sementara Todoroki yang terus-menerus menyalahkan diri sendiri.
Karna itulah mereka baku hantam.
Sejenak suasana hening awkward.
"Ini hanya soal waktu."Bakugo melirik semuanya, "(Name) sudah berencana keluar dari UA dan meninggalkan kalian semua. (Name) sendiri yang bilang ke kakak sialannya bahwa ia akan keluar dari UA!"
"Yo- Eh kau memanggilku?"
*
Seneng kan kalean ada baku hantam?
Hmm.., aku sendiri ragu apakah kemampuan menulisku bisa membawakan feel Reason #2 tapi ayolah lanjutin aja hahay, maju terus pantang mundur.
Mungkin ada yang bertanya, kenapa voice actor (Name) itu Saori Hayami. Kenapa ga yang suaranya lebih indah lagi?
Aku banyak nonton anime dan memperhatikan suara perempuannya, tapi bagiku.., yang paling khas dan menurutku cocok dijadikan suara (Name) itu adalah voice dari Shinoa Hiiragi dari anime Owari no Seraph.
Ngeselin-ngeselin cantik gitu. Shinobu kan juga kayak gitu yekan? Jadi aku memutuskan untuk menjadikan Saori Hayami sebagai VA dari (Name) ehehe
(Name) bi laik : Ara ara~
OKE AYO KE GALLERY OWLYP LAGI!
Gausah direview, aku lagi coba ganti style tapi sama aja, jadi next
Mau tau ga apa yang paling aku sukai dari gambar ini?
MATA (NAME) WOY, KAYAK MATA SHINOBU GILA AKU SUKA! Dan bro, kau bisa gambar rambut Jirou? Hebat..., hebat..,
Keterangan : Yang moto itu Hawks :D
Jadi..., siapakah yang akan menang diantara mereka bertiga?
Pilihlah pilihlah!
Yang ini dariawal emang udah shipper Sen (Name) akut. Lanjutkan zuy, jangan oleng!
KENAPA BISA SEUWU INI WOY!? Efek saljunya terus Sen mode softboy kerasa banget bro aku irii..,hahaha nangis :(
@shiazaki_yuri
With OC dari Yuri! Aku kagum say, bener-bener kagum dengan ini. Dengan ini woy ah sebel akutu! Apalagi dengan mode kepang (Name), fiks besok bakal aku tiru.
Tau ga si, pipinya pengen kuunyel-unyel dipecel huhu, chubby banget bro. dan komuknya Bakugo itu bener-bener feel banget bagi aku huhu. Coba zoom dan ternyata ada blush ringan di pipinya eaa.
Feel tahun barunya kerasa banget bro! kerasa banget sayang ini udah tanggal sebelas tapi gapapa, aku aja masih salah tulis tahun dan itu permen apel yang Eri mau ga si? Lah keinget Eri dan El huhuhu
A- aku gabisa mendeskripsikannya tapi WOY FAVORIT BANGET INI AAAAAAAA
Mana (Name) jadi imut lagi, dan bagi aku, Hawks (Name) nya itu lebih ke kakak adik banget jadi aku suka gitu.
Gapapa diperas, mumpung kaya yekan?
Btw, El itu cosplay jojo version eaa. Maskot nya extra joss :D
OKE SIP, NANTI YANG TERFAVORIT BAKAL AKU POST EAA.
-----
Hmm.., ada banyak request yang masuk mengenai kelanjutan (Name) dkk saat Reason tamat.
Bro, tamat aja belum bro
Yah, mungkin bikin book selingan tapi entahlah..,
OKAY SAMPAI JUMPA DUA HARI LAGI!
Owlyphia
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro