Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

❛𝐅𝐞𝐯𝐞𝐫❜

Hujan telah mereda sejak tadi. Menghantarkan malam yang hangat dengan riuh ombak yang tenang. Pemandangan malam kali ini berbeda dengan malam sebelumnya. Malam ini lebih redup, purnama seolah mendekat, mendekap mereka dalam balutan malam sehabis badai yang menyejukan.

Keduanya duduk menghadap hamparan ombak. Memeluk lutut dengan jaket besar yang disampirkan di bahu masing-masing. Hanya ada mereka di sini, orang-orang seolah memberi mereka ruang untuk melewati malam yang indah ini. Hanya berdua.

"Saat sekolah menengah atas, aku pernah di buli. Mereka mulanya hanya mengejekku karena tidak punya ibu, bahkan mengataiku sebagai pembunuh karena ibuku meninggal tak lama setelah melahirkanku. Bisa dibilang, aku adalah penyebab kematiannya tapi ayahku selalu menyangkalnya walaupun aku juga tahu, kalau dia sangat kehilangan ibuku."

Dahyun menarik napas sejenak kemudian mengulum bibirnya menahan sesak. Sulit rasanya untuk terbuka, tapi mau sampai kapan ia menyimpan ini seorang diri?

Jungkook menoleh padanya, mengeratkan genggaman tangan mereka, memberinya kekuatan. "Noona, kau bisa memberitahuku nanti. Sedikit demi sedikit saja, hm?"

Dahyun menggeleng samar. Setelah kembali tenang, ia melanjutkan. "Dan kau tahu, Shijin, sektarisnya Jimin adalah salah satu wanita yang ikut membuliku dulu. Aku baru berterus terang soal ini pada Jimin tadi. Ia mungkin merasa bersalah karena tidak mendengarkan ucapanku untuk memecatnya sejak lama tapi aku sudah terlanjur kecewa padanya. Dia berubah, selalu bersikap seenaknya tanpa mengerti perasaanku."

"Dan kau tahu apa yang lucu? Saat bertemu dengan Jimin tadi, aku sama sekali tidak merasa senang karena dia masih mengingatku hingga mencariku sampai sini. Aku justru merasa marah dan tidak ingin melihat wajahnya. Dan ketika hujan turun, aku langsung teringat padamu. Kupikir, itu hanya karena rasa bersalahku yang meninggalkanmu di sini sendirian tapi suaramu terngiang dalam benakku, wajahmu, tawamu, senyummu, bahkan sorot polos dimatamu, tiba-tiba aku merindukannya." Dahyun tersenyum kecil, jantungnya berdebar. "Dan saat aku melihatmu masih ada di sini, menungguku ditengah hujan, pertahananku runtuh. Entah apa yang kurasakan saat itu, semuanya campur aduk hingga akhirnya aku mengatakannya, bahwa aku mencintaimu ... Ahh memalukan! Aku tidak percaya bisa melakukannya ditengah hujan seperti tadi." Dahyun menutup wajahnya yang memerah dengan kedua tangan.

Jangan ditanya bagaimana perasaan Jungkook sekarang. Lelaki itu masih tidak percaya. Jelas, dia senang, sangat senang malah. Dan mendengar penuturan Dahyun barusan semakin membuatnya melayang, jantungnya berdetak hebat, seolah dipompa hingga membuatnya begitu bersemangat ingin memeluknya. Pusing sekali padahal mereka sudah mengganti baju juga dengan baju yang hangat.

"Noona, kau harus berhenti bicara jika tidak mau aku cium lagi."

Dahyun refleks memukul bahunya cukup kuat, pipinya memerah. "Ya, jangan karena aku sudah menyukaimu, kau bisa seenaknya menggodaku ya."

Jungkook berdecak. "Kalau begitu, noona jangan memujiku. Tidak tahu apa jantungku terus berdisko sejak tadi? Kan aku juga jadi tersiksa."

"Iya iya tidak akan. Kau ini sangat—hatchi! Ah, hidungku tersumbat. Sepertinya kita terlalu lama bermain hujan tadi." Dahyun menggosok hidungnya yang memerah.

Jungkook menoleh, tangannya memegang kening Dahyun, mengukur suhunya sembari menyamakannya dengan keningnya. "Panas. Noona, sepertinya kita demam."

"Eoh?" Dahyun ikut memegang keningnya, lalu beralih ke kening Jungkook. Wajah Jungkook bahkan sudah pucat sekali. "Ah kau benar, kenapa aku tidak menyadarinya ya."

Jungkook tersenyum lemah. Ternyata ia pusing sungguhan, bukan hanya pusing karena perubahan sikap Dahyun padanya. Memegang jaket Dahyun supaya dipakai dengan benar, Jungkook bahkan menguncungkan tudungnya, kemudian menangkup wajah mungilnya. "Ayo kita pulang, noona."

"Makanannya bagaimana? Kau simpan dimana?"

"Aman, aku sudah menyimpannya di penginapan sebelum datang kesini lagi untuk menunggu noona."

Dahyun terharu. Ia lantas membantu Jungkook mengenakan jaketnya kemudian keduanya mulai berjalan bersisian meninggalkan pantai. Saling mengaitkan jemari sama erat, keduanya membeli obat di apotek terdekat sebelum pulang ke penginapan.

Malam pertama setelah pengakuan. Akankah sama seperti malam biasanya? Jelas tidak. Dahyun bahkan tidak yakin dia bisa tidur nyenyak malam ini.


[]
Epilog

Dengan kompresan dimasing-masing kening mereka, keduanya menatap langit-langit kamar dengan gugup. Bahkan dua buah guling sudah menjadi pembatas diantara keduanya.

Bukankah ini aneh? Disaat Dahyun belum menyadari perasaannya pada Jungkook, wanita itu santai sekali hingga pernah melakukan seks dengan Jungkook. Tapi sekarang? Jangankan pelukan, ia bahkan membangun pembatas dan meminta selimut tambahan supaya tidak satu selimut dengan Jungkook.

"Noona, kita kan sama-sama sakit, kenapa harus jaga jarak seperti ini?"

"Tidur, Jungkook. Aku ingin kita hanya beristirahat untuk malam ini."

Jungkook mencebik kesal, "Duh noona, ini malah membuatku tidak bisa istirahat. Lagipula tubuhku sangat lemas sekarang, aku tidak akan melakukan yang macam-macam kok. Hanya cuddle, tidak boleh?"

Dahyun menggigit bibirnya, menimang sesaat. "Benar hanya cuddle? Kau tidak akan minta lebih?"

"Tidak, noona. Kau lihat? Bahkan untuk bangkit pun rasanya sulit sekali, tubuhku sangat lemas."

Dahyun menoleh, melihat keadaan Jungkook yang sepertinya lebih parah darinya. Pada akhirnya, ia menyingkirkan guling yang menjadi pemisah mereka, lalu merentangkan kedua tangannya. "Kemarilah sebelum aku berubah pikiran."

Jungkook tersenyum lemah dengan manik setengah memejam. Ia lantas menyambut pelukan Dahyun, menjadikan satu lengannya untuk dijadikan bantal wanita itu sementara kedua tangan Dahyun sudah memeluk tubuhnya erat. Hangat. Ini jelas jauh lebih baik daripada tadi.

Keduanya langsung memejamkan mata. Rasa lelah bercampur lemas karena demam ini membuat keduanya tidak memikirkan hal lain selain tidur. Jungkook mengecup pucuk rambut Dahyun yang wangi. "Jaljayo, noona."

"Hmm ... Neodu jalja~"

*Good night

[]

Semoga malem ini kalian bisa tidur nyenyak ya kayak mereka💜

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro