021
Mari awali part ini dengan asupan.
---
Seperti biasa, sebuah permainan kembali dilakukan oleh kedua orang yang berbeda gender dan usia itu. Kali ini mereka bermain mah jong yang bahkan author juga tidak tahu gimana cara memainkannya.
(Name) sendiri terpaksa mempelajari semua permainan judi untuk lebih mempermudahnya berdiskusi dengan beberapa orang yang sedikit sulit di pahami dan dihadapi, seperti Rinne ini.
Izumi dan Hiiro tentu saja hanya berdiri memperhatikan kedua orang itu.
"Aku menang lagi,"
"Haa... Kapan orecchi bisa menang dari anda nona ?"
"Aku tidak tahu,"
(Name) menunjukan kedua simbol itu pada Rinne. Tanpa ia katakan harusnya pria itu tahu apa maksud (name) menunjukannya.
"Orecchi sendiri belum pernah melihat simbol ini sebelumnya, oi Hiiro, kamu tahu ini?"
Hiiro yang dipanggil kakaknya itu langsung mendekatinya dan memperhatikan 2 simbol yang di tunjukan padanya. Ia mencoba mengingat-ngingatnya. (Name) berpikir mungkin Hiiro akan merasa familiar dengan simbol ini, sayangnya...
"Aku juga tidak tahu,"
(Name) menghela nafas kasar. Bahkan kedua kakak beradik Amagi ini tidak tahu tentang simbol ini. Sepertinya yang dikatakan bahwa ini akan lebih sulit memang benar adanya.
"Tapi bagaimana simbol itu bisa nyaris persis dengan simbol tempat judimu, Rinne nii-san?" Tanya (name).
"Itu bukanlah hal yang baru jika ada simbol yang nyaris mirip di beberapa tempat," Ucap Rinne.
Tidak salah sih, beberapa simbol pasti akan memiliki kemiripan dan bahkan ada yang nyaris persis. Namun dibalik itu pasti ada ciri khas tersendiri. Sayangnya (name) tidak mengenali sedikit pun ciri khas yang tersembunyi dari simbol plakat ini.
"Rinne nii-san tidak pernah melihat ini dimana pun?" Tanya (name).
"Tidak,"
Baiklah sekarang (name) bingung harus bagaimana.
---
Seluruh data lokal sudah diperiksa. Tetap saja tidak ada yang bisa ia temukan sebagai petunjuk. (Name) sudah meminta Izumi dan Makoto untuk menelusuri seluruh kota, tetap saja rasanya sangat sulit.
Sekarang hari sudah malam. (Name) masih terjaga dari tidurnya. Ia mempehatikan keluar jendela dimana dua orang butlernya terlihat sedang menangani tikus-tikus.
Besok ia akan sibuk dengan beberapa hal. Seharusnya ia tidur sekarang, tapi mata sulit untuk terpejam.
Mika? Dia sudah tidur di kamarnya sendiri sejak dari tadi.
DOR
PRANG
"AAAAA!"
"NONA!"
Entah bagaimana sebuah peluru melesat ke arah jendela kamar (name) tanpa Izumi sadari. Memang peluru itu tidak mengenai (name). Namun karena terkejut, tanpa sadar (name) mendorong jendela yang ada di depannya dan kehilangan keseimbangan hingga terjatuh.
Izumi langsung berlari secepat mungkin untuk menangkap tubuh (name).
Untungnya Izumi tepat waktu, ia berhasil menangkat tubuh (name) dengan selamat.
Izumi memeluk tubuh (name) sebagai bentuk perlindungan. Gadis kecil yang bertubuh mungil itu mulai gemetar ketakutan. Bagaimana bisa ada yang menyerang tiba-tiba seperti ini.
"Mi-Mika bagaimana?" Tanya (name).
"Disana ada anak baru itu,"
Anak baru yang dimaksud Izumi adalah HiMERU. Entah kenapa Izumi memanggilnya seperti itu. Padahal HiMERU tidak bisa dibilang baru lagi sih walaupun memang benar dia yang paling terakhir masuk ke kediaman ini.
"Chou uzai, malam ini para tikus benar-benar merepotkan,"
---
"Bagaimana?"
"Sesuai permintaan,"
Seringai muncul di wajahnya. Menampilkan taring mungil yang terkesan manis itu.
Pria yang tengah berlutut itu melirik ke arah tuannya yang hanya tersenyum. Ada rasa iba dan kasihan ketika melihatnya.
"Semua adalah kesalahannya,"
―――― Midnight Butler ――――
𝕿𝖔 𝖇𝖊 𝖈𝖔𝖓𝖙𝖎𝖓𝖚𝖊𝖉
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro