Pasar Malam
[Name] Bambang Wijaya
Pengen keluar tapi males. Kalau gini, jadi pengen punya kekuatan teleportasi.
Gue guling-guling diatas kasur. Berharap ke mageran gue hilang begitu aja. Nyatanya nggak.
Dari tadi Atsumu terus nelepon sampai spam pesan wa. Dia ngajak ketemu buat minta maaf. Padahal gue udah bilang kalau gue udah maafin dia. Dan nggak perlu ketemu segala. Emang dasar mau modus aja tuh anak.
"Kak, ini malam minggu lho," kata Tanjirou yang kepalanya nongol di pintu kamar. "Kakak nggak main?"
"Nggak, mager."
"Kalau gitu, main yuk!" ajak Tanjirou. "Ada pasar malem dideket sini."
Nezuko masuk ke kamar gue. Dia narik tangin gue buat turun dari kasur. Tarikannya halus banget. Kalau udah gini. Gimana gue bisa nolak.
"Tunggu di luar dulu ya. Kakak mau siap-siap."
"Oke kak!" dua bocil itu ngacir keluar.
Gue langsung nyisir rambut terus diiket seadanya. Tak lupa gue pake sedikit liptint biar nggak keliatan pucat banget. Sebagai pelengkap, gue pakai jaket favorit gue. Beres.
Setelahnya gue turun kebawah. Di sana ada ayah Daisuke yang lagi duduk sambil kipas-kipas pake uang.
"Ayah."
Ayah noleh. "Mau kemana?"
"Kepasar malem. Bareng Nezuko sama Tanjirou yah."
Ayah ngelirik ke adik-adik gue. "Mau dianter?"
"Nggak usah ayah. Deket kok," kata Tanjirou.
"Oh yaudah kalau gitu." Ayah ngeluarin sesuatu dari dompetnya. "Nih bawa kartu kredit buat jajan."
"Yah, ini kita mau ke pasar malam. Mana ada transaksi pakai kartu debit disana."
"Tanjirou maunya uang Yah."
Nezuko ngangguk semangat.
Ayah nyimpen kembali kartu kreditnya. Sebagai ganti, dia memberikan uang kepada gue.
Buset, padahal Cuma mau pergi kepasar malem. Ayah ngasih duit tiga juta. Emang ayah nggak pernah main-main kalau masalah duit. Gue langsung kantongin aja. Lumayan kan lebihnya bisa buat beli seblak.
"Pergi dulu yah."
"[name], jagain adik-adik mu.Jangan sampai ilang. Bikinnya susah."
"Woke Yah!"
Gue sama adik gue otw sambil gandengan tangan. Gue di tengah-tengah, sementara mereka di kiri kanan gue. Wilayah komplek ini aman. Nggak ada yang berani ngebut. Kalau ada langsung di smackdown sama bapaknya Tendou.
"Nanti Tanjirou mau naik Kora-kora ya kak."
"Kalo Nezuko maunya ombak banyu."
"Iya, iya, kita naik semua wahana yang ada disana."
"Lho kak [name]!"
Sialan emang. Niat hati keluar buat ngehindarin dia. Eh malah ketemu disini. Atsumu nyengir, terus tangannya gerak-gerak ngerapihin rambut. Sok ganteng. Eh tapi emang iya ganteng sih. Duh mikir apaan dah gue.
"Kang rusuh yang waktu itu!” tunjuk Tanjirou. Nezuko Cuma ngangguk-ngangguk aja.
Celaka ini.
Atsumu awalnya kaget. Terus pasang senyum lebar. Dia jongkok di depan adek-adek gue. "Halo... kalian adiknya kak [name] ya?" Mereka berdua ngangguk. "Kenalin, ini kak Atsumu. Calon kakak ipar kalian."
Gue ngelepasin genggaman tangan dari Tanjirou Cuma buat ngejitak Atsumu. Maafin kakak ya Tanjirou.
"Nggak apa-apa deh di jitak sama kak [name], kan jitaknya pake cinta." Atsumu berdiri lagi.
"Jitak lagi nih!"
Atsumu ketawa ringan. Apasih padahal nggak ada yang lucunya. "Kak [name] mau kemana? Padahal Atsumu mau nyamperin ke rumahnya kak [name]."
"Mau ke pasar malem," kata gue. "Ngapain lo nyamperin gue. Kan gue udah bilang kalau gue udah maafin lo."
"Tetep aja Atsumu ngerasa nggak enak."
"Hilih, bilang aja mau modus."
"Tahu aja nih kak [name]. Hati kita udah se frekuensi kali ya. Yuk jadian." Tadinya mau jitak lagi. Tapi Atsumu udah berdiri, tangan gue mana nyampe jitak kepalanya. Jadi gue injak aja kakinya.
"Kak, jangan galak-galak dong." Atsumu manyun.
"Lo minta di galakin."
"Jadi, kepasar malemnya kapan kak?"
Gue sama Atsumu langsung noleh ke Tanjirou. "Ayok sekarang!" kata gue.
"Kakak iparmu ikut boleh nggak dek?" tanya Atsumu ke Tanjirou.
Dia juga nengok ke Nezuko. Adek cewek gue Cuma ngangguk kecil.
"Boleh kak, makin rameh makin asik."
"Yeay!" sorak Atsumu. Dia lalu noleh kearah gue. "Kak [name] nggak keberatan kan?"
"Terserah."
*
Atsumu ngikut. Dan dia jadi akrab banget sama Tanjirou juga Nezuku. Padahal baru ketemu tadi, tapi udah kaya kenal setahun lebih. Entah kenapa gue seneng liat pemandangan Atsumu yang lagi angon adik-adik gue.
Bahkan, tadi si Nezoku sempet digendong Atsumu. Kelihatannya Atsumu nggak keberatan. Dia juga kelihatan seneng banget. Nggak tahu emang nyatanya begitu, atau cuma perasaan gue aja.
Sementara mereka naik ombak banyu. Gue pergi beli sosis bakar buat mereka semua. Gue sengaja nggak ikut naik ombak banyu karena agak pusing.
Atsumu ngiyain aja buat nemenin dua adek gue naik ombak banyu.
Habis naik ombak banyu, mereka langsung nyamperin gue yang udah megang sosis bakar.
"Nezuko buka mulutnya..." Nezuko nurut. Gue taruh sosis bakar yang udah nggak terlalu panas ke mulutnya. Sementara Tanjirou langsung ngambil sendiri jatahnya. Dia mandiri.
"Kak, mau naik rumah balon!" kata Tanjirou.
"Oke, kakak tungguin di depan rumah balonnya ya. Hati-hati mainnya."
"Siap kak."
Setelah ngehabisin sosis bakar dengan cepat. Mereka langsung masuk ke rumah balon. Sementara gue dan Astumu nunggu di luar bareng para ortu yang anaknya lagi main di dalam.
"Nih." Gue nyodoroin sosis bakar ke Atsumu. Dia Cuma planga plongo. "Buat lo."
Atsumu senyum kecil. "Aa..."
Nih bocah lagi kenapa sih.
"Suapin kak."
"Nggak."
"Curang ih, tadi Nezoku di suapin. Kalau Atsumu nggak."
"Lo udah gede." Sekali lagi gue nyodorin sosi ke Atsumu. "Nih."
Sambil manyun Atsumu menerimanya.
"Oh ya, tadi beli tiket pake duit lo kan"
Sambil makan sosis Atsumu angguk-angguk.
"Nih."
Buru-buru dia habisin tuh sosis. Sampai keselek. Untung nggak mati. "Nggak usah kak."
"Lo suka gitu. Gue jadi nggak enak."
"Nggak apa-apa. Atsumu gini kan karena sayang kak [name] sama adik-adiknya kak [name]."
Sialan. Bukannya baper, gue malah jijik.
"Kak, sekali lagi Atsumu minta maaf ya."
"Kan udah gue maafin."
"Sakit ya kak? Kak [name] bisa mukul Atsumu sebagai gantinya kok. Pukul yang keras banget juga nggak masalah."
"Nggak usah berlebihan gitu. Gue udah maafin lo kok."
"Tapi Atsumu ngerasa nggak enak." Lagi minta maaf masih sempet-sempetnya ngunyah sosis. Dasar. "Atau kak [name] bisa ngasih tahu satu keinginan kak [name]. Nanti Atsumu bakal wujudin."
"Yakin?"
"Asal jangan minta di ambilin bulan aja."
Mendengus geli. "Gue pengen lo berhenti deketin gue, bisa?"
╰TbC ╮
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro