Chร o cรกc bแบกn! Vรฌ nhiแปu lรฝ do tแปซ nay Truyen2U chรญnh thแปฉc ฤ‘แป•i tรชn lร  Truyen247.Pro. Mong cรกc bแบกn tiแบฟp tแปฅc แปงng hแป™ truy cแบญp tรชn miแปn mแป›i nร y nhรฉ! Mรฃi yรชu... โ™ฅ

โ›๐’๐ง๐š๐ค๐ž & ๐‹๐š๐๐๐ž๐ซ๐ฌโœ

Akhir-akhir ini, Dahyun merasa bingung dengan perasaannya sendiri. Disatu sisi, ia masih menyimpan rasa pada Jimin walaupun lelaki itu pula yang melukai hatinya dan disisi lain, ia juga masih ragu untuk menaruh rasa pada Jungkook, walaupun lelaki itu telah mencurahkan segalanya untuknya.

Biar bagaimanapun, Jungkook itu masih labil. Sulit untuk diajak serius jadi enaknya main-main saja. Hubungan sesaat, walaupun ia sendiri tidak dapat memastikan bisa tetap bertahan dengan rasa ini sampai kapan atau justru jatuh juga pada permainannya sendiri.

Rasanya seperti tengah bermain ular tangga. Dimana ia dan Jimin dulu membangun tangga bersama-sama untuk mencapai tingkat tertinggi, tapi di satu titik, baik Jimin maupun Dahyun juga tanpa sadar merusak tangga itu, bahkan masing-masing dari mereka berdua bertemu dengan ular yang dapat membuat mereka turun perlahan-lahan hingga sampai ke titik awal lagi.

Dahyun tahu sekali, tangga yang telah rusak, mungkin bisa diperbaiki namun tidak sekuat dulu. Pada akhirnya tambalan demi tambalan itu akan hancur juga. Dahyun hanya ingin mempertahankan tangganya lebih lama lagi atau justru masih belum berani mencari tangga baru untuk ia pijaki. Semuanya terasa rumit sekarang apalagi Jungkook kini mulai masuk pula ke lingkungan pekerjaannya.

Lelaki itu telah resmi diperkenallan sebagai wajah baru bagi brand fashion-nya, De Viels. Jungkook sukses menjadi pusat perhatian semenjak majalah mereka dirilis, ia telah menjadi ikon terbaru Newt City. Bahkan keuntungannya pun sampai meningkat puluhan persen, keuntungan terbesar tahun ini. Mungkin jika kinerjanya terus bagus, Jungkook bisa diangkat menjadi model Brand Ambasador.

Dengan kemeja merah marun berdada rendah yang dibalut jas hitam bermotif, Jungkook terlihat gagah sekali malam ini. Pesta penyambutan kali ini adalah yang terbesar. Ada beberapa model pendatang baru selain Jungkook yang bergabung. Digelar disebuah hotel ternama, semuanya terlihat menikmati pesta ini, bahkan beberapa diantara mereka ada yang sudah mulai berdansa, sisanya lagi memilih untuk bercengkrama selagi menikmati dessert dan minuman yang tersedia.

Harusnya, Dahyun datang kemari bersama Jimin tapi lelaki itu ada urusan lain, katanya akan menyusul tapi sampai sekarang juga belum mengabari.

Dahyun tengah minum bersama beberapa rekannya saat Jungkook memberinya sebuah pesan. Lantas Dahyun mendongak, mencari keberadaannya lewat maniknya. Begitu pandangan mereka bertemu, Jungkook mengendikan kepalanya ke samping, mengisyaratkannya untuk pergi ke balkon.

Dahyun segera beranjak dari duduknya, "Aku ke toilet dulu ya, nanti aku kembali," ujarnya sebelum mengikuti Jungkook yang telah pergi lebih dulu. Entah apa yang akan lelaki itu lakukan, tapi sebelumnya, mereka telah sepakat untuk tidak menunjukan kedekatan mereka saat di sini.

Begitu sampai di balkon, Dahyun mengedarkan pandangannya. Jungkook tidak ada di sini. Baru saja dia akan kembali, seseorang telah menarik tangannya, membawanya ke sebuah ruangan lalu mengunci pintunya dari dalam.

"Ya, neo micheosseoh? Kenapa membawaku kemari? Katanya di balkon?" Dahyun duduk di salah satu sofa. Ruangan ini adalah tempat bersantai, besarnya sama dengan setengah kamar biasa dengan balkon kecil yang cantik.

"Disini lebih aman, di balkon tadi terlalu terbuka. Orang-orang tetap bisa melihat kita," ujar Jungkook santai.

"Memangnya apa yang ingin kau lakukan? Apa pestanya kurang menyenangkan?"

"Ya, tidak seru karena aku tidak bisa dekat-dekat dengan noona," ujar Jungkook jengkel. "Noona, kenapa kita tidak bisa bersikap seperti biasa? Bukankah itu lebih nyaman?"

"Dan membiarkan orang lain tahu soal kedekatan kita? Yoon Jungkook. Ini bukan dunia dimana kau bisa bersikap seenakmu. Kau lupa? Aku sudah punya pacar, dan semua orang disini tahu siapa dia."

"Siapa? Sampai sekarang aku belum tahu, tuh? Apa dia tampan?" tanyanya gamblang. Terlalu percaya diri.

Dahyun mengangguk. "Tentu saja, seleraku sangat tinggi."

"Lebih tampan dariku?"

"Ya, sedikit. Pacarku lebih seksi."

"Menyebalkan! Noona sengaja membuatku cemburu, ya?"

"Aku? Ya, aku hanya berkata jujur."

"Tapi aku tidak suka." Jungkook mendekat, posisi duduk mereka jadi dekat sekali, nyaris tak berjarak. "Noona, tak bisakah kau hanya fokus padaku saat kita sedang bersama?"

Dahyun terdiam, perkataan Jungkook barusan lebih terdengar seperti perintah dibandingkan permintaan. Seolah lelaki itu benar-benar ingin menjadikanya miliknya selagi sedang berdua seperti ini. Rasanya aneh sekali, apalagi melihat penampilan Jungkook yang jauh berbeda dari biasanya. Kemeja dalamnya berbentuk V yang agak mengekspos dadanya, mungkin perasaannya saja, tubuh Jungkook jadi terlihat jauh lebih besar.

"Noona, kau tahu? Beberapa model pria yang bersamaku tadi sempat membicarakanmu tadi." Jungkook menyentuh tangannya, mengusap permukannya lembut. "Katanya, noona cantik sekali, seksi. Aku benci mendengar mereka memuji-muji bagian tubuh wanita seperti itu. Terutama pada noona. Rasanya aku ingin mencokel mata mereka satu persatu."

Dahyun tersenyum tipis. "Buat apa membuang waktu untuk meladeni mereka? Biarkan saja. Mereka punya mulut, bebas beropini apapun. Lagipula, mereka juga tidak bisa menyentuhku."

"Tapi noona, ucapan mereka memang benar. Noona terlalu ... Menggoda. Cantik sekali sampai rasanya aku ingin mengurung noona disini hanya untukku."

Dahyun tertawa mendengarnya. "Itu sebabnya kau mengajakku kemari?"

Jungkook mengangguk. Tangannya terjulur ke belakang leher Dahyun lantas melepas ikat rambutnya membuat rambut hitam wanita itu terurai hingga punggung.

"Noona ... Apa aku boleh menciummu?"

Manik Dahyun melebar sementara tangan Jungkook telah menyentuh tengkuk lehernya, terang-terangan menggodanya. Lantas ketika Dahyun mengangguk, Jungkook langsung menyatukan kedua belah bibir mereka. Menciumnya lembut tapi intens. Terlalu manis, hingga Jungkook tidak rela untuk menghentikannya.

Menghentikan ciumannya sesaat, Jungkook berbisik lirih dipermukaan bibirnya. "Noona, apa kita bisa menyewa salah satu kamar di sini? Untuk malam ini."

[]

Epilog

Dengan sebuket bunga mawar ditangannya, Jimin datang ke pesta penyambutan ini. Memakai kemeja berwarna hitam dengan pita panjang yang dililitkan di lehernya. Jimin disambut dengan hangat, walaupun wanita yang ia cari tidak ada di sini.

"Dimana Dahyun?" tanyanya pada Yoona.

"Dia pergi ke toilet tapi sampai sekarang belum kembali. Perlu ku panggilkan, Tuan?"

Jimin menggeleng. "Tidak perlu, aku akan mencarinya sendiri."

[]

Mereka pake ini

Kira-kira, mereka bakal ketemu gk ya di next chap?

Bแบกn ฤ‘ang ฤ‘แปc truyแป‡n trรชn: Truyen247.Pro