Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Pengganti


[Name]  Bambang Wijaya

"Lo tahu nggak, yang di akun lambe Ashiap?"

"Gue tahu! Anjir sih kesel banget. Semi kok bisa ya."

"Ceweknya jelek njir, sok ie."

"Anak MJ3 kan?"

"Hooh, katanya dia masuk MJ3 pake orang dalam. Bapaknya kan tajir melintir."

"Sapa sih namanya."

"Orang-orang kalo manggil dia Bambang."

"Katanya sempet deketin Atsumu juga ya?"

"Oh no! Degem favorit gue juga diincar tuh lonte?!"

Dari dalam Toliet, gue Cuma bisa geleng-geleng. Itu orang-orang kalau gosip bisa nggak sih volume suaranya di kecilin. Terus cari tempat aman, yang sekiranya orang yang mereka gosipin nggak bakal ada disitu.

Tadi gue kebelet boker. Tapi setelah mendengar bacotan mereka. Gue jadi nggak nafsu buat boker lagi. Sialan emang.

Lagian. Akun gosip sekolah ini gercep banget. Emang adminnya nggak ada kerjaan apa. Sialan juga.

Terus. Helo mbak, gue deketin si kuning? Mana ada. Yang ada si kuning nyebelin itu yang terus deket-deket gue. Gosip emang selalu jauh dari fakta.

Sengaja, gue buka pintu kamar mandi dengan agak keras. Mereka langsung kaget mendapati sosok gue yang memasang wajah datar.

Nyatanya, setelah kemunculan gue, mereka malah diam aja. Sialan emang, Cuma berani ngomongin dibelakang aja. Kalau memang punya masalah, harus berani speakup didepan orang yang bersangkutan dong.

Gue nggak mau cari ribut. Jadi, tanpa berkata apa-apa, gue langsung melenggang pergi keluar kamar mandi.

Padahal tadi udah mau boker. Awas aja kalau malah mules lagi.

"Eh nak Bambang!"

Iya, gue emang lebih terkenal sebagai Bambang ketimbang [name]. Para guru juga lebih suka manggil gue Bambang.

"Iya bu, ada apa?"

"Lagi nggak ada KBM?"

"Iya bu." Entah kenapa guru paling males banget masuk ke kelas gue. "Tadi, grunya ada perlu. Dan udah ngasih tugas."

"Owalah gitu toh... eh, ibu mau minta tolong bentar, boleh?"

"Minta tolong apa ya bu?"

"Tolong rekam dramanya anak-anak kelas 10 IPA 3 ya. Soalnya nanti ibu sibuk menilai. Dan mereka minta direkamin."

"Oh boleh bu." Tak ada pilihan lain selain mengiyakan.

Pementasan dramanya di dalam kelas. Semua kursi dan meja di tumpuk di belakang. Agar ruang kelas jadi lebih luas. Drama ini merupakan praktek dari bab yang di pelajari dalam materi bahasa indonesia.

"Ibu Cuma ngasih waktu mereka seminggu lho."

"lah serius bu?"

"Iya. Kalau kelamaan malah banyak bertele-telenya aja soalnya."

Sungguh sadis sekali ibu guru yang satu ini.

Pementasan drama dimulai. Gue yang terbiasa ngeliat anak-anak teater akting jadi agak gimana melihat drama ini. Mereka amatir jadi wajar.

Tapi ada satu orang yang membuat gue terpukau dengan kemampuan aktingnya. Cowok jangkung berambut ikal dengan tahi lalat kembar di dahinya.

Gila, keren banget. Sama Tendou juga satu dua kemampuan. Gue jadi ragu dia Cuma ngehapalin teks drama dalam waktu seminggu. Secara, dia kelihatan hapal banget.

Fiks, gue udah nemeuin pengganti Narita.

*

Kaget gue, pas masuk ruang Mj3 langsung disambut pemandangan yang tak mengenakan. Hanamaki sama Matsukawa lagi tumpuk-tumpukan. Matsukawa yang dibawah, Hanamaki yang diatas. Kebiasaan nih mereka.

"Ikutan!" Tendou loncat lalu join diatas Hamaki.

"Asu!"

"Bangcat lo Ten!"

"Yatoiba... apa-apaan nih." Kuroo geleng-geleng ngeliat mereka. "Kok nggak ngajak-ngajak."

Bugh... Kuroo join. Tumpukan manusia bertambah.

"I believe i can fly..." Bokuto juga ikutan.

"Abaikan, lo nggak lihat apa-apa Bang," kata Kiyoko yang lagi lepas sepatu. "Dengan begitu jiwa lo akan lebih tentram. Latom."

"Gue ikut!" Pas Suguru mau lompat buat join, mereka langsung pada bubar. Otomatis Suguru jatuh menghantam lantai. Suaranya gila, kenceng banget. Pasti sakit tingkat dewa. "Bangsat kalian!" teriak Suguru.

"Sug lo nggak apa-apa? Lo kok masih hidup?" Tendou muterin Suguru sambil nari balet.

"Mana yang sakit? Biar gue tendang," kata Matsukawa.

"Halo ini dengan perusahaan percetakan pak Oleh ya? Oh iya ini Kuroo pak. Saya mau pesan buku yasin dengan foto dan nama suguru Daishou di depannya. Hooh."

"Gue punya kenalan. Pesannya di kenalan gue aja. Siapa tahu bisa nego," kata Ushijima.

"Yang desain gue aja," kata Ohira. "Sekalian belajar."

"Gue punya fotonya Suguru yang aesthetic, nanti gue send ya," kata Asahi.

"Bangsat kalian!" Suguru bangun sendiri karena nggak ada yang nolongin. Kasian, tapi gue seneng lihat Suguru menderita. "Sat, Bangsat kalian!"

"Elah dari tadi bangsat, bangsat doang. Ga punya kata hinaan lain apa," kata Iwaizumi yang lagi asik nyemilin ubi cilembu.

"Heh, Iwa jangan di makan!" teriak Oikawa.

Iwaizumi nggak ngeladenin Oikawa. Dia malah makin lahap makan ubinya. Duh gue jadi pengen. Tapi gengsi buat minta.

"Ih dibilang jangan di makan." Oikawa jadi gemay dengan tingkah sohibnya. "Itu ubi habis kena ilernya si Aran!"

Iwaizumi melotot. Dia langsung lari keluar buat muntahin tuh ubi. Memang jadi rahasia anak MJ3 kalau Aran tidur suka banjir kemana-mana. Makannya kalau dia tidur suka di kasih alas.

"Udah main tumpuk-tumpukannya?" tanya Milea.

"Mil, jangan mancing," kata Hana.

Jadi, anak-anak cowok MJ3 punya permainan baru. Yaitu permainan saling bertumpuk. Sederhana. Satu orang akan menjadi tumbal untuk dijadikan alas. Lalu yang lainnya akan berebut untuk menumupuk diatas orang tersebut. Entah siapa yang nyiptain ini. Yang jelas orang itu laknat banget.

Kemarin yang jadi alasnya si Nishinoya, anak kelas 10. Hana sampai jerit-jerit nyuruh mereka udahan. Yakali, Nishinoya sekecil itu ditindihin banyak orang. Udah waktu itu si Ushijima juga ikutan.

Gaco emang mereka.

"Kenapa Mil, mau ikut juga?" tanya Hanamaki.

Matsukawa langsung mukul kepala sohibnya. "Jangan asal ngomong lo. Di geprek Dilan baru tahu rasa."

"Jir, gue lupa. Mil jangan laporin gue ke Dilan."

"Hayu loh... gue udah rekam nih." Bukan Kuroo kalau nggak ngompor-ngomporin orang.

"Canda mulu sih nih eskul. Katanya mau rapat," kata Hana.

"Gue ijin boleh nggak sih, mau apel sama Dilan," kata Milea.

"Skip bucin," kata Yukie.

"Hello, ngaca ya," kata Hana.

"Gue udah putus sama Konoha." Yukie ngambil gitar Suguru terus gonjreng-gonjreng nggak jelas. Yukie emang nggak bisa main gitar. "Dia selingkuh."

"Nani?!"

"Nina?!"

"What the?!"

"Yukie, sama abang oik aja sini."

"Kok bisa, cerita sini," kata Hana.

Iwaizumi udah gulung lengan baju. Ohira siap dengan palu yang biasa dipakai bikin properti. Suguru siap dengan ularnya si gara. Hanamaki sama Matsukawa siap nyebarin hoak.

"Nggak usah. Biarin aja kena azab dia." Yukie senyum. Gilasih, Konoha bego banget sumpah. "Jadi gini..."

Yukie nyeritain dari a sampai b kronologi kejadiannya. Gue, Kuroo, dan Bokuto emang sepakat buat nyimpan rapat kejadian ini. Kuroo yang ngusulin semua ini. Katanya demi kebaikan Yukie.

Milea langsung meluk Yukie. Lagi, Yukie Cuma bisa masang senyum sendu. Katanya dia udah ikhlasin semuanya. Sumpah ya, si Konoha pengen banget gue ih... Kurang apalagi coba seorang Yukie.

"Bang," bisik Kuroo yang tanpa gue sadar ada disebelah gue. "Kalau nanti lo di sakiti Atsumu, atau cowok lain. Gue juga bakal ngelakuin hal sama kayak Bokuto. Mungkin lebih parah."

Mendengar itu gue Cuma bisa senyum kecil.

"Udah...udah... sesi curhatnya. Kita sambung di lain waktu. Sekarang saatnya kita rapat." Merusak suasana sih. Tapi kalau Yaku nggak bertindak, kita bakal ngaret lama.

"Masuk sesi gosipa aja dulu," kata Tendou.

"Oh iya, ada gosip baru nih kawan!" Matsukawa semangat banget. Gue jadi punya firasat buruk. "Bambang habis jalan sama Semi!"

"Kiw kiw... "

"Ciee..."

"Kapal Bambang x Semi akhirnya berlayar!"

"Melajulah kapalku!"

"Jadianlah cepet, biar gue dapet traktiran."

"Nggak gitu, itu cuma gosip!" teriak gue. Tapi anak-anak cowok plus Milea juga Yukie masih aja tetep ngeledek. Duh kesel. "Diem!"

Makin disuruh diem malah makin menjadi.

"DIEM ATAU GUE RAJAM KALIAN!"

Mampus, Yaku jadi marah.

"Udah, jangan ribut lagi. Kita mulai rapatnya!"

Yaku the best. Ingin deh, diadopsi Yaku.

Jadi hari ini agendanya rapat mingguan MJ3. Kenapa rapatnya diadakan setiap minggu? Kalau setiap bulan nanti masalahnya numpuk banyak banget. Tahu sendirikan gimana anak-anak MJ3

Semua pada lesehan. Kecuali Tendou yang duduk diatas Aran yang masih tidur. Sebenanya, Aran udah dibangunin, tapi percuma. Di kecup sama Tendou juga masih aja pules. Kata Ushijima sih, semalem habis begadang nonton barbie. Karena kasihan, semua sepakat membiarkan Aran tidur.

"Jadi mau bahas apa dulu nih?" tanya Kuroo yang asik sender-senderan sama Bokuto.

"Masalah uang kas," kata Hana.

Semua langsung pada hening. Terutama kaum berbatang.

"Bayar woy! Sebentar lagi kita mau ikut lomba juga!" kategori bendahara tergalak berhasil di raih oleh Hana Misaki, anaknya bu masako.

"Sebutin aja Han siapa aja yang nunggak," kata Kuroo.

"Oke." Hana ngambil buku catatan bendahara yang gedenya satu dua sama catatan dosa Tendou. "Kuroo, lo nunggak 10 ribu!" kata Hana.

Sugawara langsung ngelempar botol teh pucuk yang udah kosong ke Kuroo. "Pak ketu macem apa lu!"

"Su Tendou nunggak 100.000. Bokuto nunggak 64.000. Udahlah nanti gue kirimin detailnya di gc. Cape gue. Yang penting, yang ngerasa nunggak buruan bayar."

"Betul itu," kata Kiyoko.

"Nggak langsung semua juga nggak apa. Nyicil dulu aja."

"Betul itu."

"Beli kuota bisa, bayar uang kas 2k aja susah minta mapun."

"Betul itu."

"Lo kerasukan Ipin?" tanya Sawamura.

"Nggak. Gue Cuma mau ngomong gitu aja. Soalnya selama ini gue jarang dapet dialog," kata Kiyoko.

"Next nya bahas apa?" tanya Kuroo yang sekarang malah senderan di paha Bokuto. Yang disenderin bodo amat. Dia lagi asik ngupil.

"Udah sih, kayaknya nggak ada lagi," kata Sugawara. "Gue terharu, MJ3 nggak banyak bikin tingkah."

"Kemarin Pilo marah," kata Iwaizumi.

"Lah kenapa?" Tanya Ohira.

"Paling karena ketahuan di panggil Pilo," kata Oikawa.

Iwaizumi menggeleng. "Kolornya yang lagi di jemur di dalem ruang seni dipakai orang. Katanya anak MJ3."

"To, elo ya?!" tuduh Tendou.

Bokuto yang lagi asik ngupil tanpa sengaja nyogok hidungnya. "Asw!"

"Balikin To. Lo tahu gimana kalau Pilo marah," kata Sawamura.

"Biarin, Bokuto ini yang kena marah," kata Kuroo. "Gue sih mau tepuk tangan aja. Ya ga To?"

"Asw! Idung gue sakit!"

"Masih sakitan badan gue sialan!" teriak Suguru.

"Skip dah, pembahasan nggak penting." Lagi-lagi Yaku yang menengahi. "Ada pembahasan yang lebih penting nggak sih?!"

Gue angkat tangan. Dari tadi gatel mau ngomong sebenarnya. "Ini masalah si Narita yang out."

"Gue kemarin udah nanya ke Narita. Katanya emang dia tipikal orang yang sulit bagi waktu," jelas Ushijima.

"Hilih alasan," kata Oikawa.

"Terus mau kita gantiin siapa nih?" tanya Asahi.

"Setan ya lo! Yang lain lagi serius malah mabar!" teriak Iwaizumi sambil mukulin Matsukawa sama Hanamaki.

"Aw aw... yameteh..." jerit Matsukawa.

"Itaii... itai..." jerit Hanamaki

"Udah fokus keini. Abain mereka dulu. Nggak kasihan apa sama anak-anak kelas 10," kata gue. "Ini gue ada saran buat yang gantiin Narita."

"Kemarin ikut Audisi?" tanya Sawamura.

Gue geleng. "Gue lupa namanya. Tapi dia cakep. Rambutnya keriting. Punya tahi lalat kembar di dahi."

"Bentar, macem familiar," kata Hana. "Kayaknya dia anak padus juga deh."

"Kenapa lo rekomendasiin dia bang?" tanya Kuroo yang udah duduk tegak.

"Dia aktingnya mantep. Terus kayaknya cepet ngehapalin dialog."

"Yaudah, nanti gue coba aja dia masuk MJ3," kata Hana. "Kalau nggak mau? Punya rekomendasi lain nggak?"

"Nope," kata Tendou.

"Kasian ya anak kelas 10. Pentasnya bentar lagi padahal. Eh pemeran utamanya malah out," kata Ohira.

"Nanti kita rundingin sama anak kelas 10 nya lagi aja."

"Eh, kalian bahas apa?"

Rasa ingin menampol Aran, stonk.


╰TbC╮








Btw permainan tumpuk2an tuh beneran pernah dilakuin sama temen sekolah ku waktu dulu :")

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro