Tentang kita
"Tsum... Kenapa Lo harus pergi secepat ini."
"Atsumu.. hiks... hiks..."
"Maafin gue kalo selama ini sering buli lho."
"Kita bakal selalu inget Lo kok."
"Atsumu bayar utang Lo dulu njing hiks..."
"Semoga surga tidak menerimu."
"Bangsat kalian!"
"Cut! Bagus banget guys akting kalian," teriak Tanaka.
Jadi, Atsumu sebenarnya masih hidup. Anak-anak kelas 10 MJ3 cuma lagi latihan akting saat Atsumu mati nanti. Bagus kan aktingnya.
Kemarin, Atsumu emang kecelakaan. Tapi lukanya nggak terlalu parah. Cuma baret di pipi dan tangan kanan patah. Nggak parah kan.
Sebenarnya, Atsumu bisa aja jadiin keadaanya sebagai alasan untuk nggak berangkat sekolah. Tapi karena keadaan rumah masih hot. Atsumu mutisin buat ke sekolah, walau sepanjang jam pelajaran di bolos ke vrindavan terus. Tentunya Atsumu nggak sendiri, dia ditemani Futakuchi, Noya, Tanaka, Terushima, dan Aone (dipaksa)
"Heh para babi, sana balik ke kelas," kata Atsumu yang lagi goleran Indah beralaskan sarung.
"Apasih njing, nyuruh-nyuruh aja kaya majikan," balas Futakuchi yang lagi rebahan di paha Aone. "Lagian lo sakit bukannya ke UKS malah ke sini."
"Males di UKS, kasurnya bau apek."
Terushima ketawa kenceng. "Gasalasih. Tapi teh manis buatan anak PMR enak. Yang buanya juga manis."
"Manisan mbak Kiyoko sih."
"Nice Tanaka," sahut Noya.
"Bubar sana, gue mau tidur," teriak Atsumu.
"Atuh jangan berisik Tsum, nanti ketahuan anak kelas 2 kita kena marah," tegur Futakuchi.
"Iya." Ini dialog Aone.
"Lagian kalian ganggu aja anying."
"Dih sakit kok kasar mulu, gue sentil nih tangan kanan lo." Noya udah siap-siap mau nyentil Atsumu.
"Ampun Noy."
"Kalo gue jadi lo sih ya, mending diem di rumah aja. Lumayan kan nggak berangkat kesekolah," kata Terushima sambil bongkar lemari, cari sesuatu yang bisa dimakan. "Berangkat juga percuma kan. Kaya bakal ada pelajaran yang nyantol aja."
Kesel, Atsumu lemparin celana Futakuchi ke muka Terushima. Yup, saat ini Futakuchi cuma koloran, mana kolornya gambar helo kiti.
"Bangsul, ini celana baunya kaya jaman purba aja!"
"Heh berani ye lo hina-hina celana gue!"
"Gue pasang 5000 buat Futa!" teriak Noya.
"Gokil, ya jelas terushimaung lah," balas Atsumu. "Tan lo milih siapa?"
"Yang menang ajalah."
"Dih nggak asik. Ne, lo milih siapa?"
"...Futakuchi."
"Cie... Milihnya Futa acia..." ledek Noya dan Tanaka. "Kiw... Kiw..."
"Gue penasaran, sebenarnya hubungan lo sama Futa tuh apasih?"
"Atsumu jangan ngadi-ngadi ye. Gue sama Aone ya temen!" Futakuchi yang lagi marah sambil pake kolor helo kiti itu... kelihatan kaya orang gila.
"Mencurigakan lo bedua."
"Ecie... Cie..."
"Berisik lo pada!"
Brak...
Semua langsung kicep, kaget liat siapa yang buka pintu. Rupanya Tendou. Muka dan auranya serem macem hantu di film horor.
"Bang kita bisa jelasin ini," kata Terushima ketar-ketir.
"I-iya bang, gue dan Aone nggak ada hubungan apa-apa kok." Futakuchi bergegas pake celana.
"Yang salah dia bang!" teriak Noya sambil nunjuk Aone.
"Nggak."
"Gue nggak salah apa-apa bang, mereka aja yang ngikut segala," kilah Atsumu sambil pura-pura kesakitan.
"Kalian..." aura Tendou makin serem sampe-sampe bikin Futakuchi kebelet pipis. "Kok bolos nggak ngaja gue!"
*
"Bang, dicariin!" teriak Milea yang lagi patroli didepan pintu.
[Name] yang lagi beres-beres tas pun langsung ke luar kelas. Rupanya Tendou dan... Kuroo. Satu tamu yang nggak terduga.
"Bang, sori ya gue nggak bisa anterin lo balik," kata Tendou.
"Nggak apa-apa. Lo nganterin Atsumu kan?"
"Iya. Kasian dia belum bisa naik motor sendiri."
"Ati-ati Ten pulangnya, lo bawa orang sakit lho."
"Serahin aja sma gue, kan gue murid lorenzo," balas Tendou bangga. "Btw, daripada lo balik naik ojol mending lo bareng sama paketu aja."
[name] ngelirik paketu yang masang senyum sok ganteng. Tapi emang ganteng sih.
"Ten..."
"Tenang aja, gue udah wanti-wanti dia kok. Juga kayaknya dia mau ngomong sesuatu yang penting sama lo." untuk meyakinkan, Temdou acungkan satu jempol.
Mereka berdua ada disatu organisasi yang sama. Lebih bijak kalau [Name] tidak terus menjaga kecanggungan ini. Ia juga berharap Kuroo memikirkan hal yang sama. "Okedeh."
"Kalo dia macam-macam cabut aja pisangnya Bang!"
"Ngaco lo!"
"Dah ya, gue nyamperin Atsumu dulu. Kur, nitip Bambang ya."
"Siap!"
Dan suasana jadi canggung. [Name] sama Kuroo saling lirik-lirik tapi nggak ada yang berani ngomong. Malah senyum-senyum nggak jelas.
Lumayan lama mereka cuma begitu aja, hingga akhirnya Kuroo langsung ngajak ke parkiran. Jalannya juga jaga jarak, kayak prokes. Kuroo didepan dan [Name] ngintil di belakang.
"Kur, lo mau ngomong apasih?" akhirnya [Name] memberanikan diri nanya pas udah nyampe diparkiran.
"Tentang kita."
"Kur, plis nggak usah bahas itu--"
"Gue mau memperjelas semuanya bang. Jadi tolong beri gue kesempatan."
"O-oke."
"Gue ada tempat Bagus buat ngobrol. Lo mau kan?"
"Emang gue boleh nolak."
╰TbC╮
.
.
.
.
Hola semua :)
17 oktober 2022
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro