MJ3 memang berisi banyak anak-anak hits dan terkenal. Bahkan ada beberapa primadona, Yukie dan Kiyoko. Ada juga yang jadi pacar satu SMA ashiap, Oikawa tooru. Bahkan, kru yang bertugas mengurus properti dan segala keperluan pentas pun tak luput dari kepopuleran. Sebut saja Iwaiuzumi Hajime. Yang katanya sering jadi incaran para cewek kelas 12. Katanya sih Iwaizumi itu keren dan kelihatan dewasa banget. Mereka tidak tahu saja kalau sebenarnya Iwaizumi ini bocah maniak Godzila.
Meski bagian dari MJ3, tapi Bambang tidak pernah merasa kalau dirinya masuk dalam golongan anak hits, famous atau populer. Ia merasa biasa-biasa saja. Bahkan, mungkin sedikit orang yang tahu kalau ada anggota MJ3 yang bernama [name] Bambang Wijaya. [name] tidak ambil pusing. Toh tujuannya masuk MJ3 bukan untuk mendulang ke populeran, tapi tulus untuk mendalami dunia teater.
"Bang! Ada yang nyariin tuh."
Bambang yang sedang tiduran diatas kursi yang ditata berderet pun bangun. Semalam dia insomnia, jadi dia memanfaatkan waktu istirahat untuk tidur. Dengan malas, ia berjalan keluar kelas. Tebakannya sih paling Tendou yang mau mengajak beli seblaknya Mang Chuuya.
Mata [name] yang masih sepet langsung melotot saat tahu siapa yang memanggilnya. Dia Miya Atsumu.
Atsumu berdiri sambil menebar senyum. Ia juga membawa sebuah kantong plastik.
'Apaansih pake kantong plastik, kan harusnya kita go green.'
"Halo kak," sapa Atsumu ramah.
Tangannya bergerak merapihkan rambut. "Lo mau tahu hasil audisi ya? Kalau itu besok juga keluar kok. Nanti hasilnya di pajang di mading. Lo bisa liat sendiri. Nggak usah nanya-nanya."
"Siapa bilang mau nanya soal itu. Atsumu kesini mau ketemu kak [name] kok."
'What the pip...'
"Kak [name] nggak ke kantin?"
"Ga."
"Udah makan?"
"Dah."
Tiba-tiba saja Atsumu manyun. Bambang hanya menatap risih juniornya itu, tidak ada niatan untuk bertanya.
"Kak [name] kok jutek banget sih sama Atsumu," ucap Atsumu dengan nada yang dibuat sedih. "Padahal Atsumu Cuma pengen akrab sama kak [name]."
Helaan napas keluar dari mulut [name], ia lalu melipat tangan didepan dada. Wajahnya berusaha tetap datar. "Lo tuh kenapa sih, lo lagi taruhan sama temen lo buat ngedapetin gue? Basi tahu, udah berhenti aja."
Atsumu tidak manyun lagi. Ia lebih ke arah kaget. "Kok kak [name] mikirnya gitu sih."
"Ya jelas gue mikir gitu. Di MJ3 banyak cewek-cewek cantik yang hits, tapi kenapa lo malah suka sama gue. Aneh banget. Pasti ada sesuatu."
"Atsumu nggak lagi taruhan kak. Atsumu emang beneran suka sama kak [name]." Raut wajahnya berubah jadi serius.
Bambang melongo. Ini kaca matanya yang buram atau emang Atsumu jadi kelihatan makin ganteng.
"Memang di MJ3 banyak cewek hits. Tapi Atsumu sukanya sama kak [name]. Dan lagi, kak [name] juga cantik kok."
'Sial, kayaknya gue nge blus deh.' Merasa perkirananya benar. [name] membuang pandangan kearah anak-anak kelasnya yang asik bergosip soal kekeyi.
"Kak [name] nggak ngelarang Atsumu buat deketin kakak kan?" tanya Atsumu.
"Terserah." Masih dengan pandangan yang tertuju pada gerombolan penggosip.
Senyum sumringah kembali bertengger di bibir Atsumu. Bagai serangan agresi militer Belanda, Atsumu tiba-tiba menggenggam tangan Bambang. Si pemilik tangan kaget bukan main. Kemudian Atsumu menyerahkan kantong plastik yang sedari tadi dipegangnya ke cewek itu.
"Ini buat kak [name]. Di situ ada yougurt, roti coklat, sama cilok. Itu semua makanan favorit kakak kan. Sebenarnya tadi, Atsumu juga mau beliin seblak. Cuma ngantri nya lama banget. Maaf ya."
"Lo tahu dari mana makanan favorit gue?"
"Apa sih yang Atsumu nggak tahu dari kak [name]."
"Dih."
"Kak, nanti Atsumu anter kak [name] pulang ya."
Bambang kaget. Apaan sih. Kalau mau pdkt bukannya ini terlalu ekstrim dan terang-terangan. "Nggak usah. Pulang nanti gue ada kumpulan bareng anak teater. Bakal lama."
"Atsumu tunggu."
"Lo nggak tahu sih, anak teater banyak bacot. Kalau kumpulan bisa nyampe maghrib sendiri."
"Justru karena sampe maghrib, Nggak bisa dong Atsumu biarin kak [name] pulang sendirian. Boleh ya?"
Ntah efek insomnia atau efek meladeni Atsumu. Kepala Bambang jadi pening. Ia ingin segera mengakhiri konversasi ini dan kembali tiduran. "Terserah lo aja deh."
"Yes!"
"Dahlah, mending sana lo balik aja."
"Jangan lupa di makan ya."
Tanpa mempedulikan Atsumu yang masih di depan kelas. Bambang kembali masuk di dalam kelas. Disana ada Milea, teman sebangkunya yang sudah berdiri memasang wajah jahil. "Cie... di samperin sama adek kelas kece nih."
"Lo tahu dia?"
"Tahu dong, dia lumayan terkenal lho. Degem favorit kakel," jelas milea.
Tak heran sih. Atsumu ganteng. Kelihatan atletis. Ramah pula. Yang aneh adalah, kenapa Atsumu bisa suka sama dia. "Lo juga suka Atsumu ya, Mil?"
Milea mengangguk antusias.
"Gue bilangin ke Dilan nih."
"Jangan gitu dong."
"Dahlah, gue mau lanjut tidur. Nih jajan buat lo." Di lemparkannya kantong plastik pemberian Atsumu tadi kepada Milea. Dan kontan saja, kantong plasttic tersebut jatuh keatas muka Milea. Untung saja tidak ada Dilan disini. Kalau ada bisa habis di cincang si Bambang ini.
"Jahat banget sih!"
"Bodo." Bambang kembali merebahkan tubuhnya dalam posisi miring diatas kursi yang berderet. Mengabaikan kebisingan, Bambang memejamkan mata. Saatnya bersantai.
"Waktu istirahat telah berakhir."
Rasa ingin berkata kasar stonk.
*
"Kamarin gue nonton ratu ilmu hitam. Gila, keren. Zahranya juga cantik."
"Ten, lo mau nonton filmnya atau nonton zahranya," tanya Sawamura yang lagi asik main Uno bareng Sugawara, Kiyoko, juga Hana.
"Dua-duanya," jawab Tendou girang.
Jadi, mereka sedang berada di ruang eskul MJ3. Ruangan ini memilik luas sama dengan ruang kelas, mungkin setengah kali lebih luas. Ada lemari pakaian yang digunakan untuk menyimpan kostum. Dan rak kaca yang menjadi tempat disimpannya aksesoris dan naskah-naskah. Ada satu meja dan empat kursi yang sedang di gunakan para player Uno. Mereka sengaja tidak meminta tambahan kursi. Lesehan lebih mantap. Toh, setiap hari lantai selalu di pel. Kalau masuk pun wajib melepas alas kaki.
Di ruangan ini ada Oikawa yang sedang live ig. Para player Uno. Tendou yang sedang bercerita ke Iwaizumi. Tapi entah Iwaizumi dengerin apa tidak. Soalnya, dari tadi Iwaizumi asik makan ubi cilembu. Matsukawa sama Hanamaki yang lagi mabar ff di pojokan sana. Sementara itu, Oojiro Aran sedang asik bobo cantik. Mereka sedang menunggu kelengkapan anggota agar bisa melaksanakan rapat secepat mungkin.
Pintu terbuka. Semua atensi berkumpul pada dua cewek yang baru saja datang.
"Bang, milea, kalian lama banget sih!" hardik Hana.
"Sori, sori." Milea melepas sepatu lalu langsung masuk kedalam ruangan.
"Tadi abis nganter Milea ngapel dulu sama dilan," ucap Bambang yang ikut masuk kedalam ruangan. "Belum mulai nih?"
"Belum, masih nunggu pak ketu, juga yang lainnya," jelas Shimizu. "Dua biru."
"Sial, gue nggak punya!" keluh Sugawara.
"Gilasih, lo main Uno apa koleksi kartu Sug, banyak bener," ejek Tendo. Merasa omongannya tidak di gubris Iwaizumi. Tendou pun beralih untuk merecoki para pemain Uno.
"Berisik lu!" Sugawara sibuk jejerin kartunya diatas meja. Saking banyaknya kartu yang dia punya, tangannya sampai tidak cukup untuk memegang semua itu.
Tendou tertawa. "Buset sih, ini sohib lo kocak banget Saw."
"Orang asing diam aja, nggak usah banyak bacot," celetuk Hana yang risih karena Tendou mengganggu kehidmatannya bermain Uno.
Pintu yang tadi sudah di tutup, kembali terbuka. Kali ini Kuroo dan Yaku yang mucul dari pintu tersebut.
"Yuk, langsung mulai aja," ucap Kuroo yang langsung nyelonong masuk ke dalam.
"Masih belum komplit lho," kata Hana.
"Bokuto ada latihan voli. Ushijima sama Yukie di paskib. Suguru lagi galau karena putus lagi sama Mika. Ohira lagi latihan basket," jelas Kuroo. "Nggak tahu Asahi kemana."
"Asahi lagi muncak Kur. Katanya baru balik besok," jelas Sawamura.
"Oh gitu." Kuroo selaku ketua MJ3 mengangguk paham. "Yuk mulai aja."
Hamanaki sama Matsukawa terpaksa AFK. Mending AFK dari pada nanti disembur Kuroo terus di tendang Yaku. Oikawa terpaksa stop live ig, padahal penontonnya lagi banyak. Yang main uno terpaksa bubar. Padahal sebentar lagi Kiyoko yang menang. Aran yang lagi tidur dibangunin sama Iwaizumi. Susah, tapi Iwaizumi tidak menyerah. Aran pun bangun dengan muka bingung.
Mereka duduk melingkar. Di tengah-tengah mereka di kasih boneka bekas yang Tendou temuin di gudang sekolah kemarin. Yang naroh boneka di tengah-tengah juga Tendou. Katanya biar memacu adrenalin dan anti kantuk.
"Langsung mulai aja ya rapat kali ini. Rapat untuk menentukan anggota MJ3 yang baru," kata Paketu, alias Kuroo tertsuro.
Seperti biasa. Inti pembahasannya sedikit. Pembicaraan mereka meleber ke berbagai hal. Mulai dari gosip artis, gosip sekolah, sampai cerita horror. Memang seperti ini. Segala perundingan MJ3 selalu jauh dari kata serius.
"Yakin nih mau masukin anak ini?" tanya Hana tampak ragu. "Katanya dia anak nakal loh. Pas MPLS kemarin aja dia buat banyak masalah. Osis sampai kewalahan."
"Lo kira orang di samping lo nggak gitu," sindir Iwaizumi pada Tendou.
"Ada apa dengan gue?" Tendou berjengit. Dia tidak merasa rupanya.
"Tapi kemampuan aktingnya lumayan," kata Kiyoko.
"Kita rekrut saja dulu. Kalau dia menyebabkan banyak masalah tinggal kita kick saja," ucap Kuroo. "Simpel kan."
Matsukawa dan Hanamaki bertepuk tangan. Tendou pun ikut. Entah apa yang mereka berikan tepuk tangan itu.
"Buat kru, udah nemuin orang-orangnya?" tanya Kuroo.
"Udah kok. Gue juga udah rembugan sama anak-anak. Asahi belum tahu sih, tapi gue yakin dia akan ikut suara terbanyak," jelas Iwaizumi.
"Clear ya buat kru," ujar Kuroo.
"Kur, ini ada satu orang yang pas nih. Namanya Miya Atsumu, aktingnya kece," kata Tendou. Beruntung dalam rapat ini tidak ada Yukie dan Bokuto. Kalau ada mereka berdua bisa ember kalau Tendou sempat beradu akting sebagai guy dengan Atsumu. Mulut mereka berdua itu bak samudra. "Bener kan Bam?"
"Ah iya. Aktingnya bagus mendalami sekali."
"Bentar, bentar..." Matsukawa mengangkat kedua tangannya, memberikan isyarat untuk tidak ada siapapun yang berbicara. "Miya Atsumu itu yang bilang masuk MJ3 biar bisa deket sama Bambang kan?"
Kuroo yang sedang minum kratindeng langsung tersedak. Satu ruangan kaget. Kecuali Tendou. Bambang sendiri kaget. Kok bisa Matsukawa tahu. Ini pasti ulah Bokuto dan mulut samudranya.
"Cie... di incar degem nih..." ejek Hanamaki.
"Miya Atsumu yang mana sih, gue nggak tahu." Iwaizumi kebingungan.
"Bukannya itu artis bokep jepang ya," tebak Aran.
"Itu Miyabi, Aran," kata Sugawara.
"Wah, wah, lo ajarin apa nih ke Sugawara sampai dia tahu soal perbokepan. Parah nih Sawamura," tuduh Tendou.
Sawamura langsung menimpuk wajah Tendou dengan munggunakan wadah kartu uno dan isinya.
"Asu!" begitulah suara Tendou saat kena timpuk.
"Ituloh Iwa-chan, yang sok cakep itu," jelas Oikawa.
"Punten, itu dibelakang lo ada kaca lho," kata Yaku.
Bambang meraup wajah frustasi. Kenapa malah jadi begini. "Nggak usah bahas itu lagi, nggak penting. Ini nih..." ia menepuk-nepuk tumpukan kertas didepannya. "...ini lebih penting."
"Cie... ada yang malu nih," goda Matsukawa.
"Dih, itu pipinya si Bambang merah." Hanamaki malah ikut-ikutan.
"Salto nih, salto." Sialnya Tendou juga ikutan.
Hana yang berada disamping Tendou pun memukul pelan pundak laki-laki itu. "Yang benar itu salting!"
Bambang meringis. Kalau sudah begini percuma saja dia teriak sambil kayang, tidak akan mereka dengar.
Brakk...
"Oke kembali ke topik. Bahas gosip lain kali aja."
Bambang melirik ke Kuroo. dalam hati ia berterimakasih pada pak ketu karena berkat pukulannya pada lemari pakaian semua ejekan yang di tunjukkan padanya langsung berhenti.
Rapat kembali berfokus seputar perekrutan anggota. Lagi, tidak serius masih ada banyolan dan gosip. Tapi tak separah masalah Bambang dan Atsumu tadi.
Begitu adzan magrib berkumandang, rapat pun selesai. Sebenarnya, kalau bacot nya dikurangi sedikit saja. Rapatnya bisa selesai lebih cepat. Tapi bukan MJ3 kalau tidak bacot.
"Makan bubur di kasih selai," kata Tendou.
"Cakep!" sahut Hanamaki sama Matsukawa.
"Akhirnya selesai!" seru Tendou. Dia pun menari-nari tidak jelas dan anehnya, Matsukawa sama Hanamaki mengikuti tingkah absurd Tendou.
Melihat tingkah ketiga teman eskulnya itu, Bambang Cuma bisa geleng-geleng.
"Bang!"
[name] tidak suka di panggil Bambang. Tapi setiap ada yang memanggil Bam, bang, atau Bambang dia refleks menoleh. [name] jadi kesal. Rupanya Kuroo yang memanggil namanya. "Ya?"
"Pulangnya gue anter ya."
"Nggak usah Kur, nggak perlu," sanggah [name] buru-buru.
"Ini udah magrib, angkot udah jarang yang lewat."
"Gue bisa pesen ojek." Bambang menepuk pelan bahu Kuroo lalu berlalu. "Gue duluan. Dah..."
"Bam, mau pulang sekarang?" tanya Hana. Bambang mengangguk. "Tiati ya. Sori ga bisa nemenin."
"Santai. Duluan ya, bye..."
Bambang berjalan keluar ruangan. Langit sudah gelap. Sekolah sudah sepi. Walau masih ada beberapa siswa-siswi yang berlalu lalang. Mereka anak-anak eskul. Di persimpangan jalan menuju gerbang, Bambang kaget. Dia bukan melihat kunti, tuyul, genderuwo, atau badarawuhi. Tapi dia melihat Atsumu yang tengah menunduk memainkan ponsel pintar keluaran terbaru. Atsumu memakai baju lengan panjang yang lengannya di gulung sampai siku dan celana pendek. Sepatunya pun sudah diganti dengan sepatu olahraga. Sepertinya dia habis ikut eskul olahraga.
Sadar dari keterkejutannya. Bambang bergegas pergi tanpa sepengetahuan Atsumu. Naas, baru melangkah satu kali. Atsumu justru memergokinya.
"Kak [name]," sapa Atsumu sambil berjalan mendekat. "Rapatnya udah?" Atsumu sudah berada di depan [name].
Yang ditanya hanya mengangguk singkat. "Lo ngapain?"
Atsumu menebar senyum. "Nungguin kak [name]."
"Alasan. Lo juga habis ada eskul kan."
Atsumu tertawa pelan. "Tahu aja sih kak [name]. Atsumu emang abis eskul. Tapi eskulnya udah bubar dari sekitar jam lima. Terus sambil nungguin kak [name], Atsumu mainin hp."
"Hilih." [name] berjalan melewati Atsumu. Si junior mengekor.
"Pulangnya Atsumu anter ya."
"Nggak usah."
"Katanya jam segini angkot udah jarang lho."
"Gue naik ojol."
"Mending dianterin Atsumu. Lebih hemat."
"Nggak."
"Ayo dong kak, Atsumu udah bawa dua helm nih."
Bambang mempertimbangkan tawaran Atsumu. Tidak rugi juga sih. Toh hari ini kan dia belum isi kuota. Jadi mana bisa mesen ojol. Masa iya minta hotspot ke Atsumu, memalukan sekali.
"Yaudah iya."
Atsumu bersorak. "Nanti biar nggak jatuh, pegangan Atsumu ya. Peluk aja nggak apa-apa," ucap Atsumu.
"Ga."
TbC
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro