[1/10]
Saat dia mengajakku bermain ...
•••
Yuta tersenyum puas saat ruang tengah sudah bersih total. Menyimpan peralatan di tempatnya, Yuta kini mendudukkan diri di atas sofa.
"Uh, lelah. Kemarin banyak sekali misinya."
Yuta menghela napas berat. Pria itu mengelap keringatnya di kening dengan perlahan.
"Papa?"
Mendadak, tubuhnya kaku. Gerakan mengelap keringat pun terhenti. Dengan gerakan patah-patah, ia menoleh ke arah kanan. Di mana gadis kecil tengah memeluk sebuah boneka.
Yuta tersenyum tipis.
"Iya?"
Gadis itu berjalan mendekatinya. Berusaha naik, kemudian duduk di samping Yuta.
"Apa Papa lelah?"
Yuta menggeleng dengan senyuman lembutnya.
"Tidak."
"Mau bermain dengan (Name)?"
Mendadak, wajah sang anak menjadi cerah. Ia menatap Yuta dengan binar di wajahnya.
Yuta tersenyum kaku.
"Main?"
(Name) mengangguk.
"Main? Apa yang dimainkan oleh anak perempuan?"
Yuta menggigit pelan ujung jari jempolnya. Ia bingung, apa yang dimainkan oleh anak kecil? Yang aman? Tidak membahayakan?
Oh!
"(Name), mau baca cerita dengan Papa?"
Si gadis tersenyum cerah. Mengangguk semangat, ia menatap sang ayah.
"Mau!"
"Tunggu sebentar."
Yuta dengan cepat pergi ke kamar (Name). Membuka pintu, pandangannya kini tertuju pada sebuah rak. Yuta menghampirinya. Mengambil sebuah buku dongeng, kemudian kembali ke ruang tengah.
"Papa datang!" ujar sang putri dengan semangat. (Name) tersenyum lebar.
Yuta tersenyum kecil. Entah mengapa rasa lelahnya mendadak sirna kala seulas senyum dilempar oleh putrinya.
Yuta duduk di samping putrinya.
(Name) dengan cepat bergerak, mendudukkan diri di pangkuan Yuta. Tindakan yang membuat sang ayah merasa terkejut, namun kemudian ia terkekeh.
Yuta menepuk pelan puncak kepala sang anak.
Bukankah putrinya yang satu ini menggemaskan?
Membuka halaman pertama buku dongeng, Yuta kemudian bertanya,
"Sudah siap mendengar dongengnya?"
Omake
"Tamat. Bagaimana, kau suka—"
"..."
"Ah, dia tertidur."
"Imutnya putriku ... "
... aku sedikit bingung.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro