Ternyata dia
SMA XXI memang dibebaskan, karena hari ini gurunya sibuk kenduri --eh rapat besar. Tapi walau begitu, murid-muridnya tidak diperbolehkan pulang. Dan harus tetap di lingkungan sekolah sampai jam 12 siang.
Oleh karena itu, untuk menghibur para siswa, MJ3 junior pun melakukan pentas perdana hari ini. Para guru setuju-setuju aja. Toh cara itu bisa jadi pelet agar para murid tetap bertahan di sekolah.
Kendati begitu, pastinya ada saja siswa-siswi yang berhasil bolos keluar dari sekolah. Dan Atsumu bisa menebak siapa saja cecunguk-cecunguk itu.
Yah, kalau Atsumu masih bergaul dengan mereka pun kemungkinan Atsumu juga ikut membolos.
Karena gerbang masih di kunci, dan Atsumu markirin Jono --nama motornya-- di dalam sekolah. Alhasil, Atsumu mutusin buat nyewa ojol buat sampai di tempat tujuan.
Untung dia udah cs sama pak satpam, jadi tanpa banyak bacot dia pun di bolehin keluar.
Berangkatlah Atsumu dengan mamang ojol ketempat tujuan dengan kecepatan tinggi.
"Jangan lupa bintang tujuhnya ya dek," ucap pak ojol seusai memberhentikan motornya didepan rumah gede.
"Waduh, itu mah obat dong pak." Aslinya Atsumu lagi malas ngeladeninnya, tapi karena kasian udah bapak-bapak, ya ladenin ajalah.
"Ngakak abies xixixixi..."
Dahlah, Atsumu langsung masuk kedalam rumah aja. Tanpa permisi, tanpa salam. Ya emang penghuni rumah ini nggak layak di kasih sopan-santun.
"Tsum?" Yahaba yang sedang goleran sambil liat-liat cewek open bo di twitter terkaget-kaget. Alhasil, dia langsung bangkit dan menghampiri Atsumu.
"Si jablay mana?" tanya Atsumu, emosi.
Yahaba mikir dulu, maklum, otak dia kan masih 3G. "Maksud Lo, dia?"
"Iya, si jablay."
"Mau apa lagi sih. Udahlah Tsum, nggak baik berurusan sama cewek. Kesannya kayak cemen gitu."
Tanpa peringatan. Atsumu narik kerah baju Yahaba. "Lo diem aja. Kasih tahu gue mana si jablay."
"Tsum!" Yahaba jadi ikut sewot.
Akibat keributan yang mereka lakukan di teras, para remaja nackal yang menghuni rumah tersebut pun berbondong-bondong keluar. Incaran Atsumu jadi salah satunya.
Dengan kasar Atsumu melepaskan kerah baju Yahaba. Lalu berjalan lebar menghampiri target. "Mana hp lo?!"
"A-apasih Tsum." Ia nampak gelagapan.
"Hp lo atau gue tendang!"
Ancaman Atsumu emang nggak pernah macem-macem. Alhasil, cewek bohay itu mengalah. Dengan tangan bergetar ia menyerahkan ponselnya.
Sementara yang lain hanya bisa diam menikmati pertunjukan tersebut. Lumayan kan. Selain itu mereka juga nggak berani ngelerai. Konon katanya, Atsumu kalo udah marah mirip orang kerasukan reog.
Dengan kasar Atsumu mengambil ponsel tersebut. Beberapa detik scroll-scroll, kemudian ia mengeluarkan berbagai macam nama-nama penghuni kebun binatang dengan mulutnya. Mencaci si cewek yang udah mengap-mengap macem orang asma.
"Ternyata lo yang ngerjain kak [Name]!" Teriakan Atsumu menggelegar. Sampe-sampe tukang cilok yang lagi lewat langsung berhenti.
"Tsum tenang," ucap temen Jeni. Aslinya dia takut, tapi nggak tega ngelihat bestainya mengkirut didepan Atsumu.
"Diem bangsat, nggak usah ikut campur!"
"Jen, gue balik dulu ya. Nenek gue mau meliharkan katanya. Bye!" Dengan begitu, teman Jeni pun melenggang keluar rumah dengan kaki nyeker.
Atsumu menarik kerah baju Jeni. saking kuatnya dia narik, Jeni jadi sedikit keangkat. "Bangsat banget ya lo!"
"Tsum, tenang dulu lah, ini ada apasih. Gue bingung," ucap salah satu anak cowok, kita sebut saja Tono.
"Asal lo tahu ya, si bangsat ini pura-pura jadi stalker buat ngerjain kak [Name]. Dia bahkan sampe ngancem-ngancem segala!"
Semua temen Jeni tercengang.
"J-jen, serius?" tanya Yahaba.
Sesaat Jeni terdiam. Bibirnya bergetar, matanya memerah. Nggak, Jeni bukan mau kerasukan. Dia mengalami gejolak emosi yang sulit di ungkapkan dengan kata.
"Jen?"
"Ngaku lo bangsat, jangan diam aja!"
"Iya, gue semua yang ngelakuin itu. Terus kenapa, kenapa?!" teriak Jeni, tak kalah penuh amarah.
Atsumu mengeratkan cengkeramannya. "Bangsat!"
"Kenapa semua orang harus suka sama si Bambang, kenapa?! Dari Semi, sampe lo juga. Kenapa harus Bambang, kenapa hidup seenggak adil begini?!"
Iri Dan dengki, semuanya menyimpulkan demikian. Jeni yang selama ini selalu berhasil menaklukan hati pria manapun, merasa iri karena tidak bisa mencuri hati Semi maupun Atsumu. Kiranya begitu.
"Gila ye lo," desis Yahaba.
"Iya gue gila, puas kalian hah?!"
Kesal, Atsumu membanting tubuh semok Jeni sampai membentur tembok. Jeni sampai mengaduh kesakitan karenanya.
"Gue peringatin, sekali lagi lo ganggu kak [Name], gue rusak wajah sok cakep lo!"
*
"Udah ada kabar dari Atsumu?" Tanya Tendou sambil nyodorin minuman ke [name].
Anak gadis pak Bambang geleng.
Setelah Atsumu pergi begitu aja, Tendou nyuruh Bmbang buat balik ke vrindafan. Dan begitu buka pintu, muka-muka kepo anak MJ3 menanti. Tendou yang mulutnya Ember pun kelepasan ngasih tahu masalah Bambang.
Karena Bambang merupakan teman sekaligus dimpet mereka, anak-anak MJ3 murka. Anak-anak kelas tiga siap dengan segala perkakas mereka. Sementara anak kelas dua sudah siap memanggil dukun.
Tapi, pak Ketu menyeruh mereka tenang dulu sampe Atsumu balik. Aslinya dia juga kesel. Saking keselnya sampe tanpa sadar nyubit-nyubit kaki mini Yaku.
"Kur..."
"Maaf Yak, enak soalnya ehehe..."
Dan akhirnya, pantat seksi Kuroo pun kena tendang.
"Mental lo aman?" Tanya Kiyoko.
"Gue juga nggak tahu. Rasanya, perasaan gue aneh gitu."
Kiyoko langsung meluk Bambang. Yukie, dan Milea pun ikutan. Tadinya, Oikawa juga mau ikutan tapi langsung di tarik Iwaizumi terus dibuang keluar vrindafan.
"Lo nggak sendiri Bang, ada kita disini," ucap Kiyoko.
"U... Sayang Bambang!" Yukie mengeratkan pelukannya, sampai-sampai kawannya pada sesek nafas.
"Udah woy udah!" Teriak Hana panik.
"Kak Hana iri ya, sini sama gue aja." Dengan pedenya Terushima membentangkan kedua tangan.
Bukan pujaan hati yang datang, jusrtu Noya cs yang datang menubruknya. Nggak mau kalah, Tendou, Hanamaki, Matsukawa, dan Suguru pun ikutan. Enggak kuat menahan beban, mereka pun terjatuh keatas lantai.
"Ya tuhan, masih siang bre, entar malem aja," tegur Sawamura.
"Klo main bertiga kan, disebut trisome, kalo ini disebut apa?" Tanya Suna.
Sugawara mulai menghitung. Kemudian dia tampak pasrah. "Banyak banget yang main. Soalnya setan juga pada ikutan main bareng mereka."
"Sialan Lo Sug!" Teriak Suguru.
"Menghina diri sendiri," ejek Shirabu.
"Dih, junior kurang asem ya Lo!"
"Berarti gue manis ya."
"Shirabu kamis jumat!"
"Kalian ngomong apasih, gue enggak paham," tanya Milea.
"Anu kak, mending nggak usah paham," kata Kanoka.
"Kenapa emang?"
"Entar kesucian kakak terenggut," balas Mai.
"Ihh... Nggak mau, gelay!"
"Berisik, udah nggak musim gelay!" Teriak Iwaizumi. "Kalian bisa nggak sih nggak usah ribut sebentar aja. Kasian si Bambang nih!"
"Nggak apa-apa sih, ribut aja. Nggak tahu kenapa, keributan kalian sedikit ngalihin pikiran gue." ucap Bmbang sambil tersenyum.
"Woy panggil pemadam kebaran, pak ketu pingsan!" teriak Terushima.
"Ninu... Ninu... Pemadam kebakaran datang!" teriak Futakuchi yang muter-muterin ruangan sambil gandeng Aone.
"Entar buku yasinnya mau desain apa?" Suguru.
"Temanya helo kiti Bagus tuh," usul Suna. "Gue suka pink soalnya."
"Tuhan, Saya udah nggak kuat." Sakusa melambaikan tangan.
"Aran bangun, entar keinjek Futakuchi."
Aran keep ngorok. Dan Ushijima menyerah membangunkan Aran. Pada akhirnya, kejadian yang tidak diharapkan Ushijima tapi diidamkan Tendou pun terjadi. Futakuchi nggak sengaja terpleset kemudian menginjak anunya aran. Iya, anu yang itu.
"Bang Aran!" Futakuchi langsung sujud minta ampun. Katanya Bang Aran kalau bangkit dari tidur mirip pocong bangkit dari kubur. Serem.
"E buset, masih tidur aja bang Aran. Poto dulu dah."
"Sun, bagi fotonya ya. Mau gue bikin stiker," ucap Matsukawa.
"Oke, pembayaran bisa di tranfer lewat gojeg."
"Asem!"
[Name] berdusta soal pikirannya teralihkan. Ditengah kebisingan ini. Ia masih memikirkan tentang masalahnya. Merasa takut juga cemas.
Seketika, pelukan hangat kembali merengkuhnya. Bambang terkesiap.
"Ada kita kok," bisik Kiyoko dengan suara lembutnya.
"Makasih, makasih banget."
Brakkk...
"Asumu!" teriak anak-anak MJ3 dengan kompak
"Yang bener Atsumu woy!"
"Tsum, gimana, gimana?" barisan paling kepo, Matsukawa, Hanamaki, Oikawa, Suguru, Suna, Futakuchi, dan Mai. Sebenernya mereka cuma ingin menambah gosip, tapi tentunya masih ada rasa prihatin untuk [Name].
"Duduk dulu Tsum, lo ngos-ngosan gitu," kata Sugawara.
"Jangan deket gue, lo bau keringet," kata Sakusa kayak orang kumur-kumur.
Atsumu nurut.
"Minum dulu." Yaku berinisiatif membukakan botol air mineral kemudian diberikan kepada juniornya.
Dalam sekali tenggak, air mineral tersisa setengah. "Makasih bang."
"Tsum, Lo nggak apa-apa?" Tanya [Name]. Nggak tahu kenapa, dia khawatir banget sama si kuning.
Atsumu senyum kecil. Seneng pas tahu doinya khawatir.
"Punten ya ini, kita butuh klarifikasi sekarang juga," sela Suna.
"Jadi gini..." Atsumu mulai becerita. "...dah gitu." Atsumu kelar bercerita.
"Serius Tsum, si Jeni yang ngelakuin itu?!" Yukie kaget.
"Gilasih, udah kita kasih pelajaran juga nggak pernah kapok," celetuk Hana.
"Eh pelajaran apa? Matematika?" Tanya Bokuto.
"Udah, kaum berbatang diem aja," tegur Hana masih sewot.
"Eit... Kita nggak bisa diem aja. Bambang ini kan dompet sekaligus anggota MJ3 yang berharga," ucap Matsukawa.
"Betul betul betul!"
"Yakan pak ketu?!" Tanya Hanamaki.
"Bener. Tapi ini nggak ada hubungannya dengan MJ3. Kalau kita ikut campur, bisa jadi nama MJ3 ikut tercoreng," ucap Kuroo bijak.
Semua terdiam. Bener juga sih apa kata pak ketu. Bisa jadi nanti ada desas-desus buruk seputar MJ3. Apalagi, Jeni ini dikenal pintar menyebarkan rumor.
"Tapi, kalau kita bergerak secara perorangan nggak masalah kayaknya." Lagi pak ketu membuka suara. "Misalnya gini, Entar Bokuto manggil tukang santet. Terus Suguru gerakin ular-ularnya buat nyerang tuh cewek. Entar Tendou cosplay jadi badut, katanya si Jeni takut badut. Terus..."
Mai mengacungkan tangan tinggi. "Entar gue yang spill semua aibnya ke sosmed."
"Kalau urusan itu serahkan aja ke gue." Suna udah siap dengan ponselnya.
"Gue siapain apa ya?" Tanya Ushijima, datar.
"Nggak usah bang. Kita berdoa aja," kata Shirabu.
Sementara itu, Bambang terdiam di pojokan. Dia mengamati teman-temannya yang berantusias memberi pelajaran pada Jeni. Mungkin sebagian memang peduli padanya. Sebagian lagi hanya ikut-ikutan. Dan beberapa memang memiliki dendam pribadi dengan Jeni.
Bambang hanya bisa diam. Ada satu pertanyaan besar Yang menghantui benaknya.
Kenapa Jeni melakukan hal sejahat itu ke dia.
"Bang?" Lagi, Kiyoko bertanya. "Oke?"
Anak gadis pak Daisuke tersenyum sedih.
"Inget, orang baik emang sering dimusuhin."
Kiyoko memang yang paling pendiam. Tapi diantara semua cewek MJ3, dia yang paling peka.
"Sekali lagi makasih."
[Name] bersyukur banget. Temen yang dia punya emang nggak begitu banyak. Tapi mereka semua tulus berteman dengan dia.
"Semuanya juga terimakasih ya."
Mendadak, anggota MJ3 yang sedang ribut-ribut berhenti. Mereka menoleh pada [Name] yang tersenyum tulus.
"Bang, lo nggak kerasukan?" Tanya Suguru. Dia udah was-was.
"Woy panggilin pak Ukai!" Teriak Noya.
"Ngapain anjir, diakan guru olahraga," balas Futakuchi. "Ne, lo aja ne, lo kan Yang paling soleh!"
Aone geleng. "Jangan, hati masih kotor."
"Tapi yang paling suci disini kan lo Ne!"
"Bang, waras?" Tanya Tendou.
"Iya gue waras kok. Gue juga nggak kerasukan," balas Bambang. "Gue cuma mau terimakasih atas kepedulian kalian. Tapi gue rasa kalian nggak perlu sampe segitunya ngurusin Jeni. Masalah ini, gue mau nyelesain sendiri."
Semua terdiam. Aran masih tertidur.
"Tapi, gue butuh bantuan kalian. Cuma dikit aja kok. Boleh?"
"Boleh banget!"
"Siap, bisa!"
"Asiap!"
"Nghokey."
"Pengen pulang."
"Zz... Zz..."
╰TBC╮
Hey it's been a long time ^^
15 November 2021
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro