Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Suara Sumbang

Gara-gara para mulut samudranya MJ3, gosip Atsumu yang lagi pdkt sama gue pun menyebar dengan cepat.

Setiap gue lagi jalan, pasti ada aja yang ngegosipin gue. Nggak mau ribut, jadi gue pura-pura nggak denger aja.

Bahkan, dari tadi aja telinga gue udah panas dengerin orang-orang yang bisik-bisik di belakang gue. Jadi nyesel keluar kelas buat pergi ke kantin. Harusnya tadi gue nitip jajan aja ke anak-anak.

"Bambang!"

Eh ada dilan yang jaketnya itu-itu aja. "Ya?"

"Milea mana?"

"Lagi setor hapalan ke Pak otong," jawab gue.

"Lo mau kekantin?" Gue ngangguk. "Sendirian?" Gue ngangguk lagi.
"Jangan sendirian, sendirian itu berat."

"Hehehe... Bacot," kata gue. "Udah ya, gue ke kantin dulu."

Gue berlalu meninggalkan Dilan yang masih stay cool di tempat. Udah biasa sih gue pergi kemana-mana sendirian. Bukannya gue nggak ada temen. Tapi kadang gue nggak enak ngajak orang buat nemenin gue. takut mereka sebenarnya malas atau ada keperluan lain. Cuma mereka ngiyain karena nggak enak sama gue.

Temen yang biasa gue ajak kemana-mana ya cuma Milea. Soalnya, Milea suka kesel kalau gue pergi tapi nggak ngajakin dia.

Tujuan gue beli seblaknya mang Kunikida. Untung ngantrinya nggak terlalu ramai. Niatnya, seblak mau gue makan di kelas. Tapi, pak Kunikida kehabisan sterefoam. Jadi terpaksa harus makan disini.

Tahu nggak aksi kungfu chef? Kira-kira begitulah gaya masaknya mang Kunikida. Tapi masih hebatan orang yang di kungfu chef sih. Mang Kunikida masih nub soalnya.

"Mau makan dimana neng?" tanya Mang Kunikida.

Gue liat-liat sekitar. Mencari tempat kosong. Tapi nggak ketemu. Terus disebelah pojokan ada Hana yang kayaknya lagi makan bareng anak-anak Padus. Hana ini anak Padus, suaranya enak macem lyodra gitu.

"Minumnya mau apa?"

"Nutrisiti jeruk aja mang."

"Oke, nanti mamang anterin ya."

"Duduknya dimana?"

Gue nunjuk kearah Hana dan gerombolannya.

Dengan membawa semangkok seblak yang masih panas, gue berjalan kearah Hana.

"Hana, gue ikut makan disini boleh nggak?" tanya gue.

"Boleh kok, sini duduk disebelah gue," kata Hana sambil gigitin es batu.

Kai, anak padus memberikan tempat buat gue dengan bergeser kearah kanan. Gue duduk. Terus ngucapin makasih ke Kai. Dia Cuma balas senyum tipis. Tak berselang lama, mang Kunikida datang bawain minuman gue. Oke, saatnya menikmati seblak.

"Ciee... Semi," ejek Yunohama. Anak padus yang suaranya b aja. Gue juga bingung kenapa dia bisa masuk padus.

Semi Eita, si pentolan padus langsung nyumpelin mulut Yunohama pakai bakwan yang masih panas. Yunohama menjerit jerit kenikmatan. Iya nikmat, kan dikasih bakwan gratis.

"Lo sendirian aja?" tanya Hana

"Iya," jawab gue sambil nyendokin seblak ke mulut. "Si Milea lagi setor hapalan ke pak otong."

"Nggak ajak Yukie? kelas kalian kan sebelahan."

"Nggak."

Ini perasaan gue aja atau memang ada yang ngeliatin ya. Udahlah bodo amat, mending gue abisin seblak. Seblak kalo dingin kan nggak mantap.

"Cie semi, dari tadi lirik-lirik aja ke Bambang." Yunohama kembali di jejali bakwan. Gue curiga, Yunohama sengaja ngeledekin semi biar dapet bakwan gratis.

But, wait...

Yang dari tadi ngeliatin gue itu si Semi. Apa ada yang nempel di muka gue. atau ada cabe di gigi gue. "Han, dimuka gue ada yang aneh nggak?"

"Nggak ada."

"Di kacamata gue?"

"Nggak ada juga."

"Di gigi gue ada cabenya nggak?" gue nyengir.

"Nggak ada Bambang. Lo fokus makan seblak aja."

Kenapa ya Semi ngeliatin gue. apa dia mau minjem duit. Atau dia mau minta bocoran soal matematika peminatan ke gue. Ngapain juga gue mikirin dia. Gue kan kesini buat makan seblak, bukan mikirin Semi.

Dasar [name].

"Gue cabut dulu ya." Semi udah berdiri aja. "Bakwannya buat lo aja Yun." Ia menepuk bahu Yunohama.

"Semuanya duluan ya," ucapnya. "Bambang, gue duluan ya."

"eh, iya. Hati-hati," balas gue.

Seperginya Semi dari kantin, Yunohama malah ketawa ngakak. Padahal di sekitar sini nggak ada yang lucu.

"Lucu ya si liat Semi salting."

"Lain kali jangan gitu. Kasian si Semi," tegur Kai.

"Tahu nih, gangguin aja kebahagian orang," sungut Hana.

Dan gue menyimak dengan segala kenikmatan seblak yang gue makan.

"Pinter ya, nyari kursinya yang isinya anak-anak cowok."

"Modus banget sih, deket-deket ke kak Semi."

"Sok cans ih."

Ingat, [name]. Lo kesini buat makan seblak bukan dengerin omongan nyinyir orang soal lo. Anggap aja itu suara sumbang dari lubang belakang, dan lanjut makan seblak dengan tenang.

*

Sebenarnya udah masuk jam KBM. Tapi berhubung guru yang harusnya ngajar di kelas gue lagi mager. Jadi beliau nggak masuk. Sebenarnya udah di kasih tugas. Tapi satu kelas udah sepakat buat nggak ngerjain.

Gue bersama beberapa anak-anak cewek lagi ngerumpi didepan kelas. Sebenarnya gue Cuma nyimak aja sambil nyari kutu di kepalanya Milea. Katanya kutunya imigran gelap yang berasal dari kepala Dilan.

"Gila ya, gue deketin Kita Shin susah bener. Kalo di wa jawabnya cuma hmm... emangnya nisa Sabyan," cerocos Nachan yang lagi nyemilin kuaci.

"Lagiaan ada-ada aja. Mending lo deketin Oikawa tuh," sahut Keira yang lagi asik narikin ketombe dari kepalanya. "Pasti diladenin."

"Emoh, nanti. Malah di php in doang."

"Kesel ya gue sama si Oik tuh," keluh si indomi lovers yang asik kipas-kipas pakai kipas portabel. Sebenarnya, nama aslinya Jaenab. Tapi berhubung dia suka makan indomi. Jadi anak-anak kelas manggilnya gitu. Geu ngikut aja.

Btw itu kipas punya gue. Yang punyanya belum pake padahal. Sabar, ikhlas, paling di akhirat dia dapet balasannya.

Nachan main toyor aja kelapanya si indomi lover. "Dah tahu dia kang kerdus, masih aja di deketin."

Yang ditoyor mewek. Dia pun langsung meluk gue. "Bambang, aku di dzolim oleh Nachan,” rengeknya.

"Lo juga udah mendzolimi gue dengan manggil gue Bambang."

"Tapi kan nama lo Bambang."

"Ga gitu juga." Gue dorong dia buat ngelepasin pelukan. Terus gue lanjutin kegiatan nyari kutu di kepala Milea. "Mil, perasaan nggak ada kutu di kepala lo."

"Ada Bang, coba carinya dengan teliti."

Ini gue nggak di bayar lo. Malah disuruh-suruh juga. Ya nasib.

Tiba-tiba aja bahu gue di tepuk sama Nachan. Emang ya, cewek tapi nggak bisa alus dikit. "Apa sih?" Gue agak sewot. Padahal lagi fokus nyari kutu.

"Lo beneran dideketin Atsumu?" tanyanya.

Ku hanya diam. Nggak penting. Mending nyari kutu.

"Cerita dong cerita, gue pengen denger nih," kata Indomi lover. Badannya maju-maju sampai mau nempel muka gue. Langsung aja gue dorong biar menjauh. Sesama cewek kok nyosor.

Gue cuma ngedikkin bahu.

"Mil, iya nggak tuh?" tanya Keira.

"Hah, iya hoam..." jawab Milea setangah ngantuk. Emang kalau lagi di cariin kutu tuh bikin ngantuk. Apalagi anginnya sepoi-sepoi macam begini.

"Serius Bang?" tanya Nachan. Lagi, gue Cuma mengedikkan bahu. "Serius nggak Bang. Kalo gitu jauhin dia. Si Atsumu tuh anak nakal."

Terkejut. Iyalah terkejut. Si Nachan bilang Atsumu anak nakal. Setahu gue, Atsumu tuh anak yang manja, lebay, alay, dan apa yah sikapnya agak manis, mungkin.

"Atsumu, Miya Atsumu?" Tanya gue memastikan.

Lagi, Nachan mukul bahu gue. "Siapa lagi emang. Serius dia nakal banget. Gue dulu satu SMP sama dia. Langganan masuk Bk. Belum lagi tuh mulut beuh... kalau ngomong suka seenak jidat. Nggak peduli itu cewek apa cowok."

Serius ini yang kita omongin si Atsumu yang suka manggil diri sendiri dengan nyebut namanya. Masa sih. Apa jangan-jangan Atsumu tertukar dengan orang lain. Bisa jadi sih. Atau Atsumu bertobat setelah mendapat adzab, ini paling mungkin.

"Tapi sekarang udah tobat ya dia." Gue lanjut cari kutu di kepala Milea.

"Tobat? Nggak ada tuh kata tobat dalam kamu Atsumu," cerocos si Indomi lovers. "Dia masih kayak gitu kok. Mainnya juga sama para trouble maker. Main sama Dilan juga dia."

"Hah Dilan, mana Dilan?" Milea langsung melek.

"Dasar Bucin," hardik keira.

"Mungkin circle pertamanannya masih buruk. Tapi bisa jadi sifatnya jadi agak baik, ya kan?"

"Wait... wait,wait, kok lo belain dia sih Bang?" senyum jahil terpampang di wajah Indomi lover. " Jangan-jangan lo juga su—"

"BIG NO!" teriak Keira. "Jangan suka sama Atsumu. Dia cakep luarnya doang, dalemnya sih bobrok. Mending lo sama Semi aja. Udah kece, baik pula."

Gue mngernyit. "Kei, ini kenapa lo nawarin sepupu lo ke gue? macem si Semi nggak laku aja. Kan dia banyak yang mau."

Keira menghela napas panjang. Panjang banget malah. Terus dia nepuk jidat. Setelah itu, dia langsung tiduran di paha Milea yang lagi nyelonjorin kaki.

"Kei, ini kita lagi didepan kelas lho, tempat umum, banyak orang lewat," kata Nachan.

"Terus kenapa?"

"Lo nggak takut ada cowok lewat, terus terangsang pas liat lo tiduran, terus dia jadi pengen nganuin lo."

"Heh! Mulut lo tuh jaga."

"Tingkah lo di jaga."

"Aku menyimak dengan segala kemontokan yang ku punya," kata si indomi lover.

Dan gue menyimak sambil nyari kutu. Tapi, entah kenapa. Pembahasan tentang Atsumu sedikit mengusik pikiran gue.

╰ TbC ╮

Penyukaindomi as indomi lover/jaenab
Na-chan12 as Nachan
keirarntro as Keira

Terimakasih banyak, buat kalian yang udh mau jadi cameo di fanfic ini :*



Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro