MY POSESIF BROTHER ; 29
Bilik Wooyoung-
" Oppa main tipu! Ishh! " Jerit Haein kesal, Wooyoung yang duduk disebelah nya di jelingnya tajam.
" Apa pulak main tipu "
" Tu, asyik tembak Haein je! " -Haein. Wooyoung ketawa
" Aik? Dah nama pun game, saling serang lah " dicubit geram kedua pipi Haein. Haein berdecit
" Ye tahu, tapi oppa serang lah pelan pelan " Tangan Wooyoung ditolak ketepi.
" Hm yelah, ni pelan pelan " kata
" Oppa!! "
" Tengok! Haein dah mati!! "
" Dah lah, taknak main lagi " ujar Haein dengan nada merajuk lalu duduk membelakangi Wooyoung.
" Alolo, jangan lah merajuk "
" Ok lah, oppa mengalah, meh, main lagi " pujuk Wooyoung sambil mencuit bahu Haein.
" Awas eh, kalau Haein kalah lagi " ujar Haein lalu kembali memainkan komputer nya. Wooyoung ketawa kecil
.
.
" YASSSHHH!! HAEIN MENANG!!! " Jerit Haein sambil melompat-lompat gembira.
" Booo kalah! Haein menang " Ejek Haein, lidahnya dijelir kearah Wooyoung.
" Yelah, Haein menang yeayyy " Kata Wooyoung dengan senyuman kelat nya. Tiba-tiba pintu terbuka. Kepala Mingi muncul dari balik pintu
" Haein, jom makan " ajak Mingi.
" Dah siap? " -Haein
" Dah, jom turun "
" Kau pun sama, jom makan " ajak Mingi dekat Wooyoung. Wooyoung mengangguk.
" Jom! " Seru Haein bersemangat lalu mula mengatur langkah ke ruang makan diikuti Wooyoung dan Mingi.
.
.
-08:42 mlm
" Sayang, tak ngantuk ke, hm? " Tanya Mingi yang sudah mula bosan melihat Haein dan Wooyoung asyik bermain game.
" Jangan main game terus, mata Haein sakit nanti " Sambungnya, tapi haein hanya membalas dengan gelengan lalu kembali focus dengan komputer nya.
" Haein, satgi oppa oppa Haein marah " -Mingi
" Tapi kan, diaorang takda " balas Haein, matanya masih fokus di layar komputer
" Wooyoung oppa tembak! Tu ada musuh! " Jerit Haein,
" Ay-yay bos! " balas Wooyoung.
" Yah! Wooyoung! " -Mingi
" Kacau lah, asal " Mata Wooyoung masih fokus ke layar komputer. Mingi mengeluh malas.
" Masak kau kalau San kesini " Ujarnya lalu pergi meninggalkan dua manusia yang leka bermain video game. Wooyoung lantas membatu
" Hyung! Ni macam mana! " Jerit Wooyoung yang sudah mulai panik dengan perkataan Mingi tadi.
" Entah! Kau yang ajak, kau lah kena tanggung jawab! " Balasnya dengan teriakkan.
" Tengok budak tu! Dah kecanduan! " Teriaknya lagi. Wooyoung menelan ludah berat, Haein yang masih leka bermain game di pandang nya.
" Haein sayang, dah eh " Pujuk Wooyoung. Haein menggeleng
" Esok kita sambung eh, dah malam ni " Pujuk Wooyoung lagi.
" Nanti oppa kena SmackDown dengan San hyung macam mana " Sambungnya
" Tak nak, oppa diam sikit lah " Ujar Haein. Wooyoung diam, berfikir apa akan jadi dekat nasib dia kalau San betul-betul akan muncul.
" Game?! " Dingin suara itu bertanya. Wooyoung yang mendengar langsung tidak bergerak maupun menoleh kearah empunya suara.
" Mati aku " katanya dalam hati, Mingi yang baru datang menyeringai melihat Wooyoung yang sudah mematung.
" Haein! " panggil orang itu.
" Hmm? " Balas Haein, matanya masih melekat di layar komputer manakala tangannya sibuk bergerak.
" Oppa ada izinkan Haein main game? Hm? " Tanya San dingin. Haein hanya diam, masih fokus bermain game
" Choi Haein! " San mula naik angin, tapi haein masih tidak menuruti nya.
" Ish! Sikit je lagi " Balas Haein
" Wooyoung oppa cepat lah, asal berhenti " Sambung Haein seraya memukul-mukul paha Wooyoung.
Mata San otomatik menatap tajam kearah Wooyoung, Wooyoung yang perasan dengan tatapan San, lalu menelan ludah berat,
" Haein dah eh, next time kita main lagi, ya " Pujuk Wooyoung dengan nada memohon. Haein menggembung pipinya
" Haein balik dulu ok " Sambung Wooyoung, Haein berdecak kesal lalu meletakkan headset nya.
" Janji tau, next time kita main lagi " Kata Haein, Wooyoung mengerling kearah San yang memasang raut muka yang datar lalu mengangguk dengan takut.
" Ok " Haein memusingkan badannya lalu berdiri, wajah datar abangnya di pandang lalu memuncungkan bibirnya.
" Maaf... " -Haein
" Jom balik " San bersuara dingin. Haein mengangguk lalu menghampiri San.
" Mingi oppa, Wooyoung oppa, Haein balik dulu tau " Pamit Haein seraya berjalan keluar dari mansion Mingi
" Ya, hati-hati sayang " balas Mingi dengan senyuman manisnya. Haein mengangguk.
" Wooyoung oppa bubyee " Haein melambaikan tangan nya, Wooyoung membalas dengan canggung.
" Masuk " arah San dingin, Haein akur lalu masuk kedalam kereta.
" Aku balik dulu " pamit San dekat Mingi
" Hm, hati-hati " balas Mingi. San lalu masuk ke dalam perut kereta. Wooyoung menghembuskan nafas lega sejurus selepas kereta San pergi dari perkarangan mansion nya.
" Nasib baik kau hidup lagi " Ujar Mingi lalu pergi untuk masuk kebiliknya.
" Ck, hyung takda akhlak " dijeling punggung Mingi yang sudah menaiki anak tangga itu.
.
.
Dalam kereta-
" Oppa takkan benarkan Haein jumpa dengan Wooyoung kalau setakat nak main game " San bersuara dingin, matanya fokus melihat jalan raya.
" Kenapa pulak " Haein memandang abangnya tidak percaya
" Tengok lah tadi, Haein main sampai tak ingat dunia, dah kecandu " -San
" Tapi kan tak selalu " -Haein
" Menjawab " -San, Haein menggeleng lemah.
" Bak mari telefon tu " San menadah sebelah tangannya.
" Hmm? " -Haein
" Bagi telefon Haein dekat oppa " -San. Haein membuka begnya lalu mencapai telefon bimbitnya.
" Nak buat apa " tanya Haein lalu meletakkan telefonnya di tangan San.
" Mulai dari sekarang telefon ni oppa yang pegang " kata San dingin seraya memasukkan telefon Haein kedalam poket seluarnya.
" Kenapa pulak " -Haein
" Haein ingat oppa tak tahu yang haein tiap malam main game, hm? " -San. Haein terdiam.
.
.
.
Mansion-
" Balik-balik je monyok, dah kenapa " Tanya Hongjoong setelah melihat muka monyok adiknya yang baru memasuki mansion.
" Come " panggil Hongjoong seraya menepuk-nepuk sofa di sebelahnya. Haein mengembungkan pipinya lalu menghampiri abangnya.
Punggung nya dilabuhkan di sebelah Hongjoong lalu memeluk pinggang abangnya. Tangan Hongjoong naik mengusap lembut ubun-ubun adiknya.
" Kenapa ni, hm? " Tanya Hongjoong lembut.
" Telefon Haein... "
" Kenapa dengan telefon Haein? "
" San oppa ambik "
" San ambik? Kenapa pula "
" Sebab Haein asyik main game " Adunya seraya menenggelamkan wajahnya di dada Hongjoong. Hongjoong geleng.
" Kalau dah macam tu siapa yang salah? " Tanya Hongjoong dengan kening dinaikkan. Haein mendongak melihat wajah abangnya.
" Haein.. " balas Haein lalu kembali menenggelamkan wajahnya.
" Haein tahu kan san macam mana, apalagi dah menyangkut adik kecilnya sorang ni, san cuma taknak haein kecandu dengan game "
" Tak baik buat mata, boleh timbulkan stress juga tau " jelas Hongjoong panjang lebar, tangannya mengusap lembut bahu Haein.
" Takpa, nanti kalau ada apa-apa guna telefon oppa je " -Hongjoong. Haein mengangguk.
" Dah pergi tidur, dah lewat " -Hongjoong
" Yeosang oppa mana? " Tanya Haein, tangannya masih kemas memeluk Hongjoong.
" Tak balik lagi, ada meeting katanya " bohong Hongjoong.
" Oh.. Hae- "
" No, tak payah tunggu " potong Hongjoong seakan tahu apa yang hendak adiknya ucapkan.
" Haein tak habis cakap lagi... " Haein memuncungkan bibirnya.
" Masuk bilik then tidur, takyah tunggu Yeosang " arah Hongjoong, Haein mengangguk lalu melepaskan pelukannya.
" Night oppa "
" Goodnight sayang " balas Hongjoong, matanya memantau Haein hingga masuk kedalam lift.
" Haein mana " tanya San yang baru memasuki mansion, Hongjoong yang bermain dengan telefon dipandang dingin.
" Bilik " jawab Hongjoong tanpa memandang kearah San. San mengangguk lalu pergi.
TBC
Ampun dan maafkan ayat Keling/Typo yang terkandung dalam part ni 🙏🏻
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro