Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

¹². Keika Shirohana

"Apa? Kamu buta, hm? Bagus, karena aku akan mewajarkan ketidaksopananmu. Kalau tidak, aku sendiri yang akan membuatmu buta." - Keika (?)

--

"Oh, jangan khawatir. Namaku memang Keika Shirohana, tetapi mari kita mulai dari awal yang baik, oke? Tentu saja kita akan dekat dengan sangat cepat." - ■e■■a (???)

Disclaimer:
W ga membenarkan/menyalahkan menggambar menggunakan AI tetapi ini hanya sebagai ilustrasi Keika. Sebagai catatan, w juga edit beberapa bagian dari ilustrasi.

Credit (style Keika sehari-hari):
https://www.neka.cc/composer/12943
‌‌

Credit:
https://www.neka.cc/composer/10326
(W malas ngedit.)

[ Data OC ]

Name: Keika Shirohana

Nickname: Kei

Mew Name: Mew Cake

Red Animal DNA: Dermochelys coriacea/Leatherback sea turtle

Image color: White & Dark blue

Age: 15 (tampak berusia 15 tahun tetapi karena DNA Leatherback sea turtle, ia dapat hidup selama ratusan tahun)

Height: 177 cm (masih bisa tumbuh)

Weight: "68 kg, diamlah. Ini berat badan ideal."

Appearance:

Keika sering terlihat dengan wajah pemarah dan kesal seperti alis yang berkerut dan mata yang menyipit. Apakah itu wajah naturalnya? Tidak, itu bukan wajah alaminya, dia sengaja berekspresi seperti itu agar orang-orang menjauhinya. Memiliki tubuh yang tinggi juga ramping namun cukup atletis (mengutip kata-katanya, umur panjang namun sakit-sakitan sama saja menyakiti diri.) Matanya berwarna biru laut yang tenang dan gelap, rambut putih seperti salju mencolok hingga pinggangnya. Terkadang dia meraih karet acak untuk mengikat rambutnya dan agak berantakan. Poni jatuh tipis di dahi, dan beberapa helai rambut diselipkan di belakang telinga.

Wajah Keika praktis berteriak seperti bishounen yang keluar dari manga romantis klasik tipe male lead berwajah cantik namun kepribadian sampah yang selalu kalah memenangkan heroine dari pemeran utama pria tipe yang lebih karismatik! ("Aneh sekali, kenapa sangat spesifik?")

Bulu mata yang lentik dan tebal namun sama putihnya dengan salju.
("Kamu laki-laki atau perempuan? Jangan-jangan, Keika kamu ....", "Pergilah jika kamu berniat mengolok-olokku.")

namun setelah menerima dna RED Animal, rambut yang hanya putih salju sekarang memiliki ujung kebiru-biruan. Semakin ke ujung helai mulai berwarna biru hingga menjadi lebih gelap kehitam-hitaman juga hitam pada ujungnya, tergantung dengan keadaan mental dan emosi Keika, kehitam-hitaman biru itu akan semakin mewarnai rambut Keika, semakin banyak warna tersebut semakin besar keinginan keika untuk melindungi atau protektif.

Keika selalu memilih pakaian apapun yang sesuai dengan kenyamanan namun tidak menyalahi peraturan. Dia suka pakaian tertutup! Juga sering terlihat mengenakan blazer secara kasual dengan beberapa kancing pertama kemejanya terbuka.

Di rumah dia punya berbagai kaos norak bersablon pencinta alam atau pemandangan (kecuali hutan). Impresi pertama seseorang saat melihat penampilannya, mungkin seseorang yang sedikit longgar terhadap peraturan atau perawatan diri, kebenarannya, dia lumayan ketat terhadap kesehatan dan dietnya.

Saat dalam bentuk Mew, dia memiliki tanda samar bergaris vertikal yang semakin jelas di sepanjang lengan dan kakinya yang menyerupai tekstur cangkang penyu, bersama dengan pelengkap seperti baju besi yang mencerminkan cangkang pelindung penyu. Dia lebih suka penampilan yang tidak mencolok, belum lagi bagian punggung yang cenderung terekspos karena regenerasi cangkang akan lebih cepat apabila di area tulang belakang, sebagai jaga-jaga, dia selalu memiliki jubah kain dan masker di tas atau kantong untuk menutupi dirinya.

Dia selalu menggunakan sarung tangan sepanjang siku dan celana panjang untuk menutupi Mark Mew miliknya.

Personality:

Bisa dikatakan aloof, jarang berbicara kecuali memang diperlukan tetapi sering kali dia merenungkan kehidupannya hingga menjauh dari kesempatan menjalin hubungan. Keika seseorang yang introspektif dan melankolis, kepribadian merenungnya semakin kentara setelah mendapatkan DNA Mew. Pesona utamanya yaitu menjadi perhatian dan emosional terhadap orang-orang yang dekat dengannya. Secara keseluruhan seseorang akan kesulitan menilai kepribadiannya dalam sekali temu.

Keika biasanya menyesuaikan kepribadiannya berdasarkan siapa lawan bicaranya. Jika orang tersebut cenderung membuat masalah dan berapi-api, Keika mungkin akan ikut permainan mereka dan sinis tetapi tidak ada yang drastis. Kemungkinan lainnya dia akan mengambil jalur pasifis dan menjauhi urusan menyusahkan. Di beberapa kasus yang melibatkan seseorang yang menurutnya menyebalkan, dia akan menyelesaikannya secara ekstrem. Tentu dia memikirkan sebab akibat secara keseluruhan, seperti bukan berarti seseorang tidak akan terluka setelah selesai berurusan dengan Keika.

Anjing gila? Mungkin lebih seperti singa yang tidak boleh diganggu. Disarankan agar tetap berada di sisi baiknya, mesti dia penyendiri.

‌‌

Relationship:


Suisei

sejak kapan manusia yang bahkan tidak dia ingat wajahnya menjadi seseorang yang dia panggil sebagai 'Suisei'. Murid itu terlalu baik untuk mengabulkan permintaan tidak masuk akal seorang guru. Jika guru itu ingin Keika ke sekolah, maka datang sendiri ke apartemennya! Toh, wali Keika tidak mempermasalahkan kebiasaan bolos sekolahnya. Bukankah itu agak aneh melihat seorang siswa jarang masuk kelas yang belum di keluarkan?

Keika tidak ingat, sudah berapa kali Suisei ini berdiri di depan pintu apartemen dan menolak pergi hingga Keika sendiri merasa risih dengan tatapan para tetangga. Atau, ada manusia lain yang menginjak kakinya ke kamarnya untuk menghentikan dia bermain game. Hari-hari dimana Keika pernah merasakan amarah yang menggebu-gebu saat Suisei dengan keras kepala meminta Keika pergi kesekolah, sekarang hanyalah ingatan buram yang tidak dia pahami.

Menjadi manusia dan memanusiakan manusia lainnya, Suisei adalah manusia, manusia memiliki kekurangan. Lalu Keika mengetahui Suisei mungkin tidak berniat buruk padanya. Uluran tangan itu tidak dimaksudkan pada sesuatu yang keji. Yah, untuk sekali ini saja mungkin, Keika menerimanya. Keika merasa keluar dari karakter. Itu tidak biasa. (Ya. Keika hanya menghela nafas lelah ketika menginjakkan kaki keluar dengan kemauannya sendiri menuju sekolah dan melihat Suisei sudah menunggunya.)

○ ○ ○

Suisei. Keika biasanya tidak peduli dengan orang lain, dia tidak pernah benar-benar peduli. Itulah yang selalu dia katakan kepada dirinya. Ikatan, pertemanan, kekeluargaan, apapun itu sebutannya, baginya itu hanya kumpulan kata tanpa makna yang akan berakhir dalam kesia-siaan. Keika, bisa hidup tanpa ada kumpulan kata tersebut yang melekat kepada dirinya, dia mampu, dia akan bertahan. Lagipula dunia ini buka hanya sekedar ikatan yang membuatmu hidup.

Tidak, dia seharusnya tidak menerima uluran tangan itu. Orang ini akan pergi, orang yang memberikan uluran itu suatu hari nanti akan menggunakannya dan pergi, meninggalkan Keika bertanya-tanya apa kesalahannya. Ah, dia seorang bajingan. Sungguh ironis. Fakta jelas yang terbentang di depan matanya namun dia masih merasa seakan kehilangan seseorang itu penting, penting hingga membuat dia ingin mencekik dirinya sendiri. Sial. Dia seharusnya tidak menerima uluran tangan itu. Dan dia seharusnya sudah tidur sekarang, pikiran-pikiran ini membuat Keika gila.

Untuk sekarang, dia akan membiarkan manusia bernama Suisei Yuugen bertahan semau yang dia inginkan. Hanya saat ini, Keika akan membiarkannya bermain permainan ini terus berlangsung. Hingga kapan? Tentu hingga Suisei Yuugen bosan. Toh, orang-orang akan bosan padanya, Suisei Yuugen juga tidak terkecuali. Tidak ada yang tersisa selain dirinya sendiri, tidak ada siapapun. Itu konyol. Itu delusi, fantasi yang ada dalam buku anak-anak. Ya, fantasi.

... fantasi ... bisakah ini bertahan sedikit lebih lama? Cukup hingga dia bisa pulih dari semua ini.

○ ○ ○

Suisei. Seseorang yang terlalu peduli dengan sesuatu yang bukan urusannya, bagi Keika, terkadang Suisei Yuugen bisa terlalu menganggu. Keika tidak melihat Suisei Yuugen seperti hama, itu agak mustahil, melihat tekadnya terkadang menggerakkan bajingan tidak berguna seperti Keika. Keras kepala yang berbuat kebajikan? Oh, Keika bisa tahu dari caranya tersenyum kalau bantuan itu bukan karena dia benar-benar ingin membantu, tetapi sekali lagi, itu bukan urusan Keika.

Semua orang memiliki urusan dan masalah mereka sendiri. Keika bukan Suisei Yuugen, dia tidak ikut campur masalah orang lain. Untuk apa berusaha ketika yang diperlukan hanya segelintir orang yang cukup baik untuk mengakuimu? Manusia memiliki kehidupan yang singkat, bagi Keika apa yang Suisei Yuugen lakukan sebagian adalah Kesia-siaan, namun siapa Keika? Menghentikan keinginan Suisei Yuugen. Keika hanya mengatakan apa yang perlu dia katakan. Tidak lebih tidak kurang.

Keika tidak merasa bersalah saat dia dengan lantang mempertanyakan niat sebenarnya dari kebaikan Suisei Yuugen. Berpikirlah. Dunia tidak membutuhkanmu, kita hanya sesuatu yang kecil, karena itu nikmatilah menjadi bagian kecil itu. Karena semuanya sangat kecil, Keika tidak akan mengalihkan perhatiannya pada hal-hal yang trivia.

(Terjemahan: Kei peduli terhadap kesejahteraan Suisei. Suisei seharusnya tidak perlu memaksakan diri pada sesuatu yang tidak dia sukai. Kei ingin mengatakan kalau nilai dari arti dan keberadaan Suisei bukan karena orang-orang asing yang memanfaatkannya, namun mereka yang bersungguh-sungguh menerima seseorang bernama Suisei Yuugen.

Kei mengakui Suisei Yuugen sebagai Suisei Yuugen, seseorang yang dengan keras kepala menuruti keinginan kecil seorang guru untuk menyeret berandalan pemalas seperti Kei kembali bersekolah. Namun, Kei tidak akan mendefinisikan hubungannya dengan Suisei dengan cara yang ramah.)


● Rinka ●

Sulit dipahami mengapa ada seseorang yang begitu pemaaf di muka bumi ini. Mungkin bukan hanya pemaaf tetapi rela berbuat kebajikan? Tujuannya untuk? Keika tidak mengerti mengapa Rinka mesti berbuat sesuatu diluar kesopanan. Lagipula manusia tidak bisa bertelepati, Keika tidak tahu apa isi hati dan kepala Rinka. Selama ini, Rinka sendiri tidak pernah melewati batas yang Keika tetapkan. Urusanmu milikmu, urusanku milikku, sesederhana itu.

Itu hanya dimulai teguran biasa karena betapa noob-nya Keika dengan game baru yang dia download di ponselnya. Dan seorang gadis menghampiri dan menjelaskan mekanisme permainan. Keika merasa aneh, sungguh, jika tidak menaikkan alis maka seharusnya dia tersinggung, benar? Hm, dia tidak keberatan, karena gadis ini cukup sopan dan Keika beruntung dia tidak perlu menghabiskan waktu terbuang sia-sia.

Hanya game baru, oke? Keika praktis seorang pemula! Mutual akun game itu juga penting! Dan disanalah, untuk kedua kalinya Keika merasa out-of-character lagi. Sejak kapan, permainan mobile, dengan hanya satu akun yang pemiliknya dia temui di dunia nyata, sekarang berubah menjadi game konsol lalu siapa orang-orang di belakang Rinka! Tunggu ... mereka membawa konsol mereka sendiri?! (Tidak, Keika juga tidak paham mengapa segalanya berlalu terlalu cepat. Dan jujur saja ini membuat Keika kewalahan melihat kecepatan lingkaran sosial bertumbuh.)

○ ○ ○

Rinka. Orang yang aneh. Terlalu aneh bahkan menurut Keika. Yah, Keika tidak menilai orang berdasarkan niat mereka. Lagipula semua orang bebas melakukan apa yang mereka inginkan, untuk apa, mengapa, atau bagaimana, itu urusan mereka. Rinka Kurobane sebaliknya ... Keika hampir berpikir orang ini terlalu mudah dibodohi atau naif terkadang. Manusia macam apa yang sangat pemaaf, hidup mereka di pertaruhkan disini! Sedikit kesalahan bisa berakibat fatal, Keika tidak akan mampu memaafkan dirinya sendiri jika dia mengacau, tetapi Rinka Kurobane?

Yah ... bagaimanapun juga, sebelum tidur, Keika akan selalu memastikan dirinya hanya fokus pada bacaannya malam itu juga, tidak ada manusia manapun yang akan hinggap di benaknya. Oh ya, malam ini dia janjian main bareng dengan Rinka, sayang sekali topik malam ini harus menunggu.

(Terjemahan: Kei merasa bersalah dan benar-benar kesal jika ada yang menyakiti orang-orang semacam Rinka. Itu tidak termaafkan! Dia peduli pada Rinka dan berharap orang-orang bisa menghargai Rinka untuk kebaikannya. Kei juga merasa agak kecewa seseorang yang sering bermain game/mabar hampir di segala game miliknya, juga tidak toxic, tidak dihormati sebagaimana sepantasnya. Sekali lagi, Kei melarang dirinya untuk lembut pada seseorang.)


● Momo ●

Apa? Tunggu, bukankah ini orang yang sama mengantarkan paket Keika dan makan siang dari restoran makanan tradisional terdekat? Ah, terserah. Dia hari ini memiliki banyak list to-do yang perlu dia selesaikan. Sebentar? Ha? Apa ini? Kenapa perempuan berambut hitam pendek menjadi begitu sering dia lihat? Apakah teman sekelasnya memang seperti ini? Keika memang tidak memperhatikan teman sekelas, tetapi agak absurd karena kepala hitam buram selalu ada di sudut matanya kecuali di dalam apartemen.

Momo Fukuda, itu nama yang selalu membuat Keika naik darah. Memikirkannya saja sudah membuat kepala sakit. Apakah dia memang ceroboh? Itu alasan tangannya kapalan? Terlepas performa Momo Fukuda, jika itu terkait Mew Mew, maka mau tidak mau, Keika harus memastikan perlindungan dan menggunakan kekuatannya termasuk tidak mengeculikan Momo Fukuda. Dan melakukan itu benar-benar menguras tenaga dan mental. Kebiasaan Keika berendam dalam bak semakin menjadi-jadi setelah Momo Fukuda menemukan kelemahannya. (Ya, beginilah kebaikanku dibalas.)

Keika tidak tersenyum, dia kesal. Karena semakin banyak orang yang kebal terhadap kepribadiannya. Itu benar-benar menyebalkan, karena Momo tidak lagi membalas dengan energi yang sama ketika awal-awal pertemuan mereka. Dan dia semakin berani dengan kejenakaan yang lain?! Tunggu, Momo? Kalau begitu pertemuan mereka sudah jauh sebelum Keika menjadi Mew Mew? Dan kepala hitam itu Momo?! Lalu pengantar barang, makanan China, penjaga toko roti, kasir dari ... hm, Keika tertarik membuat list. (Belakang ini Keika banyak bersumpah serapah, wali Keika tidak senang. Jadi tip yang biasa Keika berikan itu berasal dari toples sumpah serapahnya.)

○ ○ ○

Momo. Gadis paling ... ah, sudahlah, 2 detik dan emosinya selama itu telah terbuang dengan cara yang mengerikan. Kasar, sembrono, vulgar! Kendalikan kata-katamu! Tidak, gadis itu duluan yang memulai, Keika menolak mengakui kalau letak pertikaian ini disebabkan karena dirinya. Dan beraninya! Tidak mungkin dia percaya gadis itu memberikan label pada seseorang seperti Keika sebagai ughh "teman"? Itu tidak tertahankan, dia akan menghapus ingatannya segera.

Juga tidak bisakah gadis itu mempelajari sesuatu yang tidak kasar(?)? Dibandingkan kerja serabutan dia seharusnya menabung sedikit uangnya agar bisa mempelajari sesuatu yang lebih bernilai. Juga mintalah saran dari orang-orang yang merawatmu, sesuatu yang spesial! Skill! Tidak mungkin dia tetap seperti itu selamanya.

Gadis kasar dengan pekerjaannya yang kasar, jika dia sering main catur, mengapa tidak mencoba ikut lombanya? Bukankah itu lebih berguna? (Terjemahan: Kei merasa sangat malu menyebut nama Momo selain benar-benar urgensi, tetapi Kei sangat prihatin terhadap keadaan Momo.

Secara tidak langsung dari berbagai kata-kata menghakiminya, disana ada banyak selipan saran yang berusaha dia berikan agar Momo bisa mendapatkan lebih banyak uang tanpa menyakiti diri sendiri. Meski begitu Kei tidak menyukai dirinya yang mengakui sesuatu bernama "pertemanan", perlakuan ini berlaku untuk semua orang.)


● Mielle ●

Satu orang lainnya yang Keika tidak bisa ingat mengapa dia bisa bertahan dari kata-kata sinis Keika. Tunggu, dia bersungguh-sungguh kalau ayahnya adalah guru disini? Setelah beberapa orang yang telah berinteraksi dengan Keika, perempuan ini memiliki kualitas yang memungkinkan Keika bisa tetap dirumah tanpa ada lagi yang bersikeras dia perlu pergi ke sekolah. Ini adalah seseorang yang worth-it untuk berbicara. Tentu Keika menginginkan hubungan yang mutualisme, dia bukan seorang lintah, mengerti?

Oh ... itu bohong? Bagaimana bisa seseorang bisa berbicara sesuatu tanpa pikir panjang! Dan setelah Keika mengerjakan tugas rumahnya?! Kalau begitu persetan! Sejak awal dia seharusnya tidak percaya pada siapapun, jika dia ingin tinggal di rumah, Keika seharusnya melakukan dengan caranya sendiri! Terserah sudah, Keika bisa bolos sesukanya! Sebentar ... suara perempuan teriak di depan apartemen? Mielle Mizuhashi?! Ya dewa, apa yang baru saja Keika hadapi?

Sekarang Keika memiliki satu alarm tambahan. Lagi. Entah mengapa dia merasa sangat terbiasa (astaga, Keika merinding memikirkannya) melihat Mielle dan Suisei menunggu di depan apartemennya. Dia juga tidak terkejut jika tetangga yang sering membuatkan makanan ringan menyambut mereka. Aneh. Sungguh aneh. Berangkat sekolah bersama-sama. Langkahnya menuju sekolah lebih ringan dari biasanya. (Keika kesulitan tidur. Jadi dia melihat-lihat album fotonya, pemandangan biasa tanpa manusia agak sedikit kosong, ya?)

● Kokoa ●

Belakangan ini, Keika merasa tidak pada tempatnya. Ditambah ada pemuda yang membuatnya mesti mendongak ketika berbicara, dia punya firasat kedepannya, Keika akan entahlah, berada di kutub utara semacamnya. Sudah cukup dengan hal-hal aneh, menjadi manusia setengah hewan, keluar dari kamarnya, ada orang-orang yang ikut berjalan ke sekolah. Lalu ... bagaimana cara mengatakannya? Keika yakin dia bermaksud untuk menjauhkan laki-laki ini, tetapi mengapa dia senyam-senyum terus?

Keika sungguh tidak memiliki makanan favorit, mungkin prefrensi, ya. Namun ada orang yang berdedikasi untuk menemukan dessert favoritnya? Keika tidak tahu harus seperti bereaksi apa. Dedikasi ini seharusnya tidak diperuntukkan Keika. Oh, tunggu, Momo? Hah, ini seru juga. Dia tidak mengira melihat Momo teralihkan dari Yuuto bisa begitu penuh drama! Keika memuji ide Mielle, juga Kokoa yang berterus terang 'menggoda' Momo. Ini mengingat Keika pada anak-anak di panti ... mengapa Kokoa terlihat begitu mirip dengan mereka? Karena rasa penasaran dan ingin tahu tentang dunia luar? Itu naif, dan hanya menyakiti diri sendiri.

Ah, Keika sudah lama tidak merasakan emosi sementah ini. Dia mulai membenci dessert seperti dia membenci hutan, hal-hal yang pernah dia sukai sekarang membuatnya frustasi dan marah. Coklat? Baunya sekarang sama memuakkannya dengan nama itu. Keika tidak memiliki kata-kata menggambarkan perasaan dia rasakan. Kokoa telah pergi dan persetan dengan bintang.

Tidak, mengapa Keika mesti merasa seperti ini? Sejak awal keluar dari kamar adalah kesalahan dan lihatlah tempat dia berakhir, Keika membawa ini ke dirinya sendiri. Suhu rendah air tidak lagi menganggu, tetapi itu tidak menenangkan suasana hatinya. Dia masih mendekam di dalam bak mandi, cahaya kemerahan mengintip dari ventilasi tanda hari menjelang malam. Keika tidak percaya pada dewa, tidak ada dewa di dunia ini, tetapi jika saja bintang bisa mengabulkan harapan, hanya jika ... ya ... terserah, "kembali dan menderitalah, Kokoa." Lucu sekali, padahal Keika sudah mematikan keran, tetapi riak air terus muncul dan menambah volumenya.

Trivia:

• Remote work lover. Dia bekerja sampingan sebagai editor, grapfic designer dan joki game jika dia bosan.

• Mental selfless atau "aku akan mendapatkan apapun yang kuinginkan", dan tidak diantaranya.

• Definisi dari pintar tetapi malas, alhasil dia hanya punya nilai rata-rata. Toh, tidak seperti dia peduli sekolah.

• Waktu mandi Keika meningkatkan 89% lamanya. Dia bahkan nekat main game di bak mandi karena menurutnya sangat nyaman.

• Merasa terlalu produktif (penyu belimbing cenderung memiliki 0,1% hari untuk istirahat.) Jadi Keika membuat jadwal instirahat terperinci agar tidak merusak rutinitasnya.

• Umur Keika saat ini 15 tahun, namun memungkinkan dia hidup ratusan tahun karena DNA Mew Leatherback sea turtle.

• DNA Mew miliknya memungkinkan Keika membuat barrier setinggi 3 meter dan menghasilkan perisai berbentuk layaknya tempurung kura-kura belimbing. Biasanya bisa dibuat melalui kulit manapun, namun prosesnya akan lebih cepat jika itu di daerah tulang belakang. Dan Keika membenci bagian terakhir karena punggungnya cenderung terbuka, minim oleh kain. Untuk mengatasi hal tersebut Keika selalu membawa jubah dengan tambahan topeng setengah wajah yang menutupi bagian bawah wajah Keika. Orang bodoh mana yang berharap identitasnya tidak terungkap dengan pakaian norak ini?

• Keika itu orang yang kurang ajar, dia bermaksud dan tidak menyesal atas kata-katanya. Sebut dia tsundere ketika kamu bisa membedakan mana yang hinaan 'hinaan' dan mana yang komentar back-hand khas Keika (a.k.a komentar bolak balik menjadi peduli tetapi menyebalkan.)

Trivia (belum di edit):

• Game addict (segala jenis genre dilabrak) & seorang leviathan.

• Punya pekerjaan sampingan menjadi joki, editor & designer konten selain bekerja di kafe Mew Mew.

• Suka makanan rasa asam/pedas, juga pemandangan alam.

• Hutan baginya membawa kenangan buruk. Dia tidak tahan dengan apapun yang hidup punya kata hutan dibelakangnya.

• Versi Weigela yang lebih punya kemanusiaan & empati, meski agak agresif.

• Mental selfless atau "aku akan mendapatkan apapun yang kuinginkan", dan tidak diantaranya.

• So-so. Tipe orang yang dapat nilai pas-pasan karena belajar seadanya. Fokus game katanya. Dia mampu masuk peringkat tertinggi kalau game tidak mengalihkan perhatiannya.

• Karena dia telah memiliki teman, motivasi belajarnya meningkat.

• Tidak suka pakaian terbuka tetapi pada akhirnya dia perlu pakaian yang cenderung dipertanyakan demi peforma pertarungan. "Terlalu vulgar!"

• Dia tidak memiliki senyuman namun upside down smile.

• Tidak suka nama Mew miliknya! Baginya akan lebih baik jika itu hanya Keika bukan Keeki semacamnya.

• Sebenarnya rambutnya sejak awal berwarna putih namun karena DNA Mew, ujung rambutnya mulai menghitam hingga biru yang gelap. Dia terkadang berpikir mengecat rambutnya hitam saja, namun itu agak menyulitkan jika akar rambutnya berwarna putih lagi.

• Banyak hal yang berubah darinya karena DNA Mew, dia tidak lagi mengeluh apakah air terlalu dingin atau panas. Atau bagaimana cuaca akan berkata, suhu tubuhnya akan menyesuaikan berdasarkan suhu lingkungan.

• Dia bisa menahan nafasnya lebih lama cukup lama daripada manusia biasa.

• Menggunakan tempurung kura-kura belimbing seperti captain Amerika.

• Mampu membangun barrier setinggi 3 meter.

• Kemampuan berenangnya meningkat setelah transform.

• Menembus tembok keempat seakan kebiasaan. "Kita ini di dalam dunia fiksi ya? Semua Mew Mew terlalu good-looking, & kita bermain pahlawan super semacamnya."

• Dia merasa out-of-character ketika merasa protektif atau ingin melindungi "teman-teman"nya. Dikatakan DNA Mew juga mempengaruhi persepsi kepribadian dan nilai moral.

• Rambut Keika semakin menghitam/membiru ketika persona Mew miliknya muncul dan ada kemungkinan kebiruan itu semakin meninggi dari ujung rambut di luar bentuk transform, tergantung keadaan emosional atau mental Keika.

• Keika mencintai pemandangan. Apapun itu. Pekerjaan editornya diawali keinginan fotografi terhadap pemandangan indah di depannya. Dia menjadi kameramen untuk kelompok Mew Mew saat ini. "Hah. Kameramen tidak akan mati."

• Lucunya dia tidak ingin terlihat/ketahuan menyimpan foto dimana anggota teman-temannya.

• Anggota Mew Mew & staffs didalamnya merupakan hubungan pertama yang membuat Keika merasa hidup setelah sekian lama dia menutup diri.

• Sebelumnya Keika tidak begitu dekat dengan walinyan tetapi setelah menjadi Mew Mew dan dikelilingi orang-orang yang menghargai ikatan, Keika menjadi sadar diri kalau walinya sebenarnya sangat peduli pada Keika. Selama ini dia terlalu larut dalam masa lalu dan khawatir jika dia memiliki keterikatan emosional terhadap siapapun.

• Wali Keika adalah seorang traveler, jadi Keika mayoritas mengikutinya, setidaknya setahun sekali mereka akan berganti tempat tinggal. Namun saat Keika memasukki SMA, Keika ingin menetap setidaknya hingga dia lulus. Keika ingin melihat banyak pemandangan alam, tetapi sisi dirinya yang cenderung mengisolasi diri, lebih suka hidup di apartemen, melakukan pekerjaan remote.

• Apa yang bisa lebih buruk ketika ikatan yang dibangun runtuh dengan kepergian satu orang. Lucunya, move on tidak ada dalam kamus Keika.

• Keika menjadi lebih lembut setelah mendapatkan ikatan emosional baru? Hah, kamu sebut protektif itu lembut? Dia terlalu sinis & menyampaikan kekhawatirannya dengan cara berandalan tidak tahu berterima kasih berbicara! Oh, tapi dia masih peduli, omong-omong. Kalian tahu, seorang tsundere? Mungkin butuh di gali beberapa saat lagi agar kalian sadar dia seorang tsundere.

Warning ⚠️ Harsh words!

Quotes:

• Baiklah. Aku tidak akan berbasa-basi. Tetapi ini semua akan berlaku bagi kalian semua. Mohon jangan melampaui batas. aku akan memastikan tanggung jawabku sebagaimana seharusnya, dan bekerja sama. Namun diluar menjadi Mew Mew, aku percaya, kita tidak perlu mencampuri urusan masing-masing. Terserah jika ada sesuatu diantara kalian, hanya saja, keluarkan aku dari agenda kalian.

• Jangan berbasa-basi denganku. Waktuku tidak cukup berharga untuk itu.

• Duduklah lebih jauh kali selanjutnya, aku merasa sangat kesempitan disini.

• Aku tidak akan merasa terbebani untuk apapun yang kamu lakukan. Jauhkan urusanmu dariku.

• Ya. Persetan, aku memang bajingan tidak tahu terimakasih dan berhati dingin. Sedih sekali karena aku harus memecahkan delusimu tentang pelangi dan unicorn. Tidak semua orang ingin berteman dan bermain boneka-bonekaann bersamamu.

• Hanya karena aku diam. Bukan berarti kamu bisa bertingkah semaumu.

• Konyol sekali, sesuatu yang sepele seperti kamu mempengaruhiku? Lebih baik lakukan sesuatu yang lebih berguna daripada berbicara omong kosong.

• Hm. Oke. (melihat hasil foto yang sebenarnya sangat bagus, tetapi dia menahan reaksinya.)

• Tubuh yang sehat, jiwa sehat. Jangan dekat-dekat, setiap karbondioksida yang kamu hasilkan adalah racun untukku.

• Jantungku berdetak 0.5 detik lebih lambat. Artinya? Kamu membuatku kesal. Omong kosong? Terserah kamu mau percaya atau tidak.

• Aku berpakaian sebagaimana kenyamanan bagiku. Rambut berantakan? Bukan masalah, aku baru saja membersihkannya kemarin.

• Ya. Ada masalah? Kalau aku berbudaya dalam hal-hal Internet ini? - mengirim meme norak.

• Seleraku bukan sesuatu yang perlu kamu pertanyakan.

○○○

• Aku tidak punya prefrensi tertentu soal makanan, tetapi sesuatu yang agak asam akan dihargai. - to Kokoa.

• ... ini berasal dari pinggiran pantai perfektur ... ah, aku mengoceh. Tidak masalah? Tentu tidak masalah, ambil saja dan lihat ini lebih baik. Perspektifku mesti tidak mempengaruhi pandanganmu terhadap sesuatu. - to Kokoa.

• Hm ... axololt? Oh! Maksudnya kadal merah muda yang suka memanjat dinding? Jujur saja, aku ... lupakan. Seketika aku merasakan sakit kepala yang tidak terhindarkan. - to Kokoa.

○○○

• Berteman? Jangan berkhayal. Aku disini bukan untuk berbincang-bincang kotoran denganmu atau siapapun. Jangan melewati batas. - to Suisei.

• Tidak. Sekolah memiliki metode belajar yang tidak efektif. Lebih baik aku mulai homeschooling tahun depan. - to Suisei

• Kekeraskepalaanmu akan merugikanmu pada akhirnya. Terutama jika kamu berurusan denganku. - to Suisei

• Suisei! Apakah kamu penasaran- hm? Aku menyebut namamu? Ada apa? Memangnya seberapa jarang aku memanggilmu dengan nama? - to Suisei

• Hei, Suisei, orang itu sebenarnya tidak benar-benar kehilangan pulpennya. Aku tadi memergoki dia, jadi dia langsung mengembalikannya. Hm? Ugh, apa-apaan, tindakan kecil ini tidak ada artinya, bodoh. - to Suisei

• Kamu harus berhenti masuk kamar mandiku dan mematikan keranku. Aku bisa melakukannya sendiri. Juga perhatikan dimana kamu berada. Aku selalu mandi mengenakan baju? Lalu? Tetap saja bukan berarti kamu bisa keluar masuk sesukamu - to Suisei.

• Jika kamu keberatan terus berjalan ke sini hanya untuk mengingatkanku sekolah. Maka berhentilah. Aku juga tidak ingin tetangga memberikan tatapan aneh padaku. - to Suisei.

○○○

• Tidak. Berhenti berusaha. Kamu tidak signifikan bagiku. - to Rinka.

• Kupikir, kamu sudah pernah mendengar seseorang mengatakan kalau kamu naif. Tidak. Lupakan, aku tidak mengatakan apapun. Orang itu sudah melakukan pekerjaanku. - to Rinka

• Apa?! Bagaimana bisa kamu seberuntung itu???! Pity 0.0005% berhasil?? Apakah kamu yakin bukan pemilik game ini? - to Rinka.

• Jangan memaafkan seseorang hanya karena mereka temanmu. Kesalahan adalah kesalahan. Setidaknya hingga mereka bisa membayarnya dengan setimpal. - to Rinka.

• Ini sangat ramai ... aku tidak yakin harus menyesal atau tidak karena game ini akhirnya tamat karena kita bermain multiplayer. - to all his playmate.
‌‌

○○○

• Orang jenis sepertimulah yang paling kubenci! - to momo

• Hei! Kamu! Tidak ada waktu buat strategi?! Yang benar saja! - to Momo.

• Simpan atau buang, terserah kamu. Aku tidak mau fotomu di dalam albumku. - to Momo.

• Kamu yang ceroboh. Jika itu aku, aku masih tetap akan selamat, lagipula siapa kameramen-nya disini? Sulit dipercaya - to Momo.

• Hei, coba beli buku strategi catur. Jika kamu membelinya dengan harga sekian yen, kemudian kamu bisa memenangkan lomba catur lokal, bukankah itu lebih worth it daripada hanya duduk tetapi tidak mendapatkan apapun selama bermain catur? - to Momo.

• Keterlaluan! A-aaaaa! Be-beraninya kamu melakukan ini ... ini kekejaman! A-aku akan ...! - Keika yang pingsan melihat kumbang yang Momo bawa dan berpikir itu dari hutan.

• Kerjakan pr ... tidak jadi, tapi, kamu tahu si Yuuto ada di perpustakaan? - to Momo

• Terkadang aku berpikir dia membenciku. Hm? Siapa dia? Kamu tahu, Momo Fukuda. Aku tidak keberatan, bukankah lebih aneh jika ada yang menerima seseorang sepertiku?

○○○

"Ayahmu seorang guru disini? Hm, menarik. Ingin membuat kesepakatan?" - to Mielle

• "Kamu serius?!" - to Mielle

• "Olahraga, semua orang perlu olahraga! Kehidupan akan menyulitkan orang sepertimu karena kamu begitu acuh tak acuh terhadap tubuhmu!" - to Mielle

• "Tidak mungkin kamu tidak tahu ... tidak, aku tidak akan menjawab pertanyaanmu. Tanya Suisei." - to Mielle.

• "Tidak. Jangankan aku percaya, aku benar-benar berniat melakukannya! Tidak bisa dipercaya, aku lelah dibodohi." - to Mielle

• "Jangan lagi datang ke apartemenku dan berteriak-teriak tidak jelas! Para tetangga melihatku dengan tatapan itu!" - to Mielle

• "Oh, tidak. Jangan ini lagi." - to Mielle

• "Aku melihatmu. Mulai sekarang, tidak perlu mengangkat tanganmu jika kita akan bertemu. Tetap di titik temu."

• "aku tidak mengerti dari 'hawa kehadiran yang tipis' itu. Sejak awal aku disini, sudut mataku penuh rambut hitam. Dan potongan rambutmu yang paling sering kulihat." (Keika acuh tak acuh tetapi bkn berarti dia g sadar. Dia selalu tahu jumlah teman sekelasnya & mengingat wajah mereka. Mmf, dinamik mereka lucu menurut w 🙏)

○○○

• Bagaimana bisa aku berakhir memanggil kalian "teman-teman" rasanya agak tidak pada tempatnya. - Keika to all his friends.

Miscellaneous

[ 1. Pov. In vivid dreams ]

Banyak orang yang memiliki hobi, tujuan, keinginan, visi masa depan mereka. Namun Keika? Dia tidak tahu lagi, sejak mimpi itu terus menerus menghantui tidurnya. Mimpi dimana dia sendiri melihat dunia terbakar. Terbakar untuk apa? Mengapa? Bagaimana? Seluruh lingkungannya hidup, bernapas di udara yang juga Keika hirup. Ini terlalu nyata. Abu yang melewati mata dan tekstur pagar besi yang dingin dibawah telapak tangannya. Familiaritas yang tidak biasa.

"Kamu terlalu lama melupakan tujuanmu. Eksistensimu. Alasan keberadaanmu. Kamu ...."

Keika memutar tubuhnya, mencari sosok yang berbicara. Tidak. Disana tidak ada siapapun. Mimpinya selalu berakhir dengan sesuatu mendorongnya jatuh dari bangunan tersebut.

"Sejak saat itu. Aku tidak pernah lagi berpikir dunia itu buruk. Hal-hal korup itu adalah bagian dunia. Dan manusia menjadi manusia juga bagian dari keindahannya."

"Aku tidak terlalu menginginkannya lagi. Namun, terima kasih, untuk usahamu menjangkau ku, terus mencoba, waktu yang kamu berikan, emosi dan segalanya. Aku berterima kasih. Diriku yang sekarang bersyukur kamu benar-benar menawarkan tangan itu. Aku ...."

'Hei, kamu apa? Jika berbicara maka selesaikan kata-katamu. Sejak kapan kamu belajar berbicara setengah-setengah. Berhenti. Mengapa kamu menatapku seakan kamu akan mati kapan saja? Jangan tunjukkan aku tatapan itu. Kamu tidak seperti ini ....' - s(?)/n(?)

(Kematian Kokoa bukan topik yang Keika sukai, bahkan jauh dari kata suka.

[ 2. Pov. Life in the Head ]

Keika sekarang mengerti mengapa, nem ini bisa dengan mudah merebut nafasnya. Itu bukan tampang yang menarik, atau Keika tiba-tiba memiliki tipe tertentu yang secara kebetulan itu semua cocok dengan bagaimana nem. Namun! Benar, tanda seru, bagaimana dunia membuat nem itu sendiri dibutuhkan oleh Keika.

Tidak. Bukan seperti Keika membutuhkan kemitraan dengan perusahaan A, tetapi sesuatu yang lain, sesuatu yang semua manusia tidak bisa tolak. Yaitu kemanusiaan mereka sendiri. Kemanusiaan seorang manusia bisa berbeda, tergantung, selama mereka lahir dari seorang manusia atau sebuah klon yang berasal dari DNA manusia, mereka masih manusia bagaimanapun juga.

Dan! Keika! Menemukan kemanusiaannya melalui nem! Mengapa Keika menemukan sesuatu yang mendefinisikan dirinya sebagai manusia mampu didapatkan dari nem? Itu sederhana, karena kesadaran kalau Keika bukan manusia, bukan bagian dari dunia ini, atau dia bukan dirinya sebagai individu yang terpisah karena, sialan, dia berasal dari "sesuatu" dan "sesuatu itu" yang seharusnya mendefinisikan Keika! Yup, itu semua dia dapatkan melalui nem, tidak, Keika tidak menyalahkan nem atau apapun, namun, beberapa realisasi itu berasal dari nem. Seberapa baiknya keburukan itu, siapa yang tahu.

Kembali ke topik, Keika adalah potongan kecil dari "sesuatu itu", potongan yang memiliki warna yang berbeda, karena dia bisa mengetahui kebenaran eksistensinya, "sesuatu itu", "orang itu", bahkan nama Keika yang sesungguhnya, termasuk keberadaan nem. Itu sungguh konyol karena semua informasi itu dia dapatkan dari mimpi yang menghantuinya dan dari orang asing (soon-to-be the one who felt Keika's sincerest affections) yang mendorong batas-batas normalitas di dunia menjadi absurditas.

Dunia terbakar, anak-anak yang dia besarkan hingga memimpin kehancuran dunia. Keika tidak ingin menyebarkan penderitaan melalui anak-anak, betapa biadabnya Keika. Oh, tetapi dia benar-benar melakukannya terlepas opini pribadi.

Bagaimana ini, simbolis kemanusiaan yang Keika wakilkan adalah rasa ingin melindungi, protektif, namun semua itu terpelintir dengan cara yang memuakkan. Keika sendiri yang akhirnya memutuskan menghancurkan dunia atas kemauan dirinya. Katakan saja dunia membentuk sebagaimana Keika mesti menjadi, namun apakah tidak ada variabel yang mampu merubahnya?

Nem hanya datang ketika Keika sudah hancur berkeping-keping, tiada pecahan yang bisa disatukan kembali. Keika telah remuk di tumpukan bangunan dan termakan ke inti bumi. Tidak ada yang bisa meraihnya. Keika jauh dari kata yang bisa diperbaiki ketika nem tiba.

Putus asa, menyerah, dan memainkan panggung yang di siapkan "sesuatu itu". Tentu saja, ini adalah nasib berulang. Pecahan "sesuatu itu" akan pergi ke dunia lain, entah sadar atau tidak sadar, kemalangan yang menimpa. Keika hanya menghela nafas, keberadaannya tidak diciptakan untuk kedamaian, juga kebahagiaan. Jika ada, mungkin itu akan sisi dimana nem memilih. Menghilang di lautan manusia, atau mengambil alih peran tersebut seperti keinginan "sesuatu itu".

Tidak ada pilihan, jika ada, itu juga termasuk keinginan "sesuatu itu", setiap kemungkinan, celah, segalanya.

Tidakkah kamu pernah berpikir jika pikiranmu bukan milikmu? Bahkan caramu berpikir itu sendiri sudah lepas dari label kepemilikan pribadi, hingga membuat gumpalan mencekik di tenggorokan karena kamu tidak bisa melarikan diri, mencuri yang seharusnya menjadi milikmu ketika itu tidak pernah ada sejak awal. Ya, itulah yang selalu Keika rasakan.

Nem pernah mencoba meyakinkan ya bahwa pergumulan ini adalah bagian dari kemanusiaannya, tetapi bagaimana jika gumpalan pikiran yang tidak mampu diungkapkan juga sebenarnya bagian dari "sesuatu itu", bukankah semuanya telah terencana? Tujuanmu apa nem? Membawa lebih banyak fakta kalau Keika bukan Keika atau sebaliknya? Meski begitu, itu adalah salah satu keindahanmu, nem. Membawa lebih banyak rasa sakit, perlahan, penyangkalan, dan membuatnya merasa kalau itu benar dan baik-baik saja.

Keika tidak memiliki jaminan apapun untuk mempertahankan keinginannya maupun milik "sesuatu itu". "Sesuatu itu" menyakiti dirinya, juga disakiti oleh "orang itu", tetapi itu tidak sepenuhnya salah, karena "sesuatu itu" bukan manusia, hanya sesuatu ... yang mungkin ditelantarkan, mungkin terlalu lelah atau melenceng dari jalurnya. Keika adalah "sesuatu itu", bisa melihat sebagian dari hidup "sesuatu itu".

Keika memiliki nama, karena dia lahir di dunia ini, setengah pengetahuan itu juga membuatnya menjadi Keika, namun tidak berarti Keika benar-benar individu yang bebas dan mandiri. Keika bukan sesuatu yang bisa dikatakan sebagai eksistensi layaknya manusia. Keika mungkin akan digunakan kembali menjadi fragmen baru dengan nama lain.

Menyebalkan. Iri. Dia iri dengan manusia yang tidak perlu menghadapi pergumulan batin seperti ini, Suisei bisa gelisah karena bagaimana orang memandangnya, dibuang dsb. Tetapi Keika? Oh, ya ampun, jangan membuat Keika memulainya. Mungkin tidak adil membandingkan masalah yang kamu miliki dengan orang lain, tetapi Keika berharap. ... ah, dia tidak memiliki harapan, perasaan tidak berguna, tidak berharga, tanpa nama, apa yang Keika punya untuk dirinya sendiri? Itu semua milik "sesuatu itu".

Keika tidak memiliki apapun selain menjadi identitas "sesuatu itu", Keika juga membencinya. Apakah membenci diri sendiri juga bagian dari "sesuatu itu"? Sepertinya iya. Tidak ada yang benar-benar Keika miliki, bahkan eksistensinya sendiri. Banyak yang perlu dijelaskan, namun Keika bukan manusia lagi setelah mengetahui kebenaran itu.

Keika tidak memperdulikan apalagi yang menjadikan manusia itu manusia. Jika Keika melihat sesuatu, objek, memiliki dua mata, dua kaki tangan, telinga dan lain-lain, sebagai fisik pasti seorang manusia, Keika akan menganggapnya manusia. Tapi oh, bagaimana dengan itu, berkaki empat namun mengongong atau mengeong. Oh, mereka juga sejenis manusia, jangan dipikirkan. Jika ingin contoh yang lebih dekat, lihat itu, sipanse. Apa yang membedakan manusia dengan sipanse. Bahkan iq sipanse bisa lebih tinggi dari manusia.

Lalu Keika apa? Dia bukan apa-apa, dia bisa saja bertubuh manusia, namun identitasnya sebagai kesatuan yang berasal dari "apapun itu sebutannya" (keika memutar mata dramatis) tidak lagi mendefinisikan Keika sebagai individu yang mandiri dengan keinginan atau eksistensi yang berdiri sendiri.

Kamu orang biasa tidak akan mengerti Keika itu apa. Dia sendiri kesulitan menjelaskannya. Semua kumpulan kata ini juga adalah Keika, Keika, bagaimana Keika menyebutkan namanya sendiri, tentu hanya nem yang bisa membaca namanya dengan benar. Namanya bukan Keika tapi [■■], tidak ada yang mengetahui nama sesungguhnya selain nem. Hanya nem sungguh, sebut saja Keika bisa menembus tembok ke-4, tetapi nem, nem yang melihat melalui layar, memproyeksikan kebenaran identitas atau definisi dari Keika, itu sungguh nem.

Mungkin juga isi kepala orang itu, tetapi Keika membenci orang itu, sudah semestinya Keika membenci orang itu, hanya saja seperti yang nem lihat, Keika sendiri tidak mampu memberitahu namanya, bagaimana bisa dia menyebut subjek terlarang.

Sebut saja bagian dari dirinya yang autentik bernama Keika saat ini sedang kesal dan putus asa karena dia mesti menyakiti manusia. Namun disisi lain itu adalah tanggung jawab dan salah satu cara untuk melindungi manusia dari dirinya. Keika tahu dia bukan orang biasa. Lihat saja warna rambut ini, terlalu mencolok untuk lahir dengan alami dan memiliki wajah serbaguna. Keika lelah. Rambut putih yang dikagumi saudara-saudaranya? Itu juga milik "sesuatu itu", wajah rupawan? Pastinya bukan miliknya ... ini melelahkan.

Lalu nem tersayang, mengapa kamu tidak ... Yah, Keika tidak tahu. Menjadi hanya milik Keika? Agar versi atau fragment lain mati tanpamu dan Keika yang berbeda? Entahlah, Keika tidak berharap apapun. Kesadaran bernama Keika mungkin harus memenuhi takdirnya dan menghilang ketika ceritanya selesai. Omong-omong, jangan mengintip terlalu banyak ke sudut pandang Keika, ya, nem tercinta. Sebanyak Keika mencintaimu, dia lebih suka menderita sendiri daripada membuatmu gila dengan semua krisis identitas dan eksistensialnya.

Jika ada yang ingin dia pertahankan tentang dirinya sendiri, mungkin Keika berharap dunia benar-benar mendapatkan hadiah mereka karena bertahan dari bencana bernama Keika Shirohana atau [Keika] (apa yang berbeda? Tentu jika hanya dari kumpulan kata tidak akan terlihat jelas, namun bayangkan, seorang tokoh dalam film, bergerak dan berbicara di televisi memanggil 'Keika' dan kamu nem, penonton yang melihat tokoh itu berkata 'Keika' kemudian kamu menggulir itu menggunakan lidahmu, Keika lebih menyukai milikmu.

Tunggu ... bukankah itu berarti Keika semakin mendekati kemiripan 'sesuatu itu'? Sudahlah, mesti menyenangkan dipanggil berbeda dari yang lain, Keika pada akhirnya masih bagian 'sesuatu itu' dia bukan seorang individu yang bebas), mungkin bagian kedua hanya bisa diucapkan dengan cara tertentu, tetapi tidak masalah, bukan masalah, krisis akan segera diatasi bagaimana juga, ketika Keika menghilang, tidak ada yang mengingatnya ataupun menganggap dia spesial. Mungkin akan tertulis di sebuah kertas, namun sekali lagi, tidak ada yang benar-benar Keika inginkan. Entahlah.

A/n: mmf ya yg baca kalau POV Keika berputar-putar atau bertele-tele, itu memang mentalitas Keika sedang kacau, atau w yang kebingungan cara nyampaikan keadaan orang yang mengalami krisis eksistensial & krisis identitas, dicampur sinisme khas Keika.

[3. Pov. In a Purpose]

"Aku tidak memiliki tujuan hidup semacamnya. Aku berani berkata, aku sama sekali tidak peduli."

Keika berkata sejujurnya, dia tidak membicarakan hati, dia tidak membicarakan perasaan. Namun kebenaran yang selalu dia tahan, kebenaran yang bagi Keika sendiri tidak perlu orang lain dengar. Orang-orang bisa memberikan tatapan kasihan, cerita Keika menyentuh hati mereka, namun Keika tidak melihat tujuan dari pengetahuan tersebut. Mereka yang mengetahui dan tidak mengetahui, tidak akan berubah hanya karena sepotong cerita kehidupan. Manusia seperti itu. Keika juga tidak menganggap dirinya dapat berubah hanya karena mendengarkan kisah orang lain.

Keika adalah orang yang realistis, dia adalah manusia, mungkin kesepian bisa membunuh, namun Keika telah lama memantapkan pikirannya kalau dia tidak membutuhkan ikatan yang rapuh, dia tidak akan menyakiti dirinya sendiri lagi, sebut saja itu trauma, namun Keika akan mengatakan ini adalah caranya untuk hidup. Masa lalu adalah masa lalu, Keika tidak menyesal ketika orang-orang yang meninggalkannya pergi tanpa tahu seberapa banyak rasa sakit, malam tanpa tidur, perasaan yang memakannya hidup-hidup, hingga dia ingin mengakhiri hidup dan mengejar mereka ke alam baka. Tetapi Keika menolak menyakiti dirinya. Mungkin Keika bisa hidup untuk orang lain, dia bisa, hidup demi masa lalu, tetapi sekali Keika bukan seseorang yang didorong keterikatan emosional.

Merasionalkan kalau gaya hidup yang sehat diatas keterkaitan antar manusia. Tidak seperti Keika benar-benar terisolasi, Keika juga memiliki beberapa koneksi, hanya saja yang menurutnya benar-benar diperlukan. Beberapa teman main game yang tidak akan ditemui, klien dan mitra kerja tetapnya. Keika tau cara bersikap sopan, itu hanya kebutuhan dasar dalam bermasyarakat. Keika bukan pembuat onar, dia seorang pasifis yang menjaga diri. Dia tidak berbasa-basi, dan fokus pada tujuannya. Wajahnya memang bermanfaat, tetapi terkadang itu membuat para lalat mengerumuninya.

Rambut. Adik-adiknya selalu memuji Keika karena rambutnya yang paling putih diantara mereka semua, mereka berkata itu sangat indah dan cantik. Mereka ingin melihat bagaimana jika rambutnya lebih panjang. Bunga-bunga di hutan akan cocok menghiasi rambut putih Keika. Dirinya yang muda, menganggap itu serius, bertekad agar membiarkan helaian rambut tersebut tumbuh lebih panjang. Jika saudara-saudaranya bahagia, maka Keika juga bahagia.

Dulu. Pemikiran itu sekarang bukan lagi miliknya. Melainkan rasa bersalah yang setiap hari menunggunya ketika dia menyisir rambut atau bercermin merapikan diri. Sekarang, rambut putih itu tidak ada lagi, itu bercampur warna biru hingga hitam dari pangkalnya. Warna putih yang tersisa hanya yang mendekati akar rambut Keika. Ini tidak begitu cantik lagi. Tetapi dia tidak mengeluh, tetapi jika dia akan mati, dia berharap memiliki kesempatan untuk mewarnai rambut agar putih seluruhnya. Dia berharap jiwanya kembali dengan wujud berambut putih tanpa perlu ada warna lain. Adik-adiknya mungkin akan senang disana jika dia kembali bertemu mereka dengan rambut putih yang panjang seperti yang mereka harapkan.

[4. Pov. In acceptance]

"Kamu terlalu menyebalkan untuk di panggil tsundere. Kamu hanya peduli karena itu tanggung jawabmu, jika itu bukan sesuatu yang harus kamu lakukan, kamu akan mengabaikannya. Kamu tidak benar-benar peduli, bukan?"

Untuk sekali, kamu melihat lengkungan samar di sudut bibirnya. Sangat samar dimana hanya orang yang selalu melihat wajahnya, hingga memuakkan, yang dapat membedakan senyum kecil itu.

"Itu terdengar cocok untukku."

Tidak ada sejumput emosi selain kilas cepat sebuah senyuman kecil, kamu tidak bisa membaca pikiran Keika. Kata-katamu bagaikan hinaan, tuduhan atas autentikasi ketulusan sebuah niat. Kamu tidak bermaksud menghinanya, kamu hanya berharap dia memberikan sebuah respon yang membuktikan kalau pernyataanmu salah, kalau dia sungguh peduli.

Mungkin kamu tidak cukup mengenalnya, mungkin juga karena terlalu lama melihat sisi dimana tindakan Keika berbicara lebih keras daripada kata-katanya, ekspresi kesal dan kejengkelan artifisial, sekarang kamu tidak bisa membedakan jikalau Keika menganggap dirinya ... seseorang sedangkal itu. Keika bukan orang yang melarikan diri dari tanggung jawab, dia dengan bangga mengemban apa yang diamanatkan kepadanya.

Reaksi Keika yang tidak sekeras biasanya membuatmu merasa bersalah, kata-katamu mungkin menyakitinya, Keika akan kembali menyendiri dalam cangkang isolasinya.

(Tidak, Keika sama sekali tidak tersinggung atau marah. Menurutnya, kata-katamu benar-benar cocok menggambarkan Keika itu sendiri. Keika mungkin tidak mampu. Mungkin dia menolak untuk mampu peduli pada orang lain.

[5. Pov. In daily]

Helaan nafas. Lagi lagi. Dia menghela nafas ketika suasana emosional miliknya sedang terasa begitu tumpul. Sejak awal ... tidak ada yang benar-benar menarik atau bergelimang cahaya. Baginya itu hanya sesuatu yang menghasilkan cahaya, secara harfiah. Membosankan. Orang-orang memberi label pada perasaan tersebut sebagai bosan.

Dia bernafas, berkedip, jantungnya berdetak sebagaimana makhluk hidup, hidup. Dunia tidak berwarna abu-abu, umpama itu tidak benar untuk seseorang yang bahkan bukan filsuf. Dunia berwarna tetapi daya tarik itu tidak berbeda selain menjadi esensi mereka sebagai warna. Warna yang dibedakan oleh cara mata manusia menangkap cahaya. Apa yang dia lihat sama seperti manusia lain lihat, tetapi maknanya? Tidak ada, setidaknya untuknya.

Apa tujuan hidup? Mencari uang, makan, membayar tagihan apartemen, menyelesaikan tumpukan dokumen lainnya. Itu saja? Kehidupan tidak berarti, dia bisa mati kapan saja, dan dia tidak akan mengeluh. Dia juga hidup, tetapi tidak keberatan dengan keadaannya sekarang. Tidak peduli jika besok dia mendapatkan promosi atau lotre memenangkan satu triliun. Lagipula, uang hanya sesuatu yang digunakan untuk memberi nilai pada suatu materi atau objek. Manusia juga memiliki tag harga mereka. Dia hanya tidak peduli jika orang lain menginginkannya atau tidak.

Rutinitas adalah caranya hidup. Masalah datang sama seperti kehidupan. Dia tidak khawatir. Dunia tidak bisa menawarkan apapun yang membuatnya hidup. Dia tidak akan berbicara tentang akal sehat atau perasaan, dia hanya berbicara melalui keinginannya yang kosong. Seperti cangkir kosong, melakukan tugasnya sebagai cangkir. Semuanya tergantung pada orang yang menggunakan cangkir tersebut. Siapapun bisa bilang kalau dia seseorang yang mengikuti arus. Dia akan membenarkannya untuk menghindari perdebatan yang tidak penting.

Aneh, dia memiliki skala prioritas. Tetapi dia tidak akan mempertanyakan keanehan manusia di dalam dirinya. Dia menjadi manusia, dan tidak akan memikirkannya terlalu dalam.

[6. Pov. In cowardice]

"Kenapa kamu matikan airnya." Itu bukan pertanyaan, pemuda di depannya tahu niat Suisei Yuugen, namun memilih mengabaikannya. Fokusnya masih pada ponsel berbungkus plastik transparan di jemari. Dia agak bersyukur Keika tidak sepenuhnya menolak kehadiran Suisei.

Meski begitu, Suisei tidak tahu wajah seperti apa yang Keika buat, dia hanya bisa menebak-nebak dari kata-katanya yang tidak bertenaga. Suisei memperhatikan, poni Keika terlalu panjang, dia tidak tahu jika itu sudah terlalu panjang hingga sampai ke sudut mulutnya sebab para gadis selalu meminjamkan jepit rambut mereka kepada Keika.

Menarik nafas, segala cara agar pemuda didepannya tidak salah paham. "Keika. Kami khawatir, kembalilah. Setidaknya masuk kelas. Tidak ada yang marah padamu." Suisei tahu Keika tidak ingin seseorang berlama-lama di kediamannya. Tidak bertele-tele salah satu cara berurusan dengan Keika.

"Lalu? Apa? Kembali bermain-main pahlawan? Aku akan berhenti, lagipula tidak hanya diriku yang bisa melakukan hal-hal perlindungan semacamnya." Tubuh laki-laki yang lebih muda bergeser lebih dalam di bak air. Sekarang kepalanya bersandar di dinding ruangan, ujung rambut Keika kembali memutih, dia benar-benar tidak dalam suasana hati yang bisa diajak kerja sama. "Kamu yang perlu kembali, di luar mendung ... tidak, seharusnya kamu tidak datang kesini sejak awal. Kamu akan kembali basah, sekarang. Salahmu, karena membiarkan kekhawatiran konyol itu menguasaimu."

"Keika, dengarkan aku ...." Suisei tidak yakin apakah dia mesti prihatin kemudian menjelaskan kalau para luka para korban bukan salah Keika atau menampik segala keraguan itu sendiri dan menyeretnya ke rumah sakit untuk membuktikan kalau tidak ada yang menyalahkan Keika. "Kamu tidak bisa berhenti hanya karena ada beberapa orang yang tidak bisa kamu lindungi, itu bukan salahmu, paham? Itu diluar kekuatanmu. Yakinlah, jika ada, ini adalah tanggung jawab kita semua, kamu tidak perlu memikul beban itu sendiri."

"Hei ..." mata Keika mengintip dari celah rambutnya yang menempel, lembab, cukup membawa kesadaran Suisei pada pertemuan pertama mereka. Amarah yang tidak terucap, kekecewaan, mungkin juga kesedihan yang tidak bisa diungkapkan oleh kata-kata. "Hentikan omong kosongmu. Aku tidak punya waktu "memikul beban itu sendiri" atau melakukan semua pertemanan indah kalian. Persetan. Jika kalian ingin mati, maka matilah sendiri, jangan menyeretku dalam permainan kekanak-kanakan kalian! Terserah jika besok ada alien bermata tiga yang akan menghancurkan bumi, terserah jika besok gedung-gedung akan hancur, terserah jika besok bumi akan terbelah! Aku tidak akan memberikan kewarasanku pada sampah ini lagi!" Keika memukul air di sela-sela amukannya. Banyak dari air itu mengenai Suisei.

Suisei, disana berdiam diri. Menunggu ketenangan membasuh Keika. Walaupun, amukannya telah mereda, Keika sekali lagi mengalihkan pandangannya dari Suisei, seakan merasa tidak pantas. Membalikkan tubuh, Keika meraih ponselnya yang terendam. "Pergilah. Aku lelah. Kamu hanya mengganggu."

"Tidak. Sampai kamu mau ikut denganku." Suisei tidak membuang waktu menunjukkan keinginannya, dia merebut ponsel Keika.

Keika mencemooh, "hah, ini yang kamu sebut berbuat baik meskipun kamu membencinya? Kamu hanya membuang-buang waktu mengejar kesia-siaan. Ah, betapa menyesalnya aku membuang-buang waktu pahlawan dunia tersayang. Bukankah ini juga diluar kemampuanmu? Tidak mampu menyelamatkan semua orang. Kamu munafik karena masih keras kepala bersikap mulia saat kamu sendiri tidak bisa membuktikan kata-kataku."

"Kamu pikir, kamu juga bukan munafik disini? Menggunakan kata-kata besar, disana sini tetapi masih berusaha bertindak penuh penyesalan meskipun yang kamu lakukan hanya melarikan diri. Kamu selalu melarikan diri, Keika. Hadapi masalahmu dan pergilah ke rumah sakit." Itu sedikit momen Suisei dimana kemarahan mengendalikan emosinya. Dia seharusnya tahu kalau Keika akan menggunakan cara kotor untuk menjauhkan diri.

"Lalu apa? Aku baru saja menekan tombolmu dengan sengaja, kamu tidak berarti apapun bagiku, tidak jauh berbeda dari orang asing. Jika kesabaranmu setipis kertas, maka pergilah. Orang asing." Riak air muncul kembali, Keika mengabaikan ponselnya yang di tangan Suisei dan berbalik memunggungi siswa berkacamata.

Keika tidak tahu apa yang dimiliki atau direncanakan Suisei, tetapi, "berhentilah bersikap seperti anak kecil! Bersikaplah sesuai usiamu!"

(Ringkasan: dengan itu, Suisei menarik Keika dari bak mandi, berusaha menyeretnya keluar apart tetapi akhirnya baku hantam. Suisei menang karena dia membawa senjata rahasia, yaitu kumbang momo. Meski begitu dia tidak lepas dari beberapa memar dan lega kalau Keika hanya berniat melumpuhkannya daripada benar-benar berkelahi.

Keika datang ke rumah sakit, sama berantakan seperti Suisei. Meski begitu dia benar-benar meminta maaf dan menempelkan kepalanya ke lantai. Tidak seperti ekspektasi Keika dimana dia akan diserang massa, reaksi mereka lebih seperti berterima kasih, ya kecuali teman-teman lainnya.

Untuk kondisi Keika? Bayangkan sendiri. Tetapi meski dengan plester dan perban di wajah, kesan kenakalannya bertambah. Ya, dia masih tampan, dan kepribadian sampah miliknya tidak berubah.)

[6.1. Conclusion? ]

"Kei, katakan sesuatu. Maafkan aku, ya?"

"Aku tidak bermaksud menyakitimu tetapi kamu perlu menemui mereka."

"Apakah kamu bahkan benar-benar menyesal?

[7. Pov. There's something wrong with me]

Tutorial cara melimpahkan kasih sayang terhadap Keika agar dia tidak kewalahan (ini versi Keika yang biasa, bukan time-skip):

Apakah Keika akan blushing? Mengambek? Terkejut? Seperti biasa, Kepribadian Keika itu meskipun terkesan kasar, dan tidak beradap, tetapi Keika lebih mendefinisikan dirinya berdasarkan lawan bicaranya.

Jika kamu tipe teasing, dia akan semakin menjadi troll penggerutu karena kamu terus menerus menekan tombol kesabarannya. Keika akan membalas dan memberikan reaksi yang sama kerasnya dengan perlakuanmu.

Jujur saja, Keika selalu menggigil di bawah sentuhanmu. Kamu bisa mulai menyentuh lehernya, kemudian pipi lalu menyapu rambutnya ke belakang telinga atau menyibak keningnya. Jalur manapun yang kamu pilih, sama-sama membuat Keika semakin gelisah akan kasih sayangmu.

Keika tidak akan mengakuinya, namun dia akan bersandar lebih dalam di sentuhanmu. Rambut yang halus, lembut, kamu bisa menyisirnya menggunakan jemarimu, kepala cantik itu juga dibuat untuk menerima seluruh cintamu pada hal-hal yang indah. Jangan ragu menuangkan kasih sayang pada Keika, dia akan menerimanya sepenuh hati.

(Ya, ini adalah pergumulan batin Keika. Kamu tidak akan melihat banyak perubahan di wajahnya selain gestur tubuhnya lah yang berbicara. Suhu tubuh Keika agak lebih dingin dibandingkan manusia pada umumnya, karena itu kamu akan kesulitan menemukan Keika memerah.)

Jika kamu tipe yang pemalu, Keika bersedia mengakomodasi dalam memimpin hubungan kalian. Bersedia berjalan sesuai tempo atau kecepatanmu.

Jika kamu khawatir kamu akan membebaninya? Keika akan mengatakan kalau kamu bukan beban, hubungan ini terjadi karena persetujuan kedua belah pihak, dengan kata lain Keika juga menginginkannya. Kamu merasa tidak aman kalau kekuranganmu akan mengganggu Keika? Keika bukan seseorang yang cukup rendah memilih pasangan yang dia tinggalkan hanya karena kekurangan mereka.

Keika mencintaimu sama seperti memutuskan mencintaimu termasuk kekuranganmu. Tentu Keika akan belajar bagaimana hubungan yang sehat semestinya, dia tidak ingin kalian berdua saling menyakiti.

Masalah? Kamu butuh ruang? Keika akan memberikannya, mungkin tidak terlalu lebar karena dia berniat memastikan kalau kamu tidak terabaikan. Cinta mungkin bisa mendingin tetapi juga bisa kembali menggebu-gebu, Keika sudah mengetahui itu sejak awal, jadi dia baik-baik saja jika perseteruan diantara kalian.

Harapannya agar itu tidak merusak sesuatu yang signifikan. Keika juga punya kekurangan, dia juga berharap itu tidak terlalu membuatmu merasa buruk, dan mencoba membukanya sedikit demi sedikit. Bukankah begitu seharusnya penerimaan antar pasangan?

Apabila kamu sudah lama mengenal Keika, dan mulai memiliki hubungan, kita semua bisa tahu kalau kamu dan Keika tidak banyak berubah setelah bersama. Dinamika kalian tetap sama, mungkin lebih banyak sentuhan fisik, kata-kata penyemangat, Keika berusaha mempertimbangkan kamu dan orang-orang disekitarmu. Memang benar adanya, cinta mungkin mampu merubah seseorang.

Kesimpulannya, Keika adalah pasangan yang mencocokkan diri dengan pasangannya. Meski begitu, untuk memiliki Keika kamu tidak bisa serta merta confess. Keika memiliki banyak masalah yang mesti dihadapi, jika masalah itu belum selesai Keika tidak akan menjalin hubungan yang signifikan denganmu. Kepribadian dan mentalitas Keika yang kasar dan hampir acuh tak acuh mesti berubah jika tidak kamu tidak mendapatkan apapun darinya dan berakhir menyakiti diri sendiri.

(Jangan salah paham, Keika benar-benar mudah merasa malu. Terutama pada hal-hal yang asing baginya. Kamu mungkin hanya melihat wajah yang lebih mengerut kesal, tetapi ketahuilah, itu Keika yang sedang konslet. Mental, emosi dan jantungnya sekarang sedang jungkir balik, menari tarian yang bahkan tidak dia ketahui bisa dilakukan.

"Sungguh perawan, haha," jika kamu mengatakan itu, Keika akan memutar matanya. Tidak membenarkan atau menyalahkan, karena kamu sudah tahu jawabannya. Dia memiliki usahanya sendiri meredakan bagian dirinya yang ingin menyalak dan menggigitmu, sekedar informasi sinismenya masih disana, tetapi tidak seburuk pertama kalian bertemu. Oke itu memburuk, tetapi kamu mendapatkan sesuatu yang signifikan dari Keika.

Emosi dimana dia berusaha mencintai dan menerima cinta, tersebut rapuh, gampang membuat Keika kewalahan, juga ada keinginan kuat untuk mengacak-ngacak dan meremukkan sama seperti emosi itu lakukan terhadap Keika. Terlalu sulit untuk digenggam sehingga Keika mesti membiarkan dirinya tenggelam di dalamnya.

Perlakukan Keika dengan hati-hati, dia nyaman dengan sesuatu yang dibangun perlahan, namun dia juga bersedia jika kamu berniat mengambil langkah drastis. Keika mencintaimu, sebanyak itu dia siap melakukan sesuatu untukmu. Jangan ragukan dedikasinya, definisi cinta bagi Keika yaitu bersama selamanya dalam kebahagiaan. Agak klise, tetapi Keika berpegang teguh pada konsep itu.)

[ INCORRECT QUOTE ]

<1>

*Keika react to fujo/fuda(shi) yang ship dia sama Suisei

"Kenapa aku mesti yang (bottie) ... tidak, bukan bagian itu yang paling mengkhawatirkan, mengapa kita bahkan memiliki hubungan aneh seperti itu? Aku dan Suisei mustahil menjadi pasangan selain salah satu dari kita menjadi perempuan atau Kokoa gagal bersama Momo karena dia mati atau apapun. Momo pasti menerima Kokoa, tidak mungkin pinning itu terus menjadi-jadi, akan kupastikan sendiri membuka mata Momo."

"Kesimpulannya, itu semua mustahil! Kalian dengar itu? Mustahil! Dasar, kalau halu setidaknya jangan sampai aku tahu."

(Padahal yang Kokoa mati itu hanya asbun karena Keika ketularan Mielle. Dan Keika trauma mengetahui semua yang dia katakan benar-benar terjadi.)

<2>

"Dan kamu akan meninggalkanku suatu hari."

Keika terdiam, gelas berisi alkohol telah berhenti berputar. Wajah sendu yang sudah dalam pengaruh alkohol di hadapannya tengah menatap kosong, entah sedang menerawang masa depan seolah dia tahu segalanya atau jatuh ke dalam kekosongan tanpa ujung.

"Kamu akan membalaskan dendam karena aku pernah melakukan hal yang sama padamu." - credit @/DulceDiane (izin masukkan ya k thea 🙏)

("memang, tidak salah jika apa yang kamu lakukan mampu membuatku melakukan sesuatu yang kejam. Tetapi, jika melihat dimana aku berada sekarang, apa yang kulakukan dan temukan, dendam rasanya tidak lagi cocok untukku." - Keika

"Bagaimana aku bisa tahu? Kamu sudah sangat berubah." - Suise

"Mungkin diriku yang dahulu masih terlalu kekanak-kanakan, itu juga sebagian besar salahku karena tidak mendengarkanmu meski hanya sebentar." - Keika

"Itu adalah masa lalu, kamu disini sekarang. Tidak banyak yang berbeda, aku tidak melihat alasan membencimu." - Keika

"Lebih baik kita mengkhawatirkan karyawan terbaik di depanku, haha. Jika itu aku yang dulu, aku akan mengambil banyak foto Suisei yang mabuk." - Keika)

<3>

Hei, jangan bergerak terlalu banyak. - S

Ah, sakit sialan! - K

Kamu seharusnya tidak mencoba menendangku. - S

Kalau begitu tutup mulut keparat!- K

Kamu lebih sering berbicara kata-kata kasar. Juga tidak sesakit itu, kamu kan kura-kura. - S

Ah-ha, Tuan mulut pintar ini, kamu belum pernah mendengar yang terburuk yang bisa kukatakan. Aku menahan diri karena- K

Ya, ya, mari pergi sebelum ekstrimnya meleleh. - S *yg pergi duluan

Apa kamu bahkan mendengarkanku?! - K

Aku dengar. - S *sengaja nutup telinga.

Kamu tidak! - K

<4>

"Itu hanya kepuasan sementara." -

"Tidak. Aku sungguh bahagia. Aku bertemu adik-adikku. Aku berjalan di jalan yang melenceng dari tujuan Aku keberadaanku. Kebebasan. Bahkan sempat berpaling dari orang yang ditakdirkan padaku." - k

Suisei, kamu tahu. Kamu, bahkan jika sebentar, mampir di pikiranku, itu juga tidak terlalu buruk. Sayangnya di kehidupan ini aku juga tidak bisa berbuat apapun. Tetapi sesuatu sepertiku datang tanpa apapun dan pergi sama seperti mereka datang, aku menjadi manusia. Inilah caraku hidup. Ini terasa benar." - K

("Aku sungguh bahagia.")

<5>

"Arghh! Tidak bisakah mereka lebih kreatif?!" - k

"Kenapa? Kamu tidak suka novel romansa?" - ?

"Bukan. Bukan itu. Bukankah sudah kubilang, aku tidak punya preferensi? Ini hanya... diantara banyak hal, apakah perlu memaksakan obat menggunakan mulut? Atau kamu hanya anjing yang birahi hingga otakmu mencair?" - k

"Ayolah ... pada akhirnya itu cuma fiksi. Jangan terlalu memikirkannya. Terkadang ketika kamu membaca fiksi, kamu perlu membuang otakmu dan memasukkannya kembali setelah kamu membaca." - ?

"Bilang saja kalau membaca fiksi sama saja mematikan otakmu." - k

"Yah, begitulah." - ?

"tunggu ... kita di bawah umur untuk membaca novel ini." - k

"Jangan terlalu dipikirkan, ini cuma novel, kita tidak benar-benar melihat aksi sebenarnya." - ?

"Ya ya, ini adalah awal mula dari seseorang yang akan melelehkan otak mereka." - k

<6>

Seseorang pernah mengatakan kalau Keika itu adalah jenis orang yang tidak memiliki sesuatu yang bisa digunakan untuk membuatnya malu. Itu bagus, tetapi kalimat selanjutnya adalah mereka yang memproyeksikan gambaran Keika yg menjadi tsundere, bad boy, pangeran dingin dll (ugh, cringe. Hidup di mana kamu? Alam semesta gsp30? Pergi ke rumah sakit jiwa sana, & jauh2 dariku. - k)

Small insight:
Shirohana Keika. Murid yang bahkan tidak masuk di hari penyambutan siswa baru. Bahkan sebulan kemudian, wajah yang berlabel Shirohana Keika masih saja hanya terpampang di buku absen guru. Tidak ada yang mengerti kenapa, bagaimana, atau siapa Keika ini hingga tidak ada satupun seseorang di sekolahnya yang tidak mengenal Shirohana Keika.

<7>

Reaksi Keika saat ada cewek yg confess ke dia, tp cewek itu g terima kalau Keika tidak menghargai perasaannya & membandingkan Keika dgn Suisei:

Jangan bandingkan aku dengan Suisei. Apa yang kamu cari, tidak akan aku miliki. Aku tidak menghina atau merendahkan siapapun, namun kamu seharusnya tidak memiliki ekspektasi apapun padaku. Suisei bisa menjadi apapun yang dia inginkan, sama halnya denganku.

Kamu memaksakan harapan anehmu kepadaku, dan untuk apa? Gairah yang tidak berdasar, egosentrik yang sama tidak bergunanya. Atas dasar apa yang kamu benarkan jika aku memang memiliki sesuatu yang lebih baik dari Suisei? Tidak ada.

Kamu siapa? Aku bahkan tidak mengenalmu, namun disini kamu memaksakan nilai-nilaimu kepada orang asing. Aku tidak pernah mengizinkan kamu berbicara atas namaku.

Ketahuilah, baik apa yang kulakukan tidak pernah ada hubungannya denganmu. Jika aku benar-benar memiliki sesuatu untukmu, maka berhenti menjadi delusi, seseorang tidak akan bergerak seperti yang kamu minta hanya karena kamu ingin, perbaiki hidup, karena kamu membuang-buang waktu orang lain.

Aku tidak berlomba dengan apapun. Suisei bisa memiliki semua orang dan aku tidak memiliki siapapun. Terserah. Apapun. Aku tidak peduli. Sebut dia tampan, oke, aku tidak peduli. Sebut dia lebih berkarisma, tentu, tapi persetan. Aku bukan siapa yang menghabiskan waktuku memikirkan pikiran orang lain, mereka bisa berpikir tentang apapun dan aku sama sekali tidak peduli.

Kamu mungkin yang harus bersyukur karena aku memiliki kesopanan hadir disini daripada membiarkanmu mengambang dengan delusi besarmu.

A/n: w nulis Keika sampe 9k kata wthhhh

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro