Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

I love u


[name] Bambang Wijaya

"Bambang!"

Gue yang lagi bersihin sepatu karena nggak sengaja nginjek tahi kucing pun menoleh ke sumber suara. Rupanya Semi yang tengah berjalan pelan sambil menenteng tasnya.

"Ngapain lo?" tanyanya.

"Nginjek tahi kucing."

Semi tertawa ringan. Manis banget.  Fiks, cewek yang disukai Semi beruntung banget. "Lo ada-ada aja. Mau gue bantu?"

"Hmm... boleh. Bisa tolong pegangin tas gue dulu. Gue mau ke toilet."

Tanpa bersuara, Semi mengulurkan tangannya. Lantas, gue menyerahkan tas gue yang beratnya hampir sama kayak dosa Tendou selama semenit.

"Makasih ya." Gue berlari ke toilet. Samar-samar, gue bisa denger bisikan orang yang nyinyirin gue karena kejadian waktu itu. Makin kesini gosipnya makin gila aja. Ada yang bilang gue lonte lah, kegatelan lah. Gue nggak ngerti, gue cuma berburu makanan sama Semi, kok bisa sampe kayak gini.

Gue ketoilet buat ngebersihin sepatu, juga kencing. Sedari tadi gue emang udah kebelet. Di toilet ada pengharum ruangan semprot. Biar nggak bau, gue semprot aja sepatu gue pakai itu. Nah beres.

Semi masih berdiri di tempat yang sama. Tas gue masih di pegang dia. "Sem, makasih ya." Gue berniat mengambil tas gue, tapi Semi malah menjauhkannya. "Sem, gue lagi nggak mau bercanda."

"Siapa yang mau bercanda. Biar gue yang bawa tas lo sampai ke kelas."

"Tapi kelas kita beda arah."

"Nggak apa-apa. Sekalian jalan pagi," kata Semi. "Btw, kok wangi Lo jadi beda Bang."

"Eh masa?" Dah pura-pura nggak tahu ajadah.

"Tadi nggak ada wangi jeruk. Kok sekarang wanginya jeruk. Kok mirip wangi pengharum ruangan ya."

"Perasaan Lo aja kali." Gue malu kalau ketahuan. "Eh Sem, Lo udah ulangan Kimia?"

"Udah, kemarin."

Misi pengalihan topik sukses. "Gimana, gampang nggak?"

"Kalau Lo merhatiin terus penjelasan pak Senku, pasti gampang."

"Aduh, kadang gue suka nggak merhatiin dia."

"Mau gue kasih bocoran?"

"Eh nggak usahlah, nggak enak gue."

"Gue nggak bakal ngasih tahu soalnya secara mentah. Gue cuma bakal ngasih materi dan beberapa model soal Yang bakal muncul nanti. Mau?"

"Nggak ngerepotin?"

"Santai." Semi senyum. "Jadi mau kapan belajarnya. Gue lowomg minggu ini."

"Oke, ntar gue kabarin. Makasih banget ya Sem."

"Sama-sama. Kalau ada Yang nggak Lo pahami lagi, Lo bisa Tanya kegue."

"Oke."

Sambil jalan kami ngobrol kesana kemari. Mulai dari masalah pelajaran, eskul, sampai ke kekonyolan Tendou. Semi kenal Tendou. Lagian siapa sih orang di SMA Ashiap Yang nggak kenal tuh bocah.

Seperti biasa, di sepanjang perjalanan ada aja yang natep sinis. Bahkan ada satu orang yang karena terlalu sering lempar tatapan sinis, gue sampe hapal. Gue nggak tahu namanya. Gue cuma tahu dia itu anggota geng cabe-cabean sekolah ini. Badannya tinggi, bohay, rambutnya panjang bergelombang terus diombre warna merah gitu.

Sumpah, tuh orang tatapannya ngajak ribut banget. Tatapan kim jong in sama donald bebek pun kalah.

Tapi karena gue pecinta damai, selagi cuma natap dan bisik-bisik dibelakang, gue nggak mau terlalu menghiraukannya.

"Ekhem... ekhem..."

Baru nyampe di depan kelas, gue langsung di sapa sama senyum mencurigakan dari Keira. "Udah mulai bertindak lo?" tanya Keira, gue yakin di tunjukan pada Semi. Yang ditanya Cuma mendengus.

"Tumben lo piket, Kei?" tanya Gue.

"Piket salah. Nggak piket salah. Duh, gue kayak Raisa deh, serba salah."

"Lebay," cibir Semi. "Bang, ini tasnya. Semangat ya belajarnya."

"Oh iya. Makasih ya Sem. Lo juga semangat."

"Cie... cie..."

"Kei, diem atau gue bilang ke tante kalau lo kamarin nyekokin adek lo buat nonton anime."

"Maaf Sem."

Semi balik kanan, terus jalan pergi. Tatapan gue beralih ke Keira Yang masih ngeliatin gue. Ini bocah kenapa ya.

"Kei, Lo kenapa sih?"

"Eh nggak kok ehehe..."

Ehehe-nya Keira mencurigakan banget. Tapi biarlah. Semoga nggak ada Yang aneh-aneh.

"Eh Kei, gue mau nanya."

"Ya?"

"Lo tahu siapa cewek Yang disukai Semi?"

"Tahu dong!"

"Siapa?"

"Orang paling nggak peka di sekolah ini, puas hah?!"

Dih kok sewot. Salah gue apa coba.

*

Seperti biasa, istirahat ini gue mesen seblak. Kali ini gue ke kantin nggak di temenin siapa-siapa. Yup seperti biasa. Milea lagi ikut remedial soalnya.

Gue celingak-celinguk nyari meja yang isinya orang-orang yang mayoritas gue kenal. Nemu juga. Isinya anak-anak MJ3 kelas 10. Ada Enoshita, Akaashi, Kokom, Ulf, Sama trio jamet. Ada Atsumu, tapi nggak masalah lah. Dari pada makan seblak sambil berdiri.

"Misi, gue gabung boleh?"

"Kak [name]!" Seru Atsumu. "Sini duduk disamping Atsumu."

"Sumpah ya, jijik gue kalau lo udah sok manis gini," kata Terushima sambil noyor kepala Atsumu. "Biasa aja bisa nggak."

"Bang—maksud gue, yaampun lo kok jahat banget Ter."

Futakuchi ikut memukul kepala Terushima. "Pukul ah, mumpung lagi nggak bisa ngamuk."

"Fut! Gue nitip satu dong," seru Ulf.

"Ada senior juga malah pada ribut," tegur Enoshita.

"Maapsih, gue kan ganteng," kata Terushima.

"Kak Bambang, sini duduk disamping gue aja," kata Ulf.

Gue duduk diantara Ulf dan Akaashi. Sedangkan dihadapan gue ada Enoshita. Ini merupakan tempat duduk terbaik.

"Seblak lagi kak?" tanya Eno. Gue Cuma nyengir. Kayaknya, orang-orang udah tahu kalau gue seblak lovers garis lunak.

"Tumben ngumpul pas istirahat," kata Gue.

"Nggak sengaja aja sih kak," kata Akaashi. "Tapi jadi sekalian bahas Sakusa."

"Oh, calon anggota baru itu. Kata Hana dia udah nolak."

"Tapi emang siapa lagi yang bisa gantiin Narita," kata Enoshita. "Kata Bang Kuroo bujuk dulu aja. Kalau emang nggak bisa ya udah cari yang lain."

"Semangat ya." Gue nggak tahu harus ngomong apa lagi. "Eh gue sambil makan seblak nggak apa-apa kan?"

"Mau Atsumu suapin?"

"Nggak apa-apa kak," jawab Akaashi.

"Jadi, gimana Kom?" tanya Ulf. "Lo udah ngobrol sama si Sakusa."

"Udah sih. Katanya dia nggak minat masuk MJ3."

"Lah kenapa?" Futakuchi kaget.

"Katanya eskul nggak jelas."

"Sialan dia ngatain eskul kita," celetuk Terushima. "Mentang-mentang mulutnya dimasker terus kalau ngomong nggak di filter."

"Nggak ada nyambunyanya jamed!" kata Ulf.

"Bujuk lagi kom," kata Akaashi.

"Susah. Si Sakusa kalau udah buat keputusan nggak bisa di ganggu gugat."

"Gimana kalau nanti malam minggu si Sakusa diajak kumpul bareng anak-anak MJ3," usul gue. "Ya anak-anak MJ3 emang kelihatan nggak jelas. Tapi sekali ngumpul bakal ketagihan," kata gue.

"Setuju!" seru Ulf.

"Masalahnya si Sakusa mau nggak." Eno nampak gelisah. "Gue ragu kak."

"Gue yang ajak dah," kata Atsumu.

"Jangan! Nanti malah nggak mau," kata Ulf. "Biar diajak Kokom aja."

"Yaudah gue coba ajak nanti. Tapi nggak janji bakal berhasil ya."

"Sans Kom, nggak maksa," kata Enoshita.

"Ulf, sinilah tukeran tempat duduk," kata Atsumu. "Nanti gue beliin boba."

"Dih ogah!"

Gue menepuk bahu Ulf. Junior favorit emang si Ulf ini. Kadang gue suka kasian sama dia karena sering kena buli trio jamed.

"Yaudah, sini kak [name] aja yang pindah ke samping Atsumu."

Dia malu nggak sih. Kok ini malah gue yang malu sendiri ya.

"Jijik!" Terushima membungkus wajah Atsumu menggunakan kantong plastik berwarna hitam. Atsumu meronta, tapi di tahan Futakuchi. "Jijik, jijik, jijik!"

"Kasian si Atsumu, mau mati tuh," kata Akaashi kalem.

Ada-ada saja mereka ini. Sambil menikmati kebodohan trio jamet, gue makan seblak dengan khidmat.

Gilasih, seblaknya mang Kunikida emang pol.

Fyi, dikantin SMA Ashiap ada dua penjual sebelak. Mang Chuuya sama mang Kunikida. Tapi gue lebih sering beli di mang Kunikida. Soalnya dia lebih ramah, seblaknya juga lebih enak. Kalau Tendou lebih suka beli di mang Chuuya.

Eh kok udah habis. Ini mangkoknya bocor, apa gur yang makannya terlalu cepat ya.

Mau nambah, tapi kata ayah makan seblak nggak boleh banyak-banyak. Mending caw dari kantin ajalah daripada kegoda beli seblak lagi.

"Udah, kasihan tuh si kuning," kata gue yang udah berdiri. "Gue duluan ya."

Sahut menyahut, para junior gue mengucapkan kalimat perpisahan. Mungkin Citra mereka jelek. Tapi bagi gue, mereka junior yang lucu dan baik. Persetan dengan kata orang. Gue hanya menilai apa yang gue lihat.

"Kak!"

Siapa sangka Atsumu mengejar gue. Dia langsung narik tangan gue. "Woy, lepasin!"

Tanpa memperdulikan gue. ia terus narik gue. Beberapa pasang mata menatap gue dengan tatapan tak suka. Bahkan ada juga ynga berbisik-bisik tak mengenakkan. Ya tuhan, ini Atsumu kenapa sih.

Gue dibawa ke taman sekolah yang biasanya ramai di huni cabe-cabean dan kakak kelas sok berkuasa. Seenggaknya gue nggak dibawa ketempat sepi. Aman. Gue udah nggak ngeberontak lagi, takut malah semakin menarik perhatian. Apalagi tatapan anak-anak cewek disekitar sinis-sinis banget.

Atsumu ngelepasin genggaman tangannya. Ngibas-ngibas bangku panjang pake tangannya sendiri. "Duduk dulu kak."

Menghela napas, lantas gue duduk di samping Atsumu. Tadinya sengaja gue kasih jarak. Eh si semprul malah makin deket. Gue sengaja geser kekanan dikit. Atsumu malah ikut geser. Geser lagi, Atsumu ngikut. Geser lagi—

Mampus, kita berdua malah ngejomplang. Dan sialnya, Atsumu nibanin gue. Berat banget gila. Kebanyakan dosa apa gimana.

"Maaf kak." Atsumu langsung nyingkir dari gue. Bukannya bantuin gue berdiri. Dia malah lebih ngutamain membenarkan posisi bangku tadi. Untung gue mandiri. "Kak [name], nggak apa-apa? Ada yang sakit?"

Sakit sih enggak, tapi malunya itu lho. Orang-orang disekitar kita mati-matian nahan ketawa. Ada juga sih beberapa yang ketawa macem orang keusurupan maung. Nasib.

"Gue mau pergi!"

Lagi, Atsumu megang pergelangan tangan gue. "Bentar, Atsumu mau ngomong sama kak [name]." Tatapan matanya memelas. Gue jadi nggak tega. "Soal tadi maafin Atsumu ya."

Gue orang nya nggak tegaan. Jadi mau gimana lagi. Gue duduk dibangku tadi. Atsumu pun sama. Sebelum mendekat gue nyuruh dia buat jaga jarak. Awalnya dia mau protes, tapi gue ancam bakal pergi kalau dia deket-deket.

"Cepet, lo mau ngomong apa?"

"Kak [name] kemarin kemana, kok pesan Atsumu nggak dibales?"

"Gue ada acara keluarga. Ponsel gue nggak sengaja nyemplung ke kolam, dan habis itu mati. Gue udah boleh pergi?"

"Satu lagi kak," kata Atsumu. "Sebenarnya, kak [name] ada hubungan apa sama kak Semi?"

"Kalau ada lo mau apa? Mau berhenti ganggu gue?"

"Nggak. Atsumu bakal terus berjuang sebelum janur kuning melengkung."

"Hilih!"

"Serius kak. Jadi, kak [name] ada hubungan apa sama dia?"

Gue menghela napas. "Nggak ada apa-apa diantara gue sama Semi."

"Serius?!"

"Eit, jangan deket-deket, tetap di tempat!" Gue mendelik. "Serius. Kemarin itu Cuma gosip."

"Terus kenapa kak [name] bisa jalan berduaan sama dia?"

Mau nggak mau gue jelasin alasan gue berakhir jalan bareng Semi.

"Nanti habis kumpul-kumpul bareng MJ3 jalan bareng Atsumu yuk!"

"Nggak," tolak gue, tegas dan mantap. "Udah kan? Gue mau balik kekelas." Gue udah berdiri.

"Eh tunggu!" Atumu ikut berdiri. Lagi-lagi dia megang pergelangan tangan gue, dan gue nggak bisa ngehindar. Dia mendekat terus berbisik, "Atsumu cinta kak [name]."

╰TbC╮







Hmhhhm.... Aku kok baper sendiri tolong -///-



Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro