Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

❛𝐒𝐮𝐦𝐦𝐞𝐫 𝐏𝐚𝐫𝐭𝐲❜

Rasanya baru kemarin, mereka menghadiri pesta lalu saat ini, mereka akan mengunjungi pesta lagi. Pesta musim panas yang digelar di salah satu resort yang berbatasan langsung dengan pantai. Pesta yang sangat ditunggu selain pesta akhir tahun yang selalu digelar dengan sangat meriah.

Dahyun berdecak saat melihat bikini yang disiapkan untuknya. Ada apa dengan corak biru dan putih ini? Aneh sekali, apalagi bagian belakangnya cukup terbuka tapi Dahyun tidak punya pilihan lain selain mengenakannya.

Saat melihat pantulan dirinya dari cermin, Dahyun berbalik, mencoba melihat dari berbagai sisi. Tidak begitu buruk rupanya, tubuhnya jadi nilai plus yang membuat bikini nyentrik ini jadi lebih enak dilihat. Mengenakan lagi hot pants jeans untuk bagian bawahnya, Dahyun membuka pintu kamarnya saat seseorang mengetuk pintunya dari luar.

"Sudah siap? Mau keluar bersama?" tanya Jimin begitu ia membukakan pintu untuknya.

Dahyun menggeleng. "Kau duluan saja."

Jimin mengangguk seraya tersenyum simpul. "Okey, omong-omong, bikinimu lucu juga."

"Berhenti mengejekku. Lihat saja penampilanmu, kaos tanpa lengan, huh? Dan apa-apaan dengan rambut berwarna merah itu?" Itu terlihat seksi sekali, tambahnya dalam hati.

Jimin tersenyum seraya memegangi rambutnya. "Aku hanya ingin mencoba gaya baru. Memangnya aneh ya? Mereka bilang ini cocok untukku."

"Ya, tidak begitu buruk si. Cepat pergi saja sana, mereka pasti menunggumu."

"Baiklah, kau juga harus segera menyusul ok." Jimin mengusap rambutnya perlahan sebelum akhirnya berlari keluar di mana pesta berlangsung.

Dahyun membeku sesaat. Jujur, ia bingung dengan sikap Jimin padanya. Sikap lelaki itu bisa berubah tergantung situasi dan kondisi. Kadang seperti rival yang menyebalkan, pacar toxic atau bahkan seperti teman sekaligus pacar yang lembut seperti tadi. Jimin benar-benar sulit ditebak.

Dahyun menggeleng, mengenyahkan Jimin dari pikirannya, ia harus segera menghilangkan rasa itu. Tak mau bergantung lagi pada Jimin yang bisa meninggalkannya kapan saja. Ia butuh kepastian.

Seakan belum cukup karena kejadian tadi, seseorang tiba-tiba saja masuk ke dalam kamarnya dan mengunci pintunya dari dalam saat Dahyun tengah memperbaiki penampilannya lagi.

"Wah noona, kau cantik sekali."

Baru mendengar suaranya saja, Dahyun sudah menghela napas. Anak ini memang tidak bisa diam, padahal ia sudah menyuruh yang lain untuk tidak memberitahu siapapun terkait kamarnya ini, tapi Jungkook masih bisa saja menemukan keberadaannya.

"Jungkook-ah, berapa kali harus kubilang kalau kau harus menjaga sikapmu di sini? Ada terlalu banyak mata, bagaimana jika pacarku tahu?" Well, walaupun kenyataannya Jimin sudah tahu, tapi bukan berarti Jungkook bisa seenaknya karena orang-orang tetap menganggap kalau Dahyun itu pacarnya Jimin.

"Aku hanya mampir saja, tidak boleh? Lagipula aku malah ingin sekali Jimin hyung tahu karena dengan begitu, hubungan kalian bisa saja berakhir."

Dahyun menghela napas, andai saja semudah itu untuk mengakhiri segalanya. Jungkook berjalan menghampirinya, berdiri di belakangnya yang masih duduk di depan meja rias. Tangannya menyentuh bagian punggungnya yang tak tertutupi apapun itu dengan lembut. "Noona, pakaianmu ini terlalu terbuka. Bagaimana jika noona masuk angin?"

Dahyun berdecih geli. "Aku tidak akan berenang kok, kau tahu sendiri, aku benci berenang. Lagipula ada banyak wanita yang berpakaian lebih terbuka dariku, matamu pasti akan dimanjakan tapi—kau harus menjaga milikmu itu, jangan sampai dia berdiri ditengah-tengah acara." Dahyun tertawa saat membayangkannya.

Jungkook memberengut, telinganya memerah. "Noona! Jangan menggodaku! Lagipula aku tidak peduli dengan yang lain, asal noona tahu ya, si Kookie hanya beraksi saat dekat dengan noona saja."

"Mwo? Kookie?" Dahyun memutar kursinya, membuat mereka kini saling berhadapan. Wanita itu mendongak untuk menatap wajah Jungkook. "Kau menamai milikmu itu ... Kookie?"

Jungkook mengangguk kecil. Malu sekali sebenarnya, mulutnya bicara diluar kehendaknya tapi nasi sudah menjadi bubur. Dahyun pasti akan mengolok-ngoloknya.

"Nama yang menggemaskan." Manik Jungkook langsung melebar begitu mendengarnya sementara Dahyun menatapnya lewat ekor mata, terang-terangan menggodanya dengan senyum miring diwajahnya. "Cocok untuknya yang sensitif sekali tapi berbanding terbalik dengan—ah, lupakan itu, aku bicara apa sih." Dahyun buru-buru menghentikan fantasi liarnya.

Sekarang giliran Jungkook yang tersenyum. Lelaki itu menyentuh bahu mungil Dahyun, menatapnya lewat pantulan cermin dihadapan mereka. "Noona, kau bisa melihatnya sendiri nanti, apakah si Kookie terbangun saat aku bermain dengan wanita lain atau tidak."

Manik Dahyun langsung berubah tajam. "Kau mau bermain dengan wanita lain?"

"Mungkin? Sebenarnya ada banyak yang memperhatikanku."

"Ck, kau sama-sama buaya ternyata. Pergilah, nikmati waktumu dengan mereka, aku tidak peduli."

Alih-alih merasa tersinggung, Jungkook justru tersenyum, ia mensejajarkan wajahnya dengan Dahyun, menyandarkan dagunya di bahu mungil wanita itu. "Aku suka sekali melihat noona yang sedang cemburu. Tenang, aku tidak akan bermain dengan mereka kok, tapi sebagai gantinya, noona jangan menghindariku saat disana nanti. Kita tetap bisa bermain diam-diam di belakang Jimin hyung, seperti waktu itu. Sangat menantang, aku suka."

Lagi-lagi Dahyun dibuat terkejut dengan perkataan Jungkook. Lelaki itu kemudian keluar, menyuruhnya untuk keluar nanti sementara Dahyun  memijat keningnya. Pusing sekali memikirkan dua lelaki itu. Dua-duanya sulit ditebak hanya saja Jungkook mungkin jauh lebih baik dibandingkan Jimin. Lelaki itu masih bisa ia kendalikan walaupun Dahyun juga terkadang malah seperti majikan yang kesulitan mengendalikan peliharannya yang nakal sekali.



[]

Komen yg banyak ya biar nanti malem bisa up lagi 💜

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro