Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Sasaeng 3

Pertunjukan perdana kelas 10 berjalan sukses. Walau sempat ada beberapa kendala. Seperti Hana yang ngamuk gara-gara terus di goda Terushima, hampir aja properti rusak gara-gara dia. Terus juga ada Aran yang ketiduran di panggung dan susah dibangunin. Beruntung dengan kekuatan Ushijima dan Iwaizumi, Aran berhasil di evakuasi ke tempat aman.

Ada berbagai rintangan. Tapi untung bisa mereka atasi. Ya namanya juga MJ3.

Semua pada senang. Kecuali Tendou. Dia kelihatan panik banget. Celingak-celinguk nyari sesuatu.

"Bang Tendo nyari apa?" tanya Akaashi yang lagi nyemil lontong sama bakwan buatan Yukie.

Tendou buka tas nya Suguru. "Nyari si Bambang."

Terus pindah buka kaleng biskuit kong guan. Nggak ada. Yang ada malah peyek.

"Akaashi, lo liat dia ngga?"

Yang ditanya geleng. "Coba di telepon bang."

"Udah, enggak diangkat-angkat."

"Bang gue mau keluar ke alpindo mart. Entar kalo di jalan ketemu kak Bambang gue kasih tahu."

"Makasih ya, blay!"

"Blay? Jablay?"

"Bukan gitu woy! Jadi gini. Itu plesetan dari bray. Biar imut, jadi 'r' nya di ganti 'l' gitu."

Akaashi nggak ngerti, dan nggak mau ngerti. Imut dari mana coba. Dahlah pergi aja.

Dan Tendou pun lanjut mencari. Ia memeriksa satu persatu sepatu anak MJ3 yang berjajar rapi didepan ruangan. Ini semua gara-gara Sakusa, sepatunya sengaja di ajarin baris-berbaris sama dia supaya bisa bersaing lawan anak paskibra.

Nggak ada, [Name] masih belum ketemu. Kemana manusia satu itu.

"Bang lo ngapain sih, nyari tai kucing!"

Refleks, Tendou mau mukul congor si penanya dengan sepatu Tanaka. Untung si korban langsung mundur lima langkah. Jadi terhindar.

"Sembarangan, gue lagi nyari Bambang," sewot Tendou. "Eh Tsum, btw lo liat dia nggak?"

Sumpah, Atsumu nggak ngerti. Nyari manusia kok di sepatu orang. Otak Tendou emang agak gimana gitu.

"Eh iya, gue baru sadar. Dari tadi belum liat Batang hidung calon istri. Doi kemana ya."

"Dih lo kok malah nanya balik!"

"Yakan gatau jadi nanya."

"Tapi gue juga nggak tahu."

"Ya... Udah."

"Dahlah, gajelas lu! Gue mau nyari Bambang dulu." Tendou bergerak keluar vrindafan. Saking khawatirnya sama Bambang. Dia nggak sadar kalau pake sepatu yang nggak sama. Sebelah kanan pake sepatu hitam miliknya, sebelah kiri pake converse pink punya Mai.

Atsumu sadar. Tapi dia memilih diam. "Bang, gue ikut!"

"Dih ngintil bae lo!"

"Btw enggak biasanya abang nyariin kak [Name] sampe begini."

"Nggak boleh?"

"Tumben aja gitu."

Tendou diam beberapa saat. "Tsum, lo nggak ngelakuin hal jahat ke Bambang kan?"

"Hal jahat, maksudnya?"

"Ya, semacem jadi stalker gitu."

Atsumu ketawa kecil. "Ngapain gue jadi stalker kalau bisa jalan disamping kak [Name]. Walau kadang suka kena jitak sih."

"Bener juga ya. Emang enggak mungkin lo deh."

"Apanya bang?"

"Anunya."

"Anu yang anu?"

"Iya, yang anu."

"Oh yang anu."

Sibuk bahas anu, mereka enggak sadar ada orang berjalan kearah mereka. Tampaknya makhluk itu juga lagi sibuk dengan urusan sendiri, makan lontong.

Alhasil tabrakan tak terelakan. Beruntung mereka tidak melaju dalam keadaan kencang. Jadi tidak ada korban jiwa.

"Aww... Atit," jerit Tendou.

"Jalan tuh liat-liat dong!" Atsumu langsung sewot.

"Yha manghap yam.. nynam..." apapun yang terjadi, nyemil lontong tetap nomor satu.

"Eh kok mirip." Tendou terkejut. "Oh... lo kembarannya Atsumu!"

Osamu ngangguk sambil ngunyah lontong.

"Dahlah pergi sana, lo ngerusak pemandangan gue," kata Atsumu.

"Ghue mhau phergi thapi lho ngehalhanghi nyam... nyam..."

Kesel, Atsumu nabok kembarannya. "Ngomong dulu baru ngunyah!"

"Bukannya kunyah dulu baru ngomong ya," kata Tendou.

Akhirnya lontong milik Osamu abis. "Gue mau lewat sono bege, lo ngehalangin. Minggir."

"Dih lo yang minggir."

"Lo!"

"Lo!"

"Lo bangke!"

"Lo amjim!"

"Yaudah iya, gue yang minggir." Tangan tendou mencengkram bahu si kuning dan si abu. Mukanya keliatan nyeremin. Macem hantu badut di film it. Mana senyumnya lebar banget. "Udah berantemnya?"

Osamu sama Atsumu mati-matian nelen ludah. Sumpah nggak nyangka Tendou bisa sengeri ini.

"Tsum, kalo lo mau lanjutin berantem sok aja. Gue mau nyari Bambang."

"Ngikut bang!"

"Kalian nyari Bambang berkelamin betina kan?" tanya Osamu.

Tendou sama Atsumu langsung melotot.

"Gue tahu dia dimana."

*

"Bambang!"

Anak gadis pak Daisuke kaget. Dia langsung ngelap air matanya pake dasi. Ya mau gimana lagi. Nggak ada tisu atau sapu tangan.

"Lo kemana aja anjir, capek gue nyariin lo-- eh Bambang kenapa lo nangis?!" Tendou kaget bukan main.

Atsumu juga ikutan kaget. Doi tadinya mau nawarin sapu tangan ke Bambang. Tapi nggak punya. Masa ia dia mau nawarin sapu lidi yang kebetulan ada didekat mereka. Jadi Atsumu cuma bisa diam .

"Bang lo kenapa? Ada yang ngebuli lo lagi?" Tendou greget liatnya.

[Name] geleng-geleng.

"Terus kenapa? Kebelet boker."

"Bang Tendou serius," tegur Atsumu. "Kalo kak [name] emang kebelet boker biar Atsumu anter ke toilet ya. Atsumu tungguin juga."

[Name] hanya diam.

"Bang..." Tendou punya firasat buruk. "Jangan-jangan ini ulah si stalker bangsat itu?"

Sambil terisak, [Name] mengiyakan. Lantas ia menyodorkan ponsel ke Tendou.

Atsumu ikut mengintip untuk melihat apa yang dimaksud pujaan hatinya.

"Bangsat!" cie... Atsumu sama Tendou kompak.

"Ini harus di laporin ke polisi bang, sekarang juga kita lapor!" Tendou kelihatan emosi banget. Mukanya udah merah macem bayi bajang.

Atsumu yang tadinya enggak ngerti apa-apa jadi sedikit paham. Ia juga nggak kalah emosi. Kedua tangan terkepal erat. Rasanya pengen banget nonjok orang yang ngirim pesan.

"Jangan Ten," ucap Bambang, masih sesenggukan. "Gue takut dia nyebarin video itu."

"Video apa sih Bang?!" Tendou makin gregetan.

"Video pas gue ganti baju di ruang ganti."

"Anjir, kok bisa dia punya?!" Tendou terkejut bukan main.

[Name] menggeleng pelan. "Gue juga nggak tahu. Tapi gue takut dia bakal nyebarin itu kalau gue laporin dia. Lo tahukan, jejak digital tuh nggak bisa ilang."

"Terus lo mau gimana hah?! Mau nurutin dia gitu?!" teriak Tendou.

Lagi, tangis [Name] kembali pecah.

"Bang, tenangin diri. Kak [Name] juga bingung harus apa."

Ketiganya terjebak dalam pikiran tidak tahu harus berbuat apa. Maju salah, mundur pun salah.

"Lho, lagi pada ngapain disini --eh mbak [Name] kenapa nangis, siapa yang nakalin?!"

Mereka bertiga kompak menoleh ke sumber suara. Rupanya petugas kebersihan baru. Dia tampak khawatir bukan main.

Seketika otak Atsumu jadi encer. Dia bisa menangkap hal-hal yang menurutnya ganjil pada si petugas kebersihan.

Tanpa pikir panjang, dia langsung menarik kerah si petugas. "Lo kan pelakunya?" desisinya, penuh kebencian.

"Tsum, sing eling!" teriak Tendou. [Name] pun tak kalah kaget.

"Dia orangnya bang! Gue baru sadar tadi. Kok dia bisa tahu nama kak [Name] padahal baru kerja sebentar disini. Kenapa juga dia peduli sama kak [Name] yang lagi nangis. Terus karena dia petugas kebersihan, pasti gampang buat dia naruh kamera di ruang ganti," jelas Atsumu.

"Benar juga ya..." Tendou terkagum-kagum. Enggak nyangka Atsumu bisa pinter juga.

"Le-lepasin, saya enggak tahu apa-apa."

"Jangan bohong lo!" teriak Atsumu.

"Ngaku lo! Atau gue bius pake aroma semerbak!" tangan Tendou udah nelusup masuk kedalam bajunya. Di posisikan tepat di ketiak.

"Saya nggak tahu apa-apa, sumpah!"

"Ngaku aja, lo kan yang jadi stalker-nya!"

"Tsum, Ten, tenang dulu," ucap Bambang. Walau dia juga curiga. Tapi sikap menghakimi macem gini enggak benar.

"Tapi kak, nggak salah lagi dia pelakunya."

"Iya bener, mukanya aja udah berkata begitu."

"Kalian berdua bisa tenang atau mau gue kebiri, hah?!"

Bahaya, [Name] udah marah. Katanya, Kim jong in pun ketar-ketir sama amarahnya anak gadis satu ini. Mau enggak mau, kedua bujang pun nurut.

"Udah tenang?"

Atsumu sama Tendou ngangguk.

"Bapak yang selama ini ngirimin saya pesan aneh?" tanya [Name].

Si bapak langsung geleng.

"Terus kenpa bapak bisa tahu nama saya, kenapa juga bapak keliatan peduli sama saya."

"Itu mbak, sebenarnya anu..."

"Cepet jawab!"

Entah kemana kesedihan Bambang yang tadi. Sekarang dia jadi serem banget. Saking ngerinya, Tendou sama Atsumu sampe berpelukan.

"Sa-saya ini sebenarnya orang suruhan bapaknya mbak."

"Ayah saya?"

Petugas kebersihan ngangguk. "Iya. Dia nyuruh saya ngawasin mbak pas di sekolah. Memastikan supaya mbak nggak di nakalin anak-anak."

"Buktinya?"

"Coba aja mbak tanya ke ayah mbak."

"Jadi bapak bukan stalker saya?"

Si bapak menggeleng. "Serius, sumpah tak kewer-kewer."

[Name] menghela napas. Padahal dia berharap banget bapak ini adalah pelakunya. Dengan begitu semua ketakutannya bisa langsung hilang. "Yaudah kalau gitu, maaf ya pak."

"Tapi pak, kita berdua masih curiga, ya enggak Tsum?"

Atsumu ngangguk-ngangguk.

"Untuk menghilangkan kecurigaan kalian, bagaimana kalau saya ikut bantu menyelesaikan masalah ini."

"Emang bisa?" tanya Atsumu songong.

"Tadi, kalian bilang stalker kan. Kalau orang itu neror lewat sms atau aplikasi kirim chat, saya bisa lacak lokasinya."

"Serius pak?!" [Name] dan dua bujang langsung antusias.

Pak petugas kebersihan menyeringai. "Jangan meremehkan saya. Begini-begini, saya itu hacker tampan idaman."

*

Mereka berempat langsung menuju ke ruangan petugas kebersihan. Menggunakan laptop high spec milik pak petugas kebersihan, penyelidikan berlangsung.

Beberapa menit mengotak-atik laptop dan akhirnya pak petugas bersorak.

"Eh udah ketemu pak?!" tanya [Name].

"Udah dong, kan sudah bilang saya ini--"

"Anjir, ini pasti karena laptopnya gege," puji Tendou.

"Makasi ya top," ucap Atsumu sambil ngelus-ngelus laptop mahal tersebut.

Dahlah, pak petugas mau nangis di pojokan aja. Capek tahu enggak dihargai.

"Bang, lo tahu enggak alamat ini?" tanya Tendou.

Yang ditanya geleng. "Lo Ten?"

Kali ini giliran Tendou yang geleng.

Atsumu menatap alamat di layar laptop. Kok kayak familiar. Eh bentar... "Gue tahu alamat ini!" teriak Atsumu.

"Gas lah kita grebek!" ucap Tendou.

"Biar gue aja yang kesana. Bang Tendou, bawa aja kak [Name] ke vrindafan. Kasian dia, dari tadi pasti ketakutan."

"Tapi Tsum--"

Atsumu sudah berlari keluar ruang petugas kebersihan. Amarahnya memuncak. Siapa sangka orang itu yang jadi dalang dibalik air mata pujaan hatinya.

╰TbC╮

Yang udah suudzon sama pak petugas kebersihan, sungkem dulu sana 😁

14 september 2021

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro