★𝙻𝚈𝙽𝙴𝚈★
Request by: -
Genre: Angst maybe, idk wkwkwk
Setting: - .
Written by: ChongyunAi (Ai).
Lyney x fem! Reader
Lyney from Genshin Impact.
Genshin Impact milik Hoyoverse, saya hanya meminjam karakter nya saja.
Ai : Lyney wangy euy
"ᴀʀᴛɪ ᴅᴀʀɪ sᴇʙᴜᴀʜ ʜᴀʀsᴀ"
'Apa itu kebahagiaan? '
Sebuah pertanyaan sederhana, dengan jawaban yang belum tentu sederhana tiba tiba saja melintas di otak sang gadis.
"Menurut KBBI kebahagiaan adalah suatu keadaan pikiran atau perasaan senang, ketentraman hidup secara lahir dan batin yang maknanya adalah untuk meningkatkan visi diri."
Mungkin kalau kita membuka kamus itulah Definisi kebahagiaan, namun masih ada yang berpendapat lain bukan tentang kebahagiaan?.
Terutama pendapat hal-hal yang membuat mu bahagia.
Ada yang bilang jika kau kaya maka kau akan bahagia, jika kau pintar kau akan bahagia, jika kau banyak teman kau akan bahagia, bahkan ada yang bilang jika kau cantik kau akan bahagia.
Mereka salah?, tidak.
Semua orang punya cara bahagia masing masing bukan?, namun salah nya mereka membandingkan kebahagiaan mereka sendiri.
Dan contoh nya gadis bersurai (hair colour) ini.
"Menghabiskan masa ku bersama mu adalah Harsa ku"
Jemari nya memegang pena mengukir sebuah Aksara di atas buku Diary milik nya.
Dirinya tersenyum, walau kalimat nya masih terbilang aneh tapi masa bodo, karena menulis hal seperti itu juga bisa bikin ia bahagia.
'Tok-tok'
Suara ketukan pintu terdengar, membuat sang gadis menutup buku Diary nya lalu berkata.
"Ah iya tunggu sebentar" Ucap sang gadis lalu berjalan keluar kamar dan berjalan ke pintu utama.
'Cklek'
"Ah Lynette, ada apa? " Tanya gadis bersurai (hair colour) dengan manik mata (eye colour) itu, ketika membuka pintu ia disuguhkan oleh seorang gadis dengan telinga kucing.
Gadis dengan telinga kucing itu pun menggeleng, "tidak, hanya saja Lyney meminta ku untuk memberikan ini pada mu" Ujar gadis dengan telinga kucing yang bernama Lynette itu sembari memberikan sebuah tiket.
"Eh tiket pertunjukan kalian?, harus nya kalian tidak usah sampai se-repot ini membelikan nya untukku" Ujar si gadis bersurai (hair colour) dengan nada merasa tak enak.
Lynette pun menggeleng, "tak apa kami memang sudah memberikan khusus untukmu [Name], jangan lupa datang ya kami sangat senang jika kau datang" Ujar Lynette.
[Name] pun mengangguk, "tentu saja"
"Oh iya Lyney juga ingin aku menyampaikan ini kepada mu, ia bilang bahwa ia ingin menemui mu setelah selesai pertunjukkan, ia meminta mu untuk menunggu di depan gedung opera" Ujar Lynette.
"Baiklah" Ujar [Name] seraya menganggukkan kepala nya.
Lynette pun mengukir senyum di wajah nya yang jarang menunjukkan ekspresi itu.
"Kalau begitu sampai nanti, aku menunggu mu" Ujar Lynette lalu pamit pergi.
"Eh kau tak ingin mampir dulu? " Tanya [Name].
Lynette menggeleng, "aku dan Lyney harus siap-siap untuk pertunjukan" Ujar Lynette.
[Name] mengangguk, "kalau begitu sampai nanti" Ujar [Name] sambil melambaikan tangan.
"Sampai nanti" Ujar Lynette sembari melambaikan tangan nya.
Selepas kepergian Lynette pun, [Name] menutup pintu nya.
Tidak langsung beranjak, ia menatap terlebih dahulu tiket yang diberikan oleh sahabat nya itu, ia melihat jam berapa waktu pertunjukkan akan dimulai.
"Yosh sore ini ya, waktu ku masih banyak kalau mau siap siap, apa aku bikin kue terus kasih ke Lyney yah? " Tanya sang gadis kepada dirinya sendiri.
"Oke deh, aku bikinin aja" Jawab sang gadis atas pertanyaan sendiri.
Dan berakhirlah sang gadis menggunakan waktu luang nya itu untuk membuat kue sembari memilih pakaian mana yang akan ia gunakan nanti.
Waktu terus berjalan dan tak terasa sore hari pun sudah tiba.
Dengan segera sang gadis pun menuju tempat yang tertera di tiket, untuk menonton pertunjukkan milik sahabat nya dan kakak kembar sahabat nya itu.
Sesampainya di sana ia dipilihkan kursi di depan, dengan begitu ia bisa melihat pertunjukkan sulap Lyney dengan jelas.
Pertunjukkan sulap pun berjalan dengan lancar, seluruh penonton di buat terpukau oleh aksi dua saudara kembar itu.
Setelah hampir beberapa menit bahkan sampai jam, pertunjukkan sulap pun selesai, dengan segera [Name] pun menunggu Lyney di tempat yang di bilang oleh Lynette.
Perlu waktu mungkin hampir 5 menit [Name] menunggu akhirnya Lyney pun datang.
"Maaf membuat mu menunggu [Name]" Ujar Lyney dengan nafas sedikit terengah, kemungkinan ia berlari.
"Tidak apa-apa kok, Lyney pasti sibuk aku bisa memaklumi nya" Balas [Nama].
Mendengar jawaban [Name] pun Lyney tersenyum, lalu ia mengulurkan satu tangan nya ke arah [Name].
"Jadi bagaimana kalau kita berkencan, My Lady? " Tanya Lyney.
"E-eh.. Emang nya pekerjaan mu sudah selesai? " Tanya [Name], namun meski begitu ia tetap menerima uluran tangan milik Lyney.
"Haha itu sudah kok, tenang saja" Jawab Lyney, [Name] pun mengangguk.
Lalu mereka berdua berjalan sambil bergandengan tangan, menikmati keindahan di kota Fontaine berdua.
Mereka berdua hanya sekedar berkeliling, lalu ke toko buku, melihat-lihat berita yang diliput oleh steambird, dan terakhir mereka berdua menikmati waktu mereka di depan air mancur Lucine.
Setelah puas bersenang-senang di dalam kota, kini mereka berdua agak sedikit keluar dari kota Fontaine lalu menggelar tikar setelah memastikan tidak ada musuh di sekitar mereka.
Setelah mereka duduk, [Name] pun mulai membuka kotak berisi kue yang ia buat tadi.
"Emh.. Lyney kamu mau? " Tanya sang gadis sambil menyodorkan kotak kue itu ke arah Lyney.
Melihat itupun, seketika mata Lyney berbinar dan segera mengangguk, lalu ia pun mencomot satu kue dari dalam kotak tersebut.
"Seperti biasa, Kue buatan [Name] tak pernah gagal" Puji Lyney.
Mendengar pujian Lyney pun, [Name] terkekeh lalu ia juga mengambil kue buatan nya sendiri sambil menikmati pemandangan matahari terbenam berdua dengan sang kekasih.
"Aku selalu berharap masa ku bersama mu takkan pernah habis dan selalu abadi"
"[Name].. " Panggil Lyney.
"Ya ada apa? "
"Selama ini kita berdua selalu berharap agar kita berdua tak pernah berpisah, iya bukan? " Tanya Lyney.
"Aku selalu berharap akan hal itu Lyney, bahkan jika bintang jatuh, aku akan selalu meminta hal itu" Ujar [Name].
"Aku juga" Bisik Lyney.
"Aku selalu bermimpi agar selalu bisa bersama mu, mendapatkan anugrah berupa anak kecil laki laki atau perempuan bersama dengan dirimu" Ucap Lyney.
Mendengar ucapan Lyney pun, [Name] memalingkan wajahnya yang memerah.
"Pi-pikiran mu terlalu jauh Lyney" Ujar [Name].
Lyney pun tertawa.
"Namun mimpi tetaplah mimpi" Ujar Lyney, sebelah tangan nya ia pegang pipi sang gadis agar menatap diri nya, [Name] pun menurutinya.
"Dan hal pertama jika ingin mewujudkan nya adalah kau harus terbangun terlebih dahulu" Ujar Lyney sambil menatap mata sang gadis dalam.
"A-Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan Lyney" Ujar [Name].
Lyney pun terkekeh.
"Setelah ini kau akan mengerti" Ucap Lyney lalu ia menempelkan keningnya dengan kening sang gadis.
"Mau di dunia mana pun aku akan selalu menemani mu, sekalipun aku mungkin tak terlihat aku selalu ada di dalam hati mu" Ujar Lyney, yang membuat [Name] makin tak mengerti.
"Namun kalau bagimu menahan rindu itu berat, aku tak masalah jika harus pergi melewati lintas dimensi" Ujar Lyney kembali.
"Kau pasti bingung ya? " Tanya Lyney, [Name] mengangguk.
Lyney pun terkekeh.
"Sudah tak usah dipikirkan, kalau kamu mau tau maksud nya aku akan selalu disisi mu, karena.. " Ucap Lyney yang sengaja memotong perkataan nya sendiri.
"Aku adalah Harsa mu, dan engkau adalah Harsa ku. "
Tepat setelah ucapan Lyney itupun cahaya begitu cerah menyinari nya, menghalau penglihatan nya.
"Kriiiiing"
Suara jam beker yang nyaring itu mengangguk seorang gadis bersurai (hair colour) yang sedang tertidur nyenyak itu.
Dengan perasaan sedikit jengkel ia mematikan jam beker nya itu, lalu ia pun duduk dan mengumpulkan nyawa nya.
"Duuh tadi aku mimpi apa ya?, rasa nya indah banget" Gumam sang Gadis lalu ia melihat jam dinding.
"Loh udah jam segini?, mending aku siap siap aja deh dari pada telat" Ucap sang gadis lalu beranjak dari tempat tidur nya untuk bersiap siap sekolah.
"Pada akhirnya semua nya hanyalah halusinasi, bahagia bersama mu hanyalah sebuah mimpi yang kuharap nyata-eh? "
Tangan itu sibuk mencorat-coret di buku sketsa yang sengaja ia bawa ke sekolah, untung nya ia masih punya banyak waktu sebelum bel masuk.
Tak berapa lama bel masuk pun berbunyi, namun seperti biasa guru akan telat masuk ke kelas.
Namun selang 5 menit kemudian guru pun masuk ke kelas sambil membawa seorang anak lelaki berambut pirang.
"Selamat pagi murid-murid, hari ini kita kedatangan murid baru dari pindahan dari Prancis" Ujar sang guru yang membuat semua murid bisik-bisik.
Mendengar bisikkan-bisikkan itu si gadis yang awal nya hanya fokus pada buku sketsa nya pun mengalihkan pandangan nya ke depan.
Manik mata (eye colour) itu bertemu dengan manik ungu, seketika perasaan deja vu pun meliputi diri nya.
"Bonjour-ekhem Halo perkenalkan nama saya Lyney salam kenal semua nya" Ujar laki laki yang bernama Lyney itu.
Setelah itu sesi bertanya para murid pun dimulai.
"Oke Lyney, silahkan duduk di samping [Last Name], [Last Name]-san tolong angkat tangan mu" Ujar sang guru, yang membuat sang gadis mengangkat tangan nya.
Lyney pun mengangguk, dan berterima kasih kecil, lalu berjalan ke tempat duduk nya yang membuat beberapa gadis di kelas itu mendesah kecewa.
"Salam kenal Lyney, namaku [FullName] namun panggil aku [Nama] saja" Ujar [Name] begitu Lyney duduk.
Lyney pun mengangguk, "kalau begitu panggil aku Lyney saja, mohon bantuan nya ya" Ujar Lyney, [Name] pun mengangguk.
Manik (eye colour) dan ungu itu bertabrakan, menciptakan momen tersendiri bagi mereka.
"Seperti nya aku telah menemukan kebahagiaan ku"
~𝙴𝙽𝙳~
"End anjay End" Ai
"Wkwkwk aku maksa nulis ini pas ada ide tapi di saat itu pula ide ku buntu jadi agak gimana gitu" Ai.
"Tapi ending nya terlihat bahagia sih, bukan angst, nanti deh ku buat angst" Ai.
"Soal nya aku yakin kalian masih kena mental di fanfict Chongyun ku awokawok" Ai.
"Oke deh kapan kapan aku bikin au nya di tiktok aja" Ai.
"Bye bye sampai nanti di next chapter" Ai.
Next Chapter?? →→→
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro