
❛𝐏𝐡𝐨𝐭𝐨𝐬𝐡𝐨𝐨𝐭❜
Jimin mengajaknya kencan tapi Dahyun tidak mau. Tidak untuk hari ini, ia ingin menenangkan dirinya dulu, tidak mau membuat dirinya lemah hanya karena terjebak dalam pesonanya.
Jimin bisa meninggalkannya kapan saja ia mau. Lelaki itu terlalu pandai dan Dahyun masih terlalu lemah untuk tidak terlena.
Di akhir pekan seperti ini, ia lebih suka memanjakan dirinya. Pergi spa, kemudian ke salon dan membeli beberapa pakaian dan tas keluaran terbaru. Memang, bersantai dan menikmati hidupnya seperti ini adalah yang terbaik.
Dahyun tengah berjemur ketika ponselnya terus berdering berulang kali. Berdecak, wanita itu menaikan kacamatanya, lantas melirik ponselnya. Ada panggilan dari peliharaannya: Yoon Jungkook.
"Hah ... Kapan aku bisa hidup tenang?" Dahyun mengambil ponselnya, berniat mematikan daya tapi ia malah berubah pikiran dan mengangkat panggilannya.
"Eoh? Ada apa?"
"Noona gawat! Aku terlambat!"
Dahyun berdecak, "Jungkook, kalau bicara itu yang jelas. Terlambat untuk apa?"
"Kerja! Aku ada pemotretan hari ini tapi aku ketinggalan bus."
"Yasudah naik taksi saja."
"Tidak ada yang lewat. Semuanya penuh."
"Pakai mobilku saja. Kuncinya ada di rak."
"Mana bisa? Aku ini anak baik-baik, mana bisa selancang itu pakai mobil orang lain."
Sabar, Im Dahyun. "Itu tidak lancang, Jungkook. Aku sudah memberimu izin."
"Sama saja, aku tidak enak kalau memakainya tidak bersama dengan noona."
"Jadi, apa yang kau ingin kan?"
"Noona ... Bisa mengantarku, tidak? Kalau mau lihat pemotretannya juga boleh, jadi aku akan bersiap-siap dulu."
"Bersiap-siap untuk apa?"
"Menyiapkan mental. Aku pasti gugup sekali kalau dilihat noona."
Dahyun tertawa. Memang kalau berbicara dengan Jungkook itu selain melatih kesabarannya, juga sangat menghibur. Ada-ada saja perkataannya itu. Polos tapi nakal.
"Baiklah, katakan. Sekarang kau ada di mana? Aku akan ke sana."
"Sungguh?! YEAH! Noona yang terbaik! Aku masih di apartemen, kalau noona sudah sampai, kabari ya, nanti aku ke bawah."
"Mwo? Masih di apartemen?! Ya! Kupikir kau sudah menunggu diba—YA!!!"
Jungkook langsung mematikan panggilannya sebelum Dahyun meledak. Gila saja, tadi Jungkook bilang ketinggalan bus dan tidak ada taksi yang lewat padahal dia masih ada di apartemen? Cih, bocah tengil ini rupanya membohonginya.
Dahyun langsung mengambil mantelnya, menutupi tubuhnya sampai lutut seraya mengambil topi dan masker.
"Awas saja, aku akan memenggal kepalanya kalau dia juga bohong soal pemotretan hari ini."
Semua orang di sini terlihat sibuk. Dahyun mengenakan topinya, maskernya telah terpasang ditambah kacamata hitam di matanya. Mungkin orang yang melihatnya akan mengira kalau dia adalah artis.
Jungkook mendekat, dia sepertinya baru selesai dirias. Jujur, Dahyun agak pangling melihatnya. Jungkook jadi lebih tampan dan segar, imagenya langsung berbeda walaupun hanya ditambah sapuan kuas make up di wajahnya dan sedikit sentuhan di rambutnya.
"Noona, kau bisa menunggu di sini. Apa aku perlu bawakan kursi?" tanyanya perhatian. Dahyun menggeleng.
"Tidak usah. Pemotretannya sudah akan di mulai?"
"Iya, sebentar lagi. Duh, bagaimana ini? Aku gugup sekali." Jungkook terlihat kepayahan sampai mengatur napasnya berulang kali karena jantungnya terus berdetak sangat cepat.
"Ini bukan kali pertama, kan? Jadi santai saja, anggap aku tidak ada."
"Bagaimana bisa? Bahkan dari jarak jauh pun, aku hanya bisa melihat noona." Saat sedang gugup pun masih bisa saja menggodanya.
"Ah ya, apa noona tidak merasa gerah? Noona bisa buka topi, kacamata, masker dan mantelnya. Noona terlihat terlalu mencolok memakai itu."
"Jinjja?"
"Eum! Lagipula orang-orang disini mungkin tidak akan mengenal noona karena kebanyakan datang dari kota lain, hanya kebetulan saja pemotretannya di sini."
Dahyun melirik sekitar, lantas membuka masker dan kacamatanya. "Baiklah, aku percaya padamu. Awas saja kalau kau bohong."
"Tidak, aku ini anak baik, noona."
"Iya deh iya, terserah."
"Yoon Jungkook! Sekarang giliranmu!" Panggilan itu seolah menjadi sinyal kalau lelaki itu harus segera bekerja.
Jungkook memegang kedua bahunya hingga membuat Dahyun mendongak ke arahnya. "Noona, aku kerja dulu ya!"
Lelaki itu segera berlari menuju set fotonya. Mulai berpose sesuai konsep dan arahan sang photograper setelah rambutnya ditata ulang.
Dari sini, Dahyun bisa melihat semuanya. Ia bahkan menyadari saat Jungkook sesekali melirik ke arahnya ketika berganti gaya. Dasar, tingkahnya seperti menunjukan kalau saat ini, dia lah bintangnya. Percaya diri sekali. Jungkook terlihat sangat bersinar dihadapan flash kamera.
"Ya, dunia ini sangat cocok untukmu, Yoon Jungkook."
[]
Triple update gk tu, ini yg baca doang, gk komen apalagi yg cuma siders masih kuat gk ninggalin jejak samsek? *Ups
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro