Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

★𝙰𝙻𝙱𝙴𝙳𝙾★

Request by : @Sei_Aira
Genre : pluff?, Little nsfw?, Little yandere?, idk.
Setting : Modern Au.
Written by : @ChongyunAi

Albedo Kreideprinz x Fem! Reader.

Albedo From Genshin Impact.
Genshin Impact milik Hoyoverse, saya hanya meminjam chara nya saja.

"ʜᴇ'sᴄᴜᴛᴇ ʙᴏʏ ʙᴜᴛ"

"Kakak... Kakak mau nggak jadi pacar ku? " Tembak seorang lelaki ke gadis bersurai (hair colour) itu.

Dengan sopan gadis itupun menunduk, "maaf, aku tidak bisa menjadi pacarmu" Ucap sang gadis kepada lelaki yang lebih muda di depan nya.

"Ah, begitu ya... " Balas lelaki itu sedikit kecewa.

"Sungguh maafkan aku" Ucap gadis bersurai (hair Colour) itu.

"Tidak apa apa, bukan salah kakak kok, jadi kakak tidak perlu minta maaf... Aku juga akan selalu mendoakan yang terbaik untuk kakak" Ucap pria itu.

"Terima kasih" Balas sang gadis.

"Kalau begitu aku pamit dulu, sampai ketemu nanti" Ujar sang lelaki sebelum pergi lalu ia pun pergi sambil melambaikan tangannya.

Sedangkan sang gadis hanya membalas lambaian tangan nya, sambil memasang senyum terbaik yang ia punya.

Begitu lelaki itu sudah tak terlihat dimata nya, ia pun menghela nafas nya, lalu berbalik hendak pergi ke laboratorium.

Ketika sampai di depan laboratorium, dan hendak membuka pintu, ternyata pintu laboratorium terkunci.

"Aneh apa Albedo-senpai sudah selesai menggunakan laboratorium? " Batin si gadis bingung, pasalnya biasa nya jam segini biar kata murid murid sudah pulang kerumah masing masing, si Albedo yang terlewat jenius itu masih ada di lab nya.

"Apa dia sudah pulang? " Gumam si gadis bertanya pada diri sendiri.

Akhirnya merasa Lab sepi, sang gadis pun berniat pulang.

Ketika ia sudah berada di depan gerbang sekolah dirinya menemukan sesosok orang bersurai pirang dengan manik teal cerah nya yang sedang menatap ke langit.

"Albedo-Senpai" Panggil sang gadis begitu mengetahui sosok yang di depan gerbang itu.

"Ah [Name]" Balas laki laki cantik+tampan bersurai pirang tersebut.

"Albedo-Senpai mengapa Albedo-Senpai ada disini? " Tanya gadis bersurai [H/C] yang dipanggil [Name] itu.

"Ah aku menunggu mu apa urusan mu sudah selesai?" Tanya Albedo.

[Name] pun mengangguk, "i-iya urusan ku sudah selesai, mengapa Senpai menungguku? " Tanya [Name].

"Aku hanya ingin mengajak mu pulang bersama" Jawab Albedo.

Mendengar jawaban Albedo pun, [Name] mengerutkan kening nya, "kenapa Senpai tidak menungguku di Laboratorium saja? " Tanya [Name].

Mendengar pertanyaan [Name] pun Albedo terdiam sebentar, "tidak apa apa aku hanya sedang ingin menunggu disini" Jawab Albedo, sedangkan [Name] pun mengangguk.

"Baiklah kalau begitu, ayo Albedo-senpai" Ucap [Name] sambil menggandeng tangan Albedo.

Selama di perjalanan hanya ada keheningan hingga akhir nya Albedo pun mulai mengeluarkan suara nya.

"Laki laki tadi... Apa kau menerima nya? " Tanya Albedo tiba tiba.

"Eh bagaimana Albedo-Senpai bisa tau? " Tanya [Name].

"Itu aku tidak sengaja melihat ketika aku mencari dirimu tadi" Jawab Albedo.

[Name] pun mengangguk, sekarang ia mengerti kenapa Albedo menunggu di depan pintu gerbang.

"Tidak kok... Lagipula aku juga sudah punya seseorang yang ku suka" Jawab [Name], sedangkan Albedo entah mengapa hati nya terasa sakit mendengar hal itu, namun di lubuk hati terdalam ia berharap bahwa orang yang di sukai oleh [Name] adalah diri nya.

"Ah Albedo-Senpai aku duluan ya.. Sampai bertemu besok.. " Ujar [Name].

"Baiklah sampai jumpa besok"ujar Albedo.

🌸🌸🌸

Mata (eye colour) itu menatap takut ke arah loker milik nya.

Bayangkan saja pagi pagi ia datang lalu membuka loker nya yang ia temukan adalah sebuah surat.

Walaupun surat itu ditulis dengan kertas berwarna merah muda, namun isi nya lebih seperti teror bagi [Name].

Pelan pelan ia menutup surat itu, ia ingin cepat cepat membuang surat itu, namun niat cepat cepat nya ter-urung begitu mendengar suara panggilan seseorang.

"[Name]" Panggil Orang itu.

Dengan segera [Name] pun menengok, "A-Albedo senpai."

Melihat tingkah [Name] yang aneh dari biasa nya, Albedo pun mengerutkan kening nya lalu mata nya jatuh ke arah kertas yang di pegang oleh [Name].

"Itu kertas apa? " Tanya Albedo berjalan mendekati [Name].

"A-ah ini bukan ap-" Belum sempat [Name] melanjutkan ucapan nya, Albedo sudah merebut kertas itu dari [Name].

Deret demi deret huruf Albedo baca, tangan nya menggengam kertas begitu melihat isi kertas itu.

"A-Albedo senpai ada apa? " Tanya [Name].

Menurunkan kertas nya, Albedo pun tersenyum.

"Tidak ada apa apa" Jawab Albedo, tangan Albedo pun terangkat mengelus kepala milik [Name].

"Bisakah kau pergi ke kelas duluan [Name]?, aku masih ada beberapa urusan" Ucap Albedo.

"Eh tapi surat nya.. "

"Tidak apa apa... Anggap aja surat ini tak pernah ada... Biar aku yang mengurus ini" Ucap Albedo.

"Tidak perlu repot repot Albedo-Sen" Belum sempat menyelesaikan ucapan nya, Albedo pun segera memotong nya.

"Tidak ini tidak merepotkan ku" Ucap Albedo melepas elusan di kepala [Name].

"Lebih baik kau ke kelas duluan" Sambung Albedo, [Name] pun mengangguk lalu pergi setelah mengucapkan Terima kasih.

Setelah [Name] tidak terlihat lagi dari pandangan nya, Albedo pun mengukir seringai nya, nampak tau siapa pelaku nya.

Seperti nya pelaku nya salah dalam memilih sasaran.

🌸🌸🌸

Ruang gelap menjadi latar belakang dua orang tempat saat ini.

"ARGHH"Suara teriakan salah satu orang di sana menghiasi ruang gelap yang sunyi itu.

" KAU.. KAU KREIDEPRINZ SIALAN-"belum selesai ia menyelesaikan umpatan nya kepada orang di depan nya, Albedo yang dipanggil Kreideprinz itupun menusuk bahu orang yang meneriaki nya.

"Tidak sopan" Ucap Albedo, "Jadi kau adalah pelaku pembunuhan anak itu ya.. "Lanjut Albedo lagi.

" Katakan apa mau mu? "Kali ini Albedo bertanya.

Lelaki dihadapan nya itupun terkekeh, " Bukankah kau juga sama seperti ku Kreideprinz? " Bukan nya menjawab, lelaki di depan nya balik bertanya.

Si Kreideprinz alias Albedo itu mengerutkan keningnya seolah olah bingung, "apa maksudmu? " Tanya Albedo.

Mendengar jawaban Albedo, lelaki di depan nya itu menggertakan gigi nya.

"JANGAN BERPURA PURA BODOH DASAR-" Belum sempat ia menyelesaikan omongan nya, suara teriakan menggema di ruangan kedap suara itu, dan nampak juga mata Albedo yang mengkilat di kegelapan di sertai dengan wajah yang terkena cipratan darah.

🌸🌸🌸

Nampak [Name] yang sedang duduk di sofa rumah nya dengan perasaan khawatir, pasalnya Albedo tidak kembali ketika habis mengetahui bahwa ia mendapatkan surat teror yang berkedok surat cinta tersebut.

Bahkan hingga jam pulang sekolah, Albedo belum menunjukkan batang hidung nya sedikit pun.

Menghela nafas, berusaha berpikir positif tentang apa yang terjadi pada senpai-nya itu.

"Tok-tok"

Ketika sedang berusaha berpikir positif, tiba tiba ia mendengar suara ketukan pintu.

Dengan cepat [Name] pun berjalan menuju arah pintu dan membuka nya.

Betapa terkejutnya ia ketika melihat Albedo di depan pintu nya, dan reflek [Name] pun memeluk nya.

Sedangkan Albedo yang merasa dipeluk pun segera membalas pelukan gadis itu.

"Hiks.. Hiks... Jangan buat orang khawatir" Ucap [Name].

Mendengar itupun Albedo tersenyum, "iya... Maafkan aku" Ucap Albedo sembari mengeratkan pelukannya.

Setelah satu menit kemudian Albedo dan [Name] pun melepas pelukan mereka, dan nampak [Name] yang sedang mengelap air mata nya.

Setelah mengelap air mata, kini [Name] memperhatikan Albedo yang nampak terluka.

"Kau terluka" Ucap [Name] sambil menyentuh pelan luka Albedo yang di pipi.

Merasakan tangan sang gadis menyentuh pipinya, Albedo pun menggenggam tangan sang gadis lalu mengangguk, "ya tadi aku sedikit berkelahi" Jawab Albedo.

[Name] pun mengerutkan kening nya lalu menarik tangannya dan tersenyum, "sini masuk biar aku obatin" Ucap [Name].

Mendengar itupun Albedo mengangguk, jauh di dalam hati ia bersyukur karena [Name] tidak menanyakan lebih jauh lagi.

"Semakin sedikit yang ia tau, maka akan semakin baik."

Selama [Name] mengobati luka luka milik Albedo hanya ada keheningan diantara mereka.

Cukup lama keheningan itu berlangsung hingga Albedo memutuskan untuk mengangkat suara nya terlebih dahulu.

"[Name]" Panggil Albedo.

"I-iya senpai? "

"Aku mencintaimu" Ucap Albedo.

Mendengar ucapan Albedo pun mendadak manik (eye colour) milik [Name] melebar, gerakan tangan yang mengobati luka milik Albedo terhenti.

"Bagaimana jawabanmu? " Tanya Albedo yang mengembalikan kesadaran milik [Name].

Mendengar hal itupun [Name] pun tersenyum sembari melanjutkan kegiatan mengobati nya.

"Sebenarnya aku juga menyukai Albedo-senpai" Ucap [Name], "tapi kupikir perasaan ku tak akan pernah terbalas" Lanjut [Name] kembali.

"Maka nya aku sedikit terkejut ketika senpai mengucapkan hal itu" Ucap [Name] sembari menaruh obat obatan yang ia gunakan untuk mengobati Albedo ke dalam kotak obat.

"Jadi kupikir jawabannya adalah ya, aku juga mencintai mu Albedo-senpai" Jawab [Name].

Mendengar jawaban [Name] pun Albedo segera menarik [Name] kedalam pelukannya.

"Terima kasih" Ucap Albedo, sedangkan [Name] pun mengangguk lalu menenggelamkan wajahnya di dada bidang milik Albedo.

Albedo pun tersenyum, biarkan saja ia hidup sedikit di pengaruhi kegelapan agar gadis yang di pelukannya tidak pernah terlepas dari nya.














Omake :

"Mmmhhm.... Albedo-senpai" Ucap [Name] menahan desahan nya karena Albedo mengigit kecil leher nya hingga meninggalkan bekas kemerahan.

"Wangi mu enak sekali [Name], mari kita lakukan hal itu" Ucap Albedo sembari mengangkat tubuh milik [Name] dan membaringkan nya di sofa.

"Eh... Cho-chotto aah.. "

Ya sisanya bisa kalian bayangkan sendiri.

End.




Note.

Ai : "HOLAA AKU BALIK LAGI... eh masih ada yang inget kan?

Ai : " Yah intinya aku mau minta maaf karena nggak update update, faktor utama karena sibuk, write block, males, dan juga banner genshin yang nggak ngotak.

Ai : "dan juga kalau kalian mau tau kayak nya aku salah masuk jurusan, hiks ... Akuntansi anj.

Ai : "tapi lupakan soal itu karena ada sesuatu juga yang mau aku bilang-"

Ai : "jadi gini aku ada minat nulis di tiktok atau nggak di IG, kalau tanya kenapa nggak di tweet juga, udah pasti jawaban ku masih belajar menggunakan Tweet, maklum baru bisa download sekarang.

Ai : " Jadi ada yang setuju nggak kalau aku nulis nya tiktok atau IG?, aku butuh sedikit pendapat aja sih"

Ai : "oke sekian dari Ai.. Sampai jumpa di chapter berikutnya.. "

Next chapter?? →→→

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro