❛𝐃𝐨𝐧'𝐭 𝐏𝐥𝐚𝐲❜
Malam ini, Dahyun tidak pulang kemari.
Ini bukan kali pertama, Jungkook ditinggal sendiri di apartemen ini. Memang hanya beberapa kali dalam seminggu Dahyun ada di sini. Tapi kali ini, rasanya berbeda. Setelah ia mengetahui semuanya, rasanya menyesakkan ketika melihat ranjang yang biasanya ditiduri Dahyun itu kini tampak kosong.
Menghela napas, Jungkook melepaskan jasnya, lalu menjatuhkan tubuhnya ke atas ranjang itu. Menatap langit-langit kamar, sekarang Dahyun sedang apa ya?
Kembali mengingat saat di pesta tadi. Tepat di tengah malam, pesta kembang api di mulai. Langit dipenuhi warna-warni sementara alunan musik semakin menggila. Diam-diam Jungkook mengubah posisinya, mendekat jadi berdiri di samping Dahyun yang tengah mendongak menatap langit.
Melihatnya tersenyum dari samping cukup membuat Jungkook senang tapi saat melihat tubuh Dahyun dirangkul oleh Jimin dari samping, Mood Jungkook langsung kembali buruk. Ketika ia memutuskan untuk pergi dari sana, sebuah tangan justru menahannya. Tangan mungil Dahyun diam-diam menggenggam tangannya, wanita itu meliriknya lewat ekor mata sekilas, melempar senyum kecil sebelum mengeratkan genggaman tangannya.
Jungkook tersenyum, kembali melihat ke arah langit sembari mengelus tangan mungil itu dengan lembut. Hal yang sepele, namun terasa sangat berarti. Orang-orang juga fokus melihat pertunjukan, jadi tidak ada yang menyadarinya, belum lagi area ini memang cukup gelap, hanya ada beberapa lampu kecil yang dinyalakan di sekeliling tempat ini.
Setelah acara pertunjukan kembang api usai, tautan tangan mereka otomatis terlepas namun begitu Dahyun berbalik untuk pergi, gelangnya tersangkut di jas milik Jungkook. Panik, Dahyun mencoba melepaskan gelangnya walaupun kesusahan. Tangannya sampai memerah karena tergesek-gesek.
"Noona, hati-hati," lirihnya pelan. Jungkook ikut membantu, sengaja menarik tangan Dahyun supaya lebih dekat padanya baru mulai melepaskan benang di jasnya yang tersangkut di gelang itu hingga terlepas sepenuhnya.
Namun sebelum Dahyun pergi, Jungkook kembali menahan tangannya, menariknya kembali seolah-olah gelangnya masih tersangkut. "Noona, kalau kau tidak bisa tidur, kau bisa menghubungiku nanti," bisiknya sebelum pergi dari sana. Jimin yang sempat pergi untuk mengambil minuman langsung menarik Dahyun kembali bersamanya, sempat bertanya pula kenapa Dahyun terdiam di sana tapi wanita itu hanya menggeleng.
Jungkook berdecak, lengannya menutupi wajahnya. Frustasi karena tidak bisa bebas melakukan hal yang ia inginkan saat disana. Merasa kesal dan marah pada dirinya sendiri yang pengecut. Merasa payah.
Jika diingat, ia juga belum terlalu mengenal Dahyun. Selama ini hanya ia yang sering bercerita sementara Dahyun lebih banyak mendengarkan. Satu-satunya hal yang membuatnya bingung sampai saat ini adalah ketika malam itu, saat Dahyun yang terlihat tengah mimpi buruk hingga tidak mau ditinggal sendiri, itu sebabnya Jungkook menawarkan untuk memanggilnya, walaupun itu juga sia-sia karena sudah ada Jimin di sana.
Sudah pukul satu dini hari, matanya semakin memberat. Pun panggilan yang ditunggu juga tidak kunjung muncul, alhasil Jungkook ketiduran disana. Dengan memeluk guling yang menguarkan wangi khas Dahyun sementara selimut tebal yang menyelimuti tubuhnya.
Pukul tiga dini hari, ponselnya bergetar tapi Jungkook tidak kunjung bangun. Tidurnya pulas sekali.
3 missed call from My Noona
[]
Epilog
Dahyun berdecak saat panggilannya tidak kunjung diangkat. "Mwoya, katanya aku bisa menghubunginya tapi dia malah tidak mengangkat," gerutunya sebal.
"Siapa yang tidak mengangkat?"
Dahyun langsung menyembunyikan ponselnya. Jimin menghampirinya yang tengah berdiri di balkon. "Ah aniya, aku ... hanya tiba-tiba teringat ayahku. Ingin menghubunginya tapi tidak diangkat," alibinya. Setelah mengenal Jungkook, tanpa sadar ia jadi lebih sering membohongi Jimin
"Ayah? Jelas saja tidak diangkat, sekarang pukul berapa? Dia pasti sudah tertidur."
"Iyaya pasti sudah tertidur." Dahyun menggaruk tengkuknya salah tingkah. Jimin menatapnya tajam, maniknya dapat melihat rona kemerahan itu dileher Dahyun yang tengah ia garuk lantas tersenyum tipis. Membawa tubuh Dahyun kedalam pelukannya.
"Sudah lama sekali ya kita tidak seperti ini," ujarnya. Dahyun hanya membalasnya dengan gumaman rendah. Jimin mengurai pelukannya, kali ini tatapannya serius, membuat Dahyun yang semula menunduk jadi mendongak dengan manik melebar.
"Dahyun-ah, kau pikir aku tidak tahu?"
"Eoh?"
"Yoon Jungkook." Manik Dahyun tanpa sadar melebar ketika nama itu disebutkan.
"Berhenti bermain dengannya kalau kau ingin dia selamat."
[]
Ini oot si, but—gimana tanggapan kalian sama lip-piercing nya jk?
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro