Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Pilihan

Oh no

Oh no

Oh no

No no no no

"Sori kak, telepon dari bokap gue. Permisi dulu ya." Dan Kaori pun ngacir keluar buat ngangkat telepon. Dia punya pengalaman buruk pas teleponan deket anak-anak MJ3, terutama yang cowok. Bukannya pada diem, malah pada mendesah. Kan Kaori jadi dituduh memperkaos cowok. Laknat memang mereka ini.

Oke, kembali ke [name] yang mukanya udah pucat.

Sementara itu Atsumu sama Kuroo kelihatan pede. Mukanya pada songong. Karena nggak tahan liat muka mereka, Hana ngelemparin muka mereka berdua pake sepatunya.

"Anj-apaan sih lho Han!" Kuroo sewot, padahal lagi asik liatin Bambang.

"Astaghfirullah kak Hana, nggak boleh gitu." Atsumu ngelus dada. Dadanya siapa? dadanya sendiri lah. Masa ngelus dadanya [name], entar malah di tampol.

"Muka kalian ngeselin," sungut Hana. "Eh kur, lo mau apain sepatu gue?!"

Kuroo nyengir lebar. Raja jahil dilawan. "Gambar burung di sepatu lo pake spidol permanen."

"Anjir ye lo!" Hana ngamuk. "Balikin sini!"

"Sungkem dulu."

"Najis cuih!" Hana rebut sepatu dari tangan Kuroo. Sebenarnya pak ketu nggak gambar anu, tapi nulis 'Teru cs Hana.' "Sialan ye lo! Gue kebiri baru tahu rasa."

"Masih untung nggak gue gambarin burung."

"Burung gue aja bang." Terushima join the battle.

"Berisik lo!"

"Bang Kuroo ini sungguh jahat sekali. Kalau begini jelas dong kak [name] milihnya siapa." Atsumu ngasih mata genit ke [name].

"Ayo Bang, pilih siapa?" tanya tendou sambil joged jamet yang lagunya 'welcome back to me...' Mana Tanaka sama Noya ikutan. Yaku terheran-heran kenapa gerakan mereka lentur banget, kayaknya mereka abis pada di presto jadi lunak begitu.

[Name] Bambang Wijaya bingung. Kalau pun hatinya bisa memilih, dia yakin kalau pilihannya akan membuat situasi jadi canggung nantinya. Ditambah tatapan dua orang disampingnya ini mengintimidasi banget.

Penyesalan memang adanya di akhir. [Name] nyesel banget ikut TOD, mending tadi dia langsung pulang aja. Memang ya ngikutin Tendou tuh sesat.

"Boleh ganti nggak sih?" Bambang mencoba nego.

"Is nggak boleh kak, ayo jawab dong." Mai udah nggak sabar banget.

Dag dig dug ser banget jadinya. Mana Tendou jogednya makin asik lagi.

"Jawab sesuai kata hati lo aja Bam, nggak usah mikir yang lain." Kalau kata adek-adek kelas, senyum Kuroo itu bisa bikin rahim anget. Tapi buat [name], senyum Kuroo meresahkan.

Kalau begini, [name] udah nggak bisa kabur. "Gue pilih..."

"GUYS, GUYS!"

"Heh, Kaori tukang gesek biola, lo ngerusak suasana!" teriak Futakachi. Padahal dia udah siap ngompor-ngomporin Kuroo sama Atsumu.

"Beda orang bangke." Terushima noyor kepala Futakuchi.

"Kenapa dah?" tanya Yaku.

"Kita udah disuruh pulang sama pak Satpam, sesegera mungkin. Katanya kalau kita nggak pulang, jambul Noya sama kepala Tanakan bakal di cukur. Ya gue sih nggak masalah."

Kuroo nengok jam. "Anjir nggak berasa ya bentar lagi magrib. Kalau gitu mau gimana lagi, dari pada kena omel mending balik."

"Eh jangan dulu, pindah ke vrindavan aja kak. Gue penasaran sama jawaban kak Bambang," saran Mai.

"Balik aja. Ntu satpam suka sensian sama anak-anak MJ3," kata Yaku. "Dilanjut next time aja ya." Yaku udah berdiri sambil nenteng tas.

"Ayo balik guys, gue nggak mau jambul gue wasted."

"Demi keselamatan kepala botak gue, kawan-kawan semua pulang ya, ya, ya..."

"Bentar deh." Terushima berpikir. "Kan Tanaka udah botak. Terus apa lagi yang mau dicukur dari dia."

"Apalagi, ya kulit kepalanya dong," Jawab Futakuchi santuy.

"Balik semuanya ayo balik! Entar gue doain kalian masuk surga. Plis, demi sahabat kalian yang kepalanya shining simmering splendid ini."

[Name] menghela napas lega. Untuk pertama kalinya dia berterimakasih sama pak Levi, sang satpam sekolah. Padahal selama ini dia selalu ngehina tuh Satpam cebol.

"Sayang banget ya kak, padahal Atsumu udah yakin kalau jawabannya tuh Atsumu," kata Atsumu, kelewat pede.

Kaki Bambang langsung nginjek kaki Atsumu. Kesel aja ngeliat mukanya Atsumu.

"Bang, lo pulang sama Atsumu aja ya. Mendadak gue ada urusan," kata Tendou sambil joged pinguin.

"Ten, permainannya udah kelar lo. Kenapa masih aja joget," tegur [name].

Tendou langsung berhenti goyang. "Eh maaf, keenakan gue."

"Lo ada urusan apa sih." [name] agak kesel pemirsah.

"Kan udah gue bilang, urusan mendadak." Tendou ngacak rambut si Bambang. "Udah jangan marah, ntar gue beliin lo martabak spesial."

"Serius?"

Tendou ngangguk. "Tsum, anterin Bambang balik ya, gue ada urusan."

"Wih siap banget kalau itu." Kibas poni dulu biar keren. Bukannya keren malah menimbulkan perkara. Soalnya pas ngibas poni, kepala Atsumu nggak sengaja tabrakan sama kepala estetik Tanaka.

"Ten, yang nganterin Bambang biar gue aja." Kuroo menawarkan diri.

[Name] udah panik. Soalnya dia masih canggung sama Kuroo. Dia juga takut kalau tiba-tiba Kuroo bahas masalah waktu itu lagi.

Seolah tahu kegelisahan [name], Tendou tersenyum kecil pada teman masa kecilnya. "Nggak usah, biar Atsumu aja. Toh rumah mereka kan deketan."

"Tapi ten-"

"Lagian, lo juga ada urusan sama gue Kur."

*

[name] turun dari motor Atsumu. Ini jelas bukan perum tempat dia tinggal. Lantas dia dibawa kemana.

"Sori ya kak, Atsumu ajak maampir kesini dulu," kata Atsumu sambil ngelepas helmnya.

"Mau ngapain emang?"

"Mau ngambil sesuatu ke temen." Karena helm [name] belum dilepas, Atsumu mau modus buat ngelepasin tuh helm. Lumayan kan.

"Eh nggak usah, gue bisa sendiri kok."

Mission failed.

Mereka pun masuk kesebuah kafe yang namanya in. Kalau dibaca jadi gini, 'kafe in.' Impresif, pikir Bambang. Kafenya kece. Di dominasi warna-warna kopi gitu. Terus pas masuk, wangi kopinya terasa banget. Banyak juga interior yang berkaitan dengan kopi.

Kafe in, cocok banget buat dijadiin nama tempat ini.

"Bang, mana barang gue?" tanya Atsumu ke cowok berkulit gelap yang lagi ngisep vape nya.

Bukannya jawab, cowok itu malah ngeliatin [name]. Yang diliatin risih, tapi nggak berani ngomong. Atsumu juga ikut risih sendiri.

"Bang Aomine, ngapain liat-liat hah! Udah buruan sini barangnya."

"Cewek lo?" tanya Aomine.

"Doain aja."

Aomine berdecak tiga kali. "Selera lo boleh juga ya."

"Udah nggak usah liat-liat." Atsumu nutupin mata Aomine. "Mana barangnya."

Masih dengan mata ditutup, Aomine ngasih barang yang di maksud ke konsumennya. "Lepasin bangsat!"

"Makasih ye bang." Atsumu udah nggak nutupin mata Aomine.

Aomine ngasih jempol kaki. "Lain kali pesen di gue ya."

Seketika [name] curiga. Apa jangan-jangan Atsumu habis transaksi narkoba. Mendadak [name] gusar, dia nggak bisa biarin Atsumu jadi narkoboy. "Tsum, lo jangan gitu."

Atsumu yang lagi make helm pun berhenti sejenak. Pandangannya beralih ke pujaan hati. Ia lalu tersenyum kecil. "Kenapa kak?"

"Lo jangan gitu Tsum. Masa depan lo masih cerah. Jangan lo hancurin gitu aja. Orang tua lo pasti sedih kalau lo gini, temen-temen lo juga sedih." [Name] juga nggak tahu kenapa dia semarah. "Asal lo tahu aja, gue juga ikut sedih!"

"Eh bentar, maksudnya apa kak, Atsumu nggak paham."

"Lo habis beli narkoba kan? Ngaku lo!"

Teriakan [Name] kenceng banget. Mana diparkiran lumayan ramai. Semua mata menatap Atsumu. Ada beberapa yang mulai julid ala netizen Indo kalau komen.

"Gue tahu lo nakal, tapi gue nggak nyangka lo sampe ngonsumsi begituan. Tolong jangan gitu Tsum, gue nggak mau lo rusak."

"Tenang dulu kak [name]." Kedua tangan Atsumu memegang bahu [name]. "Dengerin Atsumu. Pertama, Atsumu bukan pecandu. Kedua, barang yang di plastik itu bukan narkoba."

"TERUS APA?"

"Biji bunga matahari."

Nggak pecaya, [name] langsung ngobrak-ngabrik tas Atsumu buat nyari barang tadi. Yang ada didalam plastik itu sebuah kantong kertas yang didepannya bertuliskan 'bibit bunga matahari.'

Atsumu cuma senyum kecil. Dan [Name] langsung ngerasa nggak enak.

"Sori Tsum. Soalnya tadi yang jual mencurigakan banget."

"Atsumu nggak nyalahin kakak kok. Bang Aomine emang mencurigakan. Lagian, dari pada penjual bibit tanaman, bang Aomine emang lebih cocok jadi penjual narkoba hahaha..."

"Tapi serius Tsum, gue minta maaf ya. Maaf banget."

"Nggak apa-apa kok, jsutru Atsumu seneng."

"Lo masokis ya?!"

Atsumu ketawa sebentar. Lalu menyematkan rambut ke telinga Bambang. "Soalnya Atsumu jadi tahu kalau kak [Name] itu peduli sama Atsumu."

╰ TbC ╮

Guys mau nanya, kalian suka nggak sama book ini?

2 Maret 2021

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro