Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Menuju Badai

[Name] Bambang Wijaya.

Perasaan gue aja atau memang belakangan ini Atsumu jadi agak aneh. Dia jadi pendiam gitu. Ya mohon maaf. Bagi gue, Atsumu jadi pendiam itu cukup aneh. Dan gue udah make sure kali ini bukan pencitraan semata.

Dia bahkan nggak lagi maksa buat pulang bareng gue. Bukan berarti gue pengen dianterin dia. Ya cuma aneh aja. Selepas latihan, dia langsung pamitan ke gue terus nyelonong pergi. Dia bukannya pulang kerumah, malah nongkrong.

Dasar, bilangnya mau tobat.

Hari ini pun sama. Atsumu langsung pulang.

Gue mendekat kearah Terushima yang lagi nindihin Noya. "Ter, jangan bersetubuh disini," tegur gue.

Terushima kaget. "Yaampun kak Bambang diajarin siapa? Atsumu ya?!"

"Gue ketularan becandanya kalian." Tiap hari di suguhi joke vulgar mereka jadi ya terkontaminasi gini. Maafkan anakmu ini yah.

"Mbak Kiyoko juga tertular?!" Noya panik sambil megang punggung. Pasti tuh tulang agak retak-retak. Yakali Noya semungil itu ditindihin Terushima yang segede ini.

"Nggak. Kiyoko masih suci."

Noya langsung sujud syukur terus joged-joged kegirangan. Dasar Fanboy-nya Kiyoko.

"Ter, gue mau nanya. Serius," kata gue.

"Sokin aja kak. Tapi jangan nanya matematika ya, gue bege soalnya."

"Ye, itusih gue juga tahu." Ngomong sama trio jamet MJ3 emang harus sabar. "Atsumu kenapa ya?"

"Positif korona kali."

Langsung gue tabok kepala Terushima. "Serius Ter."

"Canda korona. Eh maksudnya canda kak."

"Ter, gue tendang masa depan lo, mau?!"

"Ampun, kasian kak Hana entar." Ini bocah masih ngarep sama Hana rupanya, kasian juga. "Gue juga nggak tahu si Asu kenapa."

"Asu?"

"Panggilan sayang gue buat Atsumu ngehehe."

Gue menghela napas. "Dia main sama Dilan lagi ya?"

"Kayaknya udah kagak."

"Jangan bohong."

"Serius kak! Suer tak kewer-kewer."

"Terus kalau dia pulang dari sini pergi kemana?"

"Kerumahnya lah kak."

"Nggak ada tuh."

Terushima diam sejenak, terus menyeringai. "Kak Bambang sama Asu udah jadian ya. Ngaku!"

"Ma-mana ada!"

"Terus kenapa nanya-nanya mulu."

"Cu-cuma pengen tahu aja."

Terushima ketawa. Padahal nggak ada yang lucu. Mana mukanya kaya orang minta di dupak. "Kalau penasaran tanya langsung ke orangnya aja kak."

Tiba-tiba ada yang nowel-nowel bahu gue, rupanya Sakusa. Ada apa ini, tumben.

"Mau minta handsanitizer nggak kak? Tadi gue liat kak Bambang habis bersentuhan sama Terushima."

"Anjim lo!"

*

Kenapa bisa begini ya. Bentar, gue reka adegan dulu.

Oh iya, tadi harusnya gue pulang sama Tendou. Tapi mendadak dia ada perlu. Terus Kuroo nawarin buat nganterin gue. Awalnya gue nolak, tapi Tendou sama Kuroo maksa gue. Katanya lebih aman dan murah kalau nebeng.

Dan akhirnya gue kalah sama mereka berdua.

Gue pun dianter Kuroo pulang. Tapi ditengah jalan Kuroo bilang tiba-tiba dia pengen minum boba. Dan kita berdua pun mampir ketempat boba dulu.

Perkiraan gue, ini cuma akal-akalannya Kuroo. Mengingat pak ketu ini nggak terlalu suka boba, dia lebih suka biji salak. Gue nggak bisa nolak karena gue merasa nggak enak.

Suasana diantara kita masih canggung. Jadi Pengen cepet-cepet pulang.

"[Name]."

Kalau udah manggil gue begini rasanya jadi nggak enak. Gue cuma ngangguk kecil.

"Soal tawaran gue, gimana--"

"Plis, jangan bahas lagi. Oke?"

"Nggak mau."

"Kur, gue udah nyaman sama hubungan kita sekarang. Jadi jangan buat ini jadi canggung. ya?" kata gue, tegas. "Lo temen gue, jangan rusak hubungan kita."

Kuroo diem sejenak. "Lo gini karena masih kecewa sama gue?"

"Bukan gitu—"

"Beri gue kesempatan kedua."

"Dengerin gue. Bukan karena masalah itu. Tapi emang kita nggak bisa. Lo sama gue emang cuma bisa temenan aja."

"Atau karena lo suka sama Atsumu?"

"Lo salah paham, gue sama dia—"

"Dia bangsat. Kalau lo sama dia, yang ada lo bakal rusak. Dia nggak bisa jaga lo, [Name]."

Entah kenapa gue kesel banget dengan omongan Kuroo. Padahal yang dihina Atsumu. Ada perasaan nggak terima dengan apa yang pak ketu omongin. "Tahu apa lo soal Atsumu?"

"Semua orang tahu dia brengsek. Satu sekolah tahu tingkahnya. [Name], Jangan menutup mata."

"Mungkin dia berperilaku buruk. Tapi lo nggak bisa berasumsi dia bakal ngerusak gue."

"Asumsi gue beralasan."

"Karena sikapnya buruk? Itu nggak menjamin Kur. Lo yang sikapnya baik aja ngerusak gue. Ngerusak hati dan kepercayaan gue tepatnya."

Setelah mengatakan itu, gue langsung pergi begitu aja. Kuroo nggak ngejar gue. Mungkin kakinya kesemutan. Tapi nggak masalah, toh gue nggak mau dikejar.

Hanya karena Atsumu dijelek-jelekan, gue sampai si emosi ini. Yang bener aja. Kayaknya ada yang nggak beres deh dengan otak gue.

*

Apa yang kau lakukan ketika tidak tahu arah?

Tanya pada peta, tanya pada peta!

Gue udah nanya ke google maps, tapi gue nya yang bego karena nggak paham peta. Dan sampai sekarang gue nyasar nggak tahu dimana.

Mau pesen ojol tapi batre hp abis. Harusnya, pas tadi Suguru minjem power bank, nggak gue kasih ijin aja ya. Pelajaran, jadi pelit itu kadang perlu.

Gue udah nanya arah keorang, tapi kayaknya kok malah makin nyasar.

Bego lo [Name]! kenapa pake acara kabur-kabur kaya di sinetron segala sih. Lagian kenapa lo sesewot itu cuma karena Atsumu dikatain. Duh dasar bego!

Mana ini udah maghrib lagi. Apa gue nyari ojek di sekitaran sini aja kali ya.

Kayanya tuhan masih sayang gue. Di depan mini market, gue liat anak-anak yang make amblem sekolah Ashiap lagi ngumpul. Gue nggak kenal mereka. Tapi kayaknya mereka gerombolannya Dilan deh.

Tenang aja, tinggal bilang kalau gue temen Milea pasti mereka nggak berani macem-macem. Secara, Milea kan kesayangan Dilan.

Mereka lagi pada rokok. Mana gue gampang bengek kalau kena asap rokok. Bengek beneran ya, bukan bengek hyung ketawa-ketawa. Nggak apa deh, tahan aja.

"Misi..."

Mereka langsung pada noleh ke gue.

"Bambang?" salah satu dari mereka berdiri terus nyamperin gue. Gila, mana bau rokoknya nyengat banget.

Sebenarnya gue nggak mau ngangguk. Secara, gue kurang suka di panggil Bambang. Tapi karena ini keadaan mendesak, mau gimana lagi. Btw, kok dia kenal gue.

"Lo kok ada disini?" tanyanya.

Gue nyengir. "Boleh minta tolong nggak."

"Boleh kok cantik."

Anak-anak cowok yang lain pada nyorakin dia. Anehnya dia malah senyum-senyum gitu. Dan gue yang malu.

Jijik banget. Tapi gue harus bertahan. "Boleh minjem Hp nya bentar nggak, gue mau nelepon. Soalnya hp gue batrenya habis. Nanti pulsanya gue ganti kok."

"Mau nelpon siapa emang?"

"Tendou."

"Kenapa?"

"Harus tahu banget ya." Aslinya gue udah kesel.

"Harus dong, cantik. Barangkali aja dipake buat hal yang nggak-nggak."

Sabar bang, orang sabar hidupnya nggak hambar. "Gue mau minta di jemput."

"Kalau gitu, biar gue yang anter aja."

Spontan, gue berdecak. "Kalau nggak mau nolongin yaudah. Makasih." Balik kanan, tapi tiba-tiba aja dia narik kerah baju gue. "Apasih!"

"Jangan jutek begitu dong. Ayok gue anterin."

"Nggak usah."

"Nggak baik nolak rejeki."

Tiba-tiba saja, bak adegan ala dram-drama korea. Atsumu datang terus langsung cengkram kerah cowok modus tadi. Tatapan mata Atsumu udah kayak orang kesurupan maung. Nyeremin.

Sumoah sih, ini kalau diputerin OST drama goblin yang awalnya 'tet tet tetet... ' itu udah mirip banget sama adegan drakor.

"Lo mau macem-macem sama kak [name], hah?!" Nada bicara Atsumu jadi creppy gitu.

Beberapa mematikan rokok buat langsung nenangin Atsumu. Ada yang masih lanjut ngudud sambil nonton santuy.

"Tenang Tsum, niat gue baik kok. Ya nggak cantik?" tanya dia ke gue.

"Bangsat ya lo!" Atsumu ready buat nyerang. Untung berhasil ditahan yang lain.

"Din, lo jangan mincing-mancing Atsumu dong. Serem nih bocah kalau ngamuk," seru salah satu orang yang jagain Atsumu.

Din, nama lengkapnya apa ya. Dinda? Nggak mungkin, dia cowok tulen. Ah, mungkin Udin. Dan seketika gue inget. Udin, pentolan sekolah yang kenakalannya lebih buruk dari Dilan.

Terus ngapain Atsumu disini. Apa dia main sama gerombolannya si Udin.

"Sini maju lo Din, berani-beraninya godain kak [name]!"

"Dih sapa yang godain, kan emang bener si Bambang cantik."

"Anjim!"

"Tsum." Semua orang langsung noleh kearah gue. "Bisa tolong anterin gue pulang nggak?"

Seketika Atsumu nggak macem orang kesurupan lagi. Dia jadi mirip kucing yang bahagia bakal dikasih wiskas.

"Bisa dong. Atsumu selalu stand by!"

"Makasih. Yuk Tsum." Gue narik jaket Atsumu.

Gue bisa dengar dengan jelas gerombolan itu teriak cie-cie. Dan si Udin yang masih manggil-manggil gue. Nggak jelas banget mereka. Gue pengen cepet-cepet pergi dari sini.

Dan yang lebih penting, ada yang pengen gue omongin sama Atsumu.


*

"Ini kak Helm nya."

"Bentar dulu Tsum, gue mau ngomong sesuatu."

"Tinggal ngomong aja kak." Dengan santuynya, Atsumu makein helm ke kepala gue. "Nah, udah kepake. Mau ngobrolnya sambil naik motor atau disini aja?"

"Disini aja. Kalau di motor suka budeg."

"Siapa? Kakak ya?" Atsumu langsung ngakak.

Kesel, gue jitak kepala Atsumu. Dan gue lupa kalau kepala Atsumu udah pake helm jadinya sakit.

"Sakit ya, sini Atsumu kecup biar sakitnya ilang."

Belajar dari pengalaman sebelumnya. Kali ini gue mukul bahu Atsumu. "Gue mau ngomong serius."

"Silahkan kak." Atsumu duduk santai diatas motornya.

"Lo main sama gerombolannya Udin?"

Atsumu diam sejenak. Dia lalu jongkok di depan gue terus megang kedua tangan gue. Nggak mungkin kan dia mau ngelamar gue. Secara, ini situasi lagi nggak enak banget.

"Maafin Atsumu."

Oh bukan mau ngelamar ternyata. Syukur deh.

"Atsumu emang udah niat nggak main sama orang-orang kaya mereka lagi. Tapi keadaan memaksa Atsumu. Untuk beberapa waktu kedepan, Atsumu bakal main sama mereka. Tapi Atsumu janji nggak bakal ngerokok atau ngelakuin hal yang nggak-nggak kok."

"Kenapa harus sama mereka?"

Atsumu mengedikkan bahu. "Atsumu janji kok."

Gue nggak suka Atsumu ngumpul sama gerombolan itu. Gue juga takut citranya makin buruk dan makin banyak orang yang memandang rendah dia. Gue nggak mau itu semua terjadi.

Dan saat ini gue nggak ada hak buat ngelarang atau ngatur dia. Secara gue cuma kakak kelasnya. Mungkin ada cara lain biar Atsumu nggak gaul sama mereka.

"Kak, kok diem aja?"

"Tsum, kenapa harus main sama mereka?"

"Cuma buat beberapa waktu kedepan aja kak. Soalnya Atsumu lagi setres banget. Atsumu butuh temen main. Atsumu nggak betah dirumah."

"Gi-gimana kalau lo main sama gue aja?"

Tebece





Atsumu atau Kuroo




22 Maret 2021

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro