Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Permasalahan

[Name] Bambang Wijaya

"Jadi curhat nggak?"

"Jadi dong kak."

"Kalau mau lewat telepon aja."

"Kenapa nggak mau ketemu Atsumu."

"Hmm... Gimana yah, gue lagi males liat warna kuning."

"Jahat banget dah."

Gue ketawa. Seru juga ngejahilin Atsumu. "Kalau mau curhat buruan. Habis ini gue ada urusan."

"Atsumu bingung."

"Kenapa?"

"Mau mulai dari mana."

"Dari awal lah."

"Kayak hubungan kita berdua."

"Gue matiin nih."

"Eh jangan! Oke Atsumu serius."

Gue teleponan di dalam kamer sambil guling-guling diatas kasur.

Tadi si Atsumu minta Vc. Tapi langsung gue tolak. Soalnya, gue nggak pd klo Vc.

Nggak tahu kenapa, muka gue macem burik banget kalo Vc. Terus juga saat ini gue lagi pake baju yang agak terbuka dikit. Yakali mau ngasih tontonan gratis buat si kuning.

"Kak [Name] sekarang tahukan kalau Atsumu punya kembaran. Jujur aja, Atsumu benci sama dia. Keberadaan dia di dunia ini cuma bikin Atsumu selalu merasa kurang."

Gue nyimak. Suara Atsumu jadi emosional banget. Beda kayak biasanya.

Biasanya suaranya kayak spongebob. Ngeselin.

"Kembaran Atsumu itu pinter banget kak. Saking pinternya masa dia makan nasi lauknya lontong."

"Tsum, serius."

"Serius lho kak. Beneran kembaran Atsumu pernah lakuin itu."

"Oke, lanjut."

"Ya pokoknya dia pinter banget lah. Dan karena kepintarannya itu, Atsumu selalu dibanding-bandingin, dikucilkan, bahkan di caci. Dikatain goblog lah, nggak berguna, cacatlah. Macem-macem."

Asli, gue mau nangis denger cerita Atsumu.

"Ayah sama bunda juga pilih kasih banget. Mereka sayang banget sama dia tapi keras ke Atsumu. Rasanya, dia kaya ngerebut semuanya dari Atsumu."

Gue ngerti dari mana asalnya sikap nakal Atsumu. Anak yang kurang kasih sayang memang cenderung berperilaku buruk. Katanya sih, semacam mencari perhatian gitu.

"Semuanya selalu berpaling ke Osamu. Dan akhirnya ninggalin Atsumu."

Suara Atsumu agak bergetar. Kayaknya dia mati-matian nahan tangis.

"Atsumu takut kak [Name] juga berpaling kedia. Makannya, kemarin Atsumu syok waktu tahu kakak ketemu sama si bagong lontong lovers itu."

"Bagong lontong lopers?"

"Kembaran Atsumu."

Anjir, ini gue udah sedih banget lho. Kok bisa-bisanya sih lo mencoba ngebanyol.

Gue menghela napas. Ada-ada aja kelakuan si kuning.

"Tsum, kalau lo mau nangis keluarin aja. Nggak baik tahu di tahan-tahan."

Gue cuma bisa denger suara napas Atsumu.

"Nangis bukan berarti lo cengeng. Nggak apa-apa."

"Kakak bakal ilfeel sama Atsumu entar."

"Masalahnya, gue udah ilfeel dari dulu."

Atsumu malah ketawa. Habis itu kedenger suara srot... srot...

"Nih, Atsumu udah nangis."

Oh pantes. Ingusnya pasti ikut keluar.

"Sumpah ini bakal lebih mantep kalo sambil di peluk kak [Name]."

"Kumat."

"Hehehe..."

"Oh ya Tsum, lo bilang lo takut kalau gue berpaling ke Osamu?"

"Hooh. Karena udah tradisi orang-orang yang Atsumu sayangi selalu direbut dia."

"To be honest, kalau disuruh milih antara lo atau kembaran lo. Gue milih lo."

"Se-serius? Ini bukan cuma buat ngehibur Atsumu kan?"

"Serius."

"Apa jangan-jangan kak [Name] mulai suka-"

"Stop! Nggak gitu. Jadi gini... Tadi gue udah ketemu sama kembaran lo. Dia kalem dan sikapnya emang lebih baik dari lo."

"Kak..."

"Tapi Tsum, bareng sama dia nggak seseru sama lo. Suasananya nggak hidup. Nggak meriah. Jadi, dibanding Usman, gue lebih milih lo."

"Atsumu seneng banget sih, tapi... Usman itu siapa?"

"Kembaran lo."

"Kak, jangan ngadi-ngadi. Atau Atsumu cium online nih!"

Tut... Tut...

*

Urusan penting yang gue maksud itu ketemu Tendou. Udah lama gue nggak main kerumah ini.

Agak kangen sih.

"Om, Tendounya ada?" Tanya gue ke bapaknya Tendou yang lagi ngobrol sama kucing komplek.

Serius. Dia nggak melihara kucing tapi sayang banget sama kucing. Kalau ada kucing lewat depan rumahnya pasti dia kasih wiskas. Kalau pergi kemana-mana juga, bapaknya Tendou nggak lupa bawa wiskas. Beliau nggak tega banget sama kucing.

"Oh, Tendou kebetulan masih hidup tuh. Btw ini kenalin, namanya Bangsat." Bapak Tendou nunjuk kucing warna oren yang mukanya kayak Suna pas lagi ngantuk.

"Terus yang ini namanya Jablay." Kucingnya warna putih ada belang-belang hitam. Mukanya nggak santuy.

"Say hai anak-anak."

"Ngeong..."

"Kapan ya si Tendou nurut kayak anak-anak kucing ini. Apa perlu bapak kasih wiskas juga biar nurut."

"Boleh di coba tuh om hehehe... Btw, [Name] masuk ya."

"Sok mangga, mangga."

Suka canggung gitu kalo ngobrol sama bapaknya Tendou. Beda sama bapak berduit gue, bapak Tendou ini friendly banget. Tapi lawakannya itu lho. Joke bapack-bapack banget. Gue bingung nanggepin candaannya.

Gue langsung naik ke lantai dua. Jangan lupa, ketok pintu dulu sebelum masuk kamar Tendou. Barangkali dia lagi nganu.

Ganti baju maksudnya.

"Ten, ada didalam?"

"Oh Bambang, masuk aja."

Ceklek...

"Astaga, lo lagi ngapain sih Ten?!"

Syok banget ngeliat kelakuan Tendou kali ini. Gordeng kamar ditutup, suasananya jadi gelap banget. Terus ditengah kamar, ada satu lilin yang dikelilingi bunga tujuh rupa, sama tujuh buah boneka babi yang unyu.

Yang paling bikin syok. Muka Tendou dicemong-cemong. Terus dia cuma make kolor. Mana kolornya warna pink terus gambarnya Sophia the first.

"Ten, lo lagi apasih?" gue langsung buka gordeng. Biar kamar juga otak Tendou jadi terang.

"Eh jangan dibuka -gue lagi ritual."

"Ten, jangan ngada-ngada. Cukup kita nyembah Tuhan. Jangan ikutan satanic gitu Ten. Tobat woy..."

"Siapa yang mau nyembah pala kambing woy. Gue lagi ritual biar nggak ampas pas nge-gacha."

Tepuk jidat ajalah. Soalnya tindakan Tendou bukan hal yang patut dapat tepuk tangan.

"Lo ada-ada aja sih." Gue duduk di kursi belajar Tendou.

Sementara Tendou duduk lesehan deket sama babi-babi mungilnya. "Btw, tumben lo kesini. Ada perlu apa Bang?"

"Ten, gue mau tanya. Lo tahu nome ini nggak?" tanya gue sambil nyodorin ponsel.

Tendou mendekat, matanya nyureng-nyureng nggak karuan. Terus dia geleng.

"Kenapa emang Bang?"

"Dia dari tadi ngirim pesan aneh ke gue. Nih lihat deh."

Ponsel berpindah ketangan Tendou.


"Anjir parah sih ini. Blok aja bang."

"Udah. Tapi dia malah telepon terus ke telepon rumah. Pas diangkat sama bibi Shinobu, katanya cuma kedengeran suara napas kadal."

"Terus lo buka blok nya?"

Gue ngangguk. "Gue nggak enak sama orang rumah. Kasian, ganggu ayah sama adek-adek gue."

Tendou diem sejenak sambil ngelus dagu. "Atsumu kali?"

"Nggak mungkin. Dia lagi ada masalah sendiri. Lagian, ngapain juga dia ngelakuin ini."

"Lo benar. Dia bukan tipikal orang yang main belakang."

"Apa jangan-jangan, Kuroo?"

Tendou geleng. "Pak ketu emang bangsat, bajingan, bagong, anjim, babi, tahi kucing. Tapi gue tahu banget, dia bukan tipikal orang yang begitu [Name]."

"Iya juga sih..." gue ngerasa bersalah karena udah nuduh Kuroo. "Ten, lo ada tebakan nggak?"

"Sulit bang. Jumlah orang yang suka sama lo tuh banyak banget. Bisa jadi itu kakak kelas, adek kelas, atau seangkatan."

"Ten..."

"Serius. Lo tuh harusnya sadar diri Bang, kalau lo banyak yang suka."

"Ten, fokus ke masalah."

"Dari tadi gue fokus. Satu titik... Titik itu... Kita fokus dan meraih Bintang, yok yok ayo!"

"Ten!"

"Eh sori bang." Tendou malah cengengesan. "Mau tanya ke anak-anak MJ3?"

Gue geleng. "Nggak dulu deh. Mereka lagi sibuk sama pementasan Perdana kelas 10."

"Gini aja deh bang. Untuk sementara waktu, kalau lo mau kemana-mana harus sama gue. Kalau emang gue sibuk, minta tolong ke Atsumu aja."

"Kenapa Atsumu?"

"Gue lebih percaya dia daripada ke Kuroo."

Sumpah sih, pikiran gue jadi nggak tenang banget. Jadi takut sendiri. Dan gue nggak berani bilang ke ayah, soalnya dia lagi sibuk dengan oroyek baru di perusahaan.

"Bang, tenang ada gue kok."

"Ten... Sumpah gue takut banget."

"Tenang, jangan panik. Gue bakal cari tahu siapa yang neror lo."

"Makasih Ten."

"Apasih yang nggak buat sahabat gue," kata Tendou, alus banget. "Bismillah, top up-in diamond Ff."

Sialan, nggak jadi terharu.

╰Tbc╮



Kelupaan buat up fanfic ini

Btw, happy independen days buat Indonesia kita...

17 Agustus 2021

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro