
❛𝐌𝐚𝐝❜
Akhir-akhir ini, Dahyun merasa aneh dengan dirinya sendiri. Jujur, ia semakin nyaman berada di dekat Jungkook, tapi disisi lain, ia juga takut karena Jimin sampai sekarang tidak melakukan apapun.
Ini aneh, bukan Jimin sekali.
Padahal, Dahyun dulu juga sempat dekat dengan lelaki lain. Namanya Doyoung, salah satu fotographer terkenal di perusahaannya tapi kini dia sudah dipindah tugaskan ke kota lain. Waktu itu, saat Jimin tahu, lelaki itu tidak segan menegurnya, bahkan sampai melakukan pengawalan ketat supaya Dahyun tidak dekat-dekat dengan lelaki itu. Jimin juga lebih memperhatikannya, bersikap seperti pacar yang posesif tapi perhatian dan jujur, itu membuat Dahyun merasa sangat dicintai terlepas dari status mereka yang sesungguhnya.
Namun kali ini, Jimin benar-benar membiarkannya. Seolah sudah tidak peduli. Entah Dahyun harus merasa senang atau sedih.
Hari ini, ada jadwal pemotretan lagi. Kali ini pemotretan berpasangan, lawan jenis, pria dan wanita. Sebenarnya, itu bukan tanggung jawabnya tapi begitu melihat siapa yang akan menjadi modelnya, Dahyun langsung turun tangan.
"Kenapa modelnya diganti? Bukankah sebelumnya, modelnya adalah Jaehyun dan Yerin? Kenapa jadi Jungkook dan Yeri?"
Yooa mengendikan bahunya santai. "Choi daepyonim yang meminta dan ya, kami tidak punya pilihan lain selain menurutinya, apalagi Jungkook saat ini memang tengah naik daun."
"Mwo? Sejak kapan dia mau ikut campur soal ini?"
"Mwola, lagipula mereka juga tidak keberatan. Mereka langsung setuju, geunde ... " Yooa menatapnya curiga. "Memangnya daepyeonim tidak memberitahumu? Apa jangan-jangan kalian—"
"Aniya, itu tidak seperti yang kau pikirkan. Akhir-akhir ini aku hanya sedikit kurang fokus saja karena sering lembur, sepertinya aku butuh liburan."
"Ya, kau sudah terlalu banyak lembur padahal pacarmu sudah sangat kaya, bukankah seharusnya kalian hanya tinggal menikmati hasil kerja keras kalian?"
Dahyun tersenyum saja. Ya, dia juga inginnya seperti itu tapi sekarang keadaannya sudah sangat rumit. Salah langkah sedikit, bisa saja kekayaan yang selama ini ia pupuk justru malah lenyap tanpa bekas. Nasib seseorang tidak pernah ada yang tahu.
Pemotretan telah dimulai sejak sepuluh menit yang lalu. Sejak itu pula, pandangan Dahyun tidak lepas dari Jungkook yang melakukan berbagai pose bahkan skinship yang cukup intim dengan Yeri.
Batinnya terus mendumal sementara tatapannya fokus memperhatikan. Seolah menguliti tiap gerak geriknya, membuat Jungkook beberapa kali kehilangan fokusnya juga walaupun Yeri selalu memiliki cara untuk mengalihkan perhatiannya lagi dari Dahyun. Entah dengan menyentuh tangannya atau justru mendekatkan tubuhnya pada lelaki itu.
Dahyun meregangkan lehernya yang terasa pegal, rahangnya mengeras. Hawanya terasa panas padahal AC disini menyala. Menghembuskan napas kasar, Dahyun juga bingung, ada apa dengan dirinya. Kenapa ia seolah tak rela melihat tubuh Jungkook disentuh-sentuh oleh wanita lain. Rasanya seperti melihat kucing peliharaan kesayangan yang disayang-sayang oleh orang lain tepat didepan matanya, tapi ia tidak bisa mengelak karena ini memang pekerjaannya. Ia harus memastikan pemotretan kali ini lancar supaya mereka berdua tidak perlu take ulang.
Mungkinkah ini memang rencananya Jimin supaya Jungkook dekat dengan wanita lain? Menyebalkan.
Bahkan saat pemotretan berakhir, ia pikir Jungkook akan menghampirinya tapi yang terjadi malah lelaki itu mengobrol dengan Yeri. Mereka terlihat sangat akrab, seolah memang sudah berteman, bukan bertemu pertama kali. Tersenyum lebar sembari menatap Yeri hangat, Jungkook benar-benar bersikap baik pada siapapun.
Dahyun langsung pergi saja dari sana setelah semuanya beres. Rasanya Dahyun ingin marah. Tapi kenapa? Jungkook hanya sedang bekerja, sama halnya dengannya. Ya, hanya bekerja, kenapa Dahyun merasa kesal?
"Noona! Tunggu!"
Dahyun terus berjalan saja, mengabaikan teriakan Jungkook yang terus memanggilnya dari belakang. Jungkook menyentuh bahunya, membuat Dahyun berhenti berjalan. Napas lelaki itu memburu karena berlari sementara Dahyun menatapnya dingin.
"Mau apa? Aku sibuk."
"Ah, ani, aku hanya ingin menyapa. Oh ya, noona sudah makan siang?"
Dahyun menggeleng. "Belum."
"Kalau begitu, ayo kita makan siang bersama."
"Ya, ini lingkungan kerja. Mereka akan curiga kalau kita makan berdua."
"Eoh? Tidak berdua kok, aku sudah mengajak teman lain."
"Teman?"
"Iya." Jungkook langsung memanggil wanita yang berada tak jauh dibelakang Dahyun. "Eoh Yeri-ya! Kemarilah!"
Dahyun menoleh ke belakang, mendapati Yeri yang berjalan menghampiri mereka berdua.
Yeri membungkuk sekilas pada Dahyun. "Annyeonghaseyo, eonni."
Dahyun hanya menatapnya saja, rasa kesalnya semakin menjadi saja. Jungkook bodoh atau memang sengaja membuatnya kesal.
"Kalian ... Sudah saling mengenal?"
"Ya, Yeri itu temanku saat di sekolah." Jungkook menjawabnya tanpa beban sementara Yeri tersenyum lebar mengiyakan.
"Kami cukup dekat dulu, rasanya menyenangkan bisa bertemu lagi dan menjadi partner pemotretan," tambah Yeri seolah ingin menunjukan betapa dekatnya ia dengan Jungkook.
"Aah geure?"
*Benarkah?
"Ya ... Begitulah. Ayo noona, kita lanjutkan obrolannya sembari makan saja. Jangan di sini."
Dahyun menggeleng. "Kalian saja yang pergi, aku masih ada urusan."
Wanita itu langsung pergi dari sana meninggalkan Jungkook dan Yeri yang masih berdiri di tempatnya. Jungkook hendak menyusul, tapi Yeri langsung menahan tangannya.
"Biarkan saja, Dahyun eonni memang seperti itu. Ayo, kita pergi."
Yeri mengalungkan lengannya di lengan Jungkook. Sementara lelaki itu berulang kali menoleh ke belakang sampai Dahyun menghilang dari pandangan. Dahyun kenapa? Sepertinya ada yang aneh.
[]
Sedang mengalami naik turun mood buat nulis. So, kalo kalian ngerasa ada yang aneh atau kurang ngefeel, harap maklum ya. Boleh juga kalo mau kasih krisar, akan aku terima dengan senang hati 💜
Btw ini ekspresi Dahyun pas liat pemotretan mereka, kurang lebih kayak gini
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro