Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

❛𝐂𝐚𝐧𝐝𝐲 𝐏𝐨𝐩❜

"Noona, aku mau susu."

"Sosis juga, eh sama cokelat juga deh."

"Roti, daging, wortel sama bir juga. Ah ya, ramyeon jangan lupa!"

Dahyun menghela napas saja melihat Jungkook yang berjalan kesana kemari, menyomot berbagai makanan lalu memasukannya pada troli yang tengah ia dorong tanpa beban. Rasanya seperti mengajak anak ke supermarket, atau bahkan lebih heboh karena mulutnya sejak tadi tidak berhenti menyerocos.

"Jungkook, terserah kau mau beli apapun tapi bisa tidak berhenti bicara? Lagipula ini semua nanti dibayar oleh uangmu, kenapa harus izin padaku?"

Jungkook menoleh padanya, memasukan lagi cemilan pada troli sembari berkedip polos. "Tentu saja harus, kan dompetku ada pada noona."

"Eh?"

Jungkook mengambil sesuatu disaku mantel Dahyun. "Ini, dompetku ada di sini."

"Sejak kapan?"

"Sejak noona mandi. Aku memasukannya karena takut dompetku hilang. Aku selalu lupa saat menyimpan barang soalnya. Kalau disimpan di noona kan jadi selalu ingat." Jungkook nyengir tanpa dosa, kembali memasukan dompetnya itu ke mantel Dahyun seperti semula sementara wanita itu menatapnya tidak habis pikir.

"Kenapa kau begitu mempercayaiku? Kalau aku kabur dengan membawa semua uangmu bagaimana?"

Jungkook melipat bibirnya hingga dimple-nya terlihat kemudian berjalan mendahului Dahyun. "Aku percaya, noona tidak akan melakukannya."

Dahyun mendorong troli, mengikutinya dari belakang. "Aku tidak sebaik yang kau pikirkan."

"Tapi aku percaya pada noona." Jungkook kembali memasukan chiki ke dalam troli. "Aku sudah membeli semua yang aku mau, sekarang giliran noona. Mau beli apa? Aku traktir."

Dahyun menghela napas, melihat troli yang kini telah terisi penuh oleh berbagai macam makanan dan minuman. "Aku tidak perlu. Melihat ini saja sudah membuatku kenyang. Kau yakin bisa menghabiskan semua ini sendirian? Bukankah ini terlalu banyak untuk semalam?"

Jungkook mengangguk. "Tentu saja noona! Aku bisa makan banyak!" Lelaki itu berjalan ke arahnya lalu membantu mendorong troli disampingnya, menuju kasir.

"Noona, kau mau tahu satu hal?" tanyanya, sambil terus berjalan mendorong troli. Posisinya memang agak jauh karena kasirnya ada di dekat pintu keluar.

"Tidak."

"Noona, tak bisakah melembut padaku sehari saja?"

Dahyun menghela napas. "Hmm ... Apa?"

Jungkook kembali tersenyum. "Noona, kau lihat beberapa orang yang memperhatikan kita itu?"

Dahyun otomatis mengedarkan pandangannya, mendapati beberapa orang terutama ibu-ibu yang tengah berbelanja dengan anaknya. Ada juga lelaki dewasa dan beberapa pasangan muda yang terlihat mesra sekali.

"Mereka pasti mengira kalau kita adalah pengantin baru," lanjut Jungkook yang membuat langkah Dahyun otomatis terhenti. Wanita itu menatap Jungkook kesal sementara lelaki itu mengerjap polos.

"Kenapa berhenti, noona?"

Menghela napas, Dahyun kembali mendorong troli itu dengan kesal. "Jungkook, jangan mengkhayal terlalu tinggi. Kau itu masih kecil."

"Aku sudah dewasa noona, bukan anak kecil."

"Ya ya terserah. Tapi aku tidak suka dengan candaanmu itu."

"Wae? Noona tidak mau menikah denganku?"

"Tidak."

Mereka sampai di kasir. Mengeluarkan satu persatu barang dari troli untuk dihitung.

Jungkook berdecih kesal, tidak terima dengan jawaban Dahyun tadi sementara Dahyun dengan tenang menunggu semuanya selesai dihitung.

Manik Jungkook melebar saat melihat sesuatu yang menarik perhatiannya. Tanpa ragu, ia mengambilnya dan memberikannya pada kasir untuk dihitung sementara Dahyun melotot.

"Ini, tolong ditambahkan, ya," ujar Jungkook ramah sembari melempar senyum yang membuat wanita penjaga kasir itu mengangguk seraya mengulum senyum malu.

Dahyun langsung menarik Jungkook untuk mendekat. Berbisik tajam padanya, "Ya, kau tahu barang apa yang kau beli itu?"

"Tahu. Permen, kan?" ucapnya polos membuat Dahyun rasanya ingin memukul kepalanya.

"Itu bukan permen, bodoh!"

"Eoh? Terus apa?"

"Aishh, mwola! Dasar bodoh!"

Semua belanjaan mereka telah selesai dikemas. Dahyun langsung membayarnya. Sepertinya percakapan mereka tadi terdengar oleh orang yang mengantri di belakang mereka. Lelaki berjaket cokelat itu berdiri di belakang Jungkook, dan membisikan sesuatu padanya yang membuat pipinya langsung memerah.

"Nde? K-kondom?"

"Iya, pilihanmu sudah tepat, itu yang terbaik di sini."

Dua kresek besar itu sudah diletakan ditroli. Dahyun sedikit mendorongnya hingga mengenai pinggang Jungkook. "Kau yang dorong."

Wanita itu langsung berjalan lebih dulu meninggalkannya, Jungkook mengulum bibirnya sementara lelaki tadi menepuk bahunya simpati. "Semangat, kau pasti bisa menaklukannya."

Jungkook tak bisa lagi menahan senyum, ia membungkuk sekilas pada lelaki itu sebagai ucapan terimakasih lalu mendorong troli setengah berlari untuk mengejar Dahyun yang sudah berjalan cukup jauh.

"Noona! Kachi ga!"

*Tunggu aku

[]
Epilog

Jungkook menggelar karpet setelah menyalakan api unggun. Mereka akan makan malam di sini, di pesisir pantai yang menyajikan pemandangan paling indah malam ini.

Angin yang berhembus tidak begitu kencang, pun lampu-lampu telah dinyalakan membuat suasana romantis semakin terasa.

Dahyun tengah memanggang daging. Rambutnya menari-nari terbawa angin membuatnya agak terganggu karena beberapa helai rambutnya mengenai wajahnya. Ia menoleh ke belakang saat Jungkook memegangi rambutnya, menyingkirkan rambut yang mengenai wajahnya lalu menengok ke arah daging yang tengah ia panggang.

"Noona, perlu bantuan?"

"Eoh, bisa selesaikan ini? Aku akan menata alat makannya."

"Siap, kapten."

Jungkook langsung mengambil alih. Dahyun lantas berbalik untuk mengambil alat makan namun langkahnya terhenti saat melihat seseorang yang berdiri tak jauh dari posisinya saat ini.

"Jimin?"


[]

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro