
❛𝐒𝐮𝐠𝐚𝐫 𝐃𝐚𝐝𝐝𝐲❜
Dahyun baru saja selesai meeting saat chat dari Jungkook masuk.
My Koo🥕: noona, kau punya sugar daddy?
Dahyun mengernyit, pertanyaan macam apa itu? Jarinya bergerak untuk mengetikan balasan namun sebuah panggilan masuk, dari Daddy-ayahnya. Dahyun langsung mengangkatnya.
"Hallo, Dad. Ada apa?"
"Siapa bocah tengil yang tinggal di apart?" Ayahnya langsung menyambar dengan pertanyaan, suaranya terdengar kesal. Jelas, dia marah.
Dahyun kaget, "M-mwo? Bocah—oh, daddy pulang?! Sekarang ada di mana?"
"Daddy sedang berdiri di depan pintu apart. Bocah tengil itu tidak membiarkanku masuk. Dia peliharaan barumu? Suruh dia untuk bersikap sopan sedikit pada orangtua!"
"Kenapa daddy tidak bilang padaku dulu kalau akan pulang kesini?"
"Apa Daddy harus izin dulu sebelum pulang ke rumah sendiri?"
"Aisshh, iya, aku akan memberitahunya, dad. Sorry, dia mungkin tidak tahu kalau kau ayahku. Eum ... Dad, tolong jangan terlalu keras padanya ya? Please."
"Aku tidak berjanji."
Dan panggilan pun terputus. Dahyun meringis, ayahnya pasti marah sekali. Dahyun segera menelpon Jungkook sebelum ayahnya itu mengamuk. "Ya, bukakan pintunya," ujarnya to the point.
"Mwo?! Jadi benar kalau dia sugar daddy-nya noona?"
"Yeah, he is my Daddy. Ayahku."
"M-mwo? A-ayah?"
"Eum, cepat buka pintunya sebelum dia semakin marah."
"Tapi—"
"Sebentar lagi aku pulang. Aku bisa mempercayaimu, kan? Lakukan saja apa yang ayahku minta. Ayahku mungkin agak keras tapi dia baik. Ok?" Tidak ada jawaban dari lelaki itu membuat Dahyun panik. "Jungkook, kau mendengarku? Jungkook!"
Tut ... Tut ... Tut ....
Panggilan langsung terputus. Dahyun berdecak seraya menatap layar ponselnya yang menampilkan fotonya bersama Jungkook.
"Dia akan baik-baik saja, kan?"
Mengatur napas sejenak, Jungkook akhirnya mempersilahkan sang calon mertua-ayahnya Dahyun-untuk masuk dengan senyum lebar. "Silahkan masuk, Om. Maaf, aku sempat tidak mengenalimu tadi."
Jujur, Jungkook memang sempat cemburu dan mengira jika lelaki itu adalah sugar daddy nya Dahyun karena ia sempat tidak sengaja melihat selembar foto dibawah bantal Dahyun. Wajah lelaki itu persis dengan wajah lelaki misterius ini, ditambah tulisan sugar daddy dibelakang foto itu membuat Jungkook semakin overthinking. Maka ketika Dahyun mengatakan kalau lelaki itu adalah ayahnya, Jungkook merasa lega sekaligus merasa bersalah karena sempat mengira yang tidak-tidak.
Gongyoo langsung masuk ke dalam tanpa melirik Jungkook, membiarkan lelaki itu membawakan koper dan tasnya yang sengaja ia tinggalkan di luar.
Menanggalkan jaket kulitnya dan mencampakkannya begitu saja di sofa, Gongyoo langsung merebahkan tubuhnya di sofa lain yang cukup panjang. Merilekskan tubuhnya yang penat setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh.
Jungkook meletakan koper dan tas di dekat sofa. Bingung harus melakukan apa, terlebih Gongyoo hanya diam saja, membuatnya berpikir kalau lelaki paruh baya itu mungkin sedang ingin menikmati waktunya sendiri, jadi ia diam-diam melipir ke kamarnya namun suara berat nan tegas itu menginterupsinya.
"Mau pergi kemana?"
Jungkook meringis, malu karena ketahuan akan kabur. "Hehe tidak, aku hanya ingin membawakan minum, siapa tahu om haus," alibinya.
Gongyoo menggerakkan tangannya, gestur supaya Jungkook menghampirinya. "Kemarilah."
Jungkook mendekat, agak takut sebenarnya, apalagi penampilan ayah Dahyun ini terlihat seperti mafia atau lelaki yang tergabung sebuah organisasi gelap. Sungguh, penampilannya sangat jauh dari kata lelaki "baik"—kecuali tampangnya yang terlihat cukup tampan dan awet muda di usianya yang mungkin sudah mencapai kepala empat.
"Duduk dan pijatlah kakiku."
"N-nde?"
"Wae? Kau tidak bisa memijat?"
"Ani, aku hanya—"
"Kalau begitu lakukan." Gongyoo memejamkan matanya, membuat Jungkook mau tak mau memijat kedua kakinya bergantian.
"Siapa namamu?" tanya Gongyoo, masih diposisi yang sama dengan mata memejam.
"Yoon Jungkook."
"Sejak kapan kau tinggal disini?"
"Umm ... Mungkin sejak ... Tiga atau empat bulan yang lalu? Belum terlalu lama."
"Kau menyukai putriku?"
"Nde? Emm ... Ya." Jungkook mengulum senyum, entah kenapa ia jadi salah tingkah. Rasa takut dan gugupnya menguap begitu saja.
"Tapi putriku sudah punya pacar. Seorang pengusaha kaya raya, kau pasti sudah tahu, kan?"
Wajah Jungkook yang semula tersenyum langsung berubah datar. "Ya, aku tahu."
"Lalu kenapa kau masih nekat menyukai putriku dan tinggal di sini?" Gongyoo melirik Jungkook lewat ekor matanya. "Apa kau tidak punya harga diri?"
Perkataan itu begitu menohok. Tanpa sadar Jungkook mengeraskan pijatannya. Rahangnya ikut mengeras. "Ani, aku menyukainya karena noona juga menyukaiku. Om, aku mungkin jauh lebih muda dari putrimu, tapi aku juga tahu, mana yang harus ku perjuangkan dan tidak kuperjuangkan. Itu urusanku, om tidak bisa menilaiku seenaknya."
Gongyoo menarik satu sudut bibirnya tipis. Anak ini rupanya punya nyali juga. "Siapa namamu tadi? Yoon Jungkook?"
Jungkook mengangguk.
"Kau benar-benar menyukai putriku?"
Jungkook mengangguk lagi.
"Sudah pernah bercinta dengannya?"
Telinga Jungkook langsung memerah membuat Gongyoo terkekeh. "Ternyata sudah. Kau atau putriku yang memulainya?"
"Dad, berhenti menginterogasinya." Suara Dahyun terdengar, wanita itu muncul dengan tas kecil di tangannya.
"Noona." Jungkook menatap Dahyun seolah wanita itu adalah penyelamatnya. Ia sudah tersiksa dengan sesi tanya jawab tadi yang seolah tak berujung.
"Jungkook-ah, kau tidak apa-apa, kan? Ayahku tidak melakukan sesuatu yang buruk padamu?" Jungkook menggeleng, pipinya semakin memerah karena ditangkup oleh tangan mungil wanita itu.
"Ya, kau tidak akan menyambut kepulangan ayahmu? Dasar anak tidak tahu diri."
Dahyun kembali menegakkan tubuhnya, lantas berjalan menghampiri ayahnya, langsung menghambur pada pelukannya.
"I hate you, Dad."
"Miss you too, honey."
Jujur, ini pemandangan yang sangat langka bagi Jungkook. Rasanya canggung sekali. Hubungan Dahyun dengan Ayahnya memang tidak seperti ayah dan anak kebanyakan. Mereka lebih terlihat seperti sepasang partner namun Jungkook masih tetap bisa melihat ketulusan diantara keduanya. Mendadak, ia jadi merindukan kedua orangtuanya. Sedang apa ya mereka? Apa mereka juga merindukannya?
"Jungkook-ah! Hey, kau mendengarkanku tidak?"
"Eoh? Ada apa noona?"
"Aku dan ayahku akan makan malam di luar, kau mau ikut?"
"Memangnya boleh?"
"Tidak, aku ingin makan berdua dengan putriku," sambar Gongyoo.
"Dad, jangan buat aku marah." Dahyun kembali beralih pada Jungkook. "Tentu saja boleh, mau ikut tidak?"
Di belakang Dahyun, Gongyoo terus membuat gestur supaya Jungkook menolak ajakannya. Alih-alih menurutinya, Jungkook malah mengangguk seraya tersenyum lebar. "Aku ikut!"
"Dasar bocah sialan," desis Gongyoo sebal. Dahyun langsung menghampiri Jungkook dan mengalungkan lengannya. "Ayo Dad, kita berangkat."
Jungkook dan Dahyun berjalan lebih dulu, sementara Gongyoo mengekor di belakang. Kadang, lelaki itu sengaja mendorong tubuh Jungkook untuk menjauh dan menarik putrinya supaya di sisinya, namun Dahyun memeluk lengan Jungkook erat.
"Dad, berhenti menganggu kami. Sudah kubilang, cari pacar baru sana biar aku punya mommy baru."
"Dasar, kau pikir mencari pasangan hidup semudah menemukan kucing di jalanan?"
Dahyun tertawa. Kembali teringat saat pertama kali bertemu dengan Jungkook. Entah kenapa sindiran itu seolah menggambarkan pertemuannya dengan Jungkook. Mungkin ia adalah wanita paling beruntung karena memungutnya disaat yang tepat.
[]
Dahyun with Daddy
Akhirnya aku balik ngelanjut cerita ini lagi. Sorry kalo gaje + garing XD
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro