Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

❛𝐓𝐫𝐮𝐬𝐭 𝐌𝐞❜

Pemotretan masih terus berlangsung, pun Jungkook juga sudah beberapa kali ganti pakaian dan style rambut. Apapun baju yang dikenakannya, Jungkook tetap terlihat menawan. Lelaki itu bisa masuk ke semua konsep walaupun kali ini, tidak sebanyak biasanya. Karena bekas lukanya, hanya beberapa pakaian saja yang bisa dipakai supaya bekas lukanya itu tertutupi.

Dahyun pergi ke luar saat ponselnya terus bergetar. Jimin menghubunginya terus menerus membuatnya tidak punya pilihan lain selain mengangkatnya.

"Eoh? Ada apa?"

"Kau sedang di mana?"

"Bukan urusanmu, Tuan Choi. Aku sudah bilang, tidak mau kencan denganmu hari ini. Sedang ingin menikmati waktuku sendiri."

"Kau tidak menolakku karena masih marah padaku, kan? Ayolah, hubungan kita ini bukan baru sebulan dua bulan tapi sudah tiga tahun! Kau harus mengerti."

Justru itu, aku juga tidak mengerti dengan diriku sendiri. "Ya, aku tau kok. Makanya aku tidak mau kencan denganmu. Hubungan kita hanya kebohongan, kan? Jadi kenapa tidak dibuat benar-benar "bohong" saja? Sudah ya, aku sibuk."

Dahyun segera mematikan panggilannya. Ia menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan. Sulit sekali rasanya untuk menahan diri tapi ia tidak bisa diam begitu saja. Setidaknya Jimin harus diberi pelajaran.

"Noona!"

Dahyun menoleh saat suara yang familiar itu terdengar memanggilnya. Jungkook berlari menghampirinya, masih pakai baju yang digunakan untuk pemotretan.

"Sudah selesai?"

Jungkook menggeleng, napasnya masih memburu. "Belum, hanya break sebentar dan akan dilanjut nanti malam. Jadwalnya memang agak padat."

"Eoh? Lama juga ya ternyata." Dahyun pikir setelah mengambil beberapa foto, maka pekerjaannya akan selesai tapi rupanya pekerjaan semacam itu juga memakan waktu cukup lama.

"Iya, noona sedang apa di sini? Kupikir noona sudah pulang karena bosan." Jungkook memang sempat kehilangan fokusnya saat melihat Dahyun sudah tidak ada di tempatnya tadi. Ia bahkan sampai kena tegur.

"Hanya mengangkat panggilan. Break-nya sampai kapan? Sekarang jam makan siang kan."

"Sampai sore. Sekarang giliran teman-temanku yang lain, baru nanti malam, kita difoto bersama-sama."

Dahyun mengangguk paham. Pantas saja ada banyak sekali kru di dalam sana tadi. Tapi anehnya, kenapa ia tidak merasa sesak ya? Padahal ada banyak sekali kru yang mondar-mandir di sekitarnya. Apa karena sejak tadi, ia hanya fokus melihat Jungkook saja? Jadinya ia tidak sadar dengan keadaan sekitar? Dahyun langsung menggeleng sembari bergumam, "Tidak mungkin."

"Apanya yang tidak mungkin?" Jungkook sudah mengenakan topi dan membawa masker. Dahyun malah mengernyit bingung melihatnya.

"Kau mau pergi kemana? Untuk apa masker itu?"

"Untuk berjaga-jaga. Noona juga pakai lah, kita akan makan siang di luar."

"Eoh? Kapchagi?"

"Iya, biar aku yang traktir. Noona pasti lelah sekali sudah menungguku di sini selama beberapa jam."

Dahyun hanya melongo. Dalam sekejap, Jungkook bertingkah seperti orang dewasa. Apalagi dengan penampilan seperti ini—kaos putih bergaris yang dipadukan jaket kulit berwarna hitam dengan beberapa anting ditelinganya. Dahyun seperti tengah melihat orang lain.

"Noona, ayo kita pergi. Biar aku yang menyetir. Noona duduk manis saja, di sampingku."

Dahyun berdecih, mulai berjalan di sisi Jungkook walaupun ia sampai harus berlari kecil untuk mensejajarkan jalan mereka. Kaki Jungkook itu jenjang sekali, beda dengan kakinya yang pendek.

"Memangnya, kau tahu tempat makan yang enak?"

"Tentu saja, aku sudah mencari tempatnya. Aku tidak tahu apakah makanannya akan sesuai dengan selera noona atau tidak, tapi soal tempat, di jamin, noona pasti akan terpesona."

"Jinjja?" Tanpa sadar Dahyun tersenyum lebar. Bahkan masalahnya dengan Jimin langsung terlupakan begitu saja.

"Iya, lihat saja nanti." Jungkook menoleh, mulai sadar kalau Dahyun agak kesusahan mengimbangi jalannya. Lelaki itu memelankan langkah kakinya, tersenyum tipis saat melihat Dahyun yang kini mulai bisa berjalan dengan normal, tidak seperti tadi.

"Noona ... Apa aku boleh minta satu permintaan? Untuk hadiah ulangtahunku."

"Eoh? Tentu, kau mau apa? Asal jangan minta yang aneh-aneh!"

"Jangan diet."

Langkah Dahyun langsung terhenti. Jungkook juga demikian, lelaki itu berbalik, membuat mereka kini saling berhadapan. "Aku ingin, noona makan apapun yang noona inginkan. Dengan tubuh seperti ini, noona sudah sangat cantik, menggemaskan dan juga imut. Jangan diet lagi, ya? Pliss."

Raut wajah Dahyun langsung berubah. Wanita itu memalingkan wajahnya sembari membuang napas kasar sebelum akhirnya menatap Jungkook tanpa ekspresi. "Jungkook-ah, aku mengerti, niatmu itu baik. Tapi kau tidak bisa mengaturku. Kau tidak bisa membuatku jadi seperti yang kau inginkan, paham?"

Jungkook mengangguk, ia sudah tahu kalau reaksinya akan seperti ini. "Baiklah. Aku tidak akan memaksa. Kalau begitu, aku hanya memintanya untuk kali ini saja. Hanya untuk siang ini, noona harus makan apapun yang aku pesankan."

"Itu sama saja!"

"Jelas berbeda noona. Percaya padaku, okey? Aku juga paham bagaimana cara untuk merawat tubuh jadi jangan khawatir, berat badan noona tidak akan langsung bertambah setelah memakannya."

Dahyun hendak protes lagi namun Jungkook langsung menariknya, dan memasukannya ke dalam mobil.

"Noona, hanya kali ini saja. Menurutlah padaku, okey?" Jungkook kembali meyakinkannya lagi sebelum akhirnya menutup pintu dan berjalan memutar kemudian masuk ke kursi kemudi.

Dahyun membeku. Kembali kaget melihat perubahan sikap Jungkook. Dari yang biasanya menggemaskan dan suka bercanda, jadi dominan dan tegas seperti ini. Jujur, ia tidak menyangka kalau Jungkook mempunyai sisi yang seperti ini, sampai membuatnya hanya bisa terdiam dan menuruti perkataannya.

[]

Aku baru habis divaksin, kalian pada udh di vaksin? Biasanya suka ngantuk atau laper gak? Aku kok gk ngerasain dua"nya ya cuma agak nyeri dikit

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro