Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Dreamland

Wa

MJ3 eskulku, Indomi seleraku

Narita mau keluar. Katanya.
Enoshita minta batuan kita
buat nyari penggantinya,
Ada yang punya rekomendasi?

Kuroo
Kenapa keluar?

Matsukawa
@Tendou tanggung jawab. Kemarin lo masukin kupu-kupu ke kolor dia.

Hana
Lho kok keluar, kan dia pemeran utama.

Milea
yah :(

Kuroo
Sialan @Tendou

Suguru
Malu punya senior jamet.

Sawamura
Narita yang mana?

Suguru
Yang botak.

Matsukawa
kepala cilok.

Hanamaki
Ramai ya kayak hati orang.

Oikawa
Jomblo kasian.

Sawamura
Oh, yang kru.

Suguru
Itu Tanaka, blegug!

Matsukawa
baru sadar di kelas sepuluh banyak tuyul.

Narita keluar karena mau fokus di paskib
dan prmuka.

Hanamaki
Banyak tuyul banyak duid.

Suguru
Sialan, eskul kita di nomor duakan.

Yaku
Sudah terbiasa.

Hana
:(

Kuroo
Ya mau gimana lagi.

Oikawa
@Ushijima urus tuh

Aran
Santai, bukan anak kru ;)

Sugawara
Mau gimana lagi. Di paksa malah nggak enak.

Ushijima
Ya?

Iwaizumi
Udah us, nggak usah ladenin sampah masyarakat.

Kuroo
Yaudahlah biarin aja si naritak
Nanti juga bakal nyesel.
Fokus nyari penggantinya aja. Ada yang punya rekomendasi?

Oikawa
Iwa, jaat ih :(

Kiyoko
Nggak ada

Matsukawa
Coba tanyakan pada rumput yang sedang joged ambyar

Asahi
Kenapa nggak ambil dari yang kemarin nggak keterima audsi aja?
Nggak ada yang berpotensi lagi

Oikawa
Ampas semua

Kuroo
Mau nampang kebanyakan

Suguru
Ya terus gimana?

Kuroo
Bahas nanti aja deh, besok sehabis latihan.

Hana
Oke

Kiyoko
2

Hanamaki
3

Suguru
3

Iwaizumi
3

Sawamura
3 nya banyak bener.

Hanamaki
Kan sesuai slogan. Tiga anak lebih baik.

Suguru
Dua anak bangsul!

Tendou
Oit, merasa ter sumon. Ada apa nih

Bokuto
wih rameh ya.

Tendou
eanjir kok sepi. Pada kemana?

Bokuto
Ten keknya Cuma ada kita berdua disini.

Tendou
Iya. Hayuk main yuh ah

Bokuto
kuy

Hana mengeluarkan Tendou dan Bokuto.

*

Hana

Bambang, sini mampir ke kafe cap kaki badak.
Gue mau live perform disni, kuy mampir

Oke, gue ajak Tendou ya.

Nggak usah, gue jemput aja ya.

Nggak apa?

Sans. Kan gue yang minta di temenin.

Oke deh.

Otw nih. Dandan yang cantik ;)

*

[name] Bambang Wijaya

Segera setelah mendapat pesan dari Hana. Gue langsung ganti baju. Dari yang Cuma pakai kolor sama kaos oblong. Berubah jadi kaos hitam polos berlengan pendek yang dimasukan kedalam celana boyfriend jeans. Sebagai pelengkap, gue menggunakan slip on berwarna hitam dan juga memakai slingbag buat tempat pb. Maklum, batre ponsel lagi sekarat.

Gue juga sedikit memoles wajah dengan bedak tabur dan liptint yang warnanya kalem. Rambut yang tadi terurai, gue ikat rapih. Bagi gue, ini adalah penampilan terbaik dan ternyaman.

Ponsel gue bergetar. Rupanya pesan dari Atsumu. Isinya dia minta maaf. Heran, minta maaf dalam rangka apa. Padahal lebaran masih lama.

Mungkin dia sadar kalau selama ini dia udah ngerepotin gue. dan mau berhenti. Amin-kan saja kalau gitu.
Tak berselang lama, Hana datang dengan mengendarai motor matic kesayangannya. Pamit pada ayah, seperti biasa, beliau memberikan uang jajan yang berlebih. Gue ya terima-terima aja. Rezeki tak boleh di tolak.

Sepanjang perjalanan, kita ngobrol kesana kemari. Mulai dari masalah padus, MJ3, dan lain-lain. Kata orang, Hana itu galak. Emang sih galak. Tapi aslinya baik, asik juga. Apalagi kalau udah kenal deket banget, beuh rasanya bakal jadi orang paling beruntung deh.

Sampai di tempat tujuan, gue langsung tercengang. Ini kafe rameh banget. Ramainya ngalahin antrean blt.

"Jangan kaget bang. Biasa gini kok," kata Hana yang lagi markir motor.

"Makanan disini enak ya?"

"Standar sih. Ini ramai karena gue sama grup gue mau live perform."

Oh ya, gue lupa kalau Hana punya grup akustik bareng Semi, Yunohama, dan Kai. Grup akustik-nya kece parah. Setiap ada event di sekolah, mereka pasti jadi salah satu pengisi acara wajib selain MJ3.

"Hey bro," sapa Hana ke anak-anak yang lagi menyiapkan alat-alat.

"Ciee... Semi cie..." Seperti biasa Yunohama langsung menggoda semi. Ini bocah minta dijejelin gorengan lagi rupanya.

"Diem lo! Ntar gue traktir lo nasi goreng pengkolan," kata Semi.

Wah, minta gorengan malah dikasih nasi goreng. Kasian Yunohama.

"Dua bungkus ya?"

"Terserah. Yang penting diem."

"Woke!"

"Bang, nanti pas gue perform lo duduk disini aja," kata Hana. "Oh ya, sekalian videoin kita ya."

"Siap."

"Maaf ya ngerepotin," kata Semi.

Merasa tidak direpotin, gue senyum kecil. "No prob. Sans aja."

Semi balas senyum terus lari ke panggung buat memeriksa perlengkapan manggung mereka.

"Semi kece ya bang," kata Hana.

Malam ini Semi memakai kemeja putih longgar yang tidak dikancing, memperlihatkan kaos putih dengan motif garis-garis. lengan kemejanya di gulung sampai siku. Untuk bawahan dia mengenakan jeans hitam. Alas kakinya pakai sneakers hitam.  "Hooh. Pantes banyak fans."

"Iya. Tapi masih jomblo aja."

"Serius?"

"Serius Bang. Dia setia sama satu orang. Sayang orangnya nggak peka. Tapi gue dukung sih dia jadian sama tuh cewek. Cocok."

"Gue juga ikut dukung deh."

Hana tiba-tiba ketawa. Gue nggak ngerti apa yang sebenarnya lucu. Akhirnya, gue Cuma nyengir. Hana berdiri, terus menepuk bahu gue. "Gue perform dulu ya," kata Hana.

"Mari Bang," kata Kai.

Sialan, udah pake liptint gini masih aja di panggil Bang. Sedih gue tuh.

Live perform grup akustik Hana and her friend berlangsung. Kai memegang gitar. Yunohama memegang drumbox. Sementara Hana berperan sebagai vokalis. Semi mengambil peran ganda. Vokalis dan gitaris.

Sumpah, perpaduan suara Hana dan Semi halus banget. Alunan musiknya juga memberikan kesan santai. Nggak salah mereka punya banyak fans.

"Oke, ini akan jadi lagu yang menutup penampilan kami malam ini," ucap Semi. "Lagu ini, gue persembahkan buat seseorang yang gue cintai sedari setahun yang lalu."

Para cewek, yang mungkin fans Semi langsung menjerit-jerit tak jelas. Gue Cuma bisa senyum kecil.

"Gue berterimakasih banyak karena dia udah mau dateng kesini. Yah walau gue tahu dia datang bukan buat gue." Semi tersenyum geli. "Intinya, gue persembahkan lagu ini buat dia."

Alunan musik kembali mengalun. Lagu terakhir mulai dimainkan.

((Play mulmednya ya))

"Tak terasa gelap pun jatuh, di ujung malam menuju pagi yang dingin..."

Beruntung banget cewek yang disukai Semi. Gue berdoa, semoga cintanya bisa menjadi nyata. Gue emang nggak deket sama dia. Tapi, waktu MPLS dulu kami satu gugus, dan Semi baik banget ke gue. Makannya gue pengen yang terbaik untuk dia.

"Hanya ada sedikit bintang di malam ini... mungkin karena kamu sedang cantik-cantiknya..."

Perasaan gue aja atau memang pandangan Semi tertuju ke gue.

"Lalu mataku merasa malu, semakin dalam ia malu kali ini...
Kadang juga ia takut, tat kala harus berpapasan pelariannya dimalam ini..."

Ah, bener ternyata Semi ngeliat kearah gue. Entah kenapa, gue refleks ngangguk terus senyum kecil ke dia. Semi ikut senyum kecil. Terus keliatan kayak nahan kekehan.

"Dimalam hari Menuju pagi...
Sedikit cemas...
Banyak rindunya... Uu..."

Ini kenapa Semi masih aja ngeliatin gue. Lama-lama jadi salting sendiri. Tangan gue bahkan bergerak merapihkan rambut, padahal rambut gue udah rapih. Sialan emang. Apa ada yang salah dengan muka gue.
Segera gue buka kamera ponsel gue buat ngaca. Nggak ada yang aneh. Liptint gue nggak blepotan, nggak nempel di gigi pula. Bedak gue rata. Nggak ada yang aneh di wajah. Rambut kali. Tapi tidak apa-apa juga. Kenapa ya.

Asik binggung sendiri. Gue jadi nggak sadar kalau lagu terakhir tadi telah selesai di dendangkan.

Asem.

*

Hana nggak bisa nganterin gue pulang. Katanya sih ada urusan mendadak. Jadi terpaksa Semi yang nganterin gue. Awalnya gue nolak. Tapi Semi kekeuh buat nganterin gue. Semi anak baik. Yaudah akhirnya gue iyain.

"Bambang, masih sore nih," ucap Semi di tengah kegiatannya berkendara.

"Eh iya."

"Yakin mau langsung pulang?"

"Iya. Kenapa emang?"

"Nggak mau mampir kemana dulu? Nggak bosen di rumah?"

Kalau dipikir-pikir ngapain juga dirumah selain rebahan. Tanjirou sama Nezuko juga udah tidur. Jadi nggak ada teman main.

"Emang mau kemana?"

"Mau jalan-jalan dulu?"

"Boleh."

Gue nggak ragu ngiyain ajakan Semi. Sekali lagi gue kasih tahu, Semi anak baik. Hana juga sering cerita, Semi itu setipe sama Kita Shinsuke. Anti neko-neko. Emaknya padus, yang selalu bisa menengahi masalah di padus.

"Pegangan ya."

Semi meningkatkan laju motor. Entah gue mau di bawa kemana. Yang jelas pasti aman. Sepanjang perjalanan, kami kadang bertukar kata. Hanya obrolan kecil. Itu pun Semi yang memulai. Gue Cuma balas sebisanya aja. Tapi gue usahaian biar nggak terlihat ketus.

Gue nggak tahu ini dimana. Tapi disini ramai banget. Semi turun dari motor, gue ikut.

"Lo belum makankan? Tadi di kafe gue lihat lo Cuma pesen minum aja."

Ragu, gue mengangguk.

"Makan disana yuk!" Dia menunjuk angkringan diseberang jalan.

"Di angkringan?"

Semi mengangguk. "Kenapa? Lo nggak suka makan di pinggir jalan?"

"Tapi gue maunya makan seblak."

Semi tersenyum kecil. "Seblak terus," ujarnya. "Sekitar sini juga ada sih yang jualan seblak."

"Enak nggak?"

"Lumayan. Tapi masih enakan punya mang Kunikida sama mang Chuuya."

"Emang nggak ada saingannya seblak mereka tuh."

"Tapi kita makan yang lain aja ya. Gue lihat, minggu ini lo sering banget makan seblak. Nggak baik keseringan makan seblak."

Gue agak sedikit kecewa.

"Ini nggak kalah enak sama seblak kok, yuk!"

"Okedeh."

Gue sama Semi duduk di kedai angkringan. Ini kali pertama makan di tempat kayak gini. Jadi gue bingung harus ngapain.

Tiba-tiba aja gue denger suara tawa dari samping gue. Bukan mbah kunti. Tapi mbah Semi. Gue nengok ke dia.

"Bingung?"

"Iya hehe..."

Gue diajarin sama Semi cara makan di angkringan. Seru, enak, terjangkau pula. Sambil makan, kita ngobrol, bahas kembali kenagan semasa MPLS dulu. Seru juga ngobrol sama Semi.

"Udah makannya?" tanya Semi.

Gue ngangguk.

"Mau langsung pulang? Nggak mau keliling sekitar sini dulu?  Banyak jajanan enak lho disini."

Gue ngangguk.

"Oke." Semi senyum. "Gue bayar dulu."

"Oh ya, gue abis berapa duit nih. Gue makan banyak banget."

"Nggak usah. Biar gue yang bayar."

"Kok gitu?"

"Kan gue yang ngajak," katanya. "Lo nunggu di luar aja."

Gue baik, gue nurut. Gue liat disepanjang pinggiran jalan Raya, banyak banget yang jual jajanan. Gue jadi ngiler.

Pluk

Eh apa ini, apa yang nemplok di pundak gue. Hah apa ini?  Lawon? Dressnya mbak kunti?

"Pakai ya. Angin malam nggak baik buat kesehatan."

Oh ternyata ini kemejanya Semi. Pakai nggak ya. Tapi nggak enak.

"Sem—"

"Pakai aja," katanya. "Mau jajan apa?"

"Ada rekomendasi?" akhirnya gue pakai tuh kemeja putih.

"Kue leker deket kantor pos sana enak. Mau?"

"Boleh," kata gue sambil benerin kunciran. Gara-gara pakai helm, jadi kendor nih kunciran.

"Bang, nggak usah di kuncir aja."

Gue melongo. "Nggak ah. Nggak pede gue."

Tangan Semi nahan gerakan tangan gue yang lagi nguncir. Terus tiba-tiba aja narik iket rambut gue.

"Gini aja."

"Nggak mau!"

"Lo cantik."

Ais... Damage nggak ada akhlak. "Yuk lah beli kue leker!" Gue jalan duluan, padahal nggak tahu dimana letaknya. Maklum, namanya juga orang salting.

Tanpa di rencana, dan di duga. Gue menghabiskan malam ini dengan menjajal berbagai streetfood bersama Semi. Seru, asik, dan menghibur. Sampai gue lupa, kalau besok ada ulangan matematika wajib.

*

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

╰ TbC ╮



Semi :*

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro