Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

❛𝐍𝐞𝐭𝐟𝐥𝐢𝐱 & 𝐂𝐡𝐢𝐥𝐥❜

Warning: mature content 🔞

Jungkook benar-benar bingung.

Selama ini, ia merasa telah terang-terangan menunjukan ketertarikannya pada Dahyun. Walaupun rasanya memalukan sekali sampai membuatnya merasa tersiksa setiap kali memikirkannya, ia tetap saja melakukannya. Tapi ia merasa, semua itu belum cukup untuk menarik perhatian Dahyun. Wanita itu terlalu santai dan bahkan sama sekali tidak terpengaruh oleh godaannya.

Terlalu pandai dan dominan.

Bahkan sepertinya kalau Jungkook minta cium juga Dahyun akan melakukannya. Waktu itu ketika ia bertanya boleh memeluknya atau tidak, Dahyun langsung merentangkan tangannya, menyuruhnya untuk melakukan apa yang ia inginkan tapi Jungkook tidak memeluknya. Bukan karena tidak mau atau tidak berani, tapi ... entahlah, Jungkook merasa kalau seharusnya tidak berjalan semudah itu.

Tidak ada perasaan di dalamnya, seolah Dahyun tidak menganggapnya seorang lelaki, melainkan peliharaan.

Makanya, Jungkook mencoba menceritakan kisahnya ini di salah satu forum anonim yang belakangan sering digunakan anak muda untuk berkeluh kesah atau sekedar meminta saran secara objektif.

"Aku menyukai seseorang. Dia wanita yang lebih tua 5 tahun dariku. Dia cantik, tidak, dia sangat cantik, kaya, independen. Wanita menarik yang telah memiliki segalanya. Karena suatu hal, aku tinggal di apartemennya. Aku sudah mencoba mendekatinya, tapi dia tetap bersikap biasa saja, padahal aku ini cukup tampan. Dia sepertinya menganggapku hanya main-main saja, padahal aku serius. Aku harus bagaimana lagi ya untuk menunjukan perasaanku padanya? Tolong bantu aku T _ T."

Tidak sampai 5 menit, puluhan balasan telah masuk begitu ia mempublish postingannya tadi.

|Mvxxx: Coba bersikap dewasa, buat dia bergantung padamu

|Dsxxxx: Beri dia perhatian kecil. Kalau dia orang sibuk, kau bisa menarik perhatiannya dengan menyiapkan makanan atau minuman buatanmu. Tapi, pastikan dulu rasanya enak tidak, sudah sesuai dengan seleranya atau tidak. Karena bisa saja ini jadi boomerang untukmu. Good luck!

|Gtxx: Seharusnya ini mudah kalau kau benar-benar tampan, kecuali kalau kau memang bukan tipenya atau mungkin ... Dia sudah punya pacar

|Rqxxx: Ini cara termudah, kau bisa mengajaknya menonton, netflix and chill ㅋㅋㅋ kalau dia mau, berarti dia memang tertarik padamu

"Netflix and chill?" Jungkook tersenyum simpul, tidak buruk. Lelaki itu mulai menghubungi Dahyun dan ketika wanita itu mengiyakan ajakannya, ia langsung mengepalkan tangannya ke udara seraya memekik heboh.

"YES! Sudah kuduga, noona pasti tertarik denganku. Astaga, calm down Kookie, kau tidak boleh terlihat lemah kali ini. Aku harus dominan," ujarnya menyemangati dirinya sendiri sebelum mulai memesan beberapa makanan dan minuman sembari menyiapkan tempat yang nyaman untuk mereka berdua malam ini.

Jantungnya berdebar kencang sekali. Padahal mereka ini hanya akan menonton sambil bercengkrama—Ya, itu yang Jungkook pikirkan. Benar-benar polos.

Pukul 10 malam, Dahyun sampai di apartemen. Wanita itu langsung masuk saja tanpa mengabari Jungkook. Semua ruangan gelap, hanya ada sedikit penerangan dari lampu-lampu kecil yang di tata sedemikiran rupa dengan lilin aroma terapi di atas meja.

"Wah ... Dia benar-benar menyiapkannya sampai seperti ini." Dahyun takjub, jelas. Ini agak romantis, mengingat ia dan Jimin juga dulu pernah seperti ini saat awal-awal menjalin hubungan.

"Eoh noona, kenapa tidak mengabariku dulu?" Jungkook datang dengan membawa sekotak piza, meletakkannya di atas meja bergabung dengan cemilan yang lain.

"Aku lupa." Dahyun meletakan paper bag di sisi meja. "Aku bawakan wine. Kau ... bisa minum, kan?"

"Tentu saja!" Jungkook langsung mengeluarkan botol wine itu, lantas meletakannya di atas meja. "Aku pernah minum bersama temanku sebelum pindah ke sini."

"Syukurlah, tapi kandungan alkoholnya itu cukup kuat, jadi jangan memaksakan diri minum banyak. Sedikit saja, aku ingin kita melakukannya dengan keadaan sadar, bukan karena mabuk," ujar Dahyun santai sembari melepas coatnya. Membuat tubuhnya yang hanya terbalut gaun tidur berbahan satin dengan lingerie di dalamnya terlihat.

"M-mwo?" Jungkook melongo, ia sampai melotot saat melihat penampilan Dahyun saat ini. Walaupun pencahayaannya kurang, ia masih dapat melihat tubuh Dahyun itu dengan jelas, kulitnya yang putih membuatnya terlihat glow in the dark.

Dahyun menyadari tatapan itu, ia lantas mendudukan dirinya di sofa, tepat di samping Jungkook yang masih duduk di lantai beralaskan karpet bulu.

"Bukankah kau yang mengajakku? Netflix and Chill. Jangan bilang kalau kau tidak tau itu artinya apa?"

"Artinya menonton, kan? Kita menonton sambil bersantai, makan dan minum," balas Jungkook seadanya. Entah kemana pikirannya sekarang, tangannya ia letakan diantara kedua pahanya.

Dahyun tertawa hambar. Astaga, rupanya Jungkook tidak sedewasa yang ia pikirkan. Memang, apa yang ia harapkan sih dari seorang lelaki yang baru saja legal beberapa minggu yang lalu? Pasti pengalamannya sedikit sekali, atau bahkan belum pernah melakukannya.

"Coba kau cari tahu sendiri lewat ponselmu. Kau mungkin akan paham maksudku."

Jungkook mengambil ponselnya, lantas mencari tahu arti dari Netflix and Chill itu. Begitu dapat, maniknya langsung melebar, menelan salivanya payah, telinganya merah sekali. Astaga, apa ini? Ini ajakan untuk ... Seks?!

"Kau sungguh baru tahu? Wah ... Gagal deh main denganmu malam ini, padahal aku sudah bersiap sampai mengenakan semua ini." Dahyun terdengar kecewa membuat Jungkook langsung menggeleng.

"Aniya, aku hanya kaget saja. K-kita bisa main malam ini kok ... kalau noona memang menginginkannya." Jungkook memalingkan wajahnya. Jujur, dia masih syok. Walaupun ia sering menjadikan Dahyun sebagai objek fantasinya, tapi ia belum pernah membayangkan kalau semua itu akan menjadi kenyataan di waktu secepat ini. Ia benar-benar berpikir kalau malam ini, mereka akan menonton saja berdua.

Dahyun tersenyum, ia menepuk sisi sofa sebelah kirinya. "Kemarilah, duduk di sini. Kau sudah menyiapkan filmnya, kan?"

"Iya, aku menyiapkan film horor." Jungkook langsung memutar filmnya.

Dahyun melotot. "What? Horror?!"

"Iya, memangnya kenapa? Malah tadinya aku akan menyiapkan film thriller dan action."

"Jungkook, kau serius? Kau akan menonton film seperti itu dengan perempuan?"

Jungkook mengangguk polos. Ia mengulum bibirnya gugup. "Aku sebelumnya juga mencari tahu, katanya lebih bagus nonton film horor karena saat takut ... Noona mungkin akan memelukku," cicitnya malu.

Astaga, gemas sekali. "Kau begitu ingin memelukku, ya? Tapi kenapa waktu itu saat aku mengizinkanmu untuk memelukku, bahkan aku sudah merentangkan kedua tanganku, kau malah tidak mau?"

"Ah itu karena ... "

"Apa? Belum siap?"

"Mungkin, tapi bukan karena itu." Jungkook mendongak, menatap Dahyun. "Noona, tolong jawab dengan jujur ya. Apa noona ... pernah berdebar saat sedang bersamaku?"

Dahyun terdiam. Ia tidak pernah berpikir kalau Jungkook akan bertanya demikian padanya. "Sepertinya ... Belum. Wae? Kau mencintaiku?"

"Eoh."

Jungkook berdiri lantas mendudukkan dirinya di samping Dahyun. Terlalu dekat sampai sisi tubuh mereka saling bersinggungan. Menatap layar televisi yang sudah menayangkan film itu sementara Dahyun masih terus memandang ke arahnya.

"Noona, filmnya sudah dimulai," ujar Jungkook tanpa menoleh.

"Jungkook-ah, kau serius ingin menonton film ini?"

"Iya, ratingnya bagus."

"Tapi aku sudah pernah menontonnya. Di scene awal, akan ada adegan—"

Terlambat, suara desahan mulai terdengar dari film itu. Jungkook menegang, maniknya melotot melihat pemandangan dari layar televisi itu.

"Noona ... Apa ini?"

"Kau masih bertanya? Kau sih tidak mendengarkanku. Sekarang sudah terlanjur, santai saja, lagipula ini bukan kali pertamamu, kan? Kau pasti sudah pernah nonton blue film yang lebih parah dari ini."

"Iyasi tapi—arrgghh, noona ... Tolong hentikan filmnya." Jungkook berucap susah payah.

Dahyun menggeleng santai. "Ini hanya sebentar. Nanti juga selesai."

Jungkook berdecak. Ia meraih remot untuk mematikan film itu hingga layarnya menjadi berwarna hitam. Napasnya memburu saat ia menjatuhkan dirinya pada sofa. Terlihat tersiksa sekali, apalagi ketika lampu mulai menyala, semuanya tampak semakin jelas.

Penampilan Dahyun yang sangat terbuka hingga belahan payudaranya terlihat. Jungkook memejamkan matanya. Ia mungkin bisa menahan untuk tidak melihat tapi sesuatu diarea selatannya mulai menegak. Si Kookie berdiri.

Dahyun menyadarinya, tersenyum simpul, ia malah mendekat lantas berbisik ditelinga Jungkook yang memerah bukan main.

"Perlu bantuan untuk mengeluarkannya?"




[]

Enak gk tu digantung wkwk

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro