Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

[ First Night ]


WARNING : Mengandung konten Mat— canda


『••✎••』


Ini masih malam. Seenggaknya belum sampai fajar menerpa. Bunyi jangkrik dan derung kendaraan masih terdengar di luar sana.


Intinya masih gelap.


Aku mengusap-usap mata, terbangun tengah malam itu enak-tidak enak. Tapi karna ini di musim panas jadi sedikit tidak enak karna gerah. Untuk malam ini sedikit pengecualian karna terasa dingin. Membuatku merapatkan selimut.


Aku bermimpi panjang.


Rasanya seperti aku habis melewati sebuah kehidupan yang benar-benar rumit sampai otakku pecah, melewati sesi kedukaan sampai membuatku nyaris bunuh diri dan berakhir happy ending dengan seeorang lelaki yang bersamaku di altar pernikahan.


"Ngh..,"


Aku menoleh. persis saat aku menoleh, melihat wajah Sen yang tengah tertidur lelap.


Ternyata beneran terjadi. Abaikan paragraf sebelumnya.


Aku melihat langit-langit ruangan. Warnanya putih. Lampunya mati, digantikan lampu tidur berwarna orange adem. Sebenarnya ga penting sih aku mikirin lampu tidur. Tapi untuk tidur aku harus memikirkan hal yang random.


Seperti jika beberapa tahun berlalu, apakah teman-teman cowok yang kukenal akan berubah kekar macam Endeavor dan All Might? Sepertinya mengerikan.


Aku menghembuskan napas, memejamkan mata berusaha tidur.


Tadi, banyak sekali yang datang ke acara kami. Itu wajar sih, tapi tetap saja bagiku itu mengejutkan. Seperti Aizawa, Cementoss, Present Mic, dan Ectoplasm datang. Vlad King datang dengan istrinya. Kepala Sekolah Nezu yang masih menjabat aja juga datang. Dari pihak Hero juga banyak, aku bertemu dengan orang-orang dari agensi Nighteye, bertemu Mt Lady dan rekannya, bertemu Edgeshot, bahkan ketua komisi yang baru datang- meski jujur aku tidak terlalu kenal.


Bahkan tadi di akhir acara, Yaoyorozu menarikku dan berbisik,


"Mungkin hadiah dariku akan sampai beberapa hari lagi."


Aku tak bisa membayangkan. Yaomomo selalu diluar dugaan.


Terus tadi Bakugo datang dengan Kirishima, ditemani Sero. Kirishima dan Sero mengucapkan banyak hal tapi Bakugo hanya diam. Kupikir dia melupakan apa yang terjadi malam itu. Tapi tak disangka-sangka Bakugo datang- jujur aku tak berharap terlalu banyak dia datang atau mengingat apa yang terjadi, tapi setidaknya aku punya saksi jika Bakugo tidak terima.


Tapi di luar ekspetasi, lelaki itu menyalamiku dan tersenyum tipis. Sebelum kemudian langsung mengalihkan perhatian dan berbincang dengan Sen dan Kirishima.


Todoroki bersama Ibunya, Mama Rei terlihat anggun dengan gaun biru selutut, memakai blazer putih yang senada dengan jas Todoroki. Memelukku dan mendoakan kebahagiaanku. Todoroki sendiri tersenyum dan mengucapkan beberapa patah kata sebelum mengobrol dengan Sen.


Mama Rei bilang kalau Endeavor sedang sakit sehingga tidak bisa ikut. Jadi beliau dan Todoroki mewakili keluarga mereka. Dan berkata bahwa hadiah darinya sudah dikirim ke alamatku.


Kadang aku bingung. Pantas saja Yui meminta alamatku sebelum acara. Dan ia menyiapkan ruangan hadiah di dalam gedung. Aku memang matre tapi aku tidak sampai berpikir kalau banyak sekali yang menyiapkan hadiah.


Kukira amplop saja sudah cukup. Jiwa iritku berdoa semoga ada yang memberi cek kosong.


Aku mengusap pipi pelan, lantas menarik selimut, membalikkan badan, dengan pelan, takut mengganggu Sen yang sedang tidur.


Demi gusti, aku kaga pernah tidur bareng cowo- kecuali waktu masih kecil, masih polos.


Lagian aku tipe orang yang kalau tidur itu sedikit 'berisik' alias seneng banget bolak-balik tubuh. Nyari bagian adem kasur. Dan Sen itu tipe yang tidurnya kalem-anteng. Beda jauh beuh.


Kadang kalau lagi kepanasan dan malas ngehidupin AC, aku milih tidur di lantai. Tapi setelah punya quirk air, aku memakainya untuk menurunkan suhu ruangan. Memanfaatkan semua kesempatan.


"Ga tidur?"


Aku membalikkan badan-tuhkan Sen kebangun padahal aku cuman berbalik. Lelaki itu mengusap matanya, terlihat sayu khas orang terbangun di malam hari, bahkan mungkin ia mengatakan hal itu dengan setengah sadar.


"Mm.., tadi kebangun."Aku menjawab singkat, sebelum kemudia berbalik kembali menghadap Sen.


Yee malah tidur lagi.


Coba bayangin Sen pagi-pagi kaget kalau kita udah nikah. Lupa gitu. kirain cuman mimpi gitu. Kayaknya bagus dijadiin novel.


Apa aku harus pasang kamera? Terus masuk konten? Kan headline pernikahan kami lagi heboh. Banyak pro-kontra. Seenggaknya dengan menikah, aku tidak lagi di teror ama fans-fans fanatiknya Todoroki dan Bakugo.


Asli ih kesel, rasanya pengen aku tenggelemin biar mampus. Lagian kalau ngefans, gausah pake ngehate relasinya lah. basi banget, keliatan childish. Kayak mereka pantas aja, paling ketemu modelan Nomu langsung pingsan. Ketemu Toga langsung lari.


Dahlah, malah badmood, aku kesel. Dulu kejadian lama. Ada Majalah ampas yang ngedit fotoku sembarangan. Dodol banget. Mau tenar pake drama. Basi. Yakali aku yang kayak gini dibuat lagi bercumbu sama salah satu aktor terkenal. Heh (Name) kaga pernah make high heels, dia selalu pake sendal kalau kemana-mana.


"Uhh."Aku menggerutu. Berdecak kesal. Masalah selesai karna aku mendatangi langsung kantor majalah kecil itu. Bos gendutnya keburu takut pas aku datang dengan Hawks. Dia kira aku takkan turun tangan langsung. Basi ih, apalagi moodku bener-bener jelek pake banget saat itu. Nyaris menenggelamkan kantor kumuh itu kalau saja Hawks tidak melotot kearahku. Lagian editannya jelek banget. Aku punya luka di bahu, luka lama pas masih di kandang LOV saat itu, sementara cewek itu bahunya mulus.


Terus rambut ku ga sekusut itu ya njir. Jelas banget situ pake wig.


Kalau mau bikin drama tuh pake Mineta aja, lebih terpercaya


Aku menarik napas pelan. Berbalik membelakangi Sen dan memejamkan mata, berusaha tertidur lagi.


Satu domba, dua domba, tiga domba, empat domba, lima domba, enam domba, tujuh domba, delapan-ih kok ada kambing sih


Sen membuka matanya pelan. Melihat dahi istrinya mengerut karna tak bisa tidur. Gerak-gerik gelisah (Name) terasa sekali, karna ia tipe yang tidurnya tenang. Sebenarnya Sen tidak mempermasalahkan itu. Lucu saja melihat (Name) komat-kamit kayak lagi mempraktekkan menghitung domba saat susah tidur.


Daripada domba, Sen lebih menganjurkan menghitung bulu ayam sih. Lebih manjur.


Tangannya patah-patah terangkat, memeluk perut (Name).


Sen menahan tawa, sejenak merasakan tubuh wanita itu menegang- kaget dan terkejut. Sayang (Name) sedang membelakanginya sehingga tak bisa melihat ekspresinya.


"Sen."


"Hm?"


"Aku lupa ngundang Ryo."


*


"Rasanya saat itu aku ingin menjitakmu pakai basoka asli."Ryo menggeleng-gelengkan kepala, "Dasar virus lupa inang. Tau gini, dulu ga aku tampung ye."


"Perumpaannya kok gitu amat si."Aku menggerutu, "Namanya juga lupa, lagian aku gatau kau dimana saat itu. Rumah yang lama aja kosong."


"Yakan sudah dibilang, hubungi lewat web aja."


"Lupa usernya."


"Sebenarnya kau niat nyari atau engga sih."


"Dibilang aku lupa."


Aku menggerutu. Salahku sih lupa, lagian Ryo juga gada kabar sejak beberapa tahun. Ternyata masih hidup.


"Kau tak berniat pindah rumah?"


"Males."Ryo menjawab singkat, "Ceritamu udah tamat kan? Aku malas dengerin uwu-uwunya pasutri baru."


"Terus selang beberapa tahun, ada Kisa dan sekarang Kisa mau punya adik!"


"Jaraknya jauh banget sih, menurutku. Tapi setidaknya Kisa bisa membantu mengurus adiknya karna ia sudah dewasa."


"Oh ya?"Aku bergumam, "Aku tidak yakin dia akan akrab dengan adiknya. Apalagi jika adiknya punya sifat seperti Sen yang pasif."


"Aku lebih suka jika sifatnya seperti Kaibara daripada sifatmu."


"Tidak usah terlalu jujur tolong."


Belum sempat Ryo membalas, pintu depan terbuka. Karna letak kami di ruang tengah jadi tak bisa melihat langsung siapa gerangan yang masuk sampai suaranya terdengar.


"Tadaima-"


"Wah cepet juga."Aku bergumam.


"Kau yang ceritanya kelamaan. Sini Kis-kis, masuk."


Gadis berambut cokelat itu memasuki ruang tengah, melihat Ryo sedikit terkejut lantas mengangguk, "Halo Om, kukira mama sendirian di rumah."


Ini Kisa, Kisa Kaibara. Mudahnya dia anaknya Sen. Karna nyaris semuanya nurun dari Sen semua, aku cuman nyumbang mata biru. Tamat. Anaknya kalem, baik, rajin, nyaris tak pernah beremosi kecuali saat dia masih kecil. Dia suka sekali menggambar, coret-coret di dinding, akhirnya Jirou mencoba mengarahkannya ke seni mural dan itu berhasil, dinding rumah kami sekarng penuh sekali dengan seni mural Kisa yang luar biasa. Umurnya setara dengan anaknya Kaminari dan Jirou yang pertama.


Quirknya cukup keren menurutku. Aku mengajaknya untuk menganalisa quirk saat ia berusia lima tahun dan Dokter mengatakan itu disebut 'Tornado'


OP banget sial. Kisa bisa mengendalikan air sepertiku tapi ia hanya bisa membuat putaran maut dari air itu. Berbeda denganku yang lebih serbaguna. Tapi jelas sekali level kekuatan quirk Tornado Kisa berada di Rank A. Quirknya mengambil elemen air dan gaya gyrate dari Sen. Ia masuk jalur umum karna menolak direkomendasikan. Baik itu dari Hawks ataupun Sen. Aku sadar Kisa sedikit diremehkan karna dianggap selalu lewat jalur dalam. Ia mau membuktikan kekuatannya sendiri.


Padahal aku kalau masuk jalur orang dalam mau-mau aja sih. 


"Aku tidak nemu Takoyakinya Ma, jadi aku bawain Kebab."Kisa menaruh tas di sofa sebelah Ryo dan meletakkan bungkus kebab, "Nanti Om Ryo makan punyaku aja, aku tadi hanya beli dua. Kukira Mama sendirian."


"Oh tidak-tidak, aku sudah kenyang."Kata orang yang sebelumnya teriak-teriak kelaparan. Aku memutar mata.


"Makasih Kak,"Aku tersenyum, senang atas perhatiannya, "Eh, bukannya sekarang masih jam sekolah?"Seharusnya tidak diperbolehkan toh peraturan UA dari dulu sampai sekarang sama ketatnya. Meski pas generasiku, UA amburadul sih.


Kisa melepas kaus kakinya, menoleh, dengan wajah tanpa dosa, "Aku ijin."



"Dibolehin?"


"Aku ijinnya ke Eri-sensei. Bilang kalau mama sendirian, beliau langsung menulis surat izin dan menyuruhku pulang. "


Ryo menahan tawa.


Aku lupa kalau sifat Kisa yang satu ini ternyata dapat dariku.

『••✎••』

Btw, paling pragma beberapa chapter lagi tamat.

『••✎••』

Next Chapter

Kaibara Kisa

『••✎••』

Sampai Babai

Owlyphia

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro