Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

= chapter two

╔══ ≪ NOVATURIENT ≫ ══╗

Xiao x Aether version

𝐍𝐨𝐰 𝐥𝐨𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠. . .

▒▒▒▒▒▒▒▒▒

███▒▒▒▒▒▒▒

█████▒▒▒▒▒

███████▒▒▒

██████████

𝑙𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑡𝑎... ⋙

𝑃𝑙𝑒𝑎𝑠𝑒 𝑤𝑎𝑖𝑡... ⋙

ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇ!

* . °•★|•°∵ ∵°•|☆•° . *

❁announcement❁
>sedikit OOC
>alur diluar nalar
>typo adalah seni

›start:chapter two‹

"Xiao"

"Xiao bangun"

Samar-samar dirinya mendengar suara yang memanggil dirinya.

"Ooy Tabibito, apa Xiao baik-baik saja? "

Terdengar pula suara perempuan imut yang nampak mengkhawatirkan nya.

"Xiao"

Mendengar panggilan itu sekali lagi, membuat lelaki bersurai hitam dengan ujung hijau tua itu, membuka mata nya secara perlahan.

Silau, begitu ia membuka sedikit kelopak mata nya, mengerjapkan nya perlahan menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam mata nya, lalu ia pun duduk sembari memegangi kepala nya.

Lelaki bersurai pirang dengan model kepang yang melihat itupun segera membantu lelaki bersurai hitam dengan gradasi hijau tua yang ia panggil Xiao itu.

"Apa kau baik-baik saja? " Tanya lelaki bersurai pirang itu.

Mendengar pertanyaan itupun Xiao menurunkan tangan dari kepala nya lalu menatap sang lelaki bersurai pirang intens.

"Aether? " Panggil Xiao, ah ia ingat dengan pria ini yang selalu datang ke mimpi nya.

Laki-laki bersurai pirang itu mengangguk, "apa yang terjadi, mengapa kau tergeletak di camp hilichrul? " Tanya Aether lalu disusul dengan anggukan peri?  disamping nya.

"Apa Karma Xiao bangkit lagi? " Tanya peri disamping Aether.

Sejujurnya Xiao agak tidak menangkap pembicaraan si peri kecil itu soal Karma, namun ia teringat mimpi nya.

Apakah ini Alternatif universe?, seperti yang diceritakan oleh Nohara dan juga Fischl, seperti kedua anak perempuan itu punya imajinasi yang lumayan tinggi.

Perlahan Xiao pun menangguk, "sepertinya begitu" Jawab Xiao, lalu ia pun berdiri dari duduk nya, badan nya terasa sedikit sakit.

Melihat Xiao berdiri pun Aether bersiap jika saja Xiao tak dapat menahan berat tubuh nya sendiri.

"Bukan kah lebih baik kau istirahat saja? " Tanya Aether dengan khawatir.

Peri kecil disamping Aether pun mengangguk, "benar apa yang Aether katakan, apalagi kamu sampai ambruk begitu tadi" Ujar sang peri.

Xiao pun menggeleng, "aku baik baik saja, daripada itu bagaimana kalian berdua bisa disini? " Tanya Xiao.

"Ah tadi Aether dan juga Paimon mengelilingi satu Liyue untuk mencari mu" Balas peri yang menyebut dirinya sebagai Paimon itu.

Xiao pun mengerutkan alisnya bingung, "mencariku? " Tanya Xiao.

Paimon mengangguk, "Benar, katanya Aether ingin mengajak Xiao pergi ke lantern rite bersama" Jawab Paimon dengan watados.

Mendengar jawaban Paimon pun, Xiao lantas menatap Aether yang nampak sedang menggaruk kepala nya yang tak gatal.

"Ya seperti yang dikatakan Paimon, apa kamu mau menikmati lantern rite bersama ku? " Tanya Aether.

Mendengar pertanyaan Aether pun Xiao berpikir, ia ingin menolak hanya saja kalau untuk Aether bagaimana mungkin ia bisa menolak nya.

"Baiklah" Jawab Xiao.

Tak ada salah nya toh sesekali ia mencoba hal-hal baru, walau ia tak yakin bisa berjalan selancar itu.

"Kalau begitu malam ini kita menikmati festival lantern rite bersama ya" Ujar Aether, Xiao pun mengangguk.

"Oh ya Aether kita belum menyelesaikan misi" Ujar Paimon tiba-tiba.

"Ah iya, kalau begitu sampai nanti Xiao" Ujar Aether.

Xiao pun mengangguk, "sampai nanti" Ujar Xiao, lalu Xiao pun berteleport.

Kini Xiao sedang berdiri di sebuah tebing, bila ditanya apakah ia tau apa itu festival lantern rite atau tidak? Jawaban nya adalah ia tau.

Bagaimana ia bisa tau? Simpel, di sekolah nya juga sering ada, biasanya orang-orang akan menerbangkan ribuan lentera ke langit sambil mengucapkan keinginan mereka.

Xiao pun menghela nafas, kalau boleh jujur ia tak terlalu menyukai festival, bukan karena festival nya tak bagus, melainkan ia tak menyukai keramaian.

Disekolah biasanya pun ia selalu menyendiri, kalau berkumpul paling hanya bersama Venti, Heizou, Kazuha, dan Wanderer.

Itu kadang ia suka berantem sama Heizou, terkadang sama Venti, 'terlalu berisik' bagi nya. berbeda dengan Kazuha yang kalem, kalau Wanderer yaa.. Ia ribut hanya saja bukan perkara Wanderer berisik, ya ribut emang saling agak kurang suka pada dasarnya.

Sedangkan di kelas, ia juga tak punya teman, mungkin kalau mengakui, Albedo juga salah satu teman sekaligus rival nya.

Walau ia gedeg sama Albedo entah karena apa ia sendiri juga tak mengerti, Albedo terkadang bisa menjadi rival sekaligus teman nya kalau ada tugas kelompok.

Lalu jika ditanya apakah ia kesepian? maka jawaban nya adalah iya.

Ditinggal oleh kakak-kakaknya sewaktu kecil membuat dirinya agak tertutup dengan dunia.

Kesepian, ketakutan itulah sebenarnya yang selalu ia rasakan, dan ia belum menemukan obat untuk itu.

Waktu pun berlalu dan sekarang kini sudah malam.

Nampak Xiao duduk di sebuah atap menunggu Aether.

Setelah satu menit menunggu, Xiao pun mendengar suara lari dari seseorang dan ia pun segera menengok ke arah suara itu, dan benar saja itu Aether.

Melihat Aether yang nampak ancang-ancang memanggil nya, dengan cepat Xiao pun berteleport ke hadapan Aether, yang tentu nya membuat Aether terkejut.

"Ah Xiao kau membuat ku terkejut" Ujar Aether.

"Ayo" Ajak Xiao, Aether pun menghela nafas lalu mereka pun pergi menikmati festival Lantern rite di Liyue Harbor.

Selama di festival mereka memainkan beberapa permainan di stan yang tersedia, ah tidak lebih tepatnya Aether yang memainkan nya, sedangkan Xiao hanya melihat Aether yang nampak bahagia, membuat nya ikut tersenyum.

Jika kalian bertanya kemana Paimon? Jawaban nya Paimon lagi makan sepuasnya di salah satu restoran yang tersedia di Liyue.

"Xiao kamu mau? " Tanya Aether seraya menunjukkan sepiring Almond tofu.

"Tidak—" Belum sempat melanjutkan kalimat nya, mulut Xiao pun di sumpal oleh Aether, untung ia tak tersedak.

"Enak bukan? " Tanya Aether lalu Aether kembali menyendok sepotong Almond tofu itu ke mulut nya sendiri.

"Manis seperti biasa" Gumam Aether, Xiao yang melihat itupun secara tak sadar wajah nya merona hebat, secara tak langsung ia berciuman dengan Aether bukan?

Tak menyadari Xiao yang merona akibat perlakuan nya, Aether pun lanjut bertanya

"Mau melihat lentera? " Tanya Aether kepada Xiao yang masih memalingkan wajah nya, sementara Xiao dalam hati menggerutu karena Aether nampak biasa saja atas ciuman tak langsung itu.

Pada akhirnya Xiao pun mengangguk walau masih memalingkan wajah, tentu saja hal itu membuat Aether tersenyum.

"Kalau begitu ayo" Ajak Aether sambil menarik tangan Xiao, namun Xiao menahan nya.

"Ada apa? " Tanya Aether, sedangkan Xiao menatap Aether intens.

Tanpa ada ucapan, Xiao pun langsung menarik tangan Aether yang membuat Aether tak sengaja terjatuh ke dalam pelukan Xiao lalu dengan cepat pun Xiao berteleport ke sebuah tebing yang ada di Liyue.

"Xiao? " Panggil Aether begitu Xiao melepaskan pelukan nya.

"Kita lihat dari sini saja" Jawab Xiao, Aether yang mendengar itupun mengangguk dan tersenyum lalu duduk di pinggir tebing dan diikuti oleh Xiao.

"Hei Xiao" Panggil Aether.

"Hm? "

"Apa kamu mau menerbangkan lentera? " Tanya Aether.

"Tidak perlu" Jawab Xiao singkat.

"Mengapa? Bukankah kata nya kalau menerbangkan lentera harapan kita bisa terkabul? " Tanya Aether.

"Adeptus tak memerlukan hal seperti itu" Jawab Xiao.

Aether mengangguk, "apa Xiao punya harapan? " Tanya Aether.

Mendengar pertanyaan Aether pun Xiao terdiam.

Setelah beberapa detik terdiam, Xiao pun menghela nafas, "aku tak memerlukan hal fana yang seperti itu" Jawab Xiao pada akhirnya.

"Begitu yaa" Gumam Aether sedangkan Xiao terdiam.

"Kenapa kau bertanya seperti itu? " Tanya Xiao

Aether pun menggeleng, "tidak hanya saja aku ingin mengenal Xiao lebih dalam" Jawab Aether yang membuat Xiao terdiam.

Aether pun tersenyum kecil sembari menatap langit, "ternyata Xiao itu orang yang dingin namun jauh di dalam nya hangat, walau bersikap cuek namun peduli" Ucap Aether.

"Tidak aku tidak seperti itu" Ucap Xiao.

"Benar kok, bukti nya kamu selalu meminta orang-orang menjauhi mu agar mereka tak terluka akibat karma mu" Balas Aether menatap Xiao.

Mendengar ucapan Aether pun Xiao terdiam sambil memalingkan wajah.

"Eh, apa ucapan ku salah? " Tanya Aether yang mendapat respon lawan bicara nya terdiam.

"Tidak" Jawab Xiao kini ia menatap langit yang dipenuhi dengan lentera.

"Aku hanya berpikir ucapan mu itu tidak lah benar semua namun tidak salah semua" Ucap Xiao.

"Aku membawa mu kesini karena sudah tak tahan dengan keramaian di sana" Ujar Xiao.

"Aku tidak mengerti dengan mereka yang menerbangkan lentera sambil berharap, harapan mereka terkabul" Ujar Xiao.

"Aku juga tak mengerti mengapa para Makhluk fana suka sekali memperjuangkan sesuatu yang sudah mereka ketahui mereka tak bisa menggapainya" Ujar Xiao kembali namun kali ini di sertai dengan dahi yang mengerut.

Mendengar itupun Aether tersenyum.

"Mungkin Xiao harus melihat nya dari sudut pandang lain" Ujar Aether.

Dahi Xiao pun mengerut tak paham, "apa maksudnya? " Tanya Xiao.

Aether tersenyum, "para mahluk fana itu tidak abadi seperti Adeptus, Xiao" Jawab Aether.

"Mereka hidup dalam waktu yang terbatas, begitu pula ketika mereka menginjakkan kaki di dunia ini, semua nya terbatas" Ujar Aether.

"Karena waktu terbatas yang mereka punya ini lah mereka ingin mengukir perjalanan hidup sebaik mungkin" Ujar Aether yang membuat Xiao terdiam dan mulai berpikir.

Lalu Aether pun tersenyum, "omong-omong Terima kasih ya sudah membawa ku ke tempat ini, disini sangat indah mungkin lain kali aku akan ajak Paimon juga" Ucap Aether, sedangkan Xiao hanya menatap wajah Aether.

"Ah sudah waktu nya kembali, ayo Xiao" Ucap Aether sembari berdiri.

Melihat Aether berdiri, Xiao pun hendak ikut berdiri namun tiba-tiba saja rasa sakit menghantam kepala nya.

Aether yang melihat Xiao berjongkok memegang kepala nya pun panik.

"Xiao apa kau baik-baik saja? " Tanya Aether dengan nada khawatir yang menyelimuti.

Xiao pun nampak mengabaikan nya.

"Xiao"

"Xiao sadar"

"Oy bocah kau merepotkan sekali"

"Apa perlu ku panggil Furina untuk menyiram air? "

Suara-suara itu terus berputar di kepala Xiao, hingga akhirnya sebuah cahaya yang begitu terang menyilaukan penglihatannya.

Hal terakhir yang ia lihat sebelum cahaya itu menutupi pandangannya adalah wajah khawatir milik Aether.

›[TBC]‹

cringe banget cerita ku ya?

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro