Suguru si bucin
[name] Bambang Wijaya
Wa
Atsumu
Kak [name] kok nggak berangkat, Atsumu kangen :(
Gue sakit.
Lah kak [name] sakit. Kenapa nggak bilang.
Udah makan? Minum obat?
Istirahat yang cukup. Jangan banyak beraktifitas dulu.
Atsumu kesitu ya
Nggak usah.
Atsumu bawain makanan. Bentar dulu, Atsumu mau izin ke bunda.
Nggak usah!
Tungguin ya...
Gue blokir.
Jangan :(
Nggak perlu kesini.
Gue udah baikan.
Udah sehat juga.
Tapi Atsumu kangen :(
Btw gue lagi dikerok. Iya, tadi gue nggak berangkat karena masuk angin. Efek semalam begadang maraton nonton sinetron preman pensiun. Gila, bang mus nya keren.
Yang lagi ngerok gue itu bi Shinobu kocou. Dia ART di rumah gue. Seminggu yang lalu sempet balik ke kampung karena anaknya kena penyakit siput gila. Baru balik ke sini pagi tadi. Untung hari ini bi Shinobu pulang. Nggak kebayang kalau b Shinobu nggak pulang, gue minta di kerok sama siapa ya. Masa iya sama mamahnya Tendou. Sebagai info, mamahnya Tendou ini sama konyolnya kayak Tendou.
Pernahkan adek gue yang cewek di kerokin sama dia pas kena masuk angin. eh, dia malah gambar gunung sama sawah di punggung adek gue. Tapi, gitu-gitu juga mamah nya Tendou kocak. Baik. Ramah pula.
"Udah neng," kata bi Shinobu. "Jangan mandi dulu. Ntar sore aja sekalian."
"Iya bi."
"Bibi mau kepasar dulu. Itu kulkas kosong soalnya. Neng mau nitip apa?"
Gue mikir dulu. "Nitip mie lidi aja. Bumbu pedes ya bi."
"Bibi beli sekarang. Tapi di makannya nanti ya. Kalau udah enakan."
"Siap bi."
Bibi Shinobu pun pergi ke pasar mengendarai kupu-kupu. Iya kupu-kupu, nama dari motor vino bi shinobu yang dihadiahin dari ayah tahun kemarin.
Dan akhirnya gue di tinggal sendirian di rumah, lagi.
Sumpah dari tadi pagi bete banget. Nonton youtube bingung mau nonton apa. Nonton drakor lagi nggak selera. Nonton tetangga, eh tetangga gue nggak ada yang ribut. Mending sekolah sih. Walau capek belajar. Seenggaknya ada temen.
Tiba-tiba bel rumah gue berbunyi. Gue ngiranya itu pasti si Atsumu. Dengan langkah kesal gue buka pintu.
"Suprise!"
"HBD Bambang!"
Gue kaget. Rupanya bukan Atsumu tapi beberapa anak-anak MJ3. Ada anak ceweknya lengkap. Terus juga ada Kuroo, Bokuto, Oikawa, Yaku, Matsukawa, sama Hanamaki. Ini ada apa gerangan.
"Oh... anakku, lo kenapa?" Yukie langsung menangkup pipi gue. "Masih bisa napas kan?"
Gue ngelepasin tangan Yukie pelan. "Apasih?"
"Kita datang mau menjenguk lo," ucap Pak ketu yang baru aja lepas helm full facenya.
"Yaampun, nggak perlu segitunya. Gue Cuma masuk angin aja. Ini juga udah sembuh."
"Ini," kiyoko nyerahin bingkisan ke gue. "Tadinya mau beliin seblak sama boba, tapi lo kan lagi sakit."
"Makasih banget." Gue terharu. "Masuk yuk!"
Faktanya, MJ3 ini udah seperti keluarga kedua buat gue. Bahkan, gue lebih deket dengan mereka ketimbang anak-anak kelas.
"Aduh haus!" ujar Bokuto sambil ngelus-ngelus tenggorakan.
"Password wifinya apa bang?" tanya Hanamaki yang baru duduk di sofa.
"Haloo guys... gue lagi di rumah temen gue. Temen gue ini lumayan tajir lo..." Oikawa mulai acara live ig nya.
"Masuk aja, anggap aja rumah sendiri," kata Yukie yang asal nyelonong kedapur.
"Yukie, ambilin gue minum ya!" teriak Bokuto.
Mereka emang sering main kesini. Orang rumah pun sudah paham sama mereka. Saking seringnya mereka main kesini, mereka sampai menganggap rumah ini sebagai rumah sendiri. Ayah dan orang rumah lain nggak keberatan. Katanya kalau kedatangan MJ3 rumah jadi lebih hidup dan ramai.
Gue duduk di samping Kuroo yang lagi cek ponselnya. Gue duduk disini karena emang Cuma disini yang kosong.
"Lo udah baikan?" tanya Kuroo. dia baru saja naruh ponselnya diatas meja.
"Iya. Barusan habis di kerok sama bi Shinobu."
"Katanya dikerok itu bahaya loh..." sahut Yaku.
"Iya bahaya, kalau yang di keroknya jantung lo," kata Matsukawa yang lagi sibuk mabar ff sama Hanamaki.
"Dih serius!" Gampang banget Yaku nepak pala Matsukawa.
Yukie nongol dari dapur sambil bawa dua toples kue nastar. Di belakangnya ada Hana yang bawain minuman diatas nampan buat anak-anak. Gue bingung. Ini tuan rumahnya siapa sih.
Bokuto langsung tenggak habis minumannya. Punya Kuroo juga dia sikat. "Bang, gue numpang tidur ya. Capek banget tadi habis belajar mtk soalnya." Bokuto pun langsung rebahan diatas karpet.
"Yang lain pada kemana?" tanya gue.
"Anak kru lagi garap projek bareng anak seni rupa," jelas Hana.
"Pojek apaan?"
Hana mengedikkan bahu. "Kalau si sugawara sama Sawamura ada perlu. Si Asahi baru pulang muncak."
"Suguru masih berduka karena baru di putusin mika," kata Kuroo. "Hari ini aja dia sampai nggak bernagkat sekolah."
"Gila bucin sekali," kata Milea sambil makan kue salju.
"Bucinnya mas Dilan ngaca ya," sindir Hana.
"Tendou nggak ikut?" tanya gue. rumah Tendou Cuma beberapa langkah dari sini. Masa dia nggak ikut.
"Lagi ganti baju dulu, nanti kesini," jawab Yaku.
"Tumben ganti baju segala."
"Tadi dia kejebur got karena asik joget-joget," kata Matsukawa.
Ngakak dong. Jadi nyesel nggak liat Tendou kecebur. Pasti lucu.
"Hola... pada ngomongin gue ya."
Panjang umur Tendou, dan segala hal konyolnya. Tendou udah ganti baju pake kolor dan kaos partai. Dia orang mampu. Cuma dia terlalu cuek soal berpakaian. Kelewat cuek malah.
"Aduh bau got dari mana nih," ejek Oikawa yang baru selesai live ig.
"Orang alay diam aja ya," balas Tendou.
"Eh Kur, si Suguru depresi ya?" tanya Hana yang lagi mainin ponselnya.
"Iya tuh, tadi gue liat story wa nya masa gini 'apa gunanya aku hidup, bila tanpa cinta mika.'" Timpal Yukie.
"Kita samperin Suguru yuk!" ajak gue.
"Dih ngapain, gue suka geli kalau main kerumahnya." Oikawa bergidik ngeri.
Suguru dan keluarganya merupakan pecinta reptil. Di rumahnya ada banyak reptil. Terutama ular. Gue juga geli sih kalau main ke rumahnya dia. Tapi orang tua Suguru baik kok, nggak kayak anaknya.
"Jangan gitu. Kalau Suguru mati karena depresi terus ngehantuin lo gimana," kata Yaku.
"Ogah, ogah!" Oikawa langsung berdiri. "Yuk samperin."
"Males," kata Kuroo.
"Kur jangan gitu. Kalo Suguru mati lo nggak punya lawan tubir lho," kata Hana yang udah siap-siap berdiri.
"Tanggung nih, nuggu selesai dulu. Bentar lagi kita menang nih!" seru Matsukawa.
"Afk, atau gue tendang?" ancam Yaku.
Kembar yang nggak kembar itu langsung memasukkan ponsel kedalam tas. Terus langsung nyelonong keluar. Mereka udah siap diatas motor malah.
"Ini dibangunin jangan?" tanya Kiyoko sambil nunjuk Bokuto yang tidur pules.
"Tinggal aja," kata Kuroo.
"Jangan ah, nanti ngambek. Kalau ngambekkan dia kayak perawan," kata Yukie. "Bok, bangun bok!" Yukie tepuk-tepuk pipi Bokuto. Tapi Bokuto nggak bangun.
"Cara banguninnya jangan gitu," kata Hana. "Gininih!" nggak nanguung, Hana langsung nampar pipi Bokuto sampai ninggalin bekas. Bokuto langsung bangun.
"Hah apa ini? Ini isekai ya?"
"Bok cepetan, kita mau ke rumah Suguru nih," kata Yaku.
"Bang, lo juga ikut?" tanya Kuroo.
"Iya. Kan gue yang ngajak. Gue udah sehat kok."
Kuroo angguk-angguk. "Lo bonceng sama gue ya."
"Eh gue sama Tendou aja deh. Biar pulangnya sekalian."
"Oh yaudah kalau gitu," Kuroo senyum kecil. Entah kenapa gue rasa di senyum kuroo itu ada ke tidak ikhlasan. Udahlah. Perasaan gue aja kali ya. "Ten, bawa motornya tai-ati ya. Jangan sampai nyebur got."
"Kalem aja, gue kan muridnya Lorenzo."
*
Kami pun sampai di rumah Suguru. Rumahnya cukup luas, lantainya ada dua pula. Di halaman ada bapaknya Suguru yang Cuma pakai kolor sama kaos kutang. Beliau lagi asik menimang-nimang anak konda. Gue jadi ngeri.
"Om... sugurunya masih hidup?" tanya Matsukawa.
Langsung Yaku bertindak dengan menendang pantat semok Matsukawa.
"Oh, Mamats!" Orang tua Suguru emang udah paham sama Matsukawa sama Hanamaki, soalnya dua orang ini yang paing sering numpang makan dan wifi-an di rumahnya Suguru. "Sayang banget tuh, anak om masih hidup."
"Coba kasih sianida om," kelakar Hanamaki.
"Santet aja om." Tendou malah ikut-ikutan om.
"Ada apa nih ramai-ramai kesini, nggak mau nagih hutang kan?" tanya ayahnya Suguru.
"Kita mau nengokin Suguru om. Khawatir aja sama dia," kata Kuroo.
"Om terharu anak om punya temen sebaik kalian," ayahnya Suguru menyeka air mata menggunakan ekor ular. Sumpah ya, gue ngeri. "Tapi anak om lagi sensitif banget. Di samperin sama orang tuanya aja nggak mau."
"Sama kita mah pasti mau om," kata Yaku.
"Yuk sini masuk dulu."
Gue meluk tangan kiyoko. Pocong, kuntilanak gue nggak takut. Tapi kalau ular itu bagaimana ya. Geli gitu liatnya.
"Duduk dulu ya. Om bawain minuman sama cemilan."
"Bukan sate ular kan om?" tanya Tendou.
"Bukanlah," kata ayahnya Suguru. "Tapi sate kodok."
Tendou ketawa kenceng. "Om ini lawak aja kayak si sule."
"Siapa yang lawak. Om serius kok."
Waduh.
Tiba-tiba ponsel di saku gue bergetar.
Suguru
Bang, lo dibawah sama anak-anak?
Iya. Sini turun.
Ogah.
Mending kalian pulang aja. Gue lg nggak mood ketemu siapa-siapa.
Turun aja. Gue bawa Mika nih.
OTW
Tak berselang lama, Suguru langsung turun kebawah. "Mika mana woy, bebep gue mana?" Suguru celingak celinguk.
"Apasih, nggak jelas banget nih manusia ini," kata Hanamaki. "Sug, lo ganti sandi wifi ya."
"Bambang, Mikanya mana?!"
"Ada dirumahnya."
"Bang...bang!" Suguru sempet mau berkata kasar. Tapi dia ingat ini kan rumahnya dia. Dan disini ada kedua ortunya. Setelah misuh-misum sambil berdiri. Suguru langsung duduk di sofa. "Tipu mulu si Bambang."
"Sori, kalau nggak gitu lo nggak bakal turun soalnya."
"Kalian kenapa mau kesini. Kalo si kembar yang beda ibu sama ayah itu gue paham mereka mau numpang wifi-an," kata Suguru.
"Kita mau nengokin lo," kata Yaku. "Kita pikir lo udah sekarat gitu."
"Dih mana ada. Se galau-galaunya gue, nggak bakal gue bunuh diri. Masih inget orang tua."
"Bagus anak muda," kata Oikawa.
"Lo kenapa putus lagi sama Mika?" tanya Milea.
"Gue nggak mau cerita."
"Yaudah," kata Milea.
"Udah gitu aja, kalian nggak mau maksa gue? nggak mau bujuk gue buat cerita gitu?"
"Sebenarnya gue nggak tertarik," kata Hanamaki.
"Duain," kata Kiyoko.
"Jahat ya kalian!"
"Kalau mau cerita tinggal cerita aja ribet banget," kata Kuroo.
"Nanti juga pada dengerin," tambah gue.
"Gue buat salah, dan itu buat bebep Mika marah. Gue pengen minta maaf, tapi bebep Mika malah blokir nomor gue. kalau ketemu juga ngehindar."
"Salah lo pasti besar nih," kata Oikawa.
"Gue juga nggak tahu letak kesalahannya dimana."
"Lo minta maaf aja Sug, coba lagi," kata Yukie. "Kalau gagal ya. Mungkin hubungan kalian emang belum berhasil."
Suguru tiba-tiba nangis di pundaknya Kuroo. Refleks, Kuroo langsung mukul-mukulin kepala Suguru biar menyingkir dari pundaknya.
"Gue masih sayang sama Mika... hiks..."
Suguru emang ngeselin tapi kalau ngeliat dia gini kasian juga. "Gue ada ide sih, tapi nggak tahu bakal berhasil nggak," kata gue.
"Sialan tadi gue nyasar!" Cuma Bokuto Koutarou yang nyasar pas mau main kerumah temen sendiri, padahal baru seminggu yang lalu dia menjarah makanan di rumah yang dipenuhi reptil ini.
*
Gue bareng cewek-cewek MJ3 udah ada didepan rumah Mika. Ternyata rumahnya lumayan deket dari rumah Suguru. Jadi rencananya, gue sama ciwi-ciwi MJ3 bakal ngajak Mika ngobrol. Terus ngebujuk dia buat maafin Suguru. Tapi gue ragu. Soalnya anak-anak MJ3 sama Mika nggak terlalu akrab. Ada si Yukie yang sekelas, tapi katanya mereka jarang main bareng.
Ibunya Mika cantik, macam Sofia Lathuba. Pantes anaknya cantik. Sayang, cintanya malah sama manusia uler.
Ibunya Mika langsung nganterin kami kedepan kamar Mika. Pintu kamarnya di tutup.
"Mika, ini ada temenmu."
Pintu terbuka, menampilkan Mika yang terkejut. Iyalah terkejut. Gue sama yang lain Cuma bisa nyengir.
"Halo Mika," sapa Yukie.
"Mamah bikinin cemilan dulu ya. Kalian ngobrol-ngobrol santai dulu."
"Nggak usah repot-repot tante," kata Hana.
"Nggak papa." Ibunya Mika pun pergi.
"Masuk yuk," ajak Mika sambil tersenyum ramah. Kamar mika grily banget. Beda sama kamar gue. Kita semua duduk diatas karpet berwarna merah muda. "Ada perlu apa ya."
"Anu... itu..." Yukie muter-muter.
"Langsung intinya aja. Kita mau bahas Suguru." Hana memang antinya basa-basi.
Mika senyum. "Gue juga udah duga begitu."
"Lo sama Suguru ada masalah apa sih?" tanya Hana.
"Suguru nyebelin ya? Emang iya sih nyebelin. Gue malah salut lu mau bertahan sama dia," kata Milea.
Kiyoko Cuma angguk-angguk.
"Curhat aja Mik sama kita. Kita emang nggak terlalu deket sama lo. Tapi di sekolah, yang paling ngerti Suguru itu Cuma anak-anak MJ3. Dan, gue sama yang lain bisa jamin kalau kita bakal bersikap netral dan nggak mihak Suguru," ucap gue.
"Makasih ya," Mika senyum. "Jadi gini. Gue kesel sama Suguru karena pas nge date kemarin dia malah ajak si gara."
"Gara? Kazekage?" tanya Kiyoko.
Mika menggeleng. "Bukan, itu ular king kobra peliharaannya. Katanya nama itu terinspirasi dari ularnya panji, Garaga," jelas Mika. "Gue nggak masalah sih, kalau misalnya dia bawa hewaan peliharaannya macam kucing atau hamster. Nah ini ular. Tahu sendirikan gimana ular itu. Jujur gue geli sama ular."
"Dan, ini udah kali kedua dia ngelakuin hal yang sama," kata Mika.
"Dia pasti punya alasan kan?" tanya Yukie.
"Adasih. Alasannya karena Gara keliatan bosen di rumah terus. Jadi dia ajak jalan-jalan keluar."
Hana geleng-geleng kepala. "Gue nggak ngerti lagi sama tuh uler."
"Terlepas dari itu, lo masih suka Suguru nggak?" tanya Yukie.
Mika diam beberapa saat. Lalu mengangguk malu-malu.
"Kan kalau cinta tuh harus menerima apa adanya," kata Milea.
"Tapi Mil. Lo bayangin deh, lo lagi jalan sama Dilan, terus Dilan bawa-bawa ular king kobra di lehernya. Bukannya kelihatan makin badboy, tapi malah jadi kayak penari ular," kata Hana. "Gue yang nggak jadi Mika aja ngerasa ilfill."
"Iya juga sih." Milea nyengir.
"Tapi, lo masih ada rasakan sama si Suguru?" tanya gue. Mika mengangguk. "Masih mau berhubungankan?"
"Masih, tapi gue nggak mau ada uler diantara kita."
"Kalau gitu, lo tinggal ngomong hati ke hati sama Suguru. Cari solusi terbaik yang saling menghargai perasaan dan keinginan kalian," kata gue. "Itusih saran dari gue."
"Oh ya, Suguru cinta banget sama lo. Dia sampai nggak berangkat sekolah dan ngurung diri di kamar karena galau mikirin lo. Kalau emang lo merasa masih suka sama Suguru, plis kasih kesempatan dia buat ngomong," tambah gue.
Mika diam. Terus nangis. Yukie langsung meluk cewek itu.
"Selama ini setiap gue curhat sama orang tentang Suguru mereka selalu nyuruh gue putus sama Suguru. Katanya Suguru emang aneh itulah inilah. Padahal gue nggak pengen denger mereka cemooh Suguru. Gue Cuma pengen dikasih solusi sama didengerin," ucap Mika sambil tersendu-sendu. "Makasih ya."
"Wajar, yang paham baiknya Suguru tuh Cuma beberapa. Kebanyakan Cuma paham buruknya aja," kata Yukie, masih sambil memeluk Mika.
Milea malah ikut nangis.
"Kalau udah baikan sama Suguru, sering-sering deh kumpul sama anak-anak MJ3," kata Hana. "Kita terbuka lebar kok."
"Iya, doain ya biar hubungan gue sama Suguru membaik."
Setelahnya, Mika tidak lagi memblokir nomor Suguru. Bahkan, Mika langsung mengajak Suguru untuk ketemuan. Untuk langkah selanjutnya anak-anak MJ3 tidak ingin ikut campur. Biar kedua pasangan itu yang menyelesaikan. Yang pasti, kami berharap yang terbaik untuk dua sejoli itu.
TbC
Aku ngerasa fic ini aneh :")
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro