Kongkow pt.2
[Name] Bambang Wijaya
Karena gue Ada urusan, terpaksa deh datengnya telat. Gue datang dianter pak Giyuu, supir pribadi bapak gue yang ngaku punya banyak temen padahal aslinya nolep.
Sekedar info, Pak Giyuu ini lagi pedekate sama bi Shinobu. Sekedar info part dua, bi Shinobu ini janda kembang. Suaminya lari selingkuh sama bang toyib. Iya bang toyib. Usut punya usut, suami bi Shinobu ternyata sudah melenceng dari jalan yang lurus.
Kembali ke sitkon saat ini. Gue mematung didepan kafe. Keadaan di dalem chaos sekali. Gila, anak MJ3 gini banget. Gue yakin Shirabu nyesel ngajak temen-temennya nongkrong di kafe kakaknya.
"Tarik sis!" Teriak Matsukawa kenceng banget. Toa orasi juga bakal minder sama teriakannya.
"Semongko!" Sahut Hanamaki nggak kalah kenceng.
Gue masih di depan kafe. Seketika rasa buat puter balik stonk. Tapi gue udah bilang ke anak-anak cewek sama pak ketu juga Tendou kalau gue bakal dateng.
Huh... nasib. Hadapi aja.
Melangkah masuk kedalam kafe. Gue nyebut sebanyak tujuh kali. Ini apa-apan woy! Kok bisa junior sama senior bobroknya kompak gini.
Hanamaki sama Matsukawa nyanyi diatas meja.
Tendou, Futakuchi, Terushima, dan Suguru sibuk nyawerin Hanamaki. Bahkan Tendou sempet nyelipin beberapa lembaran dua ribuan kedalam kaos Hanamaki.
Taketora gendangan dengan meja. Noya gendangan dengan kepala Tanaka. Aone diam.
Kuroo sama Bokuto joged sambil adu jidat. Ushijima duduk sambil tepuk tangan mengikuti alunan musik. Oikawa sibuk live instagram. Milea sama Mai ikut joged. Aran, tidur seperti biasa. Shirabu di pojokan meratapi betapa kacau kafe kakaknya. Sisanya pada duduk santuy sambil ngobrol-ngobrol.
Tadi Atsumu juga ikut nyawerin Hanamaki. Cuma begitu gue masuk, dia langsung turun dari meja terus ikut duduk bareng Sawamura, Sugawara, dan Asahi.
"Bang sini Bang!" teriak Hana.
Gue langsung nyamperin cewek-cewek angkatan gue yang duduk bareng cewek-cewek angkatan kelas 10. Gue seneng kalau gini, bisa akur bareng. Anak-anak kelas 10 juga kelihatannya gampang berbaur.
"Lama banget lo," kata Yukie yang langsung meluk gue. "Gila, tadi kacau banget tahu."
"Lah tadi? Sekarang juga kacau."
"Tadi, Tendou, Kuroo, Sama Bokuto pura-pura jadi trio macan. Joged-joged sambil nyanyi iwak peyek," jelas Kiyoko, kalem dan cantik seperti biasanya. "Terus Iwaizumi malah marah. Dia nyangka trio macan kw 10 itu lagi ngeledekin dia."
"Lo tahukan gimana Iwa kalo ngamuk?" tanya Yukie yang bergidik ngeri. "Untung Yaku, sama trio wakwaw berhasil nenangin dia."
Trio wakwaw ini sebutan baru buat Asahi, Sugawara, dan Sawamura. Pencetusnya siapa lagi kalau bukan Tendou.
"Kak Bambang mau pesen apa?" Shirabu ngasihin daftar menu ke gue. Karena nggak lapar, gue pesen milkshake aja. "Tunggu ya kak."
Dan Shirabu pun pergi meninggalkan kawanan betina.
"Kak Bambang, kak bambang...." Sepertinya Kaori mau memulai sesi gosip. "Tadi sebelum kakak dateng, si Atsumu gila banget."
Hana ngangguk. "Parah, parah, edannya satu dua sama Tendou."
"Masa?" Gue ngelirik ke arah Atsumu. Dan sialnya, Atsumu malah lagi ngeliatin gue. Jadi kepergokkan. Malu.
"Serius kak," kata Kaori. "Tadi jogednya parah banget."
"Mantan penonton YKS kali." Gue ketawa canggung.
"Gue heran. Kalau di depan lo, tuh bocah manis banget," kata Hana. "Kalau nggak ada lo rasanya pengen tak hih!" Hana sampai kesel sendiri.
"Tapi ganteng," kata Yukie.
"Ganteng kalau akhlak minus buat apa." Kiyoko 2k20
"Emang Seburuk itu ya akhlaknya dia?" Gue emang sering denger Atsumu itu nakal. Tapi gue belum pernah liat secara nyata kelakuannya. Kalau masalah bertingkah bobrok bareng anak-anak MJ3 bisa gue maklumi.
"Punten, ini nggak apa-apa ya ngomongin orang dibelakang," kata Kanoka malu-malu.
"Kita nggak ngomongin dibelakang. Noh, Atsumu tepat disamping kita," balas Kaori.
Hana, Kiyoko, Sama Yukie ngasih jempol ke Kaori.
"Gue nggak ada maksud jelek-jelekin si Atsumu sih," kata Hana. "Yagitu nakalnya. Bayangin aja gimana nakalnya si Dilan. Nah Atsumu tuh satu dua sama dia. Lebih parah katanya, dia pernah main ke klub malam juga."
"Serius?!" Kalau nakalnya kayak Dilan gue udah ada bayangan. Tapi kalau sampai main ke klub malam, gue nggak duga.
"Gue pernah liat di Insta storynya Futakuchi. Minggu kemarin, trio jamet ke klub malam," kata Kaori. "Dia juga kalau malam suka nongkrong bareng Dilan dan geng motornya"
"Eh, masa? Soalnya kemarin dia bilang nggak suka main sama Dilan."
"Bambang ku sayang... denger ya. Tahukan kalo di depan lo dia sok manis biar kelihatan bagus. So pasti pas ditanya sama lo masalah itu dia nggak bakal jujur," kata Yukie.
"Ta-tapi Atsumu nggak seburuk itu kok."
"Kanoka, lo suka sama Atsumu ya?" tuduh Hana.
Muka Kanoka langsung merah. Dia mati-matian nyangkal. Kanoka emang nggak suka Atsumu, dia sukanya Tanaka. Kok gue tahu? Keliatan jelas banget soalnya. Alasan dia ngebela Atsumu itu ya Cuma karena dia orangnya terlalu baik dan nggak enakan.
"Cie... Kanoka..." Yukie ikut godain.
"Kak Bambang, nggak gitu kok!" Kanoka panik.
Gue Cuma senyum kecil. "Kalau lo suka juga nggak apa-apa."
"Kak.." Kanoka macem mau mewek. Duh jadi kasian. Kiyoko langsung ngelus-ngelus kepala Kanoka, terus nyuruh Yukie sama kaori buat berhenti ngeledekin Kanako.
"Cuma bercanda aja kok," kata Hana. "Kita tahu lo sukanya si botak."
"Kok tahu?!"
"Kelihatan," bisik Yukie. "Jelas banget malah."
Kanoka nunduk, mukanya udah merah banget.
"Kalau ada apa-apa, cerita aja ke kita ya. Gue dukung lo sama Tanaka, semangat!" kata Hana.
"Tapi Tanaka sukanya sama kak Kiyoko."
Kiyoko langsung mukul kepala Kaori. Wow, ini pertama kalinya gue liat Kiyoko main tangan.
Kanoka senyum kecil. "Aku juga tahu kok. Tapi aku nggak bakal kalah dari kak Kiyoko!"
Gue heran, Tanaka pake pelet merk apasih. Manjur banget.
"Kak Bambang, tapi aku serius loh," kata Kanako. "Atsumu emang nggak seburuk itu."
"Ah masa?" Kaori ngga percaya.
"Serius. Pas aku di gangguin sama gengnya anak-anak SMK sebelah, dia bantuin aku."
"Udah biasa. Kalau yang ada disitu Kyoutani atau Terushima, pasti juga bakal ngebantu," kata Hana.
"Tapi kejadiannya sebelum aku kenal Atsumu."
Semua diam.
"Atsumu tuh emang buruk dan nakal sih, Tapi gue belum pernah liat dia main cewek. Malah kalau ada cewek yang genit langsung dia galakin," kata Ulf yang dari tadi diem aja karena asik makan cireng.
Entah kenapa setelah mendengar segala sesuatu tentang Atsumu kok gue jadi agak gimana gitu. Gue juga nggak tahu mau menyebut perasaan ini dengan apa. Rasanya aneh, rancu gitu.
Ada seuatu yang bergetar. Tapi bukan di hati, melainkan di tas selempang gue. Rupanya ayah berduit gue telepon. Lantas, gue ijin keluar buat angkat telepon.
"Halo yah, kenapa?"
"Pulang kapan?"
"Kan baru aja tadi pergi. Masa udah ditanyain aja. Lagian ini malam minggu."
"Yaudah, nanti pulangnya jangan malem-malem. Soalnya ayah mau nitip nasi goreng didepan gang."
"Iya, yah."
"Duitnya kurang?"
Demi seblak basahnya bang Kunikida yang enak banget, baru aja tadi dikasih satu juta. Juga, gue megang black card. "Nggak yah, udah cukup kok."
"Oh yaudah. Kalau ada apa-apa telepon."
"Iya, yah."
"Have fun, jangan kebablasan."
"Iya, yah dah..."
Tut... tut... tut...
Woke, saat nya balik kedalam. Balik kanan – "AYAM AYAM!" ini gue kaget, serius. Soalnya pas mau balik, tiba-tiba aja ada Atsumu di belakang gue yang senyumnya macem sangwoo. Siapa sangwoo? Cari aja di mbah gugel.
"Kagetnya di upgrade dong kak."
"Apasih, gak lucu." Sumpah gue malu banget.
"Yuk!"
Gue melotot.
"Nge-date."
"Hah?!"
"Ayok, kemarin kan kak [name] udah janji mau nge-date sepulang kumpul bareng anak MJ3."
"Denger ya. Pertama, gue nggak pernah janjiin lo. Kedua, gue baru aja nyampe belum mau pulang." Niat hati mau langsung nyelonong masuk. Tapi Atsumu udah megang tangan gue. Ini kenapasih Atsumu kuat banget.
"Kenapa kak [name] nggak mau?"
"Gue udah sebutin alasannya tadi."
"Tapi kenapa sama Semi mau. Kak [name] punya perasaan sama dia?"
"Nggak gitu!"
"Kalau gitu, ayok nge-date sama Atsumu."
"Nggak mau!"
"Atsumu nggak nerima penolakan."
*
Lagi, gue kalah dari Atsumu.
Pada akhirnya, gue ikut sama Atsumu. Dan sekarang ini kita lagi ada di depan indimaret, duduk sambil diem-dieman.
Jadi, si kuning ini asal ngajak gue aja tanpa mikirin dengan matang mau kemana. Alhasil dia bingung sendiri mau kemana. Dari tadi dia nanyain saran gue, tapi nggak gue ladenin. Biarin, gue masih marah sama dia.
"Gimana kalau nonton aja? Filmnya terserah kak [name]."
Ku hanya diam...
"Setelah nonton film, kita bisa liat-liat komik di gramedia."
Ku masih diam—eh kok dia tahu gue suka komik. Bodo lah, gue masih mau diam.
"Atau kak [name] mau kulineran aja?"
Masih setia diam.
"Mau Atsumu ajak keliling naik motor aja?"
Bodo.
"Kak [name]?"
Bacot lo.
"Kak jangan diem aja."
Gue mau diem aja.
"Atsumu ngerasa berselah nih."
Mampus.
Si kuning diam beberapa saat, sebelum akhirnya menghela napas. Penasaran, gue ngelirik sedikit kearah Atsumu, dia keliatan sedih gitu.
"Yaudah kita balik ke kafe tadi lagi." Tiba tiba aja Atsumu berlutut di depan gue. Apasih, malu-maluin aja. "Tapi jangan ngambek lagi, oke?"
"Terserah."
"Jangan ngambek lagi, hmm?"
"Nggak janji."
"Kak.."
"Lo nyebelin!"
"Maaf." Matanya udah berkaca-kaca. Gue jadi ngerasa bersalah. "Maaf kak. Atsumu Cuma pengen jalan berdua sama kak [name]."
"Tapi caranya nggak gini."
"Atsumu tahu kalau Atsumu salah, jadi maaf kak. Jangan ngambek, jangan menjauh ya."
Sumpah kok rasanya nggak karuan banget ngeliat Atsumu sedih gini. Gue jadi ngerasa bersalah.
"Ayo kak."
Pelan, Atsumu narik tangan gue buat berdiri.
Punggung Atsumu yang biasa keliatan tegak jadi letoy macem jeli. Duh ini anak orang malah gue buat gini. Berdosa banget gue.
"Tsum."
"Ya kak?"
"Bi-bisa temenin gue makan seblak?"
*
Endingnya ya gue sama Atsumu makan seblak bareng. Terus habis itu kita jalan-jalan muterin alun-alun. Atsumu kelihatan bahagia banget. Padahal Cuma nganterin gue makan seblak doang.
Sebenarnya begitu selesai makan seblak, gue pengen langsung balik ke kafe. Tapi Atsumu minta ditemenin beli martabak disekitar alun-alun. Katanya martabaknya enak banget. Gue jadi penasaran.
"Mana Tsum, kok nggak ketemu-ketemu?"
"Hmm... kayaknya pindah lapak deh. Setahu Atsumu jualan disekitar sini," kata Atsumu.
Gue kok mulai curiga ya. "Tsum, lo nggak lagi nipu gue kan?"
Atsumu nyengir. "Ketahuan ya?"
"MIYA ATSUMU!"
"Maaf kak, Atsumu Cuma mau berduaan sama kak [name] lebih lama lagi."
"Tapi nggak gini caranya."
"Kalau nggak gini, kak [name] pasti nggak bakal mau."
Skakmat, gue mimgkem nggak bisa ngomong apa-apa. Kesel sekaligus capek, gue langsung ninggalin Atsumu buat duduk disalah satu bangku panjang. Atsumu? So pasti ngintil.
"Maaf kak."
"Hmm."
"Masih marah ya?"
Menghela napas. Jujur marah sama nih bocah nggak ada guna juga. Enggak tahu kenapa ujung-ujungnya gue yang malah ngerasa nggak enak kedia. "Udah kita duduk disini aja."
"Nggak marah?"
"Nggak!"
"Kok galak banget."
Gue melotot. Atsumu Cuma nyengir. Udahlah, capek. Mending diem aja kayak Aone.
"Kak?"
"Hmm..."
"Kenapsih kak [name] cantik banget."
Refleks, gue sentil dahi Atsumu. "Nggak usah gombal. Jijik."
"Lah, Atsumu nggak ngegombal, ini serius." Atsumu ngelus-ngelus dahi. Lemah, padahal disentil dikit. Apa kabar kalo disentil pak Saitama, guru olahraga botak kesayangan SMA Ashiap.
"Gue tahu nyari bahan obrolan sulit. Tapi nggak usah ngegombal Tsum."
"Yaudah, kalau gitu kak [name] aja yang nyari bahan."
Malah jadi gue. Padahal gue nggak masalah kalau diem-dieman gini. Tapi daripada si kuning ngegombal nggak jelas. Mending gue cari aja bahan obrolan.
"Tsum, materi matematika lo nyampe mana?"
"Kak [anem], tolong jangan bahas itu." Atsumu kelihatan frustasi banget. Jadi kasian gue.
"Hmm... apa ya..."
"Apa aja. Asal jangan soal pelajaran. Nanya-nanya seputar Atsumu juga boleh."
Seketika gue inget obrolan –ralat gosip bersama anak-anak cewek tadi. "Gue mau tahu, seberapa nakal sih lo?"
Atsumu kaget. Namun secepat kilat mencoba tetap tenang sambil nyengir selebar model iklan pepsoden. "Eh? Ya nakalnya wajar ajasih, kayak anak-anak SMA pada umumnya."
"Pergi clubbing wajar?"
Kali ini Atsumu nampak kelabakan.
"Lo juga bilang ke gue nggak main sama Dilan. Tapi nyatanya lo masih main sama dia kan."
Atsumu kelabakan season dua episode spesial.
"Tsum, mulai sekarang nggak usah sok baik. Nggak usah nutup-nutupin kejelekan lo didepan gue."
"Kak—"
"Gue nggak suka sesuatu yang palsu."
"Kak [name] nggak suka Atsumu?"
"Lah?"
"Banyak yang bilang kalau kak [name] nggak suka anak nakal."
Gue ketawa kecil. Trouble maker yang sering diomongin orang-orang kok jadi lucu macem gini. Kayak anak kecil yang ketahuan bohong aja. "Gue emang nggak suka. Tapi selagi dia nggak jahat ke gue dan orang-orang sekitar gue nggak masalah."
"Jadi kak [name] nggak benci sama Atsumu?"
Gue geleng. "Jadi nakal atau nggak itu pilihan orang. Tapi gue nggak membenarkan perilaku nakal lo. Ya... kalau bisa sih lo tobat dah."
"Jadi makan sayang kak [name]."
"Gue nggak sayang sama lo."
Atsumu ketewa. "Sekarang emang nggak, tapi kalau besok atau minggu depan gimana?"
"Tetap nggak." Gue melet kek Atsumu. Ngeselin banget sih si kuning.
"Kak [name], gemesin banget sih."
"Aish... apaan sih lo—"
Woy ini apaan basah-basah nempel di pipi Gue. Apa ini seblak basah.
Big no!
Ini bibir Atsumu.
╰TBC╮
Cuma mau bilang,
Aku sayang kalian yang udah baca apalagi yang udah vote juga komen, lope lope pokoknya 💖
Stay safe kalian :*
27 November 2020
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro