Sebelum Badai
Rokok di hisap, Tendou duduk santai diatas bangku halte. Dia belum pulang, soalnya masih ada perlu dengan Kuroo.
"Ten, lo mau ngomongin apa?" Kuroo nggak betah berduaan sama Tendou di waktu maghrib begini. Bawaannya bikin bergidik mulu. "Btw, lo lagi apa sih ngisepin permen rokok. Kurang kerjaan banget dah."
"Ye, dari pada gue ngisep rokok beneran. Mending permen rokok dong." Tendou nyelipin permen di telinga kanannya. "Kur, lo tahu nggak gue mau ngomong apa."
"Lah napa lo nanya ke gue, kan lo yang mau ngomong Sat!"
Tendou menjentikkan jari. "Nah itu, Gue lupa hahahay..."
"Anjim ye lo." Sebelum pergi, alangkah baiknya memukul kepala Tendou dengan helm SNI kebanggaan. "Dahlah gue mau pulang."
"Eh Kur, Kur, tunggu!"
"Kur, Kur, lo kata gue ayam." Lagi-lagi kepala Tendou di cipok helm pak ketu.
"Amsyu, sakit bege! Nggak usah mukul-mukul napa!"
"Lo ngeselin."
"Tapi suka kan?"
Kuroo udah siap-siap mukul Tendou pake helmnya lagi.
"Ampun bang jago." Tendou sungkem. "Sini duduk dulu. Gue inget tadi mau ngomong apa."
Kurang ikhlas, Kuroo duduk lagi. Muka Kuroo udah asem banget. Awas aja kalau Tendou lupa lagi, besok-besok bakal ada berita dengan headline 'Seorang pemuda berambut merah tewas karena kepalanya dipukul. Didalam perutnya di temukan helm SNI ori.'
"Jadi gini Kur..." muka lawak Tendou berubah jadi serius. Ini kali kedua Kuroo ngelihat Tendou pasang wajah seserius itu. "Lo beneran ada rasa sama Bambang?"
"Pamungkas?"
Kali ini giliran Tendou yang mukul Kuroo. "Jangan lawak, nggak mau, nggak suka, gelay..."
"Lo yang lawak gebleg!"
"Serius nih serius!"
"Ya gue nanya, maksudnya Bambang siapa? Pamungkas apa bukan," jelas Kuroo.
"Bukan Kurotet pak ketu ku sayang."
"Apasih sayang, sayang, ntar malah nge-ghosting."
"Bajingan ye lo, serius ini!"
Kuroo menyeringai. "Canda Ten. Canda."
"Nggak lucu, sleketep." Tendou duduk lagi. Helm antiknya ditaro. "Buruan jawab."
"Emang kenapa lo nanyain ini?" Tatapan Kuroo nggak kalah seiusnya sama Tendou. "Jangan bilang, lo juga suka sama Bambang."
Tendou mendengus. "Gaco lo. Gue sama Bambang cuma temen."
"Terus kenapa lo pengen tahu?"
"Karena sebagai sahabatnya, gue nggak pengen Bambang terluka karena hal yang sama. Jadi gue tanya sekali lagi. Lo serius nggak sama Bambang?"
"Serius."
"Yakin?" Tendou nunjuk dada kiri Kuroo. untung rata. "Tanya ke hati lo. Beneran lo cinta sama Bambang, atau nggak."
Tendou berdiri. Dia lalu naik ke motornya. "Jangan gegabah menyimpulkan perasaan lo ke Bambang Kur. Jangan sampai kesalahan yang sama terulang."
Brumm... dan Tendou pun melaju dengan motornya.
Sementara Kuroo masih stay ditempat dan posisi yang sama. Perkataan Tendou membekas banget dipikirannya.
Asik melamun, tiba-tiba ada suara motor mendekat. Kuroo familiar sama suara motor ini. "Ten, ngapain lo balik lagi?"
"Helm gue ketinggalan hehehe..."
'Padahal udah pergi dengan elegan ala drakor.'
*
"Kemana aja kamu, kenapa baru pulang?"
Atsumu berdecak. Padahal baru aja hatinya berbunga-bunga karena kak [Name]. Eh begitu masuk rumah langsung dibuat unmood. "Habis latihan teater Yah."
"Ayah kan udah nyuruh kamu keluar. Kenapa belum keluar juga?!"
"Soalnya disana Atsumu bisa nemuin kebahagian yang nggak bisa Atsumu temuin dirumah ini."
"Kamu—" Ayah Atsumu menggerang. "Bisa nggak kamu nurutin omongan ayah sekali aja?!"
"Bisa nggak ayah nggak ngeritik Atsumu sekali aja?"
Amarah memuncak. Ayah menampar Atsumu dengan keras. Tak ada penyesalan atas apa yang sudah ia laukan pada buah hatinya. Atsumu sendiri tidak terkejut, dia malah tersenyum miris.
"Udah ngomongnya? Atsumu capek, mau mandi," ujar Atsumu.
Ayah berdecak. "Besok kamu izin aja dari sekolah. Besok kita harus jemput adikmu."
*
Wa
Atsumu
Kak [name]?
P
P
P
P
P
Stop spam bege
Risih
Nah gitu dong bales
Apa?
Atsumu sedih
Terus?
Hibur Atsumu dong
Menyebarakan aib calon suami itu nggak baik kak :")
Tapi gue nggak nyebarin aib Angga Yunanda
Tahulah
Sakit hati nih
Hehehe
Kak
Apa lagi?
Telepon dong
Vc kalo bisa hehehe
Nggak
Sumpah Atsumu sedih banget
Lagi kena mental breakdance
Lawak lo
Ayo dong kak
Lo yang nelepon aja
Maunya dari kak [name]
Dih
Yaudah nggak jadi
Eh, iya deh
Atsumu yang telepon
*
[Name] kaget hp nya tiba-tiba geter. Padahal dia udah siap-siap bakal ada yang telepon.
Panik, [Name] langsung angkat telepon.
Atsumu minta panggilan video call. Tapi langsung Bambang tolak. Jelas ditolak, saat ini Bambang lagi pake celana pendek sama tank top.
Kalo pake baju yang tertutup juga bakal di tolak.
"Yah ditolak." Atsumu lalu ketawa kecil.
[Name] kesel sama dirinya sendiri. Soalnya kok bisa-bisanya dia ngerasa dag dig dug cuma gara-gara telponan sama Atsumu.
"Lo mau apasih?" jutek seperti biasa.
"Atsumu lagi dikasih cobaan."
"Alhamdulillah."
"Jahat banget."
"Lo harusnya besyukur kalau dikasih cobaan. Artinya tuhan masih sayang sama lo."
"Kalo kak [Name], sayang Atsumu nggak?"
"Dih apansih lo! Gue matiin nih!"
"Atsumu seneng deh."
"Setres ya lo? Gue galakin malah seneng."
"Atsumu cuma inget masa lalu. Dulu nge-chat kak [Name] aja nggak pernah dibelas. Nah sekarang, walau jutek tapi seenggaknya dibales. Bahkan sampe bisa teleponan."
"..."
"Kayaknya Atsumu udah buat kemajuan."
Tut... tut... tut...
╰TbC╮
Buat Yang kemarin nanyain dimana Osamu siap-siap ya :")
16 Maret 2021
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro